Anda di halaman 1dari 7

TUGAS

MEREVIEW 2 JURNAL PENELITIAN TENTANG “PENDIDIKAN AGAMA”

Nama : Rahyuni
Kelas / Semester : Kelas B, Semester 1
NPM : 012201005
Tugas : Mereview 2 jurnal penelitian tentang “pendidikan agama”

Identitas jurnal pertama :

Judul Upaya meningkatkan hasil belajar pendidikan agama islam (PAI)


menggunakan metode hypnoteaching bagi siswa kelas VII C SMPN
1 LIMBANGAN kebupaten kendal tahun 2016/2017
Nama jurnal Jurnal studi dan penelitian pendidikan islam
Volume (isu) dan halaman Volume 1 nomor 1 februari 2018, hal 22-40
Tahun Penerbitan Februari 2018
Penulis Kasan As’ari
Reviewer Rahyuni
Link Jurnal https://core.ac.uk/download/pdf/236378634.pdf

Penjabaran terkait jurnal :

Tujuan penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui upaya apa saja
yang dilakukan untuk meningkatkan hasil belajar pendidikan agama
islam (PAI) dengan menggunakan metode hypnoteaching bagi siswa
kelas VII C sekolah menengah pertama Negeri 1 limbangan
kabupaten kendal tahun 2016/2017 pada semester genap.
Subjek penelitian Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VII C yang memiliki hasil
belajar terendah.
Metode penelitian Metode hypnoteaching
Definisi operasional
Menurut purwanto (2010) hasil belajar merupakan istilah yang
variabel dependen (Y)
tersusun dari dua kata yaitu “hasil” dan “belajar”, kata tersebut
memiliki arti yang berbeda. Definisi hasil menunjukkan atas suatu
perolehan yang diakibatkan dari aktifitas ataupun proses suatu
kegiatan.

Sedangkan isitilah belajar dimaknai dengan suatu kegiatan


penambahan pengetahuan, selain itu ada juga yang berpendapat
bahwa belajar memiliki arti sama dengan menghafal, hal tersebut
dipahami karena belajar pada hakikatnya sama dengan menghafal
karena orang belajar pasti melakukan proses menghafal. (Wasty
Soemanto, 1998: 104)

Belajar bisa dimaknai juga dengan tahapan perubahan seluruh


tingkah laku yang relatif menetap sebagai hasil pengelaman dan
interaksi dengan lingkungan yang melibatkan proses kognitif.
(Muhibbin Syah, 2009: 68)
Cara dan alat mengukur
Berdasarkan asumsi tersebut peneliti sebagai guru akan melakukan
variabel dependen (Y)
tindakan alternatif, yaitu menggunakan metode yang menyenangkan,
bisa memotifasi peserta didik dan mengesankan, sehingga bisa
meningkatkan hasil belajar mereka. Metode yang dipilih peneliti
yaitu metode hypnoteaching dalam pembelajaran PAI.
Definisi operasional
Secara umum, menurut Muhibbin Syah (2009) ada tiga faktor yang
variabel independen (X)
bisa mempengaruhi belajar, yaitu :

a. Faktor internal, yaitu suatu keadaan jasmani maupun rohani


peserta didik yang dipengaruhi oleh faktor psikologis dan
fisiologis seseorang. Faktor psikologis diantaranya intelegensi,
minat, perhatian, motifasi dan bakat.
b. Faktor eksternal yaitu faktor dari luar siswa, dimana faktor ini
terdiri atas dua hal yaitu faktor sosial dan non sosial.
c. Faktor pendekatan belajar (approach to learning), yang
termasuk faktor ini adalah strategi dan juga metode yang di
pergunakan oleh siswa dalam melaksanakan kegiatan
pembelajaran.
Langkah-langkah penelitian
Penelitian dilakukan dalam tiga siklus. Setiap siklus menggunakan
model atau desain penelitian kemmis dan taggart yang terdiri dari
empat komponen yaitu planing (perencenaan), acting (tindakan),
observing (releksi). Tehnik pengumpulan data menggunakan tehnik
tes hasil belajar, dimana ada dua tes hasil belajar yaitu pretes dan
postes. Tes dalam penelitian ini menggunakan tes formatif dalam
bentuk tes obyektif, soal tes diwujudkan dalam bentuk pilihan
ganda. Tehnik analisa data yaitu dengan membandingkan rata-rata
(mean) hasil tes belajar sebelum dan sesudah tindakan dilakukan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa metode hypnoteaching


dapat meningkatkan hasil belajar PAI dengan indikator, terjadi
peningkatan rata-rata hasil belajar PAI dari hasil pretes sebesar
70,06 meningkat menjadi 73,91 pada siklus I, meningkat lagi
menjadi 76,79 pada siklus II dan meningkat lagi menjadi 78,94 pada
siklus III. Ketercapaian KKM secara kasikal juga mengalami
kenaikan dari pra siklus sebesar 36,36% meningkat menjadi 60,61%
pada siklus I, meningkat lagi menjadi 72,73% pada siklus II dan
meningkat lagi menjadi 81,82% pada siklus III. Artinya, telah terjadi
peningkatan hasil yang signifikan pada siklus III, sehingga metode
hypnoteaching dapat dibakukan menjadi sebuah model untuk
Hasil penelitian
meningkatkan hasil belajar PAI dengan tindakan sebagai berikut :

1) Melakukan afirmasi dengan cara mengucapkan yel-yel


yang melibatkan gerakan tubuh dan emosi
2) Melakukan visualisasi dengan cara menghadirkan sesuatu
dalam alam bayangan disertai gerakan menyentuh anggota
tubuh
3) Melakukan repetisi dengan cara tutor sebaya dalam
sebuah kelompok
4) Mengajak siswa bersyukur atas ilmu yang telah diberikan
Allah
Kelebihan penelitian
1) Kegiatan proses belajar mengajar terjadi lebih baik karena
(bersifat sangat penting)
adanya interaktif yang bagus.
2) Proses pembelajaran lebih aktif karena banyak
menggunakan simbol-simbol dan gerakan-gerakan
motorik anggota tubuh sehingga bisa melayani semua
siswa dengan gaya belajar yang berbeda.
3) Peserta didik menjadi lebih mudah untuk menguasai
materi pelakaran.
4) Peserta didik dapat dengan mudah menguasai materi,
karena termotifasi lebih untuk belajar.
5) Peserta didik lebih bisa berpikir imajinatif dan kreatif
6) Perhatian peserta didik akan tersedot penuh terhadap
materi.

1) Pada awal penerapan diperlukan kegiatan pembimbingan dari


guru untuk melaksanakan kegiatan visualisasi dan afirmasi.
2) Waktu yang dibutuhkan lebih lama dari pelajaran biasa, karena
membutuhkan waktu untuk konsentrasi dan penurunan
gelombang otak.
Kelemahan penelitian
3) Membutuhkan peralatan lain sebagai pendukung, seperti alat
(besifat sangat penting)
pemutar musik dan musik yang lembut dan sebagainya.
4) Apabila ada gangguan di tengah proses pembelajaran biasanya
konsentrasi dan perhatian siswa mudah buyar, sehingga
memerlukan pengulangan.
5) Guru harus lebih aktif memberikan sugesti yang positif dengan
kalimat-kalimat yang mengena.

Identitas jurnal ke dua :

Judul Kemampuan guru PAI dalam merencenakan dan melaksanakan


penilain autentik (studi kasus guru PAI di SMA Negeri 53 jakarta)
Nama jurnal jurnal studi Al-Qur’an
Volume (isu) dan halaman volume 12, no.2, tahun.2016, hal 143-157
Tahun Penerbitan Tahun 2016
Penulis Ulpah Sya’idah, Amaliyah dan Yusuf Ismail
Reviewer Rahyuni
Link Jurnal http://journal.unj.ac.id/unj/index.php/jsq/article/download/3833/2856/

Penjabaran terkait jurnal :

Tujuan penelitian Penelitian ini bertujuan untuk memahami lebih dalam tentang
kemampuan guru PAI dalam melakukan evaluasi pembelajaran
melalui penilaian non tes (penilaian autentik).
Subjek penelitian Guru PAI di SMA Negeri 53 jakarta
Metode penelitian metode yang digunakan bersifat kualitatif dengan jenis penelitian
studi kasus
Definisi operasional
Menurut Nurhadi, penilaian autentik merupakan proses
variabel dependen (Y)
pengumpulan informasi yang dilakukan oleh guru mengenai
perkembangan dan pencapaian pembelajaran yang dilakukan oleh
peserta didik melalui berbagai tehnik yang mampu mengungkapkan,
membuktikan atau menunjukkan secara tepat bahwa tujuan
pembelajaran telah dikuasai dan dicapai oleh peserta didik.

Adapun menurut Abdul Majid mendefinisikan penilaian autentik


merupakan yang sebenarnya terhadap hasil belajar peserta didik.
Artinya, penilaian sebenarnya tidak hanya melihat pada hasil akhir
saja, tetapi kemajuan hasil belajar peserta didik dinilai dari proses
sehingga dalam penilaian sebenarnya tidak hanya bisa dilakukan
dengan menggunakan satu cara, tetapi dapat menggunakan berbagai
ragam cara penilaian.

Selain itu,menurut Wiggins mendefinisikan penilaian autentik


merupakan upaya yang dilakukan oleh guru dengan cara pemberian
tugas kepada peserta didik yang mencerminkan prioritas dan
tantangan yang ditemukan dalam aktivitas pemelajaran, seperti
meneliti, menulis, merevisi dan membahas artikel, memberikan
analisis oral terhadap peristiwa, dan berkolaborasi dengan antar
sesama teman melalui diskusi.
Cara dan alat mengukur
1. Penilaian tes digunakan untuk menilai kemapuan siswa yang
variabel dependen (Y)
didalamnya mencakup pengetahuan dan keterampilan sebagai
hasil kegiatan belajar mengajar, meliputi penilaian tes tertulis
(tes subjektif dan tes objektif) dan penulisan lisan
2. Penilaian non tes seperti :
 Penilaian produk adalah penilaian yang merupakan
penilaian terhadap keterampilan yang telah dihasilkan oleh
peserta didik dalam tahapan dan prosedur kerja pembuatan
suatu produk atau benda tertentu dan kualitas teknis
maupun estetik produk tersebut.
 Portofolio merupakan suatu pendekatan atau model
penilaian yang bertujuan untuk mengukur kemampuan
peserta didik dalam membangun dan mereflesikan suatu
pekerjaan atau kerja melalui pengumpulan bahan-bahan
yang relavan dengan tujuan dan keinginan yang dibangun
oleh peserta didik.
 Penilaian untuk kerja merupakan penilaian dengan
mangamati kegiatan peserta didik dalam melakukan
sesuatu.
 Penilaian proyek merupakan kegiatan penilaian terhadap
suatu tugas yang mencakup beberapa kompetensi yang
harus diselesaikan oleh peserta didik dalam periode
ataupun waktu tertentu.
 Penilaian pengamatan merupakan tehnik penilaian yang
dilakukan secara berkesenambungan dengan menggunakan
indra, baik secara langsung maupun tidak langsung dengan
menggunakan lembar observasi yang berisi sejumlah
indikator atau aspek yang akan diamati.
 Penilaian diri merupakan tehnik penilaian dengan cara
meminta peserta didik untuk mengemukakan kelebihan
dan kekurangan dirinya salam konteks pencapaian
kompetensi sikap, baik sikap spiritual maupun sikap
sosial.
Definisi operasional
Berdasarkan beberapa pengertian tentang penilaian autentik yang
variabel independen (X)
dikemukakan di atas, dapat disimpulkan bahwa penilaian autentik
merupakan penilaian yang sebenarnya, yaitu suatu proses yang
dilakukan oleh guru dalam mengumpulkan informasi mengenai
perkembangan belajar dan perubahan tingkah laku yang telah
dimilki oleh peserta didik setelah suatu kegiatan belajar mengajar
berakhir. Penilaian autentik dilakukan oleh guru untuk mengetahui
apakah terjadi perubahan tingkah laku pada diri peserta didik,
apakah siswa melakukan pengalaman belajat atau tidak serta
mengetahui apakah proses belajar mengajar yang telah dilakukan
memiliki nilai positif atau tidak

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan penelitian yang bersifat


Langkah-langkah penelitian
kualitatif dengan jenis penelitian studi kasus. Adapun tehnik
pengumpulan data melalui wawancara dan dokumentasi.
Hasil penelitian
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti
kepada kelas X MIA 1 yang terdiri dari 5 orang siswa/siswi
diantaranya 1 orang laki-laki dan 4 orang perempuan, serta
wawancara juga dilakukan kepada kelas X ISS 3 yang terdiri
dari 5 siswa/siswi diantaranya 2 orang laki-laki dan 3 orang
perempuan menunjukkan bahwa laporan hasil belajar yang
mereka dapatkan selama mengikuti pelajaran PAI di SMA
Negeri 53 jakarta memuaskan, karena nilai yang mereka
peroleh melebihi KKM (kriteria ketuntasan minimal).

Hal tersebut menandakan bahwa dalam pelaksanaan penilaian


autentik yang dilakukan oleh kedua guru PAI di SMA Negeri
53 jakarta telah menggunakan penilaian acuan kriteria (PAK),
PAK merupakan penilaian pencapaian kompetensi yang
didasarkan pada kriteria ketuntasan minimal (KKM) dan guru
telah melaksanakan penilaian autentik yang sesuai dengan
pendekatan penilaian pada kurikulum 2013. Dengan demikian,
pencapaian kompetensi peserta didik tidak dalam konteks
dibandingkan dengan peserta didik lainnya, tetapi
dibandingkan dengan standar atau kriteria tertentu, yakni
kreteria ketuntasan minimal (KKM).

Kelebihan dari penilitian ini yaitu pemaparan yang sangat jelas

Kelebihan penelitian mengenai proses penerapan penilai autentik yang diaplikasikan

(bersifat sangat penting) oleh guru PAI di SMA negeri 53 jakarta kepada siswa/siswi di
SMA tersebut sehingga para pembaca mudah memahami
maksud dari penelitian ini.

Kelemahan dalam penelitian ini yaitu dalam penilaian autentik


dalam peneilitian ini guru mengalami bebarapa permasalahan seperti
menyita waktu, sulitnya membuat rublik penilaian, dan jumlah
Kelemahan penelitian
peserta didik yang cukup banyak yang mengharuskan guru
(besifat sangat penting)
melakukan pengamatan secara terus-menerus, serta membutuhkan
waktu pengamatan yang cukup lama dan terlalu banyak formal yang
memberatkan guru karena memang harus dipersiapkan terlebih
dahulu.

Anda mungkin juga menyukai