Anda di halaman 1dari 3

DEFENISI PEKERJAAN SOSIAL

Pekerjaan sosial adalah aktivitas profesional untuk menolong individu,

kelompok dan masyarakat dalam meningkatkan atau memperbaiki kapasitas

mereka agar berfungsi sosial dan menciptakan kondisi-kondisi masyarakat yang

kondusif untuk mencapai tujuan tersebut (Zastrow, 1999 dalam Suharto 2014).

Sebagai suatu aktivitas profesional, pekerjaan sosial didasari oleh tiga komponen

dasar yang secara integratif membentuk profil dan pendekatan pekerjaan sosial;

kerangka pengetahuan (body of knowledge), kerangka keahlian (body of skills)

dankerangka nilai (body of values) yang diperolehnya melalui pendidikan formal

dan pengalaman profesional. Ketiga perangkat tersebut membentuk pendekatan

pekerjaan sosial dalam membantu kliennya.

Menurut Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2019 pada pasal 1 ayat (1)

dijelaskan bahwa Pekerja Sosial adalah seseorang yang memiliki pengetahuan,

keterampilan, dan nilai praktik pekerjaan sosial serta telah mendapatkan sertifikat

kompetensi.

KEBERFUNGSIAN SOSIAL

Profesi pekerjaan sosial mendorong pemecahan masalah dalam

kaitannya dengan relasi kemanusiaan, perubahan sosial, pemberdayaan dan

pembebasan manusia, serta perbaikan masyarakat.

Fungsi kesejahteraan sosial bertujuan mengurangi tekanan-tekanan

masalah sosial yang terjadi atau yang sedang dialami. Permasalahan yang

diakibatkan biasanya terjadinya perubahan sosial-ekonomi yang terjadi sehingga

keberfungsian sosial memiliki beberapa fungsi menurut Fahrudin (2014: 12)

antara lain:

1. Fungsi Pencegahan (Preventive)

Kesejahteraan sosial ditujukan untuk memperkuat individu, keluarga,

dan masyarakat supaya terhindar dari masalah-masalah sosial baru.

Dalam masyarakat transisi, upaya pencegahan ditentukan pada

kegiatan-kegiatan untuk membentu menciptakan pola-pola baru dalam

hubungan sosial serta lembaga-lembaga sosial baru.


2. Fungsi Penyembuhan (Curative)

Kesejahteraan sosial ditujukan untuk menghilangkan kondisi-kondisi

ketidak mampuan fisik, emosional, dan sosial agar orang yang

mengalami masalah tersebut dapat berfungsi kembali secara wajar

dalam masyarakat. Dalam fungsi ini tercakup juga fungsi pemulihan

(rehabilitasi).

3. Fungsi Pengembangan (Developmen)

Kesejahteraan sosial berfungsi untuk memberikan sumbangan

langsung ataupun tidak langsung dalam proses pembangunan atau

pengembangan tatanan dan sumber-sumber daya sosial dalam

masyarakat.

38

4. Fungsi Penunjang (Supportive)

Fungsi ini mencakup kegiatan-kegiatan untuk membantu mencapai

tujuan sektor atau bidang pelayanan kesejahteraan sosial lainya.

Fungsi-fungsi kesejahteraan sosial membantu memperkuat hubungan

antara individu, keuarga dan masyarakat dalam hal penanganan masalah-masalah

sosial. Fungsi ini juga untuk menghilangkan kondisi-kondisi ketidak mampuan

orang secara fisik, emosional dan sosial. Kesejahteraan sosial juga dapat

menyumbangkan langsung maupun tidak langsung dalam proses pengembangan

dan pembangunan, serta menyertakan kegiatan-kegiatan untuk penanganan sektorsektor atau


bidang pelayanan.

PRATIK YANG DILAKUKAN PEKERJA SOSIAL

Direct Service ( Praktek Langsung) Bekerja dengan individul, pasangan keluarga dan kelompok

Indirect Service ( Praktek Tidak Langsung) Praktek pelayanan tidak langsung (Indirect services)
dilaksanakan dengan memusatkan perhatian pada institusi kesejahteraan sosial, lembaga-lembaga
atau organisasi kesejahteraan sosial, pada evaluasi dan analisis.

10 Kompetensi Seorang Pekerja Sosial:

1. mengidentifikasi dan melakukan assessment terhadap situasi dimana hubungan antara


orang dengan institusi sosial perlu dirintis, diperkuat, diperbaiki, atau perlu diakhiri.
2. mengembangkan serta mengimpelementasikan suatu rencana yang bertujuan untuk
kesejahteraan individu yang berlandaskan pada assessment masalah, eksplorasi tujuan serta
pengembangan alternative pemecahan.
3. mengembangkan atau memperbaiki kemampauan orang dalam menghadapi, memecahkan
masalah, serta kemampuan pengembangan diri klien.
4. menghubungkan orang dengan sistem yang dapat memberikan sumber pelayanan, maupun
kesempatan.
5. memberikan intervensi secara efektif dengan mengutamakan populasi sasaran yang paling
rentan, atau terkena diskriminasi.
6. mengembangkan efektivitas pelayanan serta meningkatkan kemanusiaan kinerja sistem
yang memberikan pelayanan, sumber, maupun kesempatan.
7. secara aktif berperan serta dengan pihak lain untuk menciptakan, memodifikasi, serta
meningkatkan sistem pelayanan yang ada agar lebih responsive terhadap kebutuhan klien.
8. melakukan evaluasi sample seberapa jauh tujuan yang telah direncanakan dapat tercapai.
9. secara terus menerus melakukan evalualsi atas pengembangan profesionalisme melalui
assessment atas perilaku maupun keterampulan prakteknya.
10. memberikan kontribuasi pada peningkatan mutu pelayanan dengan cara mengembangkan
landasan pengetahuan profesionalnya serta menjunjung tinggi standar atau etika profesi

SOSIAL WORK SCIENCE OR ART

Ilmu dan Seni dalam memberikan pertolongan dan bantuan kepada orang lain, apa lagi bila
pekerja sosial tersebut menikmati perannya sebagai penolong dan menjadi solusi maker dalam
setiap aktifitasnya.

DASAR PRATIK PEKERJAAN SOSIAL

Sebagai suatu aktivitas profesional, pekerjaan sosial didasari oleh tiga komponen

dasar yang secara integratif membentuk profil dan pendekatan pekerjaan sosial;

kerangka pengetahuan (body of knowledge), kerangka keahlian (body of skills)

dankerangka nilai (body of values) yang diperolehnya melalui pendidikan formal

dan pengalaman profesional. Ketiga perangkat tersebut membentuk pendekatan

pekerjaan sosial dalam membantu kliennya.

Menurut Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2019 pada pasal 1 ayat (1)

dijelaskan bahwa Pekerja Sosial adalah seseorang yang memiliki pengetahuan,

keterampilan, dan nilai praktik pekerjaan sosial serta telah mendapatkan sertifikat

kompetensi.

Anda mungkin juga menyukai