Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

BAHASA MANUSIA: HAKIKAT, CIRI, DAN PROSES

Mata kuliah Ilmu Lughoh An-Nafsi

DISUSUN OLEH :
NOVIA IKKO ANGGRAINI (12011200042)

DOSEN PEMBIMBING :
MUHAMMAD FIDRI, M.Pd.

INSTITUT ABDULLAH SAID BATAM


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
PENDIDIKAN BAHASA ARAB
2022
KATA PENGANTAR

‫ﺑﺴﻢ اﻟﻠﻪ اﻟﺮﺣﻤﻦ اﻟﺮﺣﻴﻢ‬

Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah Tuhan Yang Maha Esa,
karena atas rahmat dan karunia yang telah diberikan, penulis dapat menyusun
makalah ini yang berjudul “Bahasa Manusia: Hakikat, Ciri, dan Proses”. Tak lupa
pula kami haturkan shalawat serta salam kepada junjungan Rasulullah Muhammad

‫ﷺ‬. Semoga syafa’atnya mengalir pada kita di hari akhir kelak.


Ucapan terima kasih kami berikan kepada Bapak Dosen, Muhammad Fidri,
M.Pd. selaku dosen pengampu mata kuliah Ilmu Lughoh An-Nafsi yang telah
memberikan ilmu serta arahan pada tugas makalah ini. Dan tanpa bimbingan Beliau
mungkin tugas ini tidak akan terselesaikan dengan tepat.

Selanjutnya ucapan terima kasih kami berikan kepada teman- teman yang
telah mau bekerja sama dan memberikan bantuannya terhadap tugas ini, tanpa
mereka makalah ini juga tidak akan terselesaikan tepat pada waktunya. Harapan
penulis, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembacanya serta dapat
menambah pengetahuan dan pemahaman pada pembahasan makalah ini. Amin.

Penulis menyadari bahwa makalah yang di buat ini belum sempurna, baik
dari segi penulisannya maupun dari segi makalah itu sendiri. Oleh karena itu,
penulis menerima saran dan kritikan dari pembaca demi perbaikan makalah ini
untuk masa yang akan datang.

Batam, 19 Sepember 2022

Penulis

Novia Ikko Anggraini

i
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR ......................................................................................... i

DAFTAR ISI ...................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 1

A. Latar Belakang ....................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah .................................................................................. 1

C. Tujuan Penulisan Makalah .................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN .................................................................................... 3

A. Hakikat Bahasa Manusia ................................................................................ 3

1. Pengertian Hakikat Bahasa Manusia .............................................. 3

2. Fungsi Bahasa .................................................................................. 5

B. Ciri – Ciri Bahasa Manusia ............................................................................ 8


C. Proses Bahasa .................................................................................................. 11

BAB III PENUTUP .......................................................................................... 12

A. Kesimpulan .......................................................................................... 12

B. Saran .................................................................................................... 12

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 13

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Sejak zaman dahulu, bahkan mungkin sejak zaman manusia diciptakan, bahasa
merupakan salah satu aspek yang tidak dapat dipisahkan dari seluruh kehidupan
umat manusia. Oleh karena itulah, bahasa sampai saat ini merupakan sebuah
persoalan yang sering dimunculkan dan dicari jawabannya. Mulai dari “apa itu
bahasa” sampai dengan “dari mana asal bahasa itu?”. Banyak jawaban dan teori
yang telah disodorkan. Akan tetapi, semuanya belum memuaskan. Mengapa
demikian? Karena bahasa senantiasa hadir dan dihadirkan. Ia berada dalam
kehidupan dan diri manusia, dalam alam, dalam sejarah, dalam wahyu Allah. Ia
hadir karena karunia Allah. Karena bahasa merupakan karunia Allah maka upaya
mengetahuinya merupakan suatu kewajiban dan sekaligus merupakan amal saleh.
Jika seorang mampu mengetahui berbagai bahasa, maka ia sudah pasti termasuk
orang yang banyak pengetahuannya.
Istilah bahasa tentu bukan merupakan hal yang baru bagi kita. Istilah tersebut
setiap saat selalu kita dengar, baca, atau bahkan digunakan untuk berkomunikasi
secara lisan maupun tulisan. Bukan hanya itu, hampir setiap saat dalam kehidupan
sehari-hari, kita menggunakan bahasa atau berbahasa. Begitu seringnya kita
menggunakan istilah bahasa atau menggunakan bahasa maka terkadang kita lupa
untuk memahami apa sesungguhnya hakikat dan fungsi bahasa itu. Diperlukan
studi mengenai hakikat, ciri- ciri, dan proses bahasa agar dapat mengukur sejauh
mana pemahaman terhadap kegiatan berbahasa yang berlangsung.
B. Rumusan Masalah
Mengacu pada latar belakang masalah di atas, dapat ditarik rumusan masalah
pokok, yakni :
1. Apa pengertian hakikat bahasa manusia?
2. Apa saja ciri – ciri bahasa manusia?

1
3. Bagaimana proses berbahasa?

C. Tujuan Pembuatan Makalah


Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan pembuatan makalah adalah:
1. Untuk mengetahui pengertian hakikat bahasa manusia
2. Untuk memahami ciri – ciri bahasa manusia
3. Untuk mengetahui bagaimana proses berbahasa

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Hakikat Bahasa Manusia


1. Pengertian Hakikat Bahasa Manusia
Bahasa merupakan suatu ungkapan yang mengandung maksud untuk
menyampaikan sesuatu kepada orang lain. Sesuatu yang dimaksudkan oleh
pembicara bisa dipahami dan dimengerti oleh pendengar atau lawan bicara
melalui bahasa yang diungkapkan. Fungsi utama bahasa adalah sebagai alat
komunikasi.
Bahasa adalah alat komunikasi yang digunakan sesama manusia dalam
berinteraksi melalui pertukaran simbol-simbol linguistik baik verbal maupun
nonverbal. Bahasa sebagai media komunikasi agar lebih mudah dipahami oleh
pihak lain karena dapat mentransmisikan informasi dengan menggunakan
simbol - simbol bahasa.
Bahasa adalah satu sistem, sama dengan sistem-sistem lain, yang
sekaligus bersifat sistematis dan bersifat sistemis. Bahasa itu bukan merupakan
satu sistem tunggal melainkan dibangun oleh sejumlah subsistem (subsistem
fonologi, Sintaksis, dan leksikon). Sistem bahasa ini merupakan sistem
lambang, sama dengan sistem lambang lalu lintas, atau sistem lambang lainnya.
Hanya, sistem lambang bahasa ini berupa bunyi, bukan gambar atau tanda lain,
dan bunyi itu adalah bunyi bahasa yang dilahirkan alat ucap manusia.
Untuk memahami hakikat bahasa, kita perlu memahami dua hal penting.
Pertama, tentang semua sistem komunikasi binatang dibandingkan dengan
bahasa manusia untuk melihat apakah binatang dapat dikatakan berbicara
dalam arti yang sesungguhnya1. Kedua, beragam upaya mengajari binatang

1Kholid A. Harras dan Andika Dutha Bachari, Dasar – dasar PsikolinguistikI (Bandung:
UPI PRESS: 2009), hal 19

3
untuk berbahasa juga dibahas dalam bab ini. Tujuan semua kajian itu tidak lain
adalah untuk melihat apakah hanya manusia yang memiliki potensi untuk
berbicara. Apakah kita secara biologis terpilih sebagai binatang yang berbicara
atau tidak.
Apakah binatang berbicara? Tugas kita pertama-tama adalah
menemukan apakah binatang itu sesungguhnya mempunyai bahasa. Untuk
menemukan jawaban itu, kita perlu membuat bandingan antara bahasa manusia
dengan komunikasi binatang.
Pertama yang perlu kita pertimbangkan adalah apakah kita
membandingkan sistem yang berbeda secara kuantitatif atau secara kualitatif.
Bahasa manusia mungkin berkembang secara gradual dari sarana komunikasi
binatang yang primitif dalam garis pertumbuhan yang berkesinambungan.
Pandangan semacam itu berangkat dari teori yang dikenal dengan teori
kontinuitas. Pada sisi lain, yakni teori diskontinuitas, menyatakan bahwa
bahasa manusia itu berbeda dengan bahasa binatang.
Pendukung teori kontinuitas mengatakan bahwa bahasa tumbuh dari
sistem panggil primata, seperti yang digunakan oleh kera sekarang ini. Mereka
berasurnsi bahwa manusia mulai ‘berbahasa’ dengan seperangkat teriakan di
mana tiap-tiap teriakan itu mempunyai maknanya masing-masing seperti
bahaya, ikutilah saya, atau jangan sentuh betina itu, ia milik saya.
Teriakan-teriakan itu secara bertahap diperluas dan pelan-pelan berevolusi
menjadi bahasa.
Pendukung teori diskontinuitas menyatakan bahwa manusia masih
mempertahankan perangkat dasar teriakan binatang, yang masih berdampingan
dengan bahasa. Erang kesakitan, teriakan ketakutan, serta beragam tangisan
bayi mungkin masih relevan dengan sistem panggil kera. Bila pandangan itu
benar, tentu sukarlah untuk membandingkan sarana komunikasi manusia dan
binatang. Hal semacam itu seperti membandingkan dua hal yang berbeda
seperti membandingkan bahasa Cina dengan seperangkat lampu lalu lintas.

4
Masalah penting kedua yang kita hadapi ialah tidak mudah untuk
menentukan mana yang dianggap sebagai komunikasi binatang. Untuk
menentukannya kita harus memperhatikan contoh-contoh di mana binatang itu
secara sengaja mencoba menyampaikan informasi.
2. Fungsi Bahasa
Pada dasarnya, bahasa memiliki fungsi-fungsi tertentu yang digunakan
berdasarkan kebutuhan seseorang, yakni sebagai alat untuk mengekspresikan
diri, sebagai alat untuk berkomunikasi, sebagai alat untuk mengadakan integrasi
dan beradaptasi sosial dalam lingkungan atau situasi tertentu, dan sebagai alat
untuk melakukan kontrol sosial (Keraf, 1997: 3). Berikut fungsi – fungsi dari
bahasa, yaitu:
a. Bahasa sebagai alat ekspresi diri
Pada awalnya, seorang anak menggunakan bahasa untuk
mengekspresikan kehendaknya atau perasaannya pada sasaran yang tetap,
yakni ayah-ibunya. Dalam perkembangannya, seorang anak tidak lagi
menggunakan bahasa hanya untuk mengekspresikan kehendaknya,
melainkan juga untuk berkomunikasi dengan lingkungan di sekitarnya.
Setelah dewasa, kita menggunakan bahasa, baik untuk mengekspresikan
diri maupun untuk berkomunikasi. Seorang penulis mengekspresikan
dirinya melalui tulisannya. Sebenarnya, sebuah karya ilmiah pun adalah
sarana pengungkapan diri seorang ilmuwan untuk menunjukkan
kemampuannya dalam sebuah bidang ilmu tertentu. Jadi, kita dapat menulis
untuk mengekspresikan diri kita atau untuk mencapai tujuan tertentu.
Pada saat menggunakan bahasa sebagai alat untuk mengekspresikan
diri, si pemakai bahasa tidak perlu mempertimbangkan atau memperhatikan
siapa yang menjadi pendengarnya, pembacanya, atau khalayak sasarannya.
Ia menggunakan bahasa hanya untuk kepentingannya pribadi. Fungsi ini
berbeda dari fungsi berikutnya, yakni bahasa sebagai alat untuk
berkomunikasi.

5
Sebagai alat untuk menyatakan ekspresi diri, bahasa menyatakan secara
terbuka segala sesuatu yang tersirat di dalam dada kita, sekurang-kurangnya
untuk memaklumkan keberadaan kita. Unsur-unsur yang mendorong ekspresi
diri antara lain:
1) Agar menarik perhatian orang lain terhadap kita,
2) Keinginan untuk membebaskan diri kita dari semua tekanan emosi
b. Bahasa sebagai alat komunikasi
Komunikasi merupakan akibat yang lebih jauh dari ekspresi diri.
Komunikasi tidak akan sempurna bila ekspresi diri kita tidak diterima atau
dipahami oleh orang lain. Dengan komunikasi pula kita mempelajari dan
mewarisi semua yang pernah dicapai oleh nenek moyang kita, serta apa
yang dicapai oleh orang-orang yang sezaman dengan kita.
Sebagai alat komunikasi, bahasa merupakan saluran perumusan maksud
kita, melahirkan perasaan kita dan memungkinkan kita menciptakan kerja
sama dengan sesama warga. Ia mengatur berbagai macam aktivitas
kemasyarakatan, merencanakan dan mengarahkan masa depan kita.
Pada saat kita menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi, kita sudah
memiliki tujuan tertentu. Kita ingin dipahami oleh orang lain. Kita ingin
menyampaikan gagasan yang dapat diterima oleh orang lain. Kita ingin
membuat orang lain yakin terhadap pandangan kita. Kita ingin
mempengaruhi orang lain. Lebih jauh lagi, kita ingin orang lain membeli
hasil pemikiran kita. Jadi, dalam hal ini pembaca atau pendengar atau
khalayak sasaran menjadi perhatian utama kita. Kita menggunakan bahasa
dengan memperhatikan kepentingan dan kebutuhan khalayak sasaran kita.
Pada saat kita menggunakan bahasa untuk berkomunikasi, antara lain
kita juga mempertimbangkan apakah bahasa yang kita gunakan laku untuk
dijual. Oleh karena itu, seringkali kita mendengar istilah “bahasa yang
komunikatif”. Misalnya, kata makro hanya dipahami oleh orang-orang dan
tingkat pendidikan tertentu, namun kata besar atau luas lebih mudah

6
dimengerti oleh masyarakat umum. Kata griya, misalnya, lebih sulit
dipahami dibandingkan kata rumah atau wisma. Dengan kata lain, kata
besar, luas, rumah, wisma, dianggap lebih komunikatif karena bersifat lebih
umum. Sebaliknya, kata-kata griya atau makro akan memberi nuansa lain
pada bahasa kita, misalnya, nuansa keilmuan, nuansa intelektualitas, atau
nuansa tradisional.
Bahasa sebagai alat ekspresi diri dan sebagai alat komunikasi sekaligus
pula merupakan alat untuk menunjukkan identitas diri. Melalui bahasa, kita
dapat menunjukkan sudut pandang kita, pemahaman kita atas suatu hal, asal
usul bangsa dan negara kita, pendidikan kita, bahkan sifat kita. Bahasa
menjadi cermin diri kita, baik sebagai bangsa maupun sebagai diri sendiri.
c. Bahasa sebagai alat integrasi dan adaptasi sosial
Bahasa disamping sebagai salah satu unsur kebudayaan,
memungkinkan pula manusia memanfaatkan pengalaman-pengalaman
mereka, mempelajari dan mengambil bagian dalam pengalaman-
pengalaman itu, serta belajar berkenalan dengan orang-orang lain. Anggota-
anggota masyarakat hanya dapat dipersatukan secara efisien melalui
bahasa. Bahasa sebagai alat komunikasi, lebih jauh memungkinkan tiap
orang untuk merasa dirinya terikat dengan kelompok sosial yang
dimasukinya, serta dapat melakukan semua kegiatan kemasyarakatan
dengan menghindari sejauh mungkin bentrokan-bentrokan untuk
memperoleh efisiensi yang setinggi-tingginya. Ia memungkinkan integrasi
(pembauran) yang sempurna bagi tiap individu dengan masyarakatnya.
Cara berbahasa tertentu selain berfungsi sebagai alat komunikasi,
berfungsi pula sebagai alat integrasi dan adaptasi sosial. Pada saat kita
beradaptasi kepada lingkungan sosial tertentu, kita akan memilih bahasa
yang akan kita gunakan bergantung pada situasi dan kondisi yang kita
hadapi. Kita akan menggunakan bahasa yang berbeda pada orang yang
berbeda. Kita akan menggunakan bahasa yang nonstandar di lingkungan

7
teman-teman dan menggunakan bahasa standar pada orang tua atau orang
yang kita hormati.
d. Bahasa sebagai alat kontrol sosial
Sebagai alat kontrol sosial, bahasa sangat efektif. Kontrol sosial ini
dapat diterapkan pada diri kita sendiri atau kepada masyarakat. Berbagai
penerangan, informasi, maupun pendidikan disampaikan melalui bahasa.
Buku-buku pelajaran dan buku-buku instruksi adalah salah satu contoh
penggunaan bahasa sebagai alat kontrol sosial.
Ceramah agama atau dakwah merupakan contoh penggunaan bahasa
sebagai alat kontrol sosial. Lebih jauh lagi, orasi ilmiah atau politik
merupakan alat kontrol sosial. Kita juga sering mengikuti diskusi atau acara
bincang-bincang (talk show) di televisi dan radio. Iklan layanan masyarakat
atau layanan sosial merupakan salah satu wujud penerapan bahasa sebagai
alat kontrol sosial. Semua itu merupakan kegiatan berbahasa yang
memberikan kepada kita cara untuk memperoleh pandangan baru, sikap
baru, perilaku dan tindakan yang baik. Di samping itu, kita belajar untuk
menyimak dan mendengarkan pandangan orang lain mengenai suatu hal.
Contoh fungsi bahasa sebagai alat kontrol sosial yang sangat mudah kita
terapkan adalah sebagai alat peredam rasa marah. Menulis merupakan salah
satu cara yang sangat efektif untuk meredakan rasa marah kita.
Tuangkanlah rasa dongkol dan marah kita ke dalam bentuk tulisan.
Biasanya, pada akhirnya, rasa marah kita berangsur-angsur menghilang dan
kita dapat melihat persoalan secara lebih jelas dan tenang.
B. Ciri – Ciri Bahasa Manusia
Untuk membandingkan bahasa manusia dengan sistem komunikasi binatang,
langkah pertama ialah kita berupaya mendefinisikan bahasa. Bloch dan Trager
(1942), misalnya, memberikan definisi bahasa itu sebagai berikut. Bahasa adalah
sistem lambang bunyi ujar yang bersifat manasuka yang merupakan sarana

8
kelompok sosial bekerja sama. Jika kita perhatikan definisi tersebut, terdapat
beberapa unsur penting dalam bahasa, yakni:
a) Bahasa itu sistem
Artinya, bahasa adalah sejumlah unsur yang beraturan. Unsur-unsur
bahasa itu diatur. Bahasa terbentuk oleh suatu aturan atau kaidah atau pola yang
teratur dan berulang, baik dalam tata bunyi, tata bentuk kata maupun tata
kalimat. Apabila aturan atau kaidah ini dilanggar maka komunikasi dapat
terhambat
b) Bahasa itu lambang bunyi
Bahasa merupakan lambang bunyi yang bersifat arbitrer. Lambang
merupakan tanda yang dipergunakan oleh suatu kelompok sosial berdasarkan
perjanjian dan untuk memahaminya harus dipelajari.
c) Bahasa itu dihasilkan oleh alat ucap manusia
Bunyi yang dihasilkan alat ucap manusia saja yang dapat digolongkan
bahasa. Namun, tidak semua bunyi yang dihasilkan alat ucap manusia dapat
disebut bahasa. Batuk, bersin, misalnya bukanlah bahasa. Hanya bunyi berupa
ujaranlah yang disebut bahasa. Huruf-huruf adalah turunan bunyi. Sifatnya pun
arbitrer atau manasuka.
d) Bahasa itu bersifat arbitrer (manasuka)
e) Bahasa itu merupakan sarana komunikasi antarmanusia.

Ciri - ciri bahasa manusia sebagai berikut:


a) jalur vokal-auditoris
Yaitu bunyi bahasa dihasilkan oleh alat ucap manusia dan mekanisme
pendengaran menerimanya.
b) Arbiter
Yaitu mempunyai makna bahwa bahasa manusia itu menggunakan lambang
yang bersifat sewenang – wenang. Artinya antara lambang dengan yang

9
dilambangkan tidak mempunyai hubungan makna. Bahasa merupakan hasil
kesepakatan bersama atau konvensi.
c) Kebermaknaan
Ciri ini berarti bahwa bahasa mengacu pada objek atau tindakan.
d) Transmisi budaya
Ciri ini menunjukkan bahwa bahasa manusia itu diturunkan dari generasi
sebelumnya.
e) Penggunaan spontan
Ciri ini bersifat social. Penggunaan spontan menunjukkan manusia itu dapat
memulai berbicara secara manasuka tidak dalam situasi terpaksa atau dipaksa.
f) Bergiliran
Ciri ini menunjukkan bahwa bahasa manusia dapat digunakan secara
bergiliran. Ketika seseorang sedang berbicara, maka yang lain mendengarkan
dan kemudian ganti berbicara, jika diperlukan.
g) Dualitas atau artikulasi ganda
Ciri ini menunjukkan bahwa bahasa manusia itu diorganisasikan menjadi
dua tataran, yakni kesatuan dasar yang berupa bunyi tuturan seperti bunyi /a/,
/p/, /e/, /l/, tidak bermakna apabila berdiri sendiri-sendiri. Tetapi maknanya
jelas apabila bergabung menjadi satu unit /apel/.
h) Keterpisahan
Ciri ini mengandung makna bahwa bahasa itu dapat digunakan untuk
mengacu kepada benda atau sesuatu yang jauh dalam pengertian tempat dan
waktu.
i) Ketergantungan
Ciri ini tidak hanya sekedar menerapkan rekognisi sederhana atau teknik
penghitungan ketika berbicara kepada orang lain tetapi mereka secara otomatis
mengenali pola hakikat bahasa dan memanipulasikan kotak struktur. Misal,
sekelompok kata kadang dapat menjadi ekuivalensi bagi kelompok kata yang
lain.

10
j) Kreativitas
Ciri ini sering disebut sebagai keterbukaan atau produktivitas. Manusia dapat
berbicara tentang apapun tanpa menimbulkan masalah kebahasaan bagi dirinya
maupun pendengarnya. Ia dapat berbicara apa yang diinginkanyya dan kapan
ia mau berbicara.
C. Proses Bahasa
Proses bertutur atau tindak bahasa merupakan rantai hubungan di antara dua
orang atau lebih yaitu antara penutur A dan pendengar B. Proses bahasa dapat
menghasilkan kalimat-kalimat baru yang tidak terbatas jumlahnya. Teori semacam
itu merupakan teori Chomsky. Teori itu terutama menyangkut sepasang pembicara
yang ideal dalam suatu masyarakat bahasa, di mana kedua pembicara itu
mempunyai kemampuan yang sama. Penutur dan pendengar harus mengetahui
bahasanya dengan baik. Terjadinya proses komunikasi bahasa membutuhkan
interaksi dari bermacam-macam faktor, yaitu kompetensi bahasa penutur dan
pendengar sebagai pendukung komunikasi tadi. Chomsky membedakan
kompetensi bahasa, yaitu pengetahuan penutur tentang bahasanya dan performansi
yaitu penggunaan bahasa (menghasilkan dan memahami kalimat-kalimat dalam
realitas).
Terdapat dua macam komprehensi dalam pemrosesan bahasa: (1) komprehensi
yang berkaitan dengan pemahaman atas ujaran yang kita dengar, dan (2)
komprehensi yang berkaitan dengan tindakan yang perlu dilakukan setelah
pemahaman terjadi. Dengan demikian, komprehensi merupakan pembentukan
makna dari bunyi yang selanjutnya pendengar menentukan apakah ada tindakan
yang perlu dilakukan sesuai dengan apa yang dia pahami. Proses mental ini disebut
pelaksanaan kalimat.

11
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Bahasa merupakan suatu ungkapan yang mengandung maksud untuk
menyampaikan sesuatu kepada orang lain. Sesuatu yang dimaksudkan oleh
pembicara bisa dipahami dan dimengerti oleh pendengar atau lawan bicara melalui
bahasa yang diungkapkan. Fungsi utama bahasa adalah sebagai alat komunikasi.
Fungsi bahasa yaitu: a) Sebagai alat ekspresi diri, b) Sebagai alat komunikasi,
c) Bahasa sebagai alat integrasi dan adaptasi sosial, dan d) Bahasa sebagai alat
kontrol social.
Adapun ciri – ciri bahasa yaitu : a) Jalur vokal-auditoris, b) Arbiter, c)
Kebermaknaan, d) Transmisi budaya, e) Penggunaan spontan, f) Bergiliran, g)
Dualitas atau artikulasi ganda, h) Keterpisahan, i) Ketergantungan, dan j)
Kreativitas
Proses bertutur atau tindak bahasa merupakan rantai hubungan di antara dua
orang atau lebih yaitu antara penutur A dan pendengar B. Proses bahasa dapat
menghasilkan kalimat-kalimat baru yang tidak terbatas jumlahnya. Terdapat dua
macam komprehensi dalam pemrosesan bahasa: (1) komprehensi yang berkaitan
dengan pemahaman atas ujaran yang kita dengar, dan (2) komprehensi yang
berkaitan dengan tindakan yang perlu dilakukan setelah pemahaman terjadi.
B. Saran
Penulis menyarankan agar setiap mahasiswa mampu mengetahui hakikat
bahasa manusia, sehingga dapat memahami kegiatan berbahasa yang sedang
berlangsung.
Demikian makalah ini yang dapat ditulis dari penulis, apabila ada kekurangan
dalam penulisan makalah ini, penulis mohon kritik dan saranya guna untuk
memperbaiki kesalahan yang ada.

12
DAFTAR PUSTAKA

Dardjowidjojo, S. (2003). Psikolinguistik: Pengantar Pemahaman Bahasa Manusia.


Yayasan Obor Indonesia.

Haraha, R. A. (2018, September 18). academia.edu. Retrieved from


https://www.academia.edu/download/57375780/HAKIKAT_BAHASA.pdf

Harras, K. A., & Bachari, A. D. (2009). Dasar - dasar Psikolinguistik. Bandung: UPI
PRESS.

Misbahuddin, M. (2020). FUNGSI, HAKIKAT DAN WUJUD BAHASA.


INTAJUNA: Jurnal Hasil Penelitian, Vol. 3 No. 2 .

Rahardjo, M. (2018). Ciri Khas Bahasa Manusia. repository.uin-malang.ac.id/2413.

Rosdiana, Y. (n.d.). Modul.

Susiati, S. d. (2020). Bahan Ajar Psikolinguistik.

13

Anda mungkin juga menyukai