PENDAHULUAN
Bentuk nyata kegiatan peraktek pekerja sosial bersama masyarakat tersebut biasa disebut
dengan pelaksanaan intervensi.pelaksanaan intervensi adalah tindakan nyata atau tindakan konkrit
yang berada dalam masyarakat untuk melaksanakan program tersebut seara konsisten, termasuk
didalamnya dukungan ketersedian anggaran dan profesionalisme pelaksanaan rencana.
Jadi, intervensi merupakan tahap yang sangat penting dari pekerjaan sosial. Dalam
melakukan intervensi ini, pekerja sosial tentunya membutuhkan kerjasama dari kelayan dalam
menyeseikan masalah kelayan tersebut,juga tentunya kerjasama dari berbagai pihak baik itu
masyarak setempat, maupun berbagai sistem sumber yang dapat di gunakan.
1.2 TUJUAN
Mengetahui dan memahami intervensi dalam peraktek pertolongan pekerja sosial
berdasarkan landasan konseptual dari intervensi itu sendiri.
BAB II
ISI LAPORAN
2.1 TINJAUAN KONSEPTUAL
2.1.1 Pengertian Intervensi
Intervensi sosial dapat diartikan sebagai sebagai cara atau strategi memberikan bantuan
kepada masyarakat(individu, Kelompok, komunitas). Intervensi sosial merupakan metode yang
digunakan dalam praktik di lapangan pada bidang pekerjaan sosial dan kesejahteraan sosial.
Pekerjaan sosial dan kesejahteraan sosial adalah dua bidang yang bertujuan
meningkatkan kesejahteraan seseorang melalui upaya memfungsikan kembali fungsi sosialnya.
Intervensi sosial adalah upaya perubahan terencana terhadap individu, kelompok, maupun
komunitas. Dikatakan perubahan terencana agar upaya bantuan yang diberikan dapat dievaluasi
dan diukur keberhasilannya. Intervensi sosial dapat pula diartikan sebagai suatu upaya untuk
memperbaiki keberfungsian sosial dari kelompok sasaran perubahan, dalam hal ini,
individu, keluarga, dan kelompok. Keberfungsian sosial menunjuk pada kondisi di mana seseorang
dapat berperan sebagaimana seharusnya sesuai dengan harapan lingkungan dan peran yang
dimilikinya.
Intervensi Pekerjaan Sosial adalah aktivitas profesional Pekerjaan Sosial yang
dikenakan/ditujukan kepada orang, baik secara individu, kelompok, maupun masyarakat, baik
yang bersifat residual ataupun institusional, baik langsung maupun tidak langsung, baik preventif,
kuratif-rehabilitatif, developmental-edukatif, maupun preventif, yang dilandasi oleh seperangkat
ilmu pengetahuan dan ketrampilan, dan kode etik profesi.
A. Intervensi Makro
Menurut Dubois & Miley (2014:71) level intervensi makro dalam pekerjaan sosial meliputi
lingkungan, komunitas dan masyarakat untuk mencapai perubahan sosial. Praktek pekerjaan sosial
dalam ranah makro memerlukan pengetahuan tentang standar komunitas dan nilai, dan
ketrampilan memobilisasi komunitas yang dibutuhkan dalam memprakarsai pemecahan masalah.
Sedangkan menurut Zastow & Ashman (2004:12-13), sistem makro mengenai sistem yang lebih
besar daripada kelompok kecl. Orientasi makro berfokus pada sosial, politik, dan kondisi ekonomi
dan kebijakan yang berpengaruh bagi orang banyak dalam mengakses sumber dan hidup yang
berkualitas.
Praktek kerja sosial makro adalah upaya untuk membantu klien dengan mengintervensi
sistem yang besar. Contohnya termasuk melobi untuk mengubah undang-undang perawatan
kesehatan, mengorganisir kelompok aktivis negara-lebar atau advokasi untuk perubahan kebijakan
sosial skala besar. Praktek pekerjaan sosial makro adalah salah satu perbedaan utama antara
pekerjaan sosial dan profesi membantu lainnya, seperti terapi kejiwaan. Praktek pekerjaan sosial
makro memberdayakan klien dengan melibatkan mereka dalam perubahan yang sistemik.
B. Intervensi Makro
Menurut Dobuis & Miley (2014:69) intervensi mikro dalam pekerjaan sosial meliputi
individu, keluarga atau dalam kelompok kecil untuk memfasilitasi perubahan perilaku individu
atau dalam relasinya dengan orang lain. Lebih lanjut menurut Dubois dan Miley menyatakan
bahwa individu sering mencari layanan pekerja sosial karena pengalaman pahit mereka dalam
penyesuain diri, relasi interpersonal, atau karena stress dari lingkungan. Focus perubahan dan
level mikro ini adalah menciptakan keberfungsian individu. Berbeda halnya menurut Zastrow &
Ashman (2004:12) yang menyebutkan bahwa ranah mikro hanya meliputi individual saja. Sistem
dalam ranah mikro ini memerlukan interaksi dari sistem biologis, psikologis dan sosial dari
individu. Orientasi dari ranah mikro dalam praktek pekerjaan sosial focus pada kebutuhan
individu, masalah dan kekuata