INDONESIA
Disusun Oleh:
Kelompok 1
Segala puji syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat dan kasih sayang-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan
tugas makalah ini yang berjudul “Arti, Hakikat, Fungsi, Kedudukan Bahasa
Indonesia”
Makalah ini kami susun berdasarkan sumber-sumber yang kami peroleh dan
menyajikan materi yang sesuai dengan urutan materi yang ada dibuku dan
susunan yang telah diajarkan oleh dosen pengampu. Makalah ini kami kerjakan
secara berkelompok atas bimbingan dan arahan dari dosen mata kuliah Studi
Bahasa Indonesia, yakni Ibu Jeeny Rahmayana, M.Pd.I yang selalu memberikan
arahan dan membimbing dalam proses pembelajaran dengan sabar dan
menyenangkan.
Pembuatan makalah ini mempunyai tujuan agar membantu kami para mahasiswa
dalam proses belajar agar lebih mudah untuk memahami dan mendalami lagi
tentang bahasa kebangsaan negara kita sendiri, yaitu Bahasa Indonesia, melatih
kemampuan kami dalam berbahasa dengan baik dan benar, serta menambah
wawasan tentang berbahasa.
Tidak lupa pula kami mengucapkan banyak terima kasih kepada ibu Jeeny
Rahmayana, M.Pd.I selaku dosen pengampu, kedua orang tua kami, dan juga
rekan-rekan sekalian yang telah membantu dalam proses pembuatan makalah ini.
Semoga segala kebaikan yang sudah dilakukan diterima oleh Allah SWT. Dan
mendapatkan balasan terbaik di sisi-Nya. Aamiin ya Rabbal’alamiin.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI.............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................1
A. LATAR BELAKANG...................................................................................1
B. RUMUSAN MASALAH...............................................................................1
C. TUJUAN PEMBAHASAN............................................................................2
A. ARTI BAHASA.............................................................................................3
B. HAKIKAT BAHASA....................................................................................4
C. FUNGSI BAHASA........................................................................................9
D. KEDUDUKAN DAN FUNGSI BAHASA INDONESIA.............................11
A. KESIMPULAN..............................................................................................
B. SARAN..........................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Bahasa merupakan salah satu budaya manusia yang sangat tinggi nilainya karena
dengan bahasa manusia dapat berkomunikasi dan berinteraksi dengan masyarakat
sekitar. Dengan bahasa pula manusia dimungkinkan dapat berkembang dan
mengabstraksikan berbagai gejala yang muncul di sekitarnya. Jelas bahwa bahasa
sangat penting peranannya dalam kehidupan sosial dan boleh dikatakan manusia
berbahasa setiap hari mulai dari bangun tidur sampai tidur lagi, bahkan bermimpi
pun manusia berbahasa pula. Bahasa tumbuh dan dibutuhkan dalam segala aspek
kehidupan masyarakat yang meliputi kegiatan bermasyarakat seperti perdagangan,
pemerintahan, kesehatan, pendidikan, keagamaan, dan sebagainya.
B. RUMUSAN MASALAH
A. ARTI BAHASA
Pengertian bahasa telah banyak didefinisikan oleh para ahli menurut sudut
pandang mereka masing-masing. Bahasa pada dasarnya merupakan sebuah ilmu.
Ilmu bahasa dikenal dengan istilah linguistik. Kata linguistik berasal dari kata
Latin, yakni lingua yang berarti bahasa. Dan dalam bahasa Inggris, istilah
linguistik berkaitan dengan kata language. Sedangkan dalam bahasa Indonesia,
linguistik adalah nama bidang ilmu dan kata sifatnya adalah linguistis.1
B. HAKIKAT BAHASA
Banyak para ahli bahasa mengemukakan pendapatnya tentang hakikat bahasa itu
sendiri. Dan tentunya pendapat-pendapat tersebut sudah melalui studi yang
komprehensif, sehingga dapat ditarik kesimpulan tentang hakikat bahasa itu
sendiri. Adapun hakikat bahasa menurut berbagai para ahli bahasa dapat
disimpulkan, yaitu:
Bahasa adalah sebuah sistem yang memiliki arti bahwa bahasa terdapat unsur
yang tersusun dan teratur mengikuti pola yang terbentuk dari keseluruhan
komponen yang memiliki makna atau fungsi. Sistem tersebut berhubungan
dengan berbagai unsur atau komponen secara fungsional.
Bahasa bukan terbentuk dari pola acak atau tidak beraturan, melainkan terbentuk
dari pola yang berulang dan memiliki hirarki secara tata kebahasaan. Sehingga
bahasa tersebut tetap mengikuti jenjang dari yang terendah sampai yang tertinggi.
Oleh demikian, bahasa akan sesuai dengan urutan dalam sistem.
2. Bahasa Sebagai Lambang
Adanya lambang atau simbol memang tidak pernah lepas dari kehidupan manusia,
karena setiap kegiatan tidak akan terlepas dari simbol. Lain halnya dengan tanda,
lambang atau simbol sifatnya alamiah atau tidak langsung, melainkan secara
konvensional untuk menandai sesuatu. Misalnya, ketika berjalan kesuatu tempat
dan melihat adanya janur kuning melengkung disebuah gerbang halaman rumah,
maka kita akan tahu bahwa dirumah tersebut sedang atau telah melangsungkan
sebuah hajatan atau sebuah pesta. Mengapa demikian? Karena secara
konvensional janur kuning dijadikan tanda adanya pesta pernikahan.
Selain itu, ada perbedaan yang dimaksud dengan tanda dan lambang. Tanda dalam
kajian semiotika dijelaskan sebagai suatu hal yang menandai dan mewakili
pikiran, ide, gagasan, perasaan, dan benda secara langsung dan alamiah. Misalnya,
seseorang yang menangis ditandai dengan keluarnya air mata, atau kejadian lain,
keluarnya asap tebal dari dalam hutan dapat menandai bahwa ada kebakaran
hutan.
Salah satu pengertian bahasa adalah sistem lambang bunyi. Namun, tidak semua
bunyi itu dapat dikatakan bahasa. Karena ada hal yang perlu dibedakan antara
bunyi bahasa dengan bunyi di luar bahasa. Menurut Kridalasana bahwa bunyi itu
merupakan kesan pusat saraf yang bereaksi melalui gendang telinga karena
perubahan tekanan udara (Ahmad & Abdullah, 2012).
Bunyi ini berasal dari berbagai sumber gesek atau benturan pada benda, seperti
benturan besi dengan aluminium yang akan menimbulkan sebuah bunyi yang khas
dari benturan keduanya.
Sedangkan, bunyi bahasa bagi manusia adalah bunyi ujaran atau bahasa pada
satuan bunyi yang dihasilkan manusia melalui alat ucap. Maka dari itu, bunyi
yang tidak berasal dari manusia maka tidak termasuk kedalam bahasa. Namun,
tidak semuanya bunyi yang berasal dari manusia itu bunyi bahasa, seperti bersin,
batuk, dan bunyi orokan saat tidur. Hal ini dikarenakan, bunyi tersebut tidak
memiliki pesan dan tidak ada kesengajaan dari orang tersebut. Jadi bunyi bahasa
itu harus diucapkan yang pada fonetik sebagai “fon” dan fonemik sebagai
“fonemik”.
Salah satu tujuan berbahasa adalah sebagai alat komunikasi. Setiap komunikasi
pasti menyampaikan pesan bermakna yang bisa saling dimengerti satu sama lain.
Bahasa itu merupakan suatu sistem lambang dengan bunyi bahasa yang keluar
dari alat ucap manusia dengan memiliki makna. Artinya makna itu dalam suatu
bahasa harus ada, maka ucapan yang tidak bermakna tidak termasuk bahasa.
Karena fungsi bahasa sendiri yaitu untuk memberikan pesan, ide, konsep,
gagasan, pengertian, menyampaikan emosi atau pikiran kepada orang lain.
Jadi, bahasa sebagai arbitrer terdapat pada hubungan lambang bunyi yang
dilambangkan. Namun, bahasa sebagai konvensional terletak berdasarkan penutur
yang patuh pada penggunaan lambang bunyi sesuai pada yang dilambangkan.
Maka dari itu, jangan pernah mencoba untuk mengubah konvensi tersebut agar
tidak terhambat komunikasinya.
Bahasa walaupun memiliki berbagai unsur yang terbatas, namun tetap dikatakan
produktif. Sebab satuan bahasa jumlah yang tidak terbatas. Walaupun secara
relatif sesuai sistem yang berlaku dalam bahasa itu. Bahasa Indonesia dapat
dikatakan produktif terlihat dari jumlah kalimat yang dibuat. Berdasarkan sumber
dari pusat bahasa bahwa kata yang terdapat di bahasa Indonesia berjumlah kurang
lebih 90.000 buah kata. Namun, dengan jumlah kata tersebut dapat dibuat
mungkin jutaan kalimat. Hal ini termasuk dari jumlah kalimat yang dibuat atau
belum dibuat orang.
Ciri khusus bahasa belum tentu dimiliki oleh bahasa lainnya. Maka dari itu,
bahasa bersifat unik memiliki arti bahwa setiap bahasa berciri khas tersendiri.
Adapun ciri khas itu dilihat dari berbagai tinjauan, seperti:
Adapun hal unik yang dimiliki bahasa Indonesia yaitu penekanan kata yang
bersifat sintaksi, bukan bersifat morfemis. Artinya adalah kata dalam sebuah
kalimat diberikan tekanan, sehingga kata tersebut tetap dan tidak ada perubahan.
Namun yang berubah makna keseluruhan kalimat.
9. Bahasa itu Universal
Bahasa yang bersifat unik, tentu terdapat suatu ciri khas yang bersifat universal.
Artinya setiap bahasa di dunia mempunyai ciri khas yang sama di dunia. Ciri
universal tersebut adalah unsur bahasa yang paling umum, sehingga unsur
tersebut dapat dikaitkan dengan bahasa lainnya, baikciri atau sifat bahasa.
Paling umum ciri suatu bahasa bersifat universal yaitu bahasa terdapat bunyi
bahasa, yaitu vokal dan konsonan. Misalnya, bahasa Indonesia terdiri dari 6 buah
vokal, dan ditambah lagi dengan 22 buah konsonan. Bahasa Inggris terdiri dari 16
buah vokal (termasuk diftong) dan ditambah lagi dengan 24 buah konsonan.
Adapun pada bahasa Arab terdiri dari 3 buah vokal dan 28 buah konsonan. Selain
itu, sifat bahasa yang universal dapat dilihat dari satuan bahasa yang bermakna,
seperti kata, frase, klausa, kalimat, dan wacana.
Pada umumnya, suatu bahasa dalam anggota masyarakat terdiri dari orang-orang
yang budaya dan status sosial yang berbeda. Ada masyarakat bahasa yang
berpendidikan ada yang tidak berpendidikan. Dan ada pula masyarakat bahasa
yang masih menggunakan bahasa daerah masing-masing atau masyarakat yang
sudah terpengaruh oleh budaya luar, hingga menggunakan bahasa asing untuk
berkomunikasi atau untuk menunjukkan eksistensinya di masyarakat.
Maka dari itu, berdasarkan latar belakang dan lingkungan yang berbeda-beda
maka terdapat ragam dalam suatu bahasa. Adapun berdasarkan sarananya terdapat
ragam lisan dan tulisan.Selain itu,ada juga ragam bahasa jurnalistik, ragam bahasa
militer, ragam bahasa hukum, dan ragam bahasa sastra.
11. Bahasa itu Dinamis
Bahasa itu disebut dinamis artinya salah satu hal yang akan tidak pernah lepas dari
kehidupan manusia. Bahkan setiap kegiatan dan gerak manusia maka bahasa akan
terus digunakan oleh manusia. Maka dari itu, keterkaitan dan keterikatan bahasa
dengan manusia akan terus ada dan tidak akan pernah putus.
Manusia yang memiliki kebudayaan tentu memiliki ciri-ciri tersendiri. Maka dari
itu, ciri-ciri yang sangat menonjol dan pembeda yaitu bahasa. Melalui bahasa,
maka pada setiap kelompok sosial pasti merasa dirinya berbeda dengan kelompok
yang lain. Pada kelompok tertentu, orang akan memiliki anggapan bahwa bahasa
itu suatu identitas sosial yang penting daripada bahasa sebagai sistem. Misalnya,
bahasa Indonesia akan menggambarkan perilaku orang Indonesia, bahasa Madura
akan menggambaran dan menjadi identitas bagi orang Madura.
C. FUNGSI BAHASA
Pada dasarnya fungsi utama bahasa sudah terlihat jelas dalam konsep bahasa itu
sendiri, yaitu fungsi komunikasi dalam bahasa, berlaku bagi semua bahasa apapun
dan dimanapun. Dalam berbagai literatur bahasa, ahli bahasa (linguis) bersepakat
dengan fungsi-fungsi bahasa sebagai berikut:
Fungsi pertama ini, pernyataan ekspresi diri, menyatakan sesuatu yang akan
disampaikan oleh penulis atau pembicara sebagai eksistensi diri dengan maksud:
2. Fungsi Komunikasi
Fungsi komunikasi merupakan fungsi bahasa yang kedua setelah fungsi ekspresi
diri. Maksudnya, komunikasi tidak akan terwujud tanpa dimulai dengan ekspresi
diri. Komunikasi merupakan akibat yang lebih jauh dari ekspresi, yaitu
komunikasi tidak akan sempurna jika ekspresi diri tidak diterima oleh orang lain.
Oleh karena itu, komunikasi tercapai dengan baik bila ekspresi berterima. Dengan
kata lain, komunikasi berprasyarat pada ekspresi diri.
1. Bahasa persatuan.
2. Bahasa Nasional
Berhasilnya bangsa Indonesia mempunyai bahasa Indonesia ini tidak seperti anak
kecil yang menemukan kelereng di tengah jalan. Kehadiran bahasa Indonesia
mengikuti perjalanan sejarah yang panjang. Perjalanan itu dimulai sebelum
kolonial masuk ke Nusantara, dengan bukti-bukti prasasti yang ada, misalnya
yang didapatkan di Bukit Talang Tuwo dan Karang Brahi serta batu nisan di
Aceh, sampai dengan tercetusnya inpirasi persatuan pemuda-pemuda Indonesia
pada tanggal 28 Oktober 1928 yang konsep aslinya berbunyi:
Dari ketiga butir di atas yang paling menjadi perhatian pengamat adalah butir
ketiga. Butir ketiga itulah yang dianggap sesuatu yang luar biasa. Dikatakan
demikian, sebab negara- negara lain mencoba untuk membuat hal yang sama
selalu mengalami kegagalan yang dibarengi dengan bentrokan. Oleh pemuda
Indonesia hal itu dapat dilaksanakan dengan mulus karena sudah mempunyai
tekad yang kuat.
Tidak ada perbedaan yang jelas pada wujud, baik struktur, sistem, maupun
kosakata bahasa Melayu pada tanggal 27 Oktober 1928 dan bahasa Indonesia pada
tanggal 28 Oktober 1928. Hanya yang membedakan adalah semangat dan jiwa
barunya. Sebelum Sumpah Pemuda, semangat dan jiwa bahasa Melayu masih
bersifat kedaerahan atau jiwa Melayu. Akan tetapi, setelah Sumpah Pemuda
semangat dan jiwa bahasa Melayu sudah bersifat nasional atau jiwa
Indonesia. Pada saat itulah, bahasa Melayu yang berjiwa semangat baru diganti
dengan nama bahasa Indonesia.
3. Bahasa Negara
Demikianlah, pada saat itu terjadi dualisme pemakaian bahasa yang sama
tubuhnya, tetapi berbeda jiwanya: jiwa kolonial dan jiwa nasional.
Keempat fungsi yang terdapat dalam hasil perumusan seminar Politik Bahasa
Nasional yang diselenggarakan di Jakarta pada tanggal 25-28 Februari 1975 harus
dilaksanakan, sebab minimal empat fungsi itulah memang sebagai ciri penanda
bahwa suatu bahasa dapat dikatakan berkedudukan sebagai bahasa
negara. Pemakaian pertama yang membuktikan bahwa bahasa Indonesia sebagai
bahasa resmi kenegaran ialah digunakannya bahasa Indonesia dalam naskah
proklamasi kemerdekaan RI 1945. Mulai saat itu dipakailah bahasa Indonesia
dalam segala upacara, peristiwa, dan kegiatan kenegaraan baik dalam bentuk lisan
maupun tulis.
4. Bahasa Baku
Bahasa baku adalah inti bahasa yang dapat diterima oleh penutur semua dialek
bahasa Indonesia. Sebagai contoh adalah sebagai berikut. Untuk menyebut orang
tua laki-laki, dalam suatu bahasa A misalnya, digunakan kata babe, ayah, atau
bapak; dalam bahasa B digunakan kata abab, bapa, atau bapak, sedangkan dalam
bahasa C digunakan kata bapak, bapa, atau rama. Dengan demikian, kata bapak
yang muncul di semua bahasa, dianggap sebagai kata baku untuk menyebut orang
tua laki-laki.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Pengertian bahasa telah banyak didefinisikan oleh para ahli menurut sudut
pandang mereka masing-masing. Bahasa pada dasarnya merupakan sebuah ilmu.
Ilmu bahasa dikenal dengan istilah linguistik. Kata linguistik berasal dari kata
Latin, yakni lingua yang berarti bahasa. Dan dalam bahasa Inggris, istilah
linguistik berkaitan dengan kata language. Sedangkan dalam bahasa Indonesia,
linguistik adalah nama bidang ilmu dan kata sifatnya adalah linguistis.
B. SARAN