Anda di halaman 1dari 17

Pemberdayaan dan

Advokasi
Kelompok 2 :

Najib Minhaju Tholibin 18.04.092


Florentina Tesalonika P. 18.04.123
Eka Nurochmah 18.04.124
Ulfa Laila Salimah 18.04.219
Agenda Style
01 Fokus Utama Pekerja Sosial dalam Pemberdayaan
dan Advokasi

02 Pandangan Lain dari Para Ahli Terhadap


Pemberdayaan dan Advokasi

03 Perspektif Teoritis dalam Pemberdayaan


dan Advokasi

04 Politik Pemberdayaan dan Advokasi

Aspek, Prinsip dan Metode Praktik


05 Pemberdayaan dan Advokasi

06 Keterkaitan Pemberdayaan dan Advokasi


Terhadap Pekerjaan Sosial
Fokus Utama Pekerja Sosial dalam
01
Pemberdayaan dan Advokasi
Pemberdayaan dan advokasi membuat para pekerja sosial mampu mengkonstruksi
berbagai bantuan dan kerjasama yang memberikan orang-orang kesempatan untuk mencapai
pemahaman lebih tinggi serta sebuah perubahan dalam hidup mereka.
Pemberdayaan berupaya menolong para klien untuk memperoleh kekuatan atau ke
mampuan untuk mengambil keputusan dan melakukan tindakan atas kehidupan mereka sendiri
dengan mengurangi efek dari hambatan-hambatan sosial maupun individual. Meningkatkan
kapasitas kepercayaan diri mereka agar tidak hanya bisa menolong diri sendiri tetapi juga bisa
menolong orang yang lebih lemah. Advokasi berupaya mewakili kepentingan klien yang tidak
berdaya kepada individu atau stuktur sosial yang berkuasa.
Lanjutan....

Poin-poin utama :
1. Pemberdayaan dan advokasi merupakan praktik-praktik sosial demokratik yang
memampukan manusia mengatasi segala hambatan dalam mencapai tujuan
hidup mereka,umtuk mendapatkan akses pada pelayanan dan untuk
memperbaiki pelayanan praktek yang berfokus pada ketidakadilan sosial.
2. Praktik ini juga digunakan oleh teori teori kritis feminisme dan anti diskriminasi.
3. Advokasi berasal dari keahlian hukum dan merupakan peran bagi banyak profesi
perawatan
4. Advokasi mewakili orang-orang dalam sua cara berbeda;berbicara untuk mereka,
serta menghubungkan mereka kepada pihak yang bisa memberikan pertolongan.
5. Advokasi cause,atau kebijakan mempromosikan perubahan sosial yang
menguntungkan kelompok dan kepentingannya. Sedangkan Advokasi kasus
berupaya untuk menegakkan hak-hak kesejahteraan individu dan keluarga.
6. Advokasi atas nama penyandang masalah disabilitas, advokasi yang berfokus
pada mereka yang mengalami disabilitas fisik,gangguan belajar dan gangguan
mental.
Lanjutan....

Poin-poin utama :
7. Advokasi dan pemberdayaan yang berhubungan dengan mekasisme membantu
diri sendiri,bantuan dari individu dan partisipasi masyarakat dalam pengambilan
keputusan yang mempengaruhi individu bahkan masyarakat.
8. Pemberdayaan bertujuan untuk mencapai berbagai fokus utama yang terkait
dengan keadilan sosial dalam pekerjaan sosial.
9. Normalisasi dan peningkatan semangat juang peran sosial yang berasal dari dan
berhubungan dengan gerakan-gerakan advokasi untuk orang-orang yang
mengalami gangguan untuk mecari lingkungan baik agar bisa hidup di
pemukiman yang baik.
10. Teori pemberdayaan berhubungan erat dengan sejarah perjuangan kesetaraan
oleh kaum kulit hitam di Amerika.
11. Kekuasaan tidak bisa diberikan begitu saja kepada individu; para praktisi harus
membantu mereka mendapatkannya sendiri. Salah satu bukti bahwa pekerjaan
memberdayakan kelompok dari kaum yang tidak berdaya bisa meningkatkan
partisipasi warga negara.
Pandangan Lain dari Para Ahli Terhadap
02
Pemberdayaan dan Advokasi
Berargumentasi bahwa elemen penting pemberdayaan
Leornardsen dalam praktik individu adalah untuk membantu manusia mengembangkan
sebuah kapasitas untuk menafsirkan makna situasi yang mereka hadapi
(2007)
dan bertindak atas dasar itu.

Menurutnya dapat di aplikasikan kepada upaya-upaya lokal


yang lebih berbasis kasus untuk mempengaruhi kebijakan dan bagi para
Model Hoefer praktisi yang hanya kadang kadang saja menggunakan advokasi pada
(2012) praktik yang bersifat lebih generalis.

Berargumentasi bahwa teori-teori pemberdayaan lebih didasarkan pada


gagasan-gagasan modernis yang mengatakan kekuasaan dipegang
oleh kelompok-kelompok sosial dominan, bukan pada konsepsi-konsep
Pease si postmodernism yang disebarkan melalui sistem soial dan sering
(2002) dikembangkan oleh kelompok-kelompok rentan dan terpinggirkan
03
Perspektif Teoritis dalam Pemberdayaan
dan Advokasi
A. Gagasan Tentang Pemberdayaan dan Advokasi dalam Pekerja So
sial :
Peran utama pemberdayaan dan teori advokasi dalam rangkaian teori praktik
telah dimasukkan kedalam aspek – apek praktik pekerjaan sosial dari teori – teori kritis,
tanpa mengambil dasar dari teori Marxisme mengenai teori kritik dan gagasan
mengenai teori anti diskriminasi.
Ramcharan et al. (1997) membedakan pemberdayaan dan advokasi :
1. Dalam setting informal, seperti hubungan – hubungan keluarga;
2. Dalam setting formal, seperti proses – proses pengambilan keputusan lembaga;
3. Dalam setting legal, seperti pengadilan atau tribunal yang memberikan akses pada
klien untuk mempengaruhi keputusan – keputusan, dan untuk bisa menilai kembali
keputusan – keputusan negatif, serta berupaya mengatasi ketidakadilan.
Lanjutan ....
B. Kebijakan , Hak – Hak Kesejahteraan dan Advokasi Non – Instruksi

Sejak tahun 1970-an sampai sekarang advokasi telah dimasukkan ke dalam


praktik pekerjaan sosial umum dalam dua cara. Advokasi kasus diberikan oleh para
ahli profesional untuk meningkatkan akses orang kepada berbagai layanan yang
disediakan dan dirancang untuk merekaa, Advokasi kebijakan dilakukan untuk
mengupayakan terjadinya perubahan sosial bagi kepentingan kelompok – kelompok
sosial tempat klien berasal. Pada awal berkembangnya advokasi kasus dilihat sebagai
sebuah pelayanan tambahan untuk para klien dimana para praktisi bekerja pada
isu - isu tingkah laku atau sosial.
Freddolino et al. (2004) membedakan empat tipe pelayanan advokasi kepada para kli
en :
1. Melindungi banyak orang;
2. Menciptakan dukungan yang memperkaya fungsi ;
3. Mendukung identitas dan pengendalian;
4. Melindungi dan memajukan permohonan atau pengajuan keberatan (appeal).
Lanjutan ....
C. Warga Negara , Advokasi Diri dan Advokasi Sesama sebagai Pem
berdayaan
Bayley (1997) mendiskusikan , sebagai contoh, berapa banyak orang
dengan hambatan belajar menderita dari hubungan - hubungan yang hampa, dan
membutuhkan bantuan dalam mengembangkan hubungan di tempat - tempat
utama dimana mereka tinggal (rumah) pekerjaan dan tempat - tempat mereka
bersantai.
Advokasi diri, terutama untuk individu yang mengalami hambatan belajar
,mencakup upaya membantu mereka agar bisa berbicara untuk kepentingannya.
Hal ini terutama berlangsung dalam proses - proses perencanaan resmi, seperti
konferensi kasus atau pertemuan perencanaan program individu. Ini merupakan
suatu kegiatan kelompok dimana orang - orang daapat bertemu dan mendiskusika
n situasi mereka dan menggunakan dukungan ini untuk menyampaikan kesulitan -
kesulitan pribadinya serta harapan dalam konteks ini.
Lanjutan ....
D. Bantu Diri dan Partisipasi
Fokus utama praktik pemberdayaan ditujukan untuk membantu
pengembangan mekanisme bantu diri dan partisipasi dengan dukungan
timbal balik. Pekerja Sosial mendukung kelompok-kelompok orang denga
n masalah-masalah yang sama untuk saling mendukung satu sama lain.
Mondros dan Willson (1994: 2-5) mengklasifikasikan pekerjaan
teoritis pada kegiatan – kegiatan ini kedalam empat kelompok :
1. Perdebatan teoritis mengenai asal mula kesulitan sosial;
2. Klasifikasi organisasi – organisasi komunitas;
3. Gambaran mengenai kampanye orang – orang miskin untuk meraih ke
kuasaaan;
4. Kebijaksaanaan praktik untuk mengatur pengelolaan bantuan untuk ke
lompok – kelompok itu
04 Politik Pemberdayaan dan Advokasi
Analisis penting Rees (1991) mengenai peran politik pemberdayaan dalam pekerjaan
sosial mengidentifikasikan lima gagasan praktik penting dalam pemberdayaan :
1. Biografi, menganalisis pengalaman klien dan pemahaman mengenai dunia
, sehingga memungkinkan kita mendapatkan gagasan yang berbeda
2. Kekuasaan, memahami kekuasaan adalah penting karena kekuasaan me
mpengaruhi orang – orang yang terlibat. Rees memfokuskan pada ilmu poli
tik sebagai proses untuk mendapatkan sumberdaya dan mengatasi konf
lik dengan menggunakan pengaruh lewat perebutan kekuasaan.
3. Pemahaman politis perlu mendasari praktik dan mengamati, baik halanga
n-halangan mamupun kesempatan yang ada. Pekerjaan sosial selalu
melibatkan, antara menerima atau mengupayakan perubahan sebuah cara
yang sudah ada dalam mengelola hubungan – hubungan kekuasaan.
4. Keterampilan bisa memberdayakan yaitu dalam memperoleh dan
menggunakan keterampilan bisa menjadi sebuah cara yang penting untuk
mendapatkan kebebasan.
5. Interdepensi kebijakan dan praktik harus ditegakkan. Hal ini berlawanan
dengan konvensi yang menganggap perkembangan kebijakan berada
diluar peran para praktisi dan pekerjaannya dengan klien.
05
Aspek, Prinsip dan Metode Praktik
Pemberdayaan dan Advokasi
A. Aspek Pemberdayaan

1. Partisipasi dalam pembuatan keputusan. Yang meliputi hak dan kesempatan


untuk memilih keputusan, termasuk kemungkinan berhenti dari pelayanan,
dan kapasitas untuk memilih menggunakan pelayanan atau tidak mengguna
-kan layanan-layanan tertentu atau unsur-unsur dari layanan tertentu.
2. Suara dalam kapasitas, yaitu untuk mempengaruhi layanan-layanan
yang disediakan dan bagamana cara melakukannya.
3. Hak-hak, merupakan ketentuan yang berkaitan dengan pelayanan
atau standar pemberian layanan berdasarkan keputusan-keputusan
hukum dan kebijakan yang berlaku.
(Boylan dan Dalrymple. 2009: mengembangkan Hirchman. 1970)
Lanjutan ...
B. Prinsip Advokasi dan Praktik Pemberdayaan
Menurut Rose (1990) mengidentifikasi tiga prinsip advokasi dan praktik pemberdayaan :
1. Kontekstualisasi, melibatkan fokus pada pemahaman para klien sendiri mengenai
keadaan sosial mereka daripada asumsi-asumsi atau kebijakan para pekerja sosial. Hal
ini akan membuat sebuah pembicaraan bedasarkan pada realita para klien. Dalam
pembicaraannya , klien mampu mengungkapkan, mengelaborasi dan melakukan
refleksi pada perasaan-perasaan dan pemahaman mereka mengenai kehidupan.
2. Pemberdayaan, merupakan suatu proses di mana para pekerja sosial mendukung klien
untuk mengidentifikasi serangkaian kemungkinan yang akan dapat memenuhi kebutuha
n-kebutuhan klien. Pekerjaan tersebut akan membantu klien untuk mempermudah mem
-buat keputusan-keputusan yang akan mempengaruhi kehidupan mereka.
3. Kolektivitas, fokus pada mengurangi perasaan –perasaan trisolasi dan menghubungkan
para klien dengan hubungan-hubungan.
Lanjutan ...
C. Praktik Pemberdayaan
1. Mempersiapkan diri untuk memasuki dunia klien
2. Memasuki dunia klien, dan melakukan pendekatan kepada klien
3. Asesmen timbal balik
4. Penentuan dalam menyepakati masalah
5. Bekerja sama dalam menyelesaikan masalah
6. Meninggalkan beberapa hal
7. Evaluasi
06 Keterkaitan Pemberdayaan dan Advokasi
Terhadap Pekerjaan Sosial
Berikut keterkaitan pemberdayaan dan advokasi terhadap pekerjaan sosial:

1. Pemberdayaan dan advokasi dalam pekerjaan sosial


Dalam hal ini pekerja sosial berupaya untuk meningkatkan keberfungsian
sosial seorang klien dan mengembangkan aktualisasi dirinya dengan menggunakan
metode pemberdayaan. Selain itu, advokasi yang dilakukan oleh seorang pekerja
sosial bertujuan untuk memberikan informasi kepada sebuah lembaga untuk
mencari perubahan dan atau membuat kebijakan serta sistem-sistem kesejahteraa
n sosial yang belum mencapai hak-hak kesejahteraan seorang klien.
2. Advokasi untuk kebijakan dan hak-hak kesejahteraan
Dalam hal ini pekerja sosial melakukan advokasi tidak hanya terfokus
pada klien yang hanya memiliki masalah saja, akan tetapi juga mempengaruhi,
merubah atau bahkan membuat kebijakan baru untuk kepentingan beberapa
kelompok atau kepentingan. Sehingga hal tersebut dapat memberikan dukungan
terhadap mereka.
Lanjutan...
3. Advokasi sebagai pemberdayaan
Seorang pekerja sosial berbicara untuk kepentingan klien dan juga untuk
menyampaikan kesulitan-kesulitan yang dihadapi klien untuk dibicarakan kepada
lembaga yang berwenang. Karena advokasi mengembangkan hubungan dengan
klien yang berpotensi terisolasi dengan sumber-sumbernya atau kebutuhannya
4. Advokasi dan pemberdayaan sebagai bantu diri dan partisipasi dalam praktik
pekerja sosial.
Untuk tercapainya advokasi dan pemberdayaan pekerja sosial menggunak
an diri klien itu sendiri untuk meningkatkan kemampuannya dalam mengatasi
masalahnya. Selain itu hal ini juga bertujuan untuk memberikan ruang kepada klien
atas ketidaksesuaian pelayanan yang ada. Disamping itu partisipasi dari klien
sangatlah penting karena orang-orang ingin dan memiliki hak untuk pengembalian
keputusan dan tindakan-tindakan yang berhubungan dengan diri mereka. Keterlibatan
mereka mencerminkan nilai dasar demokratis dari pekerjaan sosial.
HATUR NUHUN SABANDUNGEUN

Anda mungkin juga menyukai