Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

JATI DIRI BAHASA

Disusun Oleh:
1. ACHMAD YULIANTO
2. AL AADIYAAT RAHMAN MANILET
3. DESTIANTO TANGGULING
4. DORISMA NAINGGOLAN
5. ROCKY RONALDO TITIT

DOSEN PENGAMPU:
SYAMS’U RIJAL
UNIVERSITAS PAPUA
TEKNIK PERTAMBANGAN DAN PERMINYAKAN
TEKNIK PERTAMBANGAN
2017
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah
tentang “Jati Diri bahasa” yang alhamdulillah selesai tepat pada waktunya.
Saya menyadari bahwa tugas ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan
saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu saya harapkan demi
kesempurnaan makalah ini.

Akhir kata, saya sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan
serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa
meridhai segala usaha kita. Amin.

Sorong 28 Agustus 2017


Penyusun

I
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................I


DAFTAR ISI ...........................................................................................................II

BAB I PENDAHULUAN...........................................................................1
1.1 Latar Belakang
.......................................................................1
1.2 Tujuan ...................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN.............................................................................2
2.1 Pengertian Bahasa Sebagai jati
diri........................................2
2.2 Pengertian Jati Diri Dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia....3
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan............................................................................3
II
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dilihat dari latar belakang Bahasa Indonesia sebagai Jati Diri Bahasa Bangsa
Indonesia sebagai sarana untuk pemersatu rakyat seluruh Bangsa Indonesia terlebih
lagi Bahasa merupakan Nilai-nilai budaya bahasa itu sendiri

1.2 Tujuan
Tujuan penulisan makalah ini adalah mengetahui pengertian Jati Diri Bahasa
itu sendiri.

BAB II
PEMBAHASAN

Secara sederhana, bahasa dapat diartikan sebagai alat untuk berinteraksi atau
alat untuk berkomunikasi, dalam arti alat untuk menyampaikan pikiran, gagasan,
konsep, atau persaan.
Bahasa adalah sebuah sistem, artinya, bahasa dibentuk oleh sejumlah komponen
yang berpola secara tetap dan dapat dikaidahkan. Sistem bahasa berupa lambang-
lambang bunyi, setiap lambang bahasa melambangkan sesuatu yang disebut makna atau
konsep. Karena setiap lambang bunyi itu memiliki atau menyatakan suatu konsep atau
makna, maka dapat disimpulkan bahwa setiap suatu ujaran bahasa memiliki makna.

2.1 Pengertian Bahasa Sebagai Jati Diri


BAHASA SEBAGAI JATI DIRI Jati diri adalah sebuah identitas yang menjadi sebuah ciri atau
tanda dari seseorang yang biasa melakukan suatu aktivitas dengan cirri atau tanda tertentu ,
missal dengan cara atau gaya bahasa yang tutur sopan santun atau kasar dalam berbahasa .
begitu juga dalam suatu suku bangsa yang berbeda bahasa dan berbeda jati diri nya . Jadi
bahasa sebagai jati diri adalah sebuah symbol dari penuturnya yang mencerminkan suatu
bahasa dari suatu bangsa yang ditandai dari tutur kata perilaku seseorang atau bangsa
2
2.2 Pengertian Jati Diri Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia
Dalam kamus besar bahasa indonesia jati diri mempunyai pengertian yaitu ciri-ciri,
gambaran, atau keadaan khusus seseorang atau suatu benda, identitas, inti, jiwa, semangat,
dan daya gerak dari dalam, spiritualitas. jadi jati diri adalah segala sesuatu yang dapat
menunjukan identitas, ciri-ciri atau apapun yang dapat menggambarkan keadaan seseorang
atau suatu benda.

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Secara sederhana, bahasa dapat diartikan sebagai alat untuk berinteraksi atau alat
untuk berkomunikasi. Secara sistem, , bahasa dibentuk oleh sejumlah komponen yang
berpola secara tetap dan dapat dikaidahkan. Sistem bahasa berupa lambang-lambang bunyi,
setiap lambang bahasa melambangkan sesuatu yang disebut makna atau konsep. Karena
setiap lambang bunyi itu memiliki atau menyatakan suatu konsep atau makna.
BAHASA SEBAGAI JATI DIRI Jati diri adalah sebuah identitas yang menjadi sebuah ciri
atau tanda dari seseorang yang biasa melakukan suatu aktivitas dengan cirri atau tanda
tertentu.
Dalam kamus besar bahasa indonesia jati diri mempunyai pengertian segala
sesuatu yang dapat menunjukan identitas, ciri-ciri atau apapun yang dapat menggambarkan
keadaan seseorang atau suatu benda.
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Bahasa indonesia merupakan bahasa yang perlu dipelajari dan dimengerti oleh semua
lapisan masyarakat Indonesia. Karena bahasa indonesia merupakan bahasa resmi dan juga
bahasa kesatuan republik Indonesia. Maka dari itu, kami akan memberikan sebuah
pemahaman tentang jati diri atau gambaran bahasa.

B. Rumusan Masalah

1 .Arti bahasa
2. Fungsi bahasa
3. Ragam bahasa

C. Tujuan
1. Agar kita memahami arti bahasa.
2. Agar kita mengetahui fungsi bahasa.

3. Agar kita lebih jauh mengenal apa itu ragam bahasa.

BAB II
PEMBAHASAN

1. JATI DIRI BAHASA


A. Arti Bahasa

Apa itu bahasa, Bahasa adalah alat atau sarana komunikasi bagi setiap manusia, mau itu
bahasa lisan ataupun bahasa tubuh. Sosok bahasa sering disebut penanda(previor) eksistensi
budaya dari masyarakat yang bersangkutan. Masyarakat yang maju budayanya pasti juga
berkembang baik eksistensi bahasanya. Bahasa yang baik juga dapat menunjukan keberadaan
masyarakatnya. Maka, bahasa juga sering disebut cermin masyarakat. Jadi, bahasa juga
merupakan cermin(mirror) bagi keberadaan masyarakat.
Pada umumnya, bahasa dalam masyarakat banyak dipahami sebagai sistem lambang.
Sebagai sistem lambang bahasa memiliki ciri-ciri kebermaknaan atau keberartian. Bilamana
tidak bermakna atau berarti maka bahasa itu tidak perlu lagi digunakan di masyarakat. Kalau
sosok bahasa tidak dirawat atau di tinggalkan masyarakat maka, dipastikan bahasa itu pada
gilirannya akan berdinamika mundur alias involutif. Bahasa yang tidak dihidupi warga
masyarakat akhirnya akan berubah menjadi bahasa mati(pathoic).
Dimensi berikutnya dari sebuah bahasa sebagai sistem lambang adalah bahwa masyarakat
pengguna bahasa harus memahami sistem itu dengan sebaik-baiknya. Bahasa yang tidak di
pahami oleh masyarakat akan menjadi bahasa yang statis, karena tidak pernah dirawat. Maka,
sangatlah penting kehadiran kamus bahasa itu.
Dimensi lainnya adalah bahwa bahasa itu memiliki ciri produktif. Hal demikian terjadi
karena ada pengimbuhan atau atfikasi. Dimensi yang lainnya harus dipahami pula dalam
rangka merunut arti bahasa seperti disebutkan diatas bahwa entitas bahasa itu berifat unik,
khas, dan tidak dimiliki bahasa yang lainnya. Kalau dimiliki oleh bahasa yang lainnya,
hampir pasti wujudnya berubah. jadi didalamnya telah terjadi inovasi dan kreasi.

Maka, dapatkan dipastikan pula bahwa bahasa-bahasa demikian itu pasti merupakan
bahasa berkerabat(cognates). Kaidah-kaidah kebahasaan dalam sebuah bahasa kadangkala
juga dapat ditemukan di dalam bahasa-bahasa yang lainnya yang ada di dunia ini. Beberapa
ahli bahasa, seperti Anderson(1972) dan Brown(1960). Anderson menyebutkan delapan
prinsip dasar yang merupakan hakikat bahasa, yakni:
1. Merupakan alat komunikasi.
2. Bersifat kesemestaan.
3. Bersifat kemanusiaan.
4. Berkaitan dengan masyarakat dan budaya.
5. Memiliki makna konvesional.
6. Bersifat vokal.
7. Merupakan simbol arbitrer.
8. Merupakan sistem.
Sementara, brown menyebutka delapan prinsip dasar yang membentuk hakikat bahasa,
yaitu:
1. Merupakan kebiasaan.
2. Bersifat berubah-ubah.
3. Berhubungan dengan budaya.
4. Merupakan alat komunikasi.
5. Bersifat unik dan khas.
6. Merupakan lambang arbitrer.
7. Bersifat vokal.
8. Merupakan sistem.
Jadi, jelas terlihat sekali bahwa kedua pendapat itu sesungguhnya hampir sama. Hanya
ada sedikit yang mebedakan, tapi secara umum dapat dikatakan pendapat mereka dikatakan
sama.[1]

B. Fungsi Bahasa

Bahasa memilki fungsi beragam. Fungsi utama bahasa adalah sebagai komunikasi dan
interaksi. Bagi manusia bahasa menjadi peranti utama dalam berkomunikasi dan berinteraksi
dengan sesamanya. Berbicara fungsi bahasa, nama Halliday, Linguis sangat ternama lewat
karyanya yang berjudul’ explorations in he functions of languange’ Halliday menunjukan
tujuh fungsi bahasa, yaitu:
1. Fungsi instrumental.
Adapun yang dimaksud dengan fungsi instrumental bahasa adalah bahwa bahasa itu dapat
digunakan untuk melayani lingkungannya. Jadi, dengan bahasa dapat di hasilkan tindakan-
tindakan komunikatif yang juga akan menghasilkan kondisi komikasi tertentu pula.
2. Fungsi regulatif.
Bahwa entitas bahasa itu dapat digunakan untuk mengawasi serta mengendalikan
peristiwa-peristiwa tertentu dalam masyarakat. Jadi, titik fokus regulatif adalah bahwa bahasa
digunakan untuk mengatur serta mengendalikan orang-orang sebagai warga masyarakat.
3. Fungsi representasional.
Fungsi bahasa untuk membuat pernyataan-pernyataan, menyampaikan fakta-fakta dan
pengetahuan, menjelaskan peristiwa, melaporkan sesuatu, dan seterusnya. Jadi, fungsi
representasional ini bersifat menggambarjan atau mempersentasikan sesuatu.
4. Fungsi interaksional.
Bahwa bahasa itu dapat digunakan untuk menjamin terjadinya interaksi, memantapkan
komunikasi, dan mengukuhkan komunikasi dan interaksi antar warga masyarakat itu sendiri.
5. Fungsi personal
Bahwa bahasa itu dapat digunakan untuk mengekspresikan maksud-maksud pribadi atau
personal, menyatakan emosi, untuk mengungkapkan perasaan dan maksud-maksud personal
lainnya.
6. Fungsi Heuristik.
Bahasa berkaitan erat dengan kegunaan bahasa ntuk mempelajari pengetahuan, mencari ilmu,
mengembangkan teknologi, dan menyampaikan rumusan-rumusan yang bersifat pertanyaan.
Untuk mewujudkan fungsi heuristik adalah dengan cara banyak bertanya. Bertanya adalah
dasar dari hadirnya penelitian di kemudian hari.
7. Fungsi imajinatif.
Adalah fungsi bahasa yang berkenaan dengan penciptaan imajinasi. Fungsi bahasa ini
dapat dilihat dari sering di fungsikannya bahasa untuk mendongeng, bercerita, menciptakan
khayalan, mimpi, dan seterusnya.

Bagi masyarakat dan bangsa indonesia, harus di catat bahwa bahasa indonesia memilki
kedudukan sebagai bahasa nasional. Bahasa sebagai bahasa nasional pada awalnya tertuang
dalam sumpah pemuda yang di ikrarkan dalam kongres pemuda 28 oktober 1928. Ikrar yang
berbunyi,’menjunjung tinggi bahasa persatuan bahasa indonesia’, sesungguhnya memberikan
roh bagi perawatan, pemeliharaan, dan pengembangan bahasa indonesia dalam konstelasi
bahasa lainnya. Pada seminar politik pada tahun 1975 dinyatakan tegas bahwa bahasa
nasional berfungsi sebagai: (1) lambang kebanggaan nasional (2) lambang identitas nasional
(3) alat pemersatu berbagai –bagai masyarakat yang berbeda latar belakang sosial budaya dan
bahasanya (4) alat penghubung antar budaya dan antar daerah. Dalam pasal 36 UUD 1945
dinyatakan dengan tegas bahwa bahasa indonesia adalah bahasa resmi negara.[2]

C. Ragam Bahasa.

Bahasa indonesia memiliki berbagai ragam bahasa yang tidak sedikit jumlahnya. Bahkan,
karena berbagai pertimbangan kepentingan dan perhitungan konteksnya, hadirlah ragam-
ragam bahasa yang wujudnya bermacam-macam. Kita ambil saja contohnya seperti dunia
periklanan, yang dengan inovasi dan kreativitasnya seakan selalu menghasilkan bentuk-
bentuk bahasa yang baru.
Persoalan serius sekarang ini muncul karena terhadap ragam bahasa yang tidak sedikit
jumlahnya tersebut orang cendrung mencampur-adukkannya. Dalam segala kesempatan,
orang justru jatuh pada satu kutub saja dan tidak cermat menantikan bentu-bentuk
kebahasaan yang sesuai dengan ragam atau larasnya. Kata kunci untuk menyikapi ragam-
ragam bahasa indonesia yang luar biasa jumlahnya itu adalah dengan mebuat
pembedaanpembedaan fungsi atau kegunaan. Ragam bahasa tertentu haru digunakan dalam
konteks pemakaian yang tertentu sifatnya.
1. Ragam Bahasa Berdasarkan Waktunya.
Terdapat tiga macam ragam bahasa indonesia jika konteks waktu dijadikan bahan utama
pertimbangan pembedaannya. Dalam setting waktu pula sebuah bahasa akan dapat diperinci
menjadi (a) bahasa ragam lama atau kuno, (b) bahasa ragam baru atau modern, (c) bahasa
ragam kontemporer, yakni ragam bahasa yang mencuat akhir-akhir ini. Dengan bahasa laras
lama atau bahasa ragam kuno dapat dilacak keberadaan yang tertuang dalam peranti yang
masih sederhana itu. Ragam bahasa baru, dengan ragam bahasa baru dimungkinkan terjadi
pula inovasi-inovasi kebahasaan yang baru. Dengan ragam bahasa baru itu perkembangan
masa depan akan dapat diprediksikan. Kita akan mengerti akankah ragam bahasa indonesia
kedepanna akan bermatabat tinggi. Ragam bahasa kontemporer, adapun yang dimaksud
adalah entitas bahasa dalam wujud perkembangannya yang sekarang ini, yang sudah tidak
menjadi rahasia lagi, telah melahirkan bentuk kebahasaan yang baru yang cenderung
mengabaikan kaidah-kaidah kebahasaan yang sudah ada itu.

2. Ragam Bahasa Berdasarkan Medianya.

Ragam bahasa terdiri atas :

a. Ragam lisan.
b. Ragam tulis.
Ragam lisan adalah bahasa yang diujarkan oleh pemakai bahasa. Kita dapat
menemukan ragam lisan yang standar, misalnya pada saat orang berpidato atau memberi
sambutan, dalam situasi perkuliahan, ceramah; dan ragam lisan yang nonstandar, misalnya
dalam percakapan antar teman, di pasar, atau dalam kesempatan nonformal lainnya.
Ragam tulis adalah bahasa yang ditulis atau yang tercetak. Ragam tulis pun dapat
berupa ragam tulis yang standar maupun non standar. Ragam tulis yang standar kita temukan
dalam buku-buku pelajaran, teks, majalah, surat kabar, poster, iklan. Kita juga dapat
menemukan ragam tulis nonstandar dalam majalah remaja, iklan, atau poster.[3]

BAB III
PENUTUP

Kesimpulan

Seiring dengan perkembangannya bahasa indonesia memiliki banyak ragam dan


variasi namun semua menambah kekayaan bahasa Indonesia sendiri. Karena salah satu
negara yang maju dapat dilahat dari bahasa nya. Berdasarkan data-data dan fakta dilapangan
menunjukkan masih banyak orang-orang tidak memahami pemakain bahasa Indonesia yang
baik dan benar sesuai dengan kaidah-kaidah yang benar. Baik dari segi baku dan tidak
bakunya suatu bahasa maupun dari segi penuturan dan penulisan nya. Jadi dilihat dari
fungsinya bahasa merupakan jantung dari kehidupan ini karena tanpa bahasa kita tidak akan
bisa berinteraksi sesama yang lain.

DAFTAR PUSTAKA

Dr.R.Kunjana Rahardi, M. Hum. Bahasa indonesia untuk perguruan tinggi Halaman4.


Badudu, J.S. 1990, Inilah Bahasa Indonesia yang benar. Jakarta : Gramedia.
[1]. Dr.R.Kunjana Rahardi, M. Hum. Bahasa indonesia untuk perguruan tinggi Halaman4.
[2]. Dr.R.Kunjana Rahardi, M. Hum. Bahasa indonesia untuk perguruan tinggi
Halaman6.
[3].Badudu, J.S. 1990, Inilah Bahasa Indonesia yang benar. Jakarta : Gramedia

BAB I
PENDAHULUAN

I.A Latar Belakang


Dilihat dari latar belakang Bahasa Indonesia sebagai salah satu sarana untuk
meletakkan dasar kesadaran bersama terhadap nilai-nilai persatuan bangsa,
Bhasa Indonesia juga mendapat kedudukan / posisi yang terhormat setelah
proklamasi kemerdekaan.

I.B Tujuan Penulisan


Tujuan penulisan makalah ini adalah ingin mengetahui perkembangan
Bahasa Indonesia, yang pada saat sekarang ini mulai digemari oleh beberapa
negara di dunia.

I.C Ruang Lingkup Penulisan


Dewasa ini, Bahasa Indonesia merupakan salah satu bahasa asing yang
populer dan digemari oleh bangsa lain, dan telah diajarkan di lebih 140 negara di
dunia.

Baca Juga

 Usaha Peningkatan Daya Saing Koperasi dan UKM untuk Pertumbuhan dan Pemerataan Ekonomi
 Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) di Sumatera Barat
 Program Pemerintah Gemar Makan Ikan (GEMARIKAN)
BAB II
PEMBAHASAN

Bahasa Indonesia sebagai salah satu perwujudan budaya bangsa memiliki


sejarah perkembangan yang unik, yaitu lahir mendahului kemerdekaan kita. Setelah
itu, bahasa Indonesia tumbuh dan berkembang sebagai bahasa perjuangan politik
kebangsaan.
Bahasa Indonesia telah digunakan sebagai salah satu sarana untuk
meletakkan dasar kesadaran bersama terhadap nilai-nilai persatuan dan kesatuan
bangsa.
Jika kita refleksikan kembali ke masa lampau, dapat dibayangkan betapa
beratnya perjuangan bangsa Indonesia, baik sebagai cerminan kehidupan budaya
(jati diri bangsa) maupun sebagai sarana komunikasi sosial politik.
Betapa tidak, bahasa Indonesia pada waktu itu harus bersaing dengan
berbagai bahasa daerah yang tumbuh dan berakar dengan sangat kuat di berbagai
suku bangsa. Beruntunglah “nasib” bahasa Indonesia karena pendiri republik ini
berwawasan luas untuk kepentingan persatuan dan kesatuan bangsa, maka
diangkatlah bahasa Melayu yang menjadi cikal bakal bahasa Indonesia.
Dalam perkembangannya, bahasa Indonesia mendapat kedudukan/posisi
yang terhormat dan bermartabat setelah diproklamasikan dengan UUD 1945-nya
yang diantaranya menyebutkan bahwa “bahasa negara adalah bahasa Indonesia”
(lihat Bab XV, pasal 36). Bahasa Indonesia terus berkembang seiring dengan
perkembangan zaman, sehingga fungsi dan kedudukannya pun bertambah.

II.A Alat Perubahan Sosial


Salah satu syarat terjadinya interaksi sosial adalah adanya komunikasi, dan
bahasa Indonesia tidak terpisahkan dari kehidupan manusia. Kenyataan ini
menunjukkan bahwa bahasa Indonesia tidak pernah terlepas dari kehidupan sosial.
Dalam konteks itulah terjadi persentuhan antara tingkah laku manusia. Bahasa
Indonesia adalah milik kelompok sosial yang sangat dibutuhkan, yang
memungkinkan para anggotanya untuk saling berhubungan, berinteraksi, dan
bekerja sama.
Dengan demikian, bahasa Indonesia pada hakikatnya adalah salah satu
perwujudan reaksi manusia terhadap tantangan-tantangan yang muncul akibat
adanya interaksi sosial. Bahasa Indonesia merupakan respons verbal terhadap
stimulus yang datang dari luar.
Oleh karena itu, dapat dinyatakan bahwa dalam interaksi sosial, bahasa
memiliki fungsi-fungsi tertentu (sebagai alat ekspresi diri, komunikasi, integrasi, dan
adaptasi serta kontrol sosial). Dapat dikatakan bahwa bahasa Indonesia merupakan
kodrat kedua dari manusia Indonesia, di samping kodrat kemanusiaannya sebagai
kodrat pertama. Bahasa Indonesia merupakan komponen yang sangat penting
dalam kehidupan manusia.
Dengan demikian, bahasa Indonesia pada dasarnya terarah pada dua tujuan
perubahan sosial. Pertama, ke arah emansipasi, transformasi, kesadaran lewat
konsistensi, dan lewat usaha untuk membuka selubung eufimisme sosial-politik yang
cenderung membelenggu kesadaran dan cara berpikir penuturnya. Kedua, ke arah
pembelengguan kesadaran manusia lewat manipulasi, indoktrinasi, dan kontrol
sosial.
Bahasa Indonesia sebagai alat perubahan sosial dapat dinyatakan sebagai
berikut. Orang menggagas (merumuskan gagasan, pendapat, pikiran, dan lain-lain)
dengan menggunakan kata-kata dan bahasa. Cita-cita pembebasan dan perubahan
dirumuskan dalam dan melalui bahasa. Dengan demikian, dinamika pembebasan
dan pembaruan mengendap dalam kata.
Perlu diketahui, pengendapan itu bukanlah proses mematikan melainkan
proses dinamika. Artinya, begitu dinamika itu terumuskand alam kata dan bahasa,
dinamika itu tidak mati. Sebaliknya, pengendapan itu adalah proses dinamis dan
menghidupkan. Begitu dinamika itu terumuskan dalam kata-kata dan bahasa,
dinamika itu mentransformasikan kata itu, sehingga kata dan bahasa itu menjadi
hidup dan mempunyai daya ungkap untuk mendorong dan menggerakkan
perubahan.
Oleh karena itu, realitas perubahan sosial kiranya tidak mungkin tanpa
bahasa. Dengan kata lain, bahasalah yang memungkinkan ada dan terjadinya
gejolak dan perubahan sosial.
II.B Potensi Bahasa Indonesia
Ada beberapa sifat potensial yang dimiliki bahasa Indonesia sebagai alat
perubahan sosial, yaitu (1) bahasa Indonesia sudah terbukti dapat mempersatukan
bangsa yang majemuk, (2) bahasa Indonesia memiliki sifat demokratis, (3) bahasa
Indonesia bersifat terbuka, dan (4) bahasa Indonesia sudah mulai mengglobal.
Pertama, sejak zaman perjuangan kemerdekaan, bahasa Indonesia selalu
tampil memainkan peranannya dan telah berhasil membangkitkan serta menggalang
semangat kebangsaan (nasionalisme) dan semangat perjuangan dalam
mengantarkan rakyat Indonesia ke depan pintu gerbang kemerdekaan Indonesia.
Dalam era reformasi sekarang, bahasa Indonesia juga telah membuktikan
kesanggupannya menjadi alat perubahan sosial. Kenyataan ini membuktikan bahwa
bahasa Indonesia, baik sebagai bahasa persatuan (nasional) maupun sebagai
bahasa negara (resmi) telah berfungsi secara efektif sebagai bahasa komunikasi
perjuangan dan pembangunan bahasa Indonesia.
Kedua, bahasa Indonesia merupakan bahasa yang memiliki sifat demokratis.
Ini sesuai dengan karakteristik manusia/masyarakat baru yang menjunjung tinggi
nilai-nilai demokrasi.
Ketiga, bahasa Indonesia bersifat terbuka (transparan). Artinya, bahasa ini
dapat beradabtasi dengan bahasa-bahasa lain dan mudah menerima unsur-unsur
bahasa asing, seperti unsur fonologi, morfologi, dan unsur semantik. Bahasa
Indonesia dapat berkembang dengan pesat terutama di bidang kosakata, seperti
ipteks, politik, bisnis, dan lain-lain karena sifatnya yang terbuka tadi.
Bahasa Indonesia memiliki sifat terbuka akan cepat berkembang dan mudah
menyesuaikan diri dengan lingkungan dan situasi pasar, sehingga penuturnya tidak
terlalu sulit untuk menggunakannya terutama dalam komunikasi bisnis. Sifat terbuka
yang dimilikinya merupakan satu potensi bahasa Indinesua pada masa kini dan
masa depan, yang kelak diharapkan mampu membawa bahasa Indonesia menuju
masyarakat Indonesia baru yang demokratis, egaliter, dan menjunjung tinggi nilai-
nilai kebenaran dan keadilan.
Keempat, bahasa Indonesia sudah mulai mengglobal. Dewasa ini, bahasa
Indonesia merupakan salah satu bahasa asing yang populer dan digemari oleh
bangsa lain, dan diajarkan lebih 140 negara di dunia, seperti Australia, Jepang,
RRC, dan Korea Selatan. Di Australia, bahasa Indonesia merupakan satu-satunya
bahasa asing yang paling digemari masyarakat, mahasiswa, guru, dosen, dan
pegawai negeri.
Masyarakat di seluruh negara bagian Australia, kini aktif belajar bahasa
Indonesia mulai taman kanak-kanak sampai universitas. Apalagi sekarang,
pemerintah Australia telah menjadikan bahasa Indonesia sebagai bahasa kedua di
seluruh negara bagian Australia.

BAB III
PENUTUP

III.A Kesimpulan
Bahasa Indonesia merupakan bahasa yang memiliki sifat demokratis. Ini
sesuai dengan karakteristik manusia/masyarakat yang menjunjung tinggi nilai-nilai
demokrasi, artinya, Bahasa Indonesia tidak mengenal tingkat-tingkat tutur. Oleh
karena itu, Bahasa Indonesia akan semakin digemari dan banyak penuturnya. Siapa
saja yang sudah mengenal dan mempelajari Bahasa Indonesia dia akan semakin
menyukainya.

III.C Saran
Semoga Bahasa Indonesia semakin digemari dan akan menjadi bahasa yang
besar penuturnya menuju peradaban dan kebudayaan Indonesia modern.

Anda mungkin juga menyukai