Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

“KONSEP HAKIKAT BAHASA”

Dosen
Junaida, M.Pd

Disusun oleh

Kelompok I

Hafizh Priyadi (0702172065)

Dewi Sartika Barus (0702171004)

Haidar Nazmi (0702173132)

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

2018
Kata Pengantar
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-nya. Sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah bahasa Indonesia yang berjudul Konsep Hakikat Bahasa Ini dengan tepat waktu
sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan.

Kami ucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang tidak langsung ikut membantu kami
dalam pembuatan makalah ini. Makalah ini telah kami susun atas beberapa rujukan dari
buku-buku yang telah kami dapatkan. Kami sadar sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan
dalam makalah ini, baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu,
dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik yang membangun agar
kedepannya dapat memperbaiki makalah mengenai Konsep Hakikat Bahasa ini menjadi lebih
baik lagi.

Demikianlah hal yang dapat kami sampaikan, kami harap semoga informasi yang telah
kami berikan dapat berguna bagi pembaca sekalian.

Medan, Maret 2018

Penyusun

i
Daftar Isi

Kata pengantar....................................................................................................................... i
Daftar isi.................................................................................................................................ii
Bab I Pendahuluan................................................................................................................. 1
A. Latar Belakang........................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah...................................................................................................... 1
C. Batasan Masalah........................................................................................................ 1
D. Tujuan Penulisan........................................................................................................ 1
Bab II Pembahasan................................................................................................................ 2
A. Pengertian Bahasa...................................................................................................... 2
B. Fungsi Bahasa............................................................................................................ 2
C. Sifat Bahasa............................................................................................................... 4
1. Bahasa sebagai sistem.......................................................................................... 4
2. Bahasa berwujud lambang................................................................................... 4
3. Bahasa adalah bunyi............................................................................................ 4
4. Bahasa itu bermakna............................................................................................ 4
5. Bahasa itu arbiter................................................................................................. 5
6. Bahasa itu konvensional...................................................................................... 5
7. Bahasa itu produktif............................................................................................. 5
8. Bahasa itu unik..................................................................................................... 6
9. Bahasa itu universal............................................................................................. 6
10. Bahasa itu dinamis............................................................................................... 7
11. Bahasa itu bervariasi............................................................................................ 7
12. Bahasa itu manusiawi.......................................................................................... 8
D. Kedudukan bahasa..................................................................................................... 8
1. Bahasa Indonesia sebagai bahasa negara............................................................. 8
2. Bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan........................................................ 9
3. Bahasa Indonesia sebagai bahasa ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni........... 9
4. Bahasa Indonesia sebagai bahasa pembangunan ............................................... 10
Bab III Penutup...................................................................................................................... 11
A. Kesimpulan................................................................................................................ 11
B. Saran.......................................................................................................................... 11
Daftar Pustaka ....................................................................................................................... 12

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Istilah bahasa tentu bukan merupakan hal yang baru lagi bagi kita. Istilah tersebut
setiap saat selalu kita dengar, baca, atau bahkan digunakan untuk berkomunikasi
secara lisan maupun tulisan. Bukan hanya itu, hampir setiap saat dalam kehidupan
sehari-hari, kita juga menggunakan bahasa atau berbahasa.
Hal ini menjadikan bahasa menjadi sesuatu yang amat penting dalam kehidupan
manusia. Manusia tidak akan bisa untuk saling berinteraksi dengan baik dan teratur
tanpa adanya bahasa. Manusia akan menjadi sulit menyuarakan pendapatnya dan juga
akan sulit untuk memahami satu sama lain.
Begitu seringnya kita menggunakan bahasa maka terkadang kita lupa untuk
memahami apa sesungguhnya hakikat dan fungsi bahasa. Maka dari itu, dalam
kesempatan kali ini kami akan memaparkan suatu pembahasan yang berjudul
“Konsep Hakikat Bahasa” yang didalamnya mencakup pengertian bahasa, fungsi
bahasa, sifat bahasa, dan kedudukan bahasa. Dan untuk pembahasan yang lebih
mendetail, akan diulas secara terperinci dalam bab pembahasan.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan bahasa ?
2. Jelaskan fungsi bahasa ?
3. Jelaskan sifat bahasa ?
4. Apa maksud dari kedudukan bahasa ?

C. Batasan Masalah
Makalah ini hanya membahas mengenai konsep hakikat bahasa

D. Tujuan Penulisan
1. Memberikan penjelasan mengenai pengertian, fungsi, sifat, dan kedudukan
bahasa
2. Untuk memenuhi tugas mata kuliah bahasa indonesia

1
BAB II

PEMBAHASAN
A. Pengertian Bahasa

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) bahasa diartikan sebagai sistem
lambang bunyi yang arbiter, yang digunakan oleh anggota suatu masyarakat untuk
bekerja sama, berinteraksi, dan mengidentifikasikan diri (KBBI offline 1.5)1.
Sementara dalam kamus Oxford (2000: 752), bahasa diartikan sebagai “the system of
communication in speech and writing that is used by people of a particular country”.
Artinya bahasa merupakan sebuah sistem komunikasi lisan dan tulisan yang
digunakan manusia pada masing-masing negara. Untuk pemahaman lebih lanjut
tentang bahasa. Berikut beberapa ahli mendefenisikan apa yang dimaksud dengan
bahasa.
- Mario Pei; Bahasa adalah sebuah sistem dari komunikasi dengan bunyi yang
dioperasikan melalui organ bicara dan pendengaran diantara anggota komunitas
dan menggunakan lambang bunyi yang besifar arbiter, serta mempunyai
kesepakatan makna (1971).
- Bloomfield; bahasa adalah sistem arbitrari dari lambang bunyi yang
memungkinkan semua manusia membangun budaya atau mempelajari sistem dari
budaya untuk berkomunikasi atau berinteraksi (1976).
- Webster; bahasa adalah alat sistematis untuk menyampaikan sebuah gagasan atau
perasaan dengan memakai tanda-tanda, bunyi, gesture, atau tanda yang dispakati
yang mengandung makna yang dapat dipahami (dalam Agnes, 2001;64).

B. Fungsi Bahasa

Definisi fungsi bahasa adalah ucapan fikiran dan perasaan seseorang dengan alat
bicara. Jelas disini bahwa fungsi bahasa itu baru ditinjau dari satu segi saja yaitu dari
segi si pembicara. Dari segi si pembicara bahasa itu berfungsi ekspresif. Tetapi kalau
ditinjau dari segi si pendengar bahasa itu mempengaruhi baik terhadap sikapnya
maupun terhadap pendiriannya. Disini bahasa berfungsi direktif. Masih ada fungsi
lain kalau ditinjau dari segi lain, bahasa itu berfungsi informatif yaitu memberikan
informasi tentang keadaan seseorang atau sesuatu hal. Sedangkan dari segi berita yang

1
Yendra, Mengenal Ilmu Bahasa (Linguistik) (Yogyakarta: Deepublish, 2016), hlm 2

2
disampaikannya bahasa itu berfungsi aestetik atau untuk keindahan. Fungsi yang
terakhir dari bahasa ialah fatik yaitu fungsi bahasa itu sebagai pengantar pembicara
atau biasa disebut basa-basi2. Berikut beberapa pendapat fungsi bahasa menurut pakar
bahasa :
 Menurut Ogden dan Richards (1946) mengemukakan adanya 5 fungsi bahasa :
1. Pelambangan acuan
2. Pengekspresian sikap pada penyimak
3. Pengekspresian sikap pada pengacu
4. Promosi pengaruh yang diharapkan
5. Penunjang acuan atau referensi
 Menurut Wilkins (1976) mengemukakan adanya 8 kategori fungsi bahasa yaitu :
1. Modalitas yaitu pengekspresian kepastian, keperluan dan pendirian.
2. Disiplin dan evaluasi moral yaitu pengekspresian kesetujuan dan ketidaksetujuan.
3. Bujukan yaitu meyakinkan, menganjurkan, mendorong.
4. Argumen yaitu menjelaskan, menerangkan, menegaskan.
5. Inkuiri dan eksposisi rasional yaitu memberikan contoh dan membatasi.
6. Emosi-emosi personal yaitu mengekspresikan kesenangan, kekagetan, dan
kejengkelan.
7. Relasi-relasi emosional yaitu menyapa, mengekspresikan rasa syukur dan terima
kasih.
8. Relasi-relasi interpersonal yaitu mengekspresikan tingkat formalitas dan
keramahtamahan3.
 Menurut Lyons (1977) mengemukakan adanya 3 fungsi utama bahasa yaitu :
a. Deskriptif adalah untuk menyampaikan informasi faktual. Ini merupakan tipe
informasi yang dapat dinyatakan atau disangkal.
b. Ekspresif adalah untuk menyediakan informasi mengenai sang pembicara,
perasaannya, pilihannya, prasangkanya, dan pengalaman masa lalunya.
c. Sosial yaitu unutk melayani serta memelihara hubungan-hubungan sosial
antara orang-orang .

2
Hamid Hasan Lubis, Jenggala Bahasa Indonesia (Bandung:Angkasa), hlm 117
3
Henry Guntur Tarigan, Pengajaran Kompetensi Bahasa (Bandung: Angkasa, 1990), hlm 63

3
C. Sifat Bahasa

1. Bahasa sebagai sistem


Kata sistem sudah biasa digunakan dalam kehidupan sehari hari dengan makna
„cara‟ atau „aturan‟. Tetapi dalam kaitan dengan keilmuan., sistem berarti susunan
teratur berpola yang membentuk suatu keseluruhan yang bermakna atau berfungsi.
Sistem ini dibentuk oleh sejumlah unsur atau komponen yang satu dengan lainnya
berhubungan secara fungsional4.

2. Bahasa itu berwujud lambang


Kata lambang sudah sering kita dengar dalam percakapan sehari–hari.
Umpamanya dalam membicarakan bendera kita Sang Merah Putih sering
dikatakan warna merah adalah lambang keberanian dan warna putih adalah
lambang kesucican. Atau gambar bintang dalam burung Garuda Pancasila (yang
menjadi lambang negara kita) yang merupakan lambang asas Ketuhanan Yang
Maha Esa. Hal ini membuktikan bahwa bahasa bersifat sebagai lambang5.

3. Bahasa adalah bunyi


Dari dua pasal di atas telah disebutkan bahwa bahasa adalah sistem dan bahasa
adalah lambang; dan kini, bahasa adalah bunyi. Maka, seluruhnya dapat di
katakan, bahwa bahasa adalah sistem lambang bunyi. Jadi, sistem bahasa itu
berupa lambang yang wujudnya berupa bunyi6. Masalahnya sekarang adalah
apakah yang dimaksud dengan bunyi itu, dan apakah semua bunyi itu termasuk
dalam lambang bahasa.
Bunyi pada bahasa atau yang termasuk lambang bahasa adalah bunyi-bunyi yang
dihasilkan oleh alat ucap manusia.Jadi, bunyi yang bukan dihasilkan oleh alat
ucap manusia tidak termasuk bunyi bahasa. Tetapi juga tidak semua bunyi yang
dihasilkan oleh alat ucap manusia termasuk bunyi bahasa.

4. Bahasa itu bermakna


Dari pasal-pasal terdahulu sudah dibicarakan bahwa bahasa indonesia adalah
sistem lambang yang terwujud bunyi. Sebagai lambang tentu ada yang

4
Abdul Chaer, Linguistik umum (Jakarta: Rineka Cipta, 1994), hlm 33
5
Ibid, hlm 37
6
Ibid, hlm 42

4
dilambangkan. Maka, yang dilambangkan itu adalah suatu pengertian, suatu
konsep, suatu ide, atau suatu pikiran yang ingin disampaikan dalam wujud bunyi
itu. Oleh karena lambang-lambang itu mengacu pada suatu konsep,ide, atau
pikiran, maka dapat dikatakan bahwa bahasa itu mempunyai makna7.

5. Bahasa itu Arbiter


Pengertian arbiter adalah sesuatu hal yang sewenang-wenang, berubah-ubah,
tidak tetap, dan suka seenaknya. Maknanya secara istilah adalah tidak adanya
hubungan wajib antara lambang bahasa (yang berwujud bunyi) dengan pengertian
yang dimaksud oleh lambang tersebut8. Sebagai contohnya adalah kata kuda yang
melambangkan seekor binatang berkaki empat yang bisa dinaiki dan ditunggangi.
Kita tidak dapat menjelaskan mengapa binatang tersebut dilambangkan dengan
bunyi kuda. Mengapa bukan aduk atau akud atau lambang lainnya. Hal ini tidak
dapat dijelaskan, inilah yang disebut dengan sifat arbiter itu.

6. Bahasa itu konvensional


Meskipun hubungan antara lambang bunyi dengan yang dilambangkannya
bersifat arbiter, tetapi penggunaan lambang tersebut untuk suatu konsep tertentu
bersifat konvensional. Artinya, semua anggota masyarakat bahasa itu memenuhi
konvensi bahwa lambang tertentu itu digunakan untuk mewakili konsep yang
diwakilinya9. Kalau misalnya, binatang berkaki empat yang biasa dikendarai, yang
secara arbiter dilambangkan dengan bunyi [kuda], maka anggota masyarakat
bahasa Indonesia semuanya harus mematuhinya. Kalau tidak dipatuhinya,dan
menggantikannya dengan lambang lain, maka komunikasi akan terhambat.
Bahasanya menjadi tidak dapat dipahami oleh penutur bahasa Indonesia lainnya;
dan berarti pula ia telah keluar dari konvensi itu.

7. Bahasa itu produktif


Kata produktif adalah bentuk ajektif dari kata benda produksi. Arti produktif
adalah “banyak hasilnya”, atau lebih tepat “terus menerus menghasilkan”. Lalu,
kalau bahasa Indonesia dikatakan produktif, maka unsur-unsur yang jumlahnya
terbatas itu dapat dibuat satuan-satuan bahasa yang jumlahnya tidak terbatas,
7
Ibid, hlm 44
8
Ibid, hlm 45
9
Ibid, hlm 47

5
meski secara relatif, sesuai dengan sistem yang berlaku dalam bahasa itu10.
Umpamanya, kalau kita ambil fenom-fenom bahasa Indonesia /a/,/i/,/k/,/t/; maka
dari keempat fenom itu dapat kita hasilkan satuan-satuan bahasa :
/i/-/k/-/a/-/t/
/k/-/i/-/t/-/a/
/k/-/a/-/i/-/t/

8. Bahasa itu unik


Unik artinya mempunyai ciri khas yang spesifik yang tidak dimiiliki oleh yang
lain. Lalu, kalau bahasa dikatakan bersifat unik, maka artinya, setiap bahasa
mempunyai ciri khas sendiri yang tidak dimiliki oleh bahasa lainnya 11. Salah satu
keunikannya bahasa Indonesia ialah merupakan bahasa yang kaya akan
pengembangan kata-katanya. Misalnya kita ambil kosa kata adil. Dari kata itu
dapat dikembangkan menjadi kata berimbuhan, kata majemuk, dan kata ulang.
Keadilan, berkeadilan, pengadilan, peradilan, diadili, teradili, dan mengadili.
Kata-kata ini merupakan pengembangan dari kata adil. Inilah salah satu
keunikannya.

9. Bahasa itu universal


Selain bersifat unik, yakni mempunyai sifat atau ciri masing-masing, bahasa
itu juga bersifat universal. Artinya, ada ciri-ciri yang sama yang dimiliki oleh
setiap bahasa yang ada didunia ini12.
Karena bahasa itu berupa ujaran, maka ciri universal bahasa yang paling
umum adalah bahwa bahasa itu mempunyai bunyi bahasa yang terdiri dari vokal
dan konsonan. Tetapi mengenai jumlah vokal dan konsonan pada setiap bahasa itu
berbeda-beda. Seperti bahasa indonesia yang memiliki 5 buah vokal dan 21 buah
konsonan. Sedangkan bahasa arab mempunyai 3 buah vokal pendek dan 3 buah
vokal panjang serta 28 buah konsonan.

10
Ibid, hlm 49
11
Ibid, hlm 51
12
Ibid, hlm 52

6
10. Bahasa itu dinamis
Bahasa adalah satu-satunya milik manusia yang yang tidak pernah lepas dari
segala kegiatan dan gerak manusia sepanjang keberadaan manusia itu, sebagai
makhluk yang berbudaya dan bermasyarakat.. Tak ada kegiatan manusia yang
tidak disertai oleh bahasa. Malah dalam bermimpi pun menggunakan bahasa13.
Karena keterikatan dan keterkaitan bahasa itu dengan manusia, sedangkan
dalam kehidupannya didalam masyarakat kegiatan manusia itu tidak tetap dan
selalu berubah, maka bahasa itu juga menjadi ikut berubah, menjadi tidak tetap,
menjadi tidak statis. Karena itulah, bahasa itu disebut dinamis. Contohnya kata
kempa, perigi, dan centang-perenang yang dulu ada dan digunakan dalam bahasa
Indonesia namun kini sudah jarang digunakan lagi bahkan tidak digunakan lagi.
Sebaliknya, kata-kata seperti riset, kolusi, ulang-alik yang dulu merupakan kata
yang dulu tidak dikenal kini sudah biasa digunakan.

11. Bahasa itu bervariasi


Mengenai variasai bahasa ini ada tiga istilah yang perlu diketahui, yaitu
idiolek, dialek, dan ragam.
 Idiolek adalah variasi atau ragam yang bersifat perseorangan. Setiap orang
tentu mempunyai ciri khas bahasanya masing-masing. Kalau kita banyak
membaca karangan orang yang menulis. Maka kita akan dapat mengenali
ciri khas atau idiolek pengarang pengarang itu .
 Dialek adalah variasi bahasa yang digunakan oleh sekelompok anggota
masyarakat pada suatu tempat atau suatu waktu. Misalnya kita di
Indonesia mengenal adanya bahasa Jawa dialek Banyumas, bahasa Jawa
dialek Tegal, bahasa Jawa dialek Surabaya, dan sebagainya.
 Ragam atau ragam bahasa adalah variasi bahasa yang digunakan dalam
situasi, keadaan, atau untuk keperluan tertentu. Untuk situasi formal
digunakan ragam bahasa yang disebut ragam baku atau ragam standar,
untuk situasi yang tidak formal digunakan ragam yang tidak baku atau
ragam nonstandar14.

13
Ibid, hlm 53
14
Ibid, hlm 55

7
12. Bahasa itu manusiawi
Bahasa merupakan alat komunikasi yang digunakan untuk memahami maksud
dan tujuan yang akan disampaikan. Bukan hanya manusia yang menggunakannya
bahkan binatangpun juga ikut menggunakan bahasa untuk berkomunikasi. Seperti
lebah madu yang menggunakan gerak tari tertentu untuk menyampaikan berita
adanya sumber madu kepada teman-temannya. Burung gereja menggunakan
siulan dengan nada tertentu untuk menyatakan maksudnya.Walaupun begitu, alat
komunikasi binatang bersifat terbatas, dalam arti hanya digunakan untuk
keperluan hidup “kebinatangannya” itu saja. Kalaupun ada binatang yang dapat
mengerti dan dapat memahami, serta dapat melakukan perintah manusia yang
diberikan dalam bahasa manusia, adalah bukan karena inteligensinya, melainkan
berkat latihan yang diberikan kepadanya. Tanpa latihan yang berulang-ulang
mustahil binatang itu bisa mengerti bahasa manusia; lalu melakukan perintah
manusia yang diberikan dalam bahasa.
Oleh karena itu, bisa disimpulkan bahwa alat komunikasi manusia yang
namanya bahasa adalah bersifat manusiawi, dalam arti hanya milik manusia dan
hanya dapat digunakan oleh manusia.

D. Kedudukan Bahasa

1. Bahasa indonesia sebagai bahasa negara


Bahasa Indonesia dinyatakan kedudukannya sebagai bahasa negara pada 18
agustus 1945, karena pada saat itu Undang-Undang Dasar 1945 disahkan sebagai
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia. Dalam Undang-Undang Dasar
1945 disebutkan bahwa bahasa negara ialah bahasa indonesia. (Bab XV, Pasal
36).
Dengan berlakunya Undang-Undang Dasar 1945, bertambah pula kedudukan
bahasa indonesia, yaitu sebagai bahasa negara dan bahasa resmi. Dalam
kedudukannya sebagai bahasa negara, bahasa indonesia dipakai dalam segala
upacara, peristiwa, dan kegiatan kenegaraan, baik secara lisan maupun tulisan15.

15
Alek dan Achmad, Bahasa Indonesia Untuk Perguruan Tinggi (Jakarta: Prenada Media Group, 2011), hlm 16

8
2. Bahasa indonesia sebagai bahasa persatuan
Unsur yang ketiga dari Sumpah Pemuda merupakan pernyataan tekad bahwa
bahasa Indonesia merupakan bahasa persatuan bangsa Indonesia. Pada 1928 itulah
bahasa Indonesia dikukuhkan kedudukannya sebagai bahasa nasional.
Pengangakatan status ini ternyata bukan hanya isapan jempol semata. Bahasa
Indonesia mampu menjalankan fungsinya sebagai alat pemersatu bangsa
Indonesia. Dengan menggunakan bahasa Indonesia, rasa kesatuan dan persatuan
bangsa yang terdiri dari berbagai etnis akan terjalin dengan baik16.

3. Bahasa Indonesia sebagai bahasa ilmu pengetahuan, teknologi, dan budaya


Pencantuman bahasa Indonesia dalam Bab XV, Pasal 36 UUD 1945, bahasa
Indonesia berkedudukan juga sebagai bahasa budaya dan bahasa ilmu. Di samping
sebagai bahasa negara dan bahasa resmi. Dalam hubungannya sebagai bahasa
budaya, bahasa Indonesia merupakan satu-satunya alat yang memungkinkan untuk
membina dan mengembangkan kebudayaan nasional sedemikian rupa karena
bahasa Indonesia memiliki ciri-ciri dan identitas sendiri, yang membedakannya
dengan kebudayaan daerah. Saat ini, bahasa Indonesia digunakan sebagai alat
untuk menyatakan semua nilai sosial budaya nasional. Pada situasi inilah bahasa
Indonesia telah menjalankan kedudukannya sebagai bahasa budaya.
Dalam kedudukannya sebagai bahasa ilmu, bahasa Indonesia berfungsi sebagai
bahasa pendukung ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) untuk kepentingan
pembangunan nasional. Penyebarluasan IPTEK dan pemanfaatannya kepada
perencanaan dan pelaksanaan pembangunan negara dilakukan dengan
menggunakan bahasa Indonesia. Penulisan dan penerjemahan buku-buku teks
serta penyajian pelajaran atau perkuliahan di lembaga-lembaga pendidikan untuk
masyarakat umum dilakukan dengan menggunakan bahasa Indonesia. Dengan
demikian, masyarakat Indonesia tidak lagi bergantung sepenuhnya kepada bahasa-
bahasa asing (bahasa sumber) dalam usaha mengikuti perkembangan dan
penerapan IPTEK. Ini berarti, bahasa indonesia menjalankan perannya sebagai
bahasa pengembang ilmu pengetahuan dan teknologi.
Bahasa Indonesia dipakai pula sebagai alat untuk mengantar dan
menyampaikan ilmu pengetahuan kepada berbagai kalangan dan tingkat
pendidikan. Semua jenjang pendidikan dalam penyampaiannya tentu
16
Ibid, hlm 19

9
menggunakan bahasa indonesia sebagai pengantarnya. Karena itu, bahasa
Indonesia jelas mempunyai peran penting sebagai bahasa ilmu pengetahuan dan
teknologi dalam penyebarannya dalam dunia pendidikan17.

4. Bahasa Indonesia sebagi bahasa dalam pembangunan


Sebagai bahasa negara, bahasa indonesia mempunyai fungsi sebagai alat
perhubungan pada tingkat nasional dalam berbagai kepentingan nasional.
Perencanaan dan pelaksanaan pembangunan sebagai kepentingan nasional tentu
akan menggunakan bahasa indonesia. Karena itulah, bahasa indonesia akan
digunakan dalam hal kepentingan perencanaan dan pelaksanaan pembangunan.
Bahasa Indonesia juga memiliki peran penting di dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Perannya tampak di dalam kehidupan
bermasyarakat di berbagai wilayah tanah tumpah darah indonesia. Komunikasi
perhubungan pada berbagai kegiatan masyarakat telah memanfaatkan bahasa
indonesia untuk membangun kesepahaman, kesepakatan, dan persepsi yang
memungkinkan akan terjadinya kelancaran pembangunan masyarakat di berbagai
bidang18.

17
Ibid, hlm 20
18
Ibid, hlm 22

10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dengan demikian , dapat ditarik kesimpulan bahwa bahasa adalah sistem simbol
bunyi yang bermakna dan berartikulasi (dihasilkan oleh alat ucap) yang bersifat
arbiter dan konvensional, yang dipakai sebagai alat berkomunikasi oleh sekelompok
manusia untuk menyampaikan perasaan dan pikiran.
Bahasa juga memiliki kedudukan sebagai bahasa negara, bahasa persatuan, bahasa
ilmu pengetahuan dan teknologi dan juga sebagai bahasa pembanguanan.
Selain itu terdapat pula beberapa sifat bahasa, diantaranya: bahasa itu adalah
sebuah sistem, bahasa itu berwujud lambang, bahasa itu berupa bunyi, bahasa itu
bersifar arbiter, bahasa itu konvensional, bahasa itu produktif, bahasa itu bermakna,
bahasa itu bersifat unik, bahasa itu universal, bahasa itu dinamis, bahasa itu
bervariasi, dan Bahasa itu manusiawi,

B. Saran
Demi tercapainya persatuan dalam keberagaman yang ada di Indonesia perlu
adanya kesadaran untuk menanamkan rasa nasionalisme dalam diri sendiri. Sebagai
generasi muda dan salah satu cara untuk mencapainya yaitu dengan mempelajari
bahasa Indonesia secara detail dan mendalam serta menanamkan rasa kecintaan,
kesenangan untuk mempelajari bahasa Indonesia dan merapkannya secara baik dan
benar.

11
Daftar Pustaka

Yendra. 2016. Mengenal Ilmu Bahasa (Linguistik). Yogyakarta: Deepublish.


Lubis, Hamid Hasan. Tanpa tahun. Jenggala Bahasa Indonesia. Bandung: Angkasa.
Alek dan Achmad. 2011. Bahasa Indonesia Untuk Perguruan Tinggi. Jakarta: Prenada Media
Group.
Chaer, abdul. 1994. Linguistik Umum.Jakarta: Rineka Cipta.
Tarigan, Henry Guntur. 1990. Pengajaran Kompetensi Bahasa. Bandung: Angkasa.

12

Anda mungkin juga menyukai