Anda di halaman 1dari 19

ARTI, HAKIKAT, FUNGSI, DAN KEDUDUKAN BAHASA

INDONESIA

Mata Kuliah : Bahasa Indonesia


Dosen Pengampu : Jeeny Rahmayana M.Pd.I

Disusun Oleh:
Kelompok 1

1. Asy-Syifa Arrozzaq (12330220525)


2. Dwi Wahyu Indah Lestari (12330223558)
3. Nirma Aisyah Putri (12330221686)

PROGRAM STUDI ILMU AL-QURAN DAN TAFSIR


FAKULTAS USHULUDDIN UIN SULTAN SYARIF KASIM
TA. 2023-2024
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat dan kasih sayang-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan
tugas makalah ini yang berjudul “Arti, Hakikat, Fungsi, Kedudukan Bahasa
Indonesia”

Makalah ini kami susun berdasarkan sumber-sumber yang kami peroleh dan
menyajikan materi yang sesuai dengan urutan materi yang ada dibuku dan
susunan yang telah diajarkan oleh dosen pengampu. Makalah ini kami kerjakan
secara berkelompok atas bimbingan dan arahan dari dosen mata kuliah Studi
Bahasa Indonesia, yakni Ibu Jeeny Rahmayana, M.Pd.I yang selalu memberikan
arahan dan membimbing dalam proses pembelajaran dengan sabar dan
menyenangkan.

Pembuatan makalah ini mempunyai tujuan agar membantu kami para mahasiswa
dalam proses belajar agar lebih mudah untuk memahami dan mendalami lagi
tentang bahasa kebangsaan negara kita sendiri, yaitu Bahasa Indonesia, melatih
kemampuan kami dalam berbahasa dengan baik dan benar, serta menambah
wawasan tentang berbahasa.

Tidak lupa pula kami mengucapkan banyak terima kasih kepada ibu Jeeny
Rahmayana, M.Pd.I selaku dosen pengampu, kedua orang tua kami, dan juga
rekan-rekan sekalian yang telah membantu dalam proses pembuatan makalah ini.
Semoga segala kebaikan yang sudah dilakukan diterima oleh Allah SWT. Dan
mendapatkan balasan terbaik di sisi-Nya. Aamiin ya Rabbal’alamiin.

Pekanbaru, 18 September 2023

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................i

DAFTAR ISI.............................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................1

A. LATAR BELAKANG...................................................................................1
B. RUMUSAN MASALAH...............................................................................1
C. TUJUAN PEMBAHASAN............................................................................2

BAB II PEMBAHASAN .........................................................................................3

A. ARTI BAHASA.............................................................................................3
B. HAKIKAT BAHASA....................................................................................4
C. FUNGSI BAHASA........................................................................................9
D. KEDUDUKAN DAN FUNGSI BAHASA INDONESIA.............................11

BAB III PENUTUP..................................................................................................15

A. KESIMPULAN..............................................................................................
B. SARAN..........................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Bahasa merupakan salah satu budaya manusia yang sangat tinggi nilainya karena
dengan bahasa manusia dapat berkomunikasi dan berinteraksi dengan masyarakat
sekitar. Dengan bahasa pula manusia dimungkinkan dapat berkembang dan
mengabstraksikan berbagai gejala yang muncul di sekitarnya. Jelas bahwa bahasa
sangat penting peranannya dalam kehidupan sosial dan boleh dikatakan manusia
berbahasa setiap hari mulai dari bangun tidur sampai tidur lagi, bahkan bermimpi
pun manusia berbahasa pula. Bahasa tumbuh dan dibutuhkan dalam segala aspek
kehidupan masyarakat yang meliputi kegiatan bermasyarakat seperti perdagangan,
pemerintahan, kesehatan, pendidikan, keagamaan, dan sebagainya.

Bahasa mampu mentransfer keinginan, gagasan, kehendak, dan emosi dari


seseorang kepada orang lain (Chaer, 2003:38). Menurut Sudaryanto (1990:21)
bahasa pada dasarnya memang merupakan alat atau sarana untuk komunikasi
antarmanusia. Bahasa juga merupakan salah satu ciri yang membedakan manusia
dengan makhluk lain. Hal itu disebabkan karena manusia mempunyai kemampuan
untuk berpikir dan kemampuan untuk mengembangkan akal budinya. Dengan
kemampuan itu manusia mengembangkan suatu alat untuk berkomunikasi, guna
mengungkapkan pikirannya, perasaannya, atau keinginannya, yaitu bahasa.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Apa itu arti bahasa?


2. Apa yang dimaksud dengan hakikat bahasa?
3. Apa saja fungsi bahasa?
4. Jelaskanlah kedudukan bahasa Indonesia?
C. TUJUAN PEMBAHASAN

1. Untuk mengetahui arti bahasa


2. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan hakikat bahasa
3. Untuk mengetahui apa saja fungsi-fungsi dari bahasa
4. untuk mengetahui kedudukan bahasa
BAB II
PEMBAHASAN

A. ARTI BAHASA

Pengertian bahasa telah banyak didefinisikan oleh para ahli menurut sudut
pandang mereka masing-masing. Bahasa pada dasarnya merupakan sebuah ilmu.
Ilmu bahasa dikenal dengan istilah linguistik. Kata linguistik berasal dari kata
Latin, yakni lingua yang berarti bahasa. Dan dalam bahasa Inggris, istilah
linguistik berkaitan dengan kata language. Sedangkan dalam bahasa Indonesia,
linguistik adalah nama bidang ilmu dan kata sifatnya adalah linguistis.1

Berdasarkan penjelesan tersebut, linguistik dapat dikatakan sebagai ilmu yang


mempelajari bahasa.

Berikut definisi bahasa menurut pandangan beberapa ahli:

1. Menurut Keraf dalam Smarapradhipa (2005), memberikan dua perngertian


tentang bahasa. Pengertian pertama, menyatakan bahasa sebagai alat
komunikasi antara anggota masyarakat berupa simbol bunyi yang dihasilkan
oleh alat ucapnya mausia. Kedua, bahasa adalah sistem komunikasi yang
mempergunakan simbol-simbol vokal (bunyi ujaran) yang bersifat wasit
(perantara).
2. Menurut Owen (2006), menjelaskan tentang resolusi bahasa yaitu sebagai
kode yang diterima secara sosial atau sistem konvensional untuk
menyampaikan konsep melalui keguanaan simbol-simbol yang dikehendaki
dan kombinasi simbol-simbol yang diatur oleh ketentuan.
3. Walija mengungkapkan resolusi bahasa misalnya komunikasi yang pagar
lengkap dan efektif untuk menyampaikan ide, pesan, maksud, perasaan, dan
pendapat kepada orang lain.
4. Menurut Santoso dan kawan-kawan, bahasa adalah rangkaian bunyi yang
dihasilkan oleh alat ucap manusia secara sadar.
5. Menurut Bowo, bahasa adalah sistem bunyi yang bermakna dan berartikulasi
yang dipakai sebagai alat komunikasi oleh sekelompok manusia untuk
melahirkan perasaan dan pikiran.
6. Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), Hasan Alwi
(2002), bahasa berarti sistem lambang bunyi yang wasit, yang digunakan oleh
semua orang atau anggota masyarakat untuk bekerja sama, berinteraksi, dan
mengidentifikasi dalam bentuk pecakapan yang baik, tingkah laku yang baik,
sopan santun yang bak.

Berdasarkan beberapa pengertian bahasa tersebut, maka dapat diambil kesimpulan


bahwa pengertian bahasa adalah sistem yang teratur berupa lambang-lambang
bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia yang digunakan untuk
mengekspresikan perasaan dan pikiran bahasa yang dipergunakan untuk
berinteraksi sebagai alat komunikasi.

B. HAKIKAT BAHASA

Banyak para ahli bahasa mengemukakan pendapatnya tentang hakikat bahasa itu
sendiri. Dan tentunya pendapat-pendapat tersebut sudah melalui studi yang
komprehensif, sehingga dapat ditarik kesimpulan tentang hakikat bahasa itu
sendiri. Adapun hakikat bahasa menurut berbagai para ahli bahasa dapat
disimpulkan, yaitu:

1. Bahasa Sebagai Sistem

Bahasa adalah sebuah sistem yang memiliki arti bahwa bahasa terdapat unsur
yang tersusun dan teratur mengikuti pola yang terbentuk dari keseluruhan
komponen yang memiliki makna atau fungsi. Sistem tersebut berhubungan
dengan berbagai unsur atau komponen secara fungsional.
Bahasa bukan terbentuk dari pola acak atau tidak beraturan, melainkan terbentuk
dari pola yang berulang dan memiliki hirarki secara tata kebahasaan. Sehingga
bahasa tersebut tetap mengikuti jenjang dari yang terendah sampai yang tertinggi.
Oleh demikian, bahasa akan sesuai dengan urutan dalam sistem.
2. Bahasa Sebagai Lambang

Adanya lambang atau simbol memang tidak pernah lepas dari kehidupan manusia,
karena setiap kegiatan tidak akan terlepas dari simbol. Lain halnya dengan tanda,
lambang atau simbol sifatnya alamiah atau tidak langsung, melainkan secara
konvensional untuk menandai sesuatu. Misalnya, ketika berjalan kesuatu tempat
dan melihat adanya janur kuning melengkung disebuah gerbang halaman rumah,
maka kita akan tahu bahwa dirumah tersebut sedang atau telah melangsungkan
sebuah hajatan atau sebuah pesta. Mengapa demikian? Karena secara
konvensional janur kuning dijadikan tanda adanya pesta pernikahan.

Selain itu, ada perbedaan yang dimaksud dengan tanda dan lambang. Tanda dalam
kajian semiotika dijelaskan sebagai suatu hal yang menandai dan mewakili
pikiran, ide, gagasan, perasaan, dan benda secara langsung dan alamiah. Misalnya,
seseorang yang menangis ditandai dengan keluarnya air mata, atau kejadian lain,
keluarnya asap tebal dari dalam hutan dapat menandai bahwa ada kebakaran
hutan.

3. Bahasa itu Sistem Bunyi

Salah satu pengertian bahasa adalah sistem lambang bunyi. Namun, tidak semua
bunyi itu dapat dikatakan bahasa. Karena ada hal yang perlu dibedakan antara
bunyi bahasa dengan bunyi di luar bahasa. Menurut Kridalasana bahwa bunyi itu
merupakan kesan pusat saraf yang bereaksi melalui gendang telinga karena
perubahan tekanan udara (Ahmad & Abdullah, 2012).

Bunyi ini berasal dari berbagai sumber gesek atau benturan pada benda, seperti
benturan besi dengan aluminium yang akan menimbulkan sebuah bunyi yang khas
dari benturan keduanya.

Sedangkan, bunyi bahasa bagi manusia adalah bunyi ujaran atau bahasa pada
satuan bunyi yang dihasilkan manusia melalui alat ucap. Maka dari itu, bunyi
yang tidak berasal dari manusia maka tidak termasuk kedalam bahasa. Namun,
tidak semuanya bunyi yang berasal dari manusia itu bunyi bahasa, seperti bersin,
batuk, dan bunyi orokan saat tidur. Hal ini dikarenakan, bunyi tersebut tidak
memiliki pesan dan tidak ada kesengajaan dari orang tersebut. Jadi bunyi bahasa
itu harus diucapkan yang pada fonetik sebagai “fon” dan fonemik sebagai
“fonemik”.

Lantas, bagaimana dengan bahasa tulisan? Bahasa tulisan tidak menghasilkan


bunyi bahasa. Sebenarnya dalam bahasa tulis rekaman berasal dari bahasa lisan
yang disampaikan melalui bahasa tulis. Karena, bahasa lisan yang diucapkan oleh
manusia, akan diganti dengan sistem aksara dalam huruf dan tanda lain.

4. Bahasa itu Bermakna

Salah satu tujuan berbahasa adalah sebagai alat komunikasi. Setiap komunikasi
pasti menyampaikan pesan bermakna yang bisa saling dimengerti satu sama lain.
Bahasa itu merupakan suatu sistem lambang dengan bunyi bahasa yang keluar
dari alat ucap manusia dengan memiliki makna. Artinya makna itu dalam suatu
bahasa harus ada, maka ucapan yang tidak bermakna tidak termasuk bahasa.
Karena fungsi bahasa sendiri yaitu untuk memberikan pesan, ide, konsep,
gagasan, pengertian, menyampaikan emosi atau pikiran kepada orang lain.

5. Bahasa itu Arbitrer

Bahasa sebagai arbitter dapat memiliki arti sebagai bentuk sewenang-wenang,


berubah-ubah, mana suka, dan tetap. Arbitrer itu lambang bahasa (berwujud
bunyi) tidak ada hubungan wajib dengan konsep dan pengertian dari lambang itu.
Misalkan pada [sapi] terhadap yang dilambangkan, yaitu “sejenis binatang berkaki
empat yang bisa dimakan dagingnya”. Maka, dapat dijelaskan bahwa binatang itu
memiliki lambang bunyi [sapi], bukannya [pisa] atau [apis] atau lambang lainnya.

6. Bahasa itu Konvensional

Sebuah bahasa walupun merupakan lambang bunyi bersifat arbitrer. Namun,


penggunaan lambang tersebut bersifat konvensional. Artinya setiap masyarakat
menyepakati dan patuh terhadap konvensi dalam suatu lambang yang dipakai
untuk mewakili konsep yang diwakilinya. Sebab jika lambang bunyi tidak
dipatuhinya, maka komunikasi menjadi lambat, bahkan tidak dimengerti dengan
penutur bahasa yang lainnya. Bahkan, penutur tersebut sudah keluar dari konvensi
yang telah disepakati.

Jadi, bahasa sebagai arbitrer terdapat pada hubungan lambang bunyi yang
dilambangkan. Namun, bahasa sebagai konvensional terletak berdasarkan penutur
yang patuh pada penggunaan lambang bunyi sesuai pada yang dilambangkan.
Maka dari itu, jangan pernah mencoba untuk mengubah konvensi tersebut agar
tidak terhambat komunikasinya.

7. Bahasa itu Produktif

Bahasa walaupun memiliki berbagai unsur yang terbatas, namun tetap dikatakan
produktif. Sebab satuan bahasa jumlah yang tidak terbatas. Walaupun secara
relatif sesuai sistem yang berlaku dalam bahasa itu. Bahasa Indonesia dapat
dikatakan produktif terlihat dari jumlah kalimat yang dibuat. Berdasarkan sumber
dari pusat bahasa bahwa kata yang terdapat di bahasa Indonesia berjumlah kurang
lebih 90.000 buah kata. Namun, dengan jumlah kata tersebut dapat dibuat
mungkin jutaan kalimat. Hal ini termasuk dari jumlah kalimat yang dibuat atau
belum dibuat orang.

8. Bahasa itu Unik

Ciri khusus bahasa belum tentu dimiliki oleh bahasa lainnya. Maka dari itu,
bahasa bersifat unik memiliki arti bahwa setiap bahasa berciri khas tersendiri.
Adapun ciri khas itu dilihat dari berbagai tinjauan, seperti:

1. sistem pembentukan bunyi bahasa


2. sistem pembentukan kata
3. sistem dalam membentuk kalimat atau sistem lainnya.

Adapun hal unik yang dimiliki bahasa Indonesia yaitu penekanan kata yang
bersifat sintaksi, bukan bersifat morfemis. Artinya adalah kata dalam sebuah
kalimat diberikan tekanan, sehingga kata tersebut tetap dan tidak ada perubahan.
Namun yang berubah makna keseluruhan kalimat.
9. Bahasa itu Universal

Bahasa yang bersifat unik, tentu terdapat suatu ciri khas yang bersifat universal.
Artinya setiap bahasa di dunia mempunyai ciri khas yang sama di dunia. Ciri
universal tersebut adalah unsur bahasa yang paling umum, sehingga unsur
tersebut dapat dikaitkan dengan bahasa lainnya, baikciri atau sifat bahasa.

Paling umum ciri suatu bahasa bersifat universal yaitu bahasa terdapat bunyi
bahasa, yaitu vokal dan konsonan. Misalnya, bahasa Indonesia terdiri dari 6 buah
vokal, dan ditambah lagi dengan 22 buah konsonan. Bahasa Inggris terdiri dari 16
buah vokal (termasuk diftong) dan ditambah lagi dengan 24 buah konsonan.
Adapun pada bahasa Arab terdiri dari 3 buah vokal dan 28 buah konsonan. Selain
itu, sifat bahasa yang universal dapat dilihat dari satuan bahasa yang bermakna,
seperti kata, frase, klausa, kalimat, dan wacana.

10. Bahasa itu Bervariasi

Sekolompok orang berada pada masyarakat tentu menggunakan bahasa. Lantas


siapakah yang berada dalam satu masyarakat tersebut? Tentu yang masuk dalam
masyarkat bahasa tersebut ialah mereka yang menganggap memiliki bahasa yang
sama.

Pada umumnya, suatu bahasa dalam anggota masyarakat terdiri dari orang-orang
yang budaya dan status sosial yang berbeda. Ada masyarakat bahasa yang
berpendidikan ada yang tidak berpendidikan. Dan ada pula masyarakat bahasa
yang masih menggunakan bahasa daerah masing-masing atau masyarakat yang
sudah terpengaruh oleh budaya luar, hingga menggunakan bahasa asing untuk
berkomunikasi atau untuk menunjukkan eksistensinya di masyarakat.

Maka dari itu, berdasarkan latar belakang dan lingkungan yang berbeda-beda
maka terdapat ragam dalam suatu bahasa. Adapun berdasarkan sarananya terdapat
ragam lisan dan tulisan.Selain itu,ada juga ragam bahasa jurnalistik, ragam bahasa
militer, ragam bahasa hukum, dan ragam bahasa sastra.
11. Bahasa itu Dinamis

Bahasa itu disebut dinamis artinya salah satu hal yang akan tidak pernah lepas dari
kehidupan manusia. Bahkan setiap kegiatan dan gerak manusia maka bahasa akan
terus digunakan oleh manusia. Maka dari itu, keterkaitan dan keterikatan bahasa
dengan manusia akan terus ada dan tidak akan pernah putus.

12. Bahasa itu Identitas suatu Kelompok Sosial

Manusia yang memiliki kebudayaan tentu memiliki ciri-ciri tersendiri. Maka dari
itu, ciri-ciri yang sangat menonjol dan pembeda yaitu bahasa. Melalui bahasa,
maka pada setiap kelompok sosial pasti merasa dirinya berbeda dengan kelompok
yang lain. Pada kelompok tertentu, orang akan memiliki anggapan bahwa bahasa
itu suatu identitas sosial yang penting daripada bahasa sebagai sistem. Misalnya,
bahasa Indonesia akan menggambarkan perilaku orang Indonesia, bahasa Madura
akan menggambaran dan menjadi identitas bagi orang Madura.

C. FUNGSI BAHASA

Pada dasarnya fungsi utama bahasa sudah terlihat jelas dalam konsep bahasa itu
sendiri, yaitu fungsi komunikasi dalam bahasa, berlaku bagi semua bahasa apapun
dan dimanapun. Dalam berbagai literatur bahasa, ahli bahasa (linguis) bersepakat
dengan fungsi-fungsi bahasa sebagai berikut:

1. Fungsi Ekspresi Diri

Fungsi pertama ini, pernyataan ekspresi diri, menyatakan sesuatu yang akan
disampaikan oleh penulis atau pembicara sebagai eksistensi diri dengan maksud:

a. Menarik perhatian orang lain (persuasif dan provokatif).


b. Membebaskan diri dari semua tekanan dalam diri seperti emosi.
c. Melatih diri untuk menyampaikan suatu ide dengan baik.
d. Menunjukkan keberanian (convidance) menyampaikan sebuah ide atau
gagasan.
Fungsi ekspresi diri saling terkait dalam aktivitas dan interaktif keseharian
individu, prosesnya berkembang dari masa anak-anak, remaja, mahasiswa, dan
dewasa.

2. Fungsi Komunikasi

Fungsi komunikasi merupakan fungsi bahasa yang kedua setelah fungsi ekspresi
diri. Maksudnya, komunikasi tidak akan terwujud tanpa dimulai dengan ekspresi
diri. Komunikasi merupakan akibat yang lebih jauh dari ekspresi, yaitu
komunikasi tidak akan sempurna jika ekspresi diri tidak diterima oleh orang lain.
Oleh karena itu, komunikasi tercapai dengan baik bila ekspresi berterima. Dengan
kata lain, komunikasi berprasyarat pada ekspresi diri.

3. Fungsi Integrasi dan Adaptasi Sosial

Fungsi peningkatan (integrasi) dan penyesuaian (adaptasi) diri dalam suatu


lingkungan merupakan kekhususan dalam bersosialisasi baik dalam lingkungan
sendiri maupun dalam lingkungan baru. Hal ini menunjukkan bahwa bahasa yang
digunakan sebagai sarana, mampu menyatukan hidup bersama dalam suatu ikatan
(masyarakat). Dengan demikian, bahasa itu merupakan suatu kekuatan yang
berkorelasi dengan kekuatan orang lain dalam integritas sosial. Korelasi melalui
bahasa itu mamanfaatkan aturan-aturan bahasa yang disepakati sehingga manusia
berhasil membaurkan diri dan menyesuaikan diri sebagai suatu anggota
masyarakat.

4. Fungsi Pengaturan Sosial

Pengaturan sosial sebagai fungsi bahasa bermaksud memengaruhi perilaku dan


tindakan orang dalam masyarakat sehingga seseorang itu terlibat dalam
komunikasi dan dapat saling memahami. Perilaku dan tindakan itu berkembang ke
arah positif dalam masyarakat. Hal positif itu terlihat melalui kontribusi dan
masukan positif dalam berargumen dan menjalin komunikasi sosial dalam
masyarakat. Bahkan kritikan yang tajam dapat diterima dengan hati yang lapang
jika kata-kata dan sikap baik memberikan kesan yang tulus tanpa prasangka.
Dengan pengaturan sosial, bahasa mempunyai relasi dengan proses sosial suatu
masyarakat seperti keahlian berbicara, penerus tradisi tau kebudayaan,
pengindentifikasi diri, dan penanaman rasa keterlibatan (sense of belonging) pada
bahasa masyarakatnya.

D. KEDUDUKAN DAN FUNGSI BAHASA INDONESIA

Di Indonesia tumbuh dan berkembang bahasa yang beragam. Sebagian besar


orang Indonesia menguasai atau menggunakan beberapa bahasa sekaligus. Selain
menguasai bahasa Indonesia dan bahasa daerah, tidak sedikit orang-orang
Indonesia juga menguasai bahasa asing. Dalam kondisi seperti ini, perlu diatur
agar tidak menimbulkan dampak yang tidak baik. Bahasa Indonesia perlu di
letakkan dalam kedudukan tertentu dan setiap bahasa yang dalam kedudukan itu
memiliki fungsi tertentu pula. Bahasa Indonesia memiliki empat kedudukan yang
perlu diperhatikan. Keempat posisi atau kedudukan bahasa Indonesia itu
mempunyai fungsi keterkaitan antar unsur. Berikut ini akan dipaparkan
kedudukan-kedudukan bahasa Indonesia serta fungsinya masing-masing.

1. Bahasa persatuan.

Kedudukan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan berhubungan dengan


kedudukannya di dalam heterogenitas budaya yang ada di Indonesia. Indonesia
yang memiliki banyak suku dan bahasa perlu adanya alat pemersatu agar satu
komunitas budaya dengan komunitas lainnya dapat menjalin persaudaraan dan
komunikasi. Dari dasar inilah maka kedudukan bahasa Indonesia menjadi sangat
penting di antara bahasa-bahasa

2. Bahasa Nasional

Berhasilnya bangsa Indonesia mempunyai bahasa Indonesia ini tidak seperti anak
kecil yang menemukan kelereng di tengah jalan. Kehadiran bahasa Indonesia
mengikuti perjalanan sejarah yang panjang. Perjalanan itu dimulai sebelum
kolonial masuk ke Nusantara, dengan bukti-bukti prasasti yang ada, misalnya
yang didapatkan di Bukit Talang Tuwo dan Karang Brahi serta batu nisan di
Aceh, sampai dengan tercetusnya inpirasi persatuan pemuda-pemuda Indonesia
pada tanggal 28 Oktober 1928 yang konsep aslinya berbunyi:

1. “ Kami poetera dan poeteri Indonesia mengakoe bertoempah darah


satoe, Tanah Air Indonesia”.
2. “Kami poetera dan poeteri Indonesia mengakoe berbangsa saloe, Bangsa
Indonesia”
3. “Kami poetera dan poeteri Indonesia mendjoendjoeng bahasa
persatoean, Bahasa Indonesia”

Dari ketiga butir di atas yang paling menjadi perhatian pengamat adalah butir
ketiga. Butir ketiga itulah yang dianggap sesuatu yang luar biasa. Dikatakan
demikian, sebab negara- negara lain mencoba untuk membuat hal yang sama
selalu mengalami kegagalan yang dibarengi dengan bentrokan. Oleh pemuda
Indonesia hal itu dapat dilaksanakan dengan mulus karena sudah mempunyai
tekad yang kuat.

Sebelum tercetusnya Sumpah Pemuda, bahasa Melayu dipakai sebagai lingua


franca (bahasa pergaulan) di seluruh kawasan Indonesia. Hal itu terjadi sudah
berabad-abad sebelumnya. Dengan adanya kondisi yang semacam itu, masyarakat
sama sekali tidak merasa bahwa bahasa daerahnya disaingi. Di balik itu, mereka
telah menyadari bahwa bahasa daerahnya tidak mungkin dapat dipakai sebagai
alat perhubungan antar suku, sebab yang diajak komunikasi juga mempunyai
bahasa daerah tersendiri. Adanya bahasa Melayu yang dipakai sebagai lingua
franca ini pun tidak akan mengurangi fungsi bahasa daerah. Bahasa daerah tetap
dipakai dalam situasi kedaerahan dan tetap berkembang. Kesadaran masyarakat
yang semacam itulah, khusunya pemuda-pemudanya yang mendukung lancarnya
inspirasi tersebut.

Tidak ada perbedaan yang jelas pada wujud, baik struktur, sistem, maupun
kosakata bahasa Melayu pada tanggal 27 Oktober 1928 dan bahasa Indonesia pada
tanggal 28 Oktober 1928. Hanya yang membedakan adalah semangat dan jiwa
barunya. Sebelum Sumpah Pemuda, semangat dan jiwa bahasa Melayu masih
bersifat kedaerahan atau jiwa Melayu. Akan tetapi, setelah Sumpah Pemuda
semangat dan jiwa bahasa Melayu sudah bersifat nasional atau jiwa
Indonesia. Pada saat itulah, bahasa Melayu yang berjiwa semangat baru diganti
dengan nama bahasa Indonesia.

3. Bahasa Negara

Sebagaimana kedudukannya sebagai bahasa nasional, bahasa Indonesia sebagai


bahasa negara atau bahasa resmi pun mengalami perjalanan sejarah yang
panjang. Secara resmi adanya bahasa Indonesia dimulai sejak Sumpah
Pemuda, 28 Oktober 1928. Ini tidak berarti sebelumnya tidak ada. Ia merupakan
sambungan yang tidak langsung dari bahasa Melayu. Dikatakan demikian, sebab
pada waktu itu bahasa Melayu masih juga digunakan dalam lapangan atau ranah
pemakaian yang berbeda. Bahasa Melayu digunakan sebagai bahasa resmi kedua
oleh pemerintah jajahan Hindia Belanda, sedangkan bahasa Indonesia dan yang
digunakan di luar situasi pemerintahan tersebut oleh pemerintah yang
mendambakan persatuan Indonesia menginginkan kemerdekaan Indonesia.

Demikianlah, pada saat itu terjadi dualisme pemakaian bahasa yang sama
tubuhnya, tetapi berbeda jiwanya: jiwa kolonial dan jiwa nasional.
Keempat fungsi yang terdapat dalam hasil perumusan seminar Politik Bahasa
Nasional yang diselenggarakan di Jakarta pada tanggal 25-28 Februari 1975 harus
dilaksanakan, sebab minimal empat fungsi itulah memang sebagai ciri penanda
bahwa suatu bahasa dapat dikatakan berkedudukan sebagai bahasa
negara. Pemakaian pertama yang membuktikan bahwa bahasa Indonesia sebagai
bahasa resmi kenegaran ialah digunakannya bahasa Indonesia dalam naskah
proklamasi kemerdekaan RI 1945. Mulai saat itu dipakailah bahasa Indonesia
dalam segala upacara, peristiwa, dan kegiatan kenegaraan baik dalam bentuk lisan
maupun tulis.

Keputusan-keputusan, dokumen-dokumen, dan surat-surat resmi yang dikeluarkan


oleh pemerintah dan lembaga- lembaganya dituliskan di dalam bahasa
Indonesia. Pidato-pidato atas nama pemerintah atau dalam rangka menuanaikan
tugas pemerintahan diucapkan dan dituliskan dalam bahasa Indonesia.
Sehubungan dengan ini kita patut bangga terhadap presiden kita, Soeharto yang
selalu menggunakan bahasa Indonesia dalam situsi apa dan kapan pun selama
beliau mengatasnamakan kepala negara atau pemerintah.

Sebagai bahasa resmi, bahasa Indonesia dipakai sebagai bahasa pengantar di


lembaga-lembaga pendidikan mulai dari taman kanak-kanak sampai dengan
perguruan tinggi. Hanya saja untuk kepraktisan, beberapa lembaga pendidikan
rendah yang anak didiknya hanya menguasai bahasa ibunya menggunakan bahasa
pengantar bahasa daerah anak didik yang bersangkutan.

4. Bahasa Baku

Bahasa Indonesia tumbuh dan berkembang dalam masyarakat multikultural. Oleh


karena itu, bahasa Indonesia memiliki varian yang sangat banyak, baik varian
akibat perbedaan daerah penggunaa maupun varian akibat kelompok sosial
penggunanya. Perbedaan variasi tersebut di satu sisi dapat dijadikan ciri yang
menunjukkan darI daerah mana atau kelompok mana seorang penutur berasal, di
sisi lain merupakan perbedaan yang mengganggu interaksi sosial antarkelompok
yang menggunakan bahasa Indonesia. Oleh karena itu, perlu ditetapkan bahasa
Indonesia baku yang mewakili setiap varian yang ada.

Bahasa baku adalah inti bahasa yang dapat diterima oleh penutur semua dialek
bahasa Indonesia. Sebagai contoh adalah sebagai berikut. Untuk menyebut orang
tua laki-laki, dalam suatu bahasa A misalnya, digunakan kata babe, ayah, atau
bapak; dalam bahasa B digunakan kata abab, bapa, atau bapak, sedangkan dalam
bahasa C digunakan kata bapak, bapa, atau rama. Dengan demikian, kata bapak
yang muncul di semua bahasa, dianggap sebagai kata baku untuk menyebut orang
tua laki-laki.
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN

Pengertian bahasa telah banyak didefinisikan oleh para ahli menurut sudut
pandang mereka masing-masing. Bahasa pada dasarnya merupakan sebuah ilmu.
Ilmu bahasa dikenal dengan istilah linguistik. Kata linguistik berasal dari kata
Latin, yakni lingua yang berarti bahasa. Dan dalam bahasa Inggris, istilah
linguistik berkaitan dengan kata language. Sedangkan dalam bahasa Indonesia,
linguistik adalah nama bidang ilmu dan kata sifatnya adalah linguistis.

Bahasa adalah sistem yang teratur berupa lambang-lambang bunyi yang


dihasilkan oleh alat ucap manusia yang digunakan untuk mengekspresikan
perasaan dan pikiran bahasa yang dipergunakan untuk berinteraksi sebagai alat
komunikasi.

Hakikat bahasa sebagai berikut :


1. Bahasa Sebagai Sistem
2. Bahasa Sebagai Lambang
3. Bahasa itu Sistem Bunyi
4. Bahasa itu Bermakna
5. Bahasa itu Arbitrer
6. Bahasa itu Konvensional
7. Bahasa itu Produktif
8. Bahasa itu Unik
9. Bahasa itu Universal
10. Bahasa itu Bervariasi
11. Bahasa itu Dinamis
12. Bahasa itu Identitas suatu Kelompok Sosial

Fungsi bahasa sebagai berikut :


1. Fungsi Ekspresi Diri
2. Fungsi Komunikasi
3. Fungsi Integrasi dan Adaptasi Sosial

Kedudukan dan fungsi bahasa Indonesia


1. Bahasa persatuan.
2. Bahasa Nasional
3. Bahasa Negara
4. Bahasa Baku

B. SARAN

Anda mungkin juga menyukai