Anda di halaman 1dari 10

BAB II

PEMBAHASAN

A. Lingkungan Sosial

1. Pengertian Lingkungan Sosial

Lingkungan sosial atau masyarakat adalah untuk mencapai


keberhasilan belajar lingkungan sosial merupakan salah satu faktor
penunjang. Tempat dan lingkungan belajar yang nyaman dan
memudahkan peserta didik untuk berkonsentrasi. Dengan
mempersiapkan lingkungan yaang tepat peserta didik akan mendapatkan
hasil yang lebih baik dan dapat menikmati proses belajarnya yang
peserta didik lakukan. Lingkungan belajar dapat di artikan sebagai
segala sesuatu yang berada di luar diri anak.

Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di sekitar peserta


didik, baik peristiwa yang terjadi maupun kondisi masyarakat yang
paling utama yang dapat memberi pengaruh kuat kepada peserta didik
yaitu lingkungan yang mana terjadi proses pendidikan berlangsung dan
lingkungan peserta didik bergaul sehari-hari.

Menurut Sartain dalam buku Dalyono, lingkungan sosial (social


environment) adalah semua orang atau manusia lain yang
mempengaruhi kita. Pengaruh secara langsung seperti dalam pergaulan
sehari-hari dengan orang lain dengan keluarga kita, teman- teman kita,
kawan sekolah, atau sepekerjaan. Sedangkan pengaruh yang tidak
langsung dapat melalui radio, dan televisi,dengan membaca buku-buku,
majalah-majalah, surat kabar, dan sebagainya dengan cara yang lain.

3
4

Masing-masing dari kita, terutama dalam hal kepribadian kita


adalah hasil interaksi antar gen-gen dan lingkungan sosial kita, karena
interkasi ini maka tiap-tiap orang adalah unik, tiap orang memiliki
kepribadian sendirisendiri yang berbeda-beda satu sama lain. Jika dalam
hal individu-individu yang memiliki beberapa gen yang sama atau
bersamaan lingkungan sosialnya, berinteraksi itu menghasilkan variasi-
variasi/ perbedaan-perbedaan yang luas dalam personality.

Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa


lingkungan sosial merupakan interaksi atau hubungan kemasyarakatan
yang memiliki keterkaitan yang erat dengan kehidupan sehari-hari

2. Macam-macam Lingkungan Sosial

Lingkungan pendidikan mencakup: lingkungan keluarga,


lingkungan sekolah, dan lingkungan masyarakat. Penelitian ini fokus
terhadap jenislingkungan sosial sekolah. Lingkungan sosial yang
menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi motivasi belajar terbagi
menjadi 3 yaitu:
a. Lingkungan sosial yaitu lingkungan atau orang lain yang dapat
mempengaruhi diri seseorang baik secara langsung maaupun tidak
secara langsung.
b. Lingkungan fisik dapat di artikan sebagai layanan kemasan dan
elemen yang mempunyai pengaruh langsung kepuasan pelanggan
dan persepsinya terhadap kualitas layanan.
c. Lingkungan kultural Harus mencerminkan kekuatan sosio-kultural,
yaitu kepercayaan struktur keluarga dan klan, organisasi dan mata
pencarian hubungan antara sosial.
5

B. Pranata Sosial

1. Pengertian Pranata Sosial

Pranata sosial merupakan suatu kumpulan nilai serta norma yang


mengatur bidang kehidupan masyarakat. Menurut Sobert Melver dan C.
H. Page dalam buku Beberapa Teori Tentang Struktur Masyarakat
(1948) oleh Soerjono Soekanto, menjelaskan pranata sosial adalah
lembaga sosial sebagai prosedur atau tata cara yang telah diciptakan
untuk mengatur hubungan antara manusia yang tergabung dalam suatu
kelompok masyarakat.

2. Unsur-unsur Pranata Sosial

Paul B. Horton dan Chester L. Hunt dalam buku Metodologi


Penelitian Kualitatif untuk Ilmu-Ilmu Sosial (1987) mengungkapkan
bahwa unsur-unsur pranata sosial dibagi menjadi lima, yaitu:
1. Unsur budaya simbolik, contohnya cicin kawin dalam lembaga
keluarga.
2. Unsur budaya manfaat, contohnya rumah atau kendaraan dalam
lembaga Keluarga.
3. Kode spesifikasi baik lisan ataupun tertulis, misalnya ikrar nikah
dalam lembaga keluarga.
4. Pola perilakunya, seperti pemberian perlindungan dalam lembaga
keluarga.
5. Ideologi, misalnya cintah dan juga kasih sayang dalam lembaga
keluarga.
6

3. Fungsi Pranata Sosial

Dalam buku Manusia dan Kebudayaan di Indonesia (1979)


Koentjaraningrat mengemukakan fungsi pranata sosial, yaitu :
1. Memberikan petunjuk pada masyarakat berkaitan dengan
bagaimana bertingkah laku dalam kehidupan sehari-hari.
2. Menjaga integrasi sosial dari risiko disintegrasi sosial.
3. Memberikan pedoman untuk melakukan pengedalian sosial (social
control).

C. Mobilisasi Sosial

Promosi kesehatan juga mengandung pengertian mobilisasi sosial,


karena dalam promosi kesehatan diperlukan adanya advokasi kebijakan.
Sehingga kebijakan yang sudah ada dapat memberikan dukungan bagi
pengembangan perilaku dan lingkungan sehat. Hal ini merupakan “low
enforcement” yang dapat “memaksa” atau memobilitasi masyarakat untuk
berbuat atau tidak berbuat sama sekali (Maulana, 2009: 12-15).

Dapat disimpulkan bahwa kegiatan pendidikan kesehatan, KIE,


penyuluhan kesehatan, pemasaran sosial, dan mobilisasi sosial merupakan
komponen. Dalam pengertian yang lebih luas, idealnya setiap kegiatan atau
program yang bertujuan memandirikan masyarakat harus memasukkan
pertimbangan-pertimbangan kesehatan di dalamnya, dan promosi
kesehatan sebagai “payung” yang merangkum kegiatan atau program
tersebut. Hari D. J Maulana 2009 mengatakan ada beberapa tujuan promosi
kesehatan, yaitu peningkatan pengetahuan atau sikap masyarakat,
peningkatan perilaku masyarakat, dan peningkatan status masyarakat. Agar
tujuan dapat dicapai dan dijalankan sesuai keinginan, penetapan tujuan
harus memenuhi syarat, yaitu specific, measurable, appropriate, reasonable,
7

time bound, dan dinyatakan dalam bentuk performance, bukan effort


(Maulana, 2009: 116).

1. Pengertian Mobilisasi Sosial

Mobilisasi adalah proses yang terencana untuk melibatkan


masyarakat luas secara aktif, serentak dalam kurun waktu dan kegiatan
tertentu. Dalam prosesnya terjadi upaya penggerakan masyarakat dari
berbagai unsur untuk secara fokus mendukung suatu kegiatan yang telah
ditentukan.

Mobilisasi adalah proses membawa seluruh partner komunitas


multisektoral untuk meningkatkan kesadaran, kebutuhan, dan kemajuan
untuk tujuan, proses dan hasil tertentu.

Mobilisasi sosial adalah proses menyatukan semua sekutu lintas


sektoral secara mudah dan praktis untuk meningkatkan kesadaran dan
kebutuhan untuk program tertentu, untuk membantu pengiriman sumber
daya dan jasa dan untuk memperkuat partisipasi komunitas untuk
keberlanjutan dan kemandirian.

Pada tinjauan literatur menunjukkan beberapa definisi, disebabkan


oleh penggunaan terminologi yang berbeda untuk menjelaskan hal yang
sama, seperti penggunaan sosial terkadang digantikan menjadi nasional,
komunitas, global, organisasional atau lokal.

“sekutu” mencakup pembuat keputusan dan kebijakan, pemimpin


opini, lembaga swadaya masyarakat (LSM) seperti profesional dan
kelompok agama, media, sektor swasta, masyarakat dan individu.
Mobilisasi sosial menghasilkan dialog, negosiasi, dan konsensu,
melibatkan berbagai pihak yang terkait dan saling melengkapi.
8

Mobilisasi sosial, terintegrasi dengan pendekatan komunikasi lainnya,


telah menjadi fitur kunci dalam upaya komunikasi di seluruh dunia.

Dalam mobilisasi sosial, perubahan sosial dan perilaku yang


berkelanjutan membutuhkan banyak keterlibatan, muali dari individu ke
masyarakat kemudian kebijakan dan tindakan legislatif.

Advokasi untuk memobilisasi sumber daya dan perubahan efek


kebijakan, media dan acara khusus untuk meningkatkan keasadaran
masyarakat, membangun kemitraan dan jaringan, dan partisipasi
masyarakat, adalah semua strategi kunci dari mobilisasi sosial.

2. Prinsip Mobilisasi Sosial

Beberapa prinsip mobilisasi sosial:


a. Memahami kemampuan lembaga yang ada di masyarakat.
b. Berstandar pada pemahaman dalam konteks sosial dan kultural
termasuk situasi politik dan ekonomi masyarakat setempat.
c. Memenuhi permintaan masyarakat.
d. Mengembangkan kemampuan masyarakat untuk berpartisipasi.
e. Berdasarkan rencana nasional dalam rumusan tujuan, sasaran,
pesan, indikator dan umpan balik mobilisasi.
f. Memerlukan pengulangan secara periodik
g. Menggunakan individu yang terkenal atau dihormati sebagai
penggerak.

3. Langkah-langkah Mobilisasi Sosial

a. Memberikan pelatihan kepada kelompok pelopor (kelompok yang


paling mudah menerima isu yang sedang diadvokasi.).
9

b. Mengkonsilidasikan mereka yang telah mengikuti pelatihan


menjadi kelompok pendukung.
c. Mengembangkan koalisi diantara kelompok maupun pribadi
pendukung.
d. Mengembangkan jaringan informasi iantara anggota koalisi agar
selalu mengetahui dan merasa terlibat dengan isu yang
diadvokasikan.
e. Melaksanakan kegiatan yang bersifat massal dengan melibatkan
banyak anggota koalisi.
f. Mendayagunakan media massa untuk mengekspos kegiatan koalisi
sebagai jaringan informasi.
g. Mendayagunakan berbagai media massa untuk membangun
kebersamaan dalam mengatasi masalah. Hal ini efektif bila
dilakukan menggunakan TV, radio, billboard maupun spanduk.

D. Kelompok Sosial

1. Pengertian Kelompok Sosial

Manusia adalah makhluk individu yang tidak dapat melepaskan


diri dari hubungan dengan manusia lain. Sebagai akibat dari hubungan
yang terjadi di antara individu-individu (manusia) kemudian lahirlah
kelompok-kelompok sosial (social group) yang dilandasi oleh
kesamaan-kesamaan kepentingan bersama. Kelompok atau group adalah
kumpulan dari individu yang berinteraksi satu sama lain, pada umumnya
hanya untuk melakukan pekerjaan, untuk meningkatan hubungan antar
individu, atau bisa saja untuk keduanya. Sebuah kelompok suatu waktu
dibedakan secara kolektif, sekumpulan orang yang memiliki kesamaan
dalam aktifitas umum namun dengan arah interaksi terkecil.
10

Syarat kelompok menurut Baron dan Byrne:


a. Interaksi, anggota-anggota seharusnya berinteraksi satu sama lain.
b. Interdependen, apa yang terjadi pada seorang anggota akan
mempengaruhi
c. perilaku anggota yang lain.
d. Stabil, hubungan paling tidak ada lamanya waktu yang berarti (bisa
minggu,
e. bulan dan tahun).
f. Tujuan yang dibagi, beberapa tujuan bersifat umum bagi semua
anggota.
g. Struktur, fungsi tiap anggota harus memiliki beberapa macam
struktur
h. sehingga mereka memiliki set peran.
i. Persepsi, anggota harus merasakan diri mereka sebagai bagian dari
kelompok.

Kelompok sosial adalah kumpulan orang yang memiliki kesadaran


bersama akan keanggotaan dan saling berinteraksi. Kelompok
diciptakan oleh anggota masyarakat. Kelompok juga dapat
mempengaruhi perilaku para anggotanya. Kelompok-kelompok sosial
merupakan himpunan manusia yang saling hidup bersama dan menjalani
saling ketergantungan dengan sadar dan tolong menolong.

(R.M. Macler & Charles H. Page: Society, An Introductory


Analysis, Macmillan & Co.Ltd., London, 1961: 213). Kelompok sosial
atau social group adalah himpunan atau kesatuan manusia yang hidup
bersama, karena adanya hubungan di antara mereka. Hubungan tersebut
antara lain menyangkut hubungan timbal balik yang saling
mempengaruhi dan juga suatu kesadaran untuk saling menolong
(Soejono Soekanto, 2006:104).
11

2. Ciri dan Syarat Kelompok Sosial

Berikut ini akan disebutkan beberapa ciri kelompok sosial.


a. Terdapat dorongan atau motif yang sama antar individu satu dengan
yang lain.
b. Terdapat akibat-akibat interaksi yang berlainan terhadap individu
satu dengan yang lain berdasarkan rasa dan kecakapan yang
berbeda-beda antara individu yang terlibat di dalamnya.
c. Adanya penegasan dan pembentukan struktur atau organisasi
kelompok yang jelas dan terdiri dari peranan-peranan dan
kedudukan masing-masing.
d. Adanya peneguhan norma pedoman tingkah laku anggota kelompok
yang mengatur interaksi dalam kegiatan anggota kelompok untuk
mencapai tujuan yang ada.
e. Berlangsungnya suatu kepentingan.
f. Adanya pergerakan yang dinamik

Adapun syarat kelompok sosial sebagai berikut.


a. Setiap anggota kelompok tersebut harus sadar bahwa dia
merupakan sebagian dari kelompok yang bersangkutan.
b. Ada hubungan timbal balik antara anggota yang satu dengan
anggota lainnya.
c. Terdapat suatu faktor yang dimiliki bersama oleh anggota-anggota
kelompok itu, sehingga hubungan antara mereka bertambah erat.
Faktor tadi dapat merupakan nasib yang sama, kepentingan yang
sama, tujuan yang sama, ideologi politik yang sama dan lain-lain.
d. Berstruktur, berkaidah dan mempunyai pola perilaku.
12

3. Faktor Pembentukan Kelompok Sosial

Bergabung dengan sebuah kelompok merupakan sesuatu yang


murni dari diri sendiri atau juga secara kebetulan. Misalnya, seseorang
terlahir dalam keluarga tertentu. Namun, ada juga yang merupakan
sebuah pilihan. Dua faktor utama yang tampaknya mengarahkan pilihan
tersebut adalah kedekatan dan kesamaan.

• Kedekatan
Pengaruh tingkat kedekatan, atau kedekatan geografis terhadap
keterlibatan seseorang dalam sebuah kelompok tidak bisa diukur. Kita
membentuk kelompok bermain dengan orang-orang di sekitar kita.
Kita bergabung dengan kelompok kegiatan sosial lokal. Kelompok
tersusun atas individu-individu yang saling berinteraksi. Semakin
dekat jarak geografis antara dua orang, semakin mungkin mereka
saling melihat, berbicara, dan bersosialisasi. Singkatnya, kedekatan
fisik meningkatkan peluang interaksi dan bentuk kegiatan bersama
yang memungkinkan terbentuknya kelompok sosial. Jadi, kedekatan
menumbuhkan interaksi, yang memainkan peranan penting terhadap
terbentuknya kelompok pertemanan.

• Kesamaan
Pembentukan kelompok sosial tidak hanya tergantung pada
kedekatan fisik, tetapi juga kesamaan di antara anggota-anggotanya.
Sudah menjadi kebiasaan, orang lebih suka berhubungan dengan orang
yang memiliki kesamaan dengan dirinya. Kesamaan yang dimaksud
adalah kesamaan minat, kepercayaan, nilai, usia, tingkat intelejensi,
atau karakter-karakter personal lain. Kesamaan juga merupakan faktor
utama dalam memilih calon pasangan untuk membentuk kelompok
sosial yang disebut keluarga.

Anda mungkin juga menyukai