Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH FILSAFAT ILMU

BAHASA

KELOMPOK 8
Usman 200205004

Dosen Pengampu:
Armaidi Tanjung ,M.Ag

Prodi Psikologi Islam

INSTITUT AGAMA ISLAM SUMATERA BARAT

(IAI SUMBAR) PARIAMAN

TAHUN 2021/2022

KATA PENGANTAR
‫بسم هللا الرحمن الرحيم‬

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh


Puji syukur kehadirat Allah SWT yang dengan rahmat-Nya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan tugas makalah Filsafat Ilmu tepat pada waktunya. Shalawat serta salam juga
semoga selalu tercurahkan kepada baginda Rasulullah SAW, sang manajer sejati Islam yang
selalu becahaya dalam sejarah hingga saat ini. Dalam pembuatan makalah ini, tentu tak lupa
penulis mengucapkan terima kasih kepada Dosen Pengampu yang telah membimbing penulis
selama ini. Tentunya makalah ini, masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu penulis
senantiasa mengharapkan kritik dan saran yang membangun. Semoga makalah ini bermanfaat
bagi kita semua. Amiin Yaa Robbal „Aalamiin.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatu

Pariaman,18 Oktober 2021

Penulis

DAFTAR ISI

ii
COVER
KATA PENGANTAR.....................................................................................................................ii
DAFTAR ISI..................................................................................................................................iii
BAB I...............................................................................................................................................1
PENDAHULUAN...........................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.....................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah...............................................................................................................1
1.3 Tujuan Penulisan.................................................................................................................1
BAB II..............................................................................................................................................2
PEMBAHASAN..............................................................................................................................2
2.1 Pengertian Bahasa...............................................................................................................2
2.2 Kekurangan Bahasa...........................................................................................................4
BAB III............................................................................................................................................6
PENUTUP........................................................................................................................................6
3.1 Kesimpulan...........................................................................................................................6
3.2 Saran.....................................................................................................................................6
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................................7

iii
4
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Bahasa dan filsafat berjalan berpapasan mengikuti arus sesuai dengan peralihan dari
siang ke petang, dari hari kemarin ke hari esok. Sesorang akan mampu berfilsafat jika bahasa itu
ada, begitu juga dengan adanya bahasa, seseorang itu akan berbahasa sesuai dengan hasil
penalaran, proses kerja otak dan menghasilkan pengetahuan yang diolah melalui filsafat. Jadi,
bahasa dan filsafat merupakan dua sejoli yang tidak terpisahkan. Mereka bagaikan dua sisi mata
uang yang senantiasa bersatu.Bahasa merupakan alat komunikasi kadang sulit dipahami. Karena
maksud komunikator kadang tidak seirama dengan penerima. Untuk mengetahuinya perlu
adanya analitik secara mendalam dalam memahami maksud dari bahasa yang disampaikan.
Hadirnya filsafat dalam bahasa merupakan solusi cara memahami sebuah bahasa. Dengan
berfilsafat akan mampu berpikir secara bijaksana dalam mengetahui hakikat bahasa itu sendiri.

Keunikan manusia sebenarnya bukan terletak pada kemampuan berpikirnya melainkan


terletak pada kemampuan berbahasa.Tanpa menpunyai kemampuan berbahasa ini maka kegiatan
berpikir secara sistematis dan teratur tidak mungkin dapat dilakukan.Lebih lanjut lagi,tanpa
kemampuan berbahasa ini maka manusia tak mungkin mengembangkan kebudayaannya,sebab
tanpa mempunyai Bahasa maka hilang pulalah kemampuan untuk meneruskan nilai-nilai budaya
dari generasi ke generasi.

1.2 Rumusan Masalah


1) Apa itu Bahasa?
2) Apa saja kekurangan Bahasa?

1.3 Tujuan Penulisan


Untuk mengetahui Bahasa menurut pandangan filsafat dan apa saja kekurangan Bahasa itu
sendiri.

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Bahasa


Manusia dapat berfikir dengan baik karena dia mempunyai bahasa.Tanpa bahasa maka
manusia tidak akan dapat berfikir secara rumit dan abstrak seperti apa yang kita lakukan dalam
kegiatan ilmiah.Demikian juga tanpa bahasa,maka kita tak dapat mengkomunikasikan
pengetahuan kita kepada orang lain.Jadi,apakah sebenarnya arti bahasa itu?

Pertama-tama bahasa dapat kita cirikan sebagai serangkaian bunyi.Dalam hal ini kita
mempergunakan bunyi sebagai alat untuk berkomunikasi.Sebenarnya kitab isa berkomunikasi
dengan mempergunakan alat-alat lain,umpamanya saja dengan memakai berbagai
isyarat.Manusia menggunakan bunyi sebagai alat untuk saling berkomunikasi yang paling
utama.Tentu saja mereka yang tidak bisa berkomunikasi dengan baik dapat menggunakan
kemampuan bunyi.Komunikasi dengan kemampuan bunyi ini dikatakan juga dengan komunikasi
verbal,dan manusia yang bermasyarakat dengan alat komunikasi bunyi disebut juga sebagai
masyarakat verbal.

Kedua,bahasa merupakan lambang dimana rangkaian bunyi ini membentuk suatu arti
tertentu.Rangkaian bunyi yang kita kenal sebagai kata melambangkan suatu obyek
tertentu.Jadi,dengan bahasa manusia bukan saja dapat berfikir secara teratur,namun juga dapat
mengkomunikasikan apa yang sedang ia fikirkan kepada orang lain.Bukan itu saja,dengan
bahasa kita dapat mengekspresikan sikap dan perasaan kita.

Dengan adanya bahasa maka manusia hidup dalam dunia yakni dunia pengalaman yang
nyata dan dunia simbolik yang dinyatakan dengan bahasa.Berbeda dengan binatang maka
manusia mencoba mengatur pengalaman yang nyata ini dengan berorientasi kepada manusia
simbolik.Bila binatang hidup menurut naluri mereka,dan hidup dari waktu ke waktu berdasarkan
fluktuasi biologis dan fisiologis mereka,maka manusia mencoba menguasai semua
ini.Pengalaman mengajarkan kepada manusia bahwa hidup seperti ini kurang bisa diandalkan
dimana eksistensi hidupnya sangat tergantung kepada faktor-faktor yang sukar dikontrol dan
diramalkan.Manusia mempunyai pegangan yang mengajarkan manusia agar mengekang hawa
nafsu dan tidak mengikutinya seperti kuda tanpa kendali.

2
Menurut Sigmund Freud,kebudayaan membentuk manusia dengan menekan dorongan-
dorongan alami mereka.Kebudayaan mempunyai landasan-landasan etika yang menyatakan
mana tindakan yang baik mana yang tidak.Manusia yang sedang diamuk gejala
kemarahannya,sebelum terlanjur menurut hawa nafsunya,mau tidak mau akan mendengar suara
yang mengandung amanat moral”jangan! Membunuh itu tidak baik!”Demikian juga sekiranya
kelelahan fisik merupakan penghalang bagi usaha mereka.

Bahasa dan filsafat berjalan berpapasan mengikuti arus sesuai dengan peralihan dari
siang ke petang, dari hari kemarin ke hari esok. Sesorang akan mampu berfilsafat jika bahasa itu
ada, begitu juga dengan adanya bahasa, seseorang itu akan berbahasa sesuai dengan hasil
penalaran, proses kerja otak dan menghasilkan pengetahuan yang diolah melalui filsafat. Jadi,
bahasa dan filsafat merupakan dua sejoli yang tidak terpisahkan. Mereka bagaikan dua sisi mata
uang yang senantiasa bersatu.Bahasa merupakan alat komunikasi kadang sulit dipahami. Karena
maksud komunikator kadang tidak seirama dengan penerima. Untuk mengetahuinya perlu
adanya analitik secara mendalam dalam memahami maksud dari bahasa yang disampaikan.
Hadirnya filsafat dalam bahasa merupakan solusi cara memahami sebuah bahasa. Dengan
berfilsafat akan mampu berpikir secara bijaksana dalam mengetahui hakikat bahasa itu sendiri.

Bahasa terus berkembang disebabkan oleh pengalaman dan pengetahuan serta pemikiran
manusia.Karena pada dasarnya bahasa diperkaya oleh seluruh lapisan masyarakat yang
mempergunakannya seperti,para ilmuwan ,pendidik,ahli politik dan lain-lain.Adanya bahasa ini
memungkinkan kita untuk memikirkan sesuatu dalam benak kita,meskipun objek yang sedang
kita pikirkan tersebut tidak berada di dekaat kita.Manusia dengan kemampuannya berbahasa
memunginkan untuk memikirkan sesuatu masalah secara terus-menerus.

Jadi,dengan bahasa mungkin saja manusia dapat berpikir secara teratur namun juga
mengkomunikasikan apa yang sedang dia pikirkan kepada ornang lain.Namun bukan itu
saja,dengan bahasa kitapun dapat mengekspresikan sikap dan perasaan kita.Seorang bayi bila dia
sudah kenyang dan hatinyapun sangat senang,dia mulai membuka suara.Dengan adanya
bahasa,maka manusia hidup dalam dunia yakni,dunia pengalaman yang nyata dan dunia
symbolic yang dinyatakan dengan bahasa.Berbeda dengan binatang maka manusia mencoba
mengatur pengalaman yang nyata ini dengan berorientasi kepada manusia simbolik.

3
2.2 Kekurangan Bahasa
Sebagai sarana komunikasi ilmiah maka bahasa mempunyai beberapa
kekurangan.Kekurangan ini pada hakikatnya terletak pada peranan bahasa itu sendiri yang
bersifat multifungsi yakni sebagai sarana komunikasi emotif,afektif dan simbolik.Dalam
komunikasi ilmiah kita ingin mempergunakan aspek simbolik saja dari ketiga fungsi tersebut tadi
dimana kita ingin mengkomunikasikan informasi tanpa kaitan emotif dan afektif.Dalam
kenyataan hal ini tidak mungkin karena bahasa verbal mau tidak mau tetap mengandung ketiga
unsur yang bersifat emotif,afektif dan simbolik tadi.Inilah salah satu kekurangan bahasa sebagai
saran komunikasi ilmiah yang dikatakan oleh Kemeny,yang mempunyai kecendrungan
emosional.Bahasa ilmiah pada hakikatnya haruslah bersifat obyektif tanpa mengandung emosi
dan sikap,atau dengan perkataan lain,bahasa ilmiah haruslah bersifat antiseptic dan reproduktif.

Kekurangan yang kedua terletak pada arti yang tidak jelas dan eksak yang dikandung
oleh kata-kata yang membangun bahasa.Jika kita ingin mengetahui arti dari istilah ilmu
umpamanya,yang menjadi pokok pembicaraan kita selama ini,maka sukar sekali bagi kita untuk
mendefenisikan ilmu tersebut dengan sejelas da seeksak mungkin,bagaimanapun hal itu kita
coba.Di pihak lain usaha untuk menyampaikan arti sejelas dan seeksak mungkin dalam suatu
proses komunikasi mungkin akan menyebabkan proses penyampaian informasi itu malah tidak
komunikatif lagi disebabkan bahasa yang bertele-tele dan membosankan.Umpanya saja kita bisa
mendefenisikan ilmu sebagai pengetahuan yang di susunsecara konsisten dengan
mempergunakan logika deduktif dan teruji secara impiris dengan mempergunaka logika induktif
yang mengangkut keberanaran factual dari dunia impiris yang di tujukan untuk meningkatkan
kemampuan manusia untuk menguasai dunua fisik yang berguna bagi kemaslahatan
hidupnya.Definisi yang panjang ini tetap tidak memberikan arti yang jelas dan eksak terhadap
hakikat ilmu yang sebenarnya.

Disamping itu bahasa mempunyai beberapa kata yang memberikan arti yang
sama,umpamanya pengertian tentang usaha kerja sama yang terkoordinasi dalam mencanpai
suatu tujuan tertentu disebutkan sebagai administarsi,manajemen,pengelolaaan dan tata
laksana.Suku hanuno dari filifina mempunyai 92 buah kata untuak beras sedang bahasa eskimo
mempunyai benbedaharaan kata yang sangat banyak sekali untuk kata salju.Jadi sifat majemuk
dari bahasa ini sering menimbulkan apa yang dinamakan kekacauan semantic,dimana dua orang
yang berkomunikasi mempergunakan sebuah kata yang sama namun untuk pengertian yang

4
berbeda,atau sebaliknya mereka mempergunakan dua kata yang berbeda untuk sebuah pengertian
yang sama.Kelemehan ketiga bahasa sering bersifat berputar putar(sirkular)dalam
mempergunakan kata kata terutama dalam memberikan definisi.Umpamanya kata pengelolaan
didefinisikan sebagai kegiatan yang dilakukan dalam sebuah organisasi.Sedangkan organisasi
didefinisikan sebagai suatu bentuk kerja sama yang merupakan wadah dari kegiatan pengelolaan.

Kelemahan yang lain dari bahasa adalah konotasi yang bersifat emosianal seperti yang
telah kita bicarkan bagian terdahulu.Masalah bahasa ini menjadi bahan pemikiran yang sungguh
dari para ahli filsafat modern.Kekacauan dalam filsafat menurut Witt genstein,disebabkan karena
kebanyakkan d ari pernyataan dan pertanyaan ahli filsafat timbul dari kegagalan mereka untuk
mmenguasai logika bahasa.Pengkajian filsafat termasuk kedalam pengkajian hakikat ilmu,pada
dasarnya merupakan analisis logico -linguislik,bagi aliran filsafat tertentu seperti filsafat
analitik.Bahasa bukan saja merupakan alat bagi berfilsafat dan berfikir,namun juga merupakan
bahan dasar dan dalam hal tersebut merupakan hasil akhir dari filsafat.

Ahli filsafat seperti Hendri Bergson (1859-1941)membedakan antanra pengetahuan yang


bersifat absolut yang di dapat tanpa melalui biasa dan pengetahuan yang bersifat relative yang di
dapt lewat perantaraan bahasa.Pengetahuan yang hakiki bukan di dapat dari penalaran melaikan
lewat intuisi,tanpa di ketahui kita telah sampai di sana dengan kebenaran yang membukakan
pintu entah dari mana datangnya.Dan bahsa menurut whitehead,berhenti di belakang intuisi.

5
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Bahasa dan filsafat berjalan berpapasan mengikuti arus sesuai dengan peralihan dari
siang ke petang, dari hari kemarin ke hari esok. Sesorang akan mampu berfilsafat jika bahasa itu
ada, begitu juga dengan adanya bahasa, seseorang itu akan berbahasa sesuai dengan hasil
penalaran, proses kerja otak dan menghasilkan pengetahuan yang diolah melalui filsafat. Jadi,
bahasa dan filsafat merupakan dua sejoli yang tidak terpisahkan. Mereka bagaikan dua sisi mata
uang yang senantiasa bersatu.Bahasa merupakan alat komunikasi kadang sulit dipahami. Karena
maksud komunikator kadang tidak seirama dengan penerima. Untuk mengetahuinya perlu
adanya analitik secara mendalam dalam memahami maksud dari bahasa yang disampaikan.
Hadirnya filsafat dalam bahasa merupakan solusi cara memahami sebuah bahasa. Dengan
berfilsafat akan mampu berpikir secara bijaksana dalam mengetahui hakikat bahasa itu sendiri.

Keunikan manusia sebenarnya bukan terletak pada kemampuan berpikirnya melainkan


terletak pada kemampuan berbahasa.Tanpa menpunyai kemampuan berbahasa ini maka kegiatan
berpikir secara sistematis dan teratur tidak mungkin dapat dilakukan.Lebih lanjut lagi,tanpa
kemampuan berbahasa ini maka manusia tak mungkin mengembangkan kebudayaannya,sebab
tanpa mempunyai Bahasa maka hilang pulalah kemampuan untuk meneruskan nilai-nilai budaya
dari generasi ke generasi.

3.2 Saran

6
DAFTAR PUSTAKA

S.Surjasumantri ,Jujun.Filsafat Ilmu Sebuah Pengantar Populer .Jakarta:Pustaka Sinar


Harapan,2013

Anda mungkin juga menyukai