Kelompok 2 :
Dosen Pengampu :
NIP.195806091985032003
UNIVERSITAS JEMBER
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala karunia
serta rahmat-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan Tugas Mata Kuliah
Supervisi Lembaga Pelayanan Sosial yang berjudul “Fungsi Pelayanan Sosial”.
Paper ini disusun untuk memenuhi Tugas Kelompok Semester 4 Kelas D3.
Kami mengucapkan terimakasih kepada Ibu Dr. Nur Dyah Gianawati, M.A selaku
dosen pengampu dalam Mata Kuliah Supervisi Lembaga Pelayanan Sosial D3.
Kami ucapkan terimakasih juga kepada semua pihak yang telah membantu
sehingga tugas ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Paper ini masih jauh
dari kata sempurna, oleh karena itu kritik dan saran yang membangun sangat kami
harapkan demi kesempurnaan tugas ini.
Semoga tugas ini memberikan informasi bagi masyarakat yang membaca serta
dapat bermanfaat untuk pengembangan wawasan dan peningkatan ilmu
pengetahuan bagi kita semua.
Kelompok 2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................... 2
DAFTAR ISI......................................................................................... 3
BAB 1 PENDAHULUAN.....................................................................1
1.1 Latar Belakang........................................................................... 1
1.2 Rumusan masalah...................................................................... 1
1.3 Tujuan.........................................................................................2
1.4 Manfaat.......................................................................................2
BAB 2 PEMBAHASAN....................................................................... 5
2.1 Penerapan Pelaksanaan Fungsi Pelayanan Sosial Supervisor
Terhadap Klien.................................................................................5
2.2 Peran Pekerja Sosial Dalam Fungsi Pelayanan Sosial.............. 9
2.3 Faktor Keberhasilan Pekerja Sosial Dalam Menerapkan Fungsi
Pelayanan Sosial............................................................................ 13
BAB 3 PENUTUP...............................................................................16
3.1Kesimpulan..............................................................................16
3.2 Rekomendasi............................................................................17
DAFTAR PUSTAKA......................................................................... 18
BAB 1 PENDAHULUAN
Adapun rumusan masalah yang akan dibahas didalam paper ini adalah
sebagai berikut:
1
2. Apa saja peran pekerja sosial yang terdapat dalam fungsi pelayanan
sosial yang dilakukan saat melakukan pendampingan dengan klien?
3. Bagaimana keberhasilan pekerja sosial dalam menerapkan fungsi
pelayanan sosial?
1.3 Tujuan
1.4 Manfaat
2
penuh, serta mempertinggi kesejahteraan selaras dengan kebutuhan–
kebutuhan keluarga dan masyarakat (Wibhawa dkk, 2010 : 24). Dari definisi
di atas dapat dijelaskan bahwa :
1) Konsep kesejahteraan sosial sebagai suatu sistem atau “organized system”
yang berintikan lembaga – lembaga dan pelayanan sosial.
2) Tujuan sistem tersebut adalah untuk mencapai tingkat kehidupan yang
sejahtera dalam arti singkat kebutuhan pokok seperti sandang,pangan,
papan dan kesehatan, dan juga relasi-relasi sosial dengan lingkungannya.
3) Tujuan tersebut dapat dicapai dengan cara meningkatkan “kemampuan
individu”baik dalam memecahkan masalahnya maupun dalam memenuhi
kebutuhannya
1. Pelayanan sosial dalam arti luas adalah pelayanan sosial yang mencakup
fungsi pengembangan termasuk pelayanan sosial dalam bidang
pendidikan, kesehatan, perumahan, tenaga kerja dan sebagainya.
3
mengungkapkan dan memahami masalah, kebutuhan, dan sistem
sumber penerima pelayanan.
4
BAB 2 PEMBAHASAN
5
pribadi di tempat kerja dan di masyarakat, untuk memastikan bahwa
mereka dapat memberikan layanan yang sesuai. Pekerja sosial harus
menjaga kerahasiaan mengenai informasi tentang orang-orang yang
menggunakan layanan mereka. Pengecualian untuk ini hanya dapat
dibenarkan atas dasar persyaratan etika yang lebih besar (seperti
pelestarian kehidupan).
7. Pekerja sosial perlu mengakui bahwa mereka bertanggung jawab atas
tindakan mereka terhadap pengguna layanan mereka, orang-orang
yang bekerja dengan mereka, rekan kerja mereka, atasan mereka,
asosiasi profesional dan hukum, dan bahwa pertanggungjawaban ini
mungkin bertentangan.
8. Pekerja sosial harus bersedia berkolaborasi dengan sekolah kerja
sosial untuk mendukung siswa kerja sosial untuk mendapatkan
pelatihan praktis yang berkualitas dan pengetahuan praktis terkini.
9. Pekerja sosial harus mendorong dan terlibat dalam debat etis dengan
rekan kerja dan atasan mereka dan bertanggung jawab untuk membuat
keputusan yang berdasarkan etika.
10. Pekerja sosial harus siap untuk menyatakan alasan keputusan mereka
berdasarkan pertimbangan etis, dan bertanggung jawab atas pilihan
dan tindakan mereka.
11. Pekerja sosial harus bekerja untuk menciptakan kondisi dalam
mempekerjakan agen dan di negara mereka di mana asas pernyataan
ini dan peraturan nasional mereka sendiri (jika ada) dibahas,
dievaluasi dan dijunjung tinggi.
6
Kapabilitas sebagai pekerja sosial merupakan hal fundamental yaitu
sebagai modal untuk memberikan kepercayaan kepada pihak-pihak yang
terlibat, termasuk klien. Supervisi pekerjaan sosial merupakan saran untuk
meningkatkan kapabilitas pekerja sosial. Supervisi sendiri memiliki banyak
pengertian, untuk supervision sendiri berasal dari bahasa latin, yaitu super
(over) dan videre (to watch, to see). Dari situ, dapat diartikan bahwa
supervisi adalah melihat secara mendalam atu mengontrol untuk
mempertahankan atau meningkatkan kualitas.
7
Namun, pada akhirnya akhirnya merupakan tanggung jawabnya
adalah supervisor untuk memilih model yang paling sesuai pengembangan
profesional supervisee. Hubungan pengawasan dibangun berdasarkan
kepercayaan, Kerahasiaan, dukungan, dan empatik Pengalaman. Kualitas
lainnya yang melekat pada Hubungan supervisor mencakup konstruktif
umpan balik, keamanan, rasa hormat, dan perawatan diri.
8
dalam melakukan pekerjaannya. Supervisor pun bertanggung jawab
untuk menghilangkan tekanan yang ada pada diri supervisee serta
membuat supervisi selalu berada dalam kondisi yang nyaman
sehingga supervisi dapat menjalankan tugasnya dengan efektif dan
efisien.
9
Dalam praktek pekerja sosial adanya penekanan bahwa pengetahuan
dipandang sama pentingnya dengan ketrampilan maka pemahaman sama
pentingnya dengan kompetensi.
- Pekerja sosial memandang dirinya sebagai pemikir dan pekerja, serta
sebagai orang yang harus membuat pertimbangan sebelum bertindak.
- Pekerja sosial sebagai seorang pendamping harus menempatkan
dirinya sebagai sahabat anak dan menempatkan dirinya sebagai
manusia yang pantas untuk dihormati serta memiliki hak-hak, bukan
hanya perlindungan hukum tetapi juga perlindungan sosial.
- Pekerja sosial harus melakukan kunjungan rutin kepada anak ketika
anak harus hadir didepan persidangan. Pekerja sosial harus dapat
membuat anak mengemukakan pendapatnya dan mengekspresikan
dirinya secara bebas. Mendengarkan pendapat anak tentang peristiwa
pidana yang didengar, dilihat dan dialaminya sendiri. Pekerja sosial
harus menciptakan suasana diskusi yang tidak menjadikan anak
semakin terpojok, tetapi sebaiknya menciptakan suasana diskusi yang
mana anak merasa, bahwa dirinya siap membuka semua detail
peristiwa yang dialaminya.
1. Sebagai Fasilitator
2. Sebagai Trainner/Pelatih
3. Sebagai Advocat
4. Sebagai Peneliti
5. Sebagai Perencana
10
untuk menjangkau sumber-sumber yang diperlukan dalam rangka
meningkatkan keberfungsian sosial. Pekerja sosial juga berfokus untuk
memberikan pelayanan dan dukungan yang dibutuhkan oleh lansia dimasa
tuanya (Skidmore, 1974). Bentuk-bentuk pelayanan sosial lanjut usia
yaitu ; pelayanan sosial dalam panti, pelayanan sosial luar panti,
pelayanan sosial perlindungan dan aksesbilitas, pelayanan sosial
kelembagaan.
1. Sebagai Konsultan
Konsultasi, yaitu membantu (helping) sistem klien melalui aktifitas
layanan konsultasi. Peran pekerja sosial dalam kegiatan pelayanan di
Panti Sosial Tresna Werdha Minaula Kendari dengan jumlah lansia 95
orang (sembilan puluh lima) lansia yang memiliki permasalahan
tersebut langsung datang kepada pekerja sosial untuk berkonsultasi
mengenai permasalahan yang dirasakan oleh lansia tersebut, agar
pekerja sosial bisa mengerti tentang masalah yang dirasakan dan apa
yang diinginkan lansia dan pekerja sosial tentunya harus bisa jadi
pendengar terbaik dan dapat membantu permasalahan lansia agar
pelayanan dapat berjalan dengan baik.
2. Sebagai Konseling
Peran konseling yaitu memberikan layanan konseling dan atau
terapi-psikis. Peran pekerja sosial dalam kegiatan pelayanan di Panti
Sosial Tresna Werdha Minaula Kendari dalam menyelesaikan
permasalahan lansia tidak lepas dari peran pekerja dimana pekerja
sosial merupakan kegiatan profesional dalam menyelesaikan masalah
lansia dengan meningkatkan atau memperbaiki kemampuan mereka
agar berfungsi secara sosial. Adapun peran pekerja sosial sebagai
konselor yaitu memberikan terapi kelompok kepada lansia serta
11
memberikan bimbingan psikologi agar pelayanan dapat berjalan
dengan baik.
3. Sebagai Pemberdaya
Peran pemberdaya yaitu memberdayakan semangat mengatasi
(coping) masalah sendiri sesuai potensi (kapasitas dan kapabilitas) dan
sumber yang diri mereka miliki. Peran pekerja sosial dalam kegiatan
pelayanan di Panti Sosial Tresna Werdha Minaula Kendari yaitu dapat
memberdayakan lansia dari permasalahan yang dihadapi serta
memberikan motivasi agar lansia dapat kembali berfungsi secara sosial
dan pekerja sosial mampu memberdayakan lansia melalui potensi yang
dimilikinya olehnya itu pekerja sosial haru dibekali dengan ilmu
pengetahuan serta keterampilan yang memadai sehingga dalam
pemberian pelayanan kepada lansia dapat berjalan dengan baik.
Sebagai pemberdaya yaitu memberdayakan potensi yang dimiliki oleh
lansia seperti dalam pembuatan anyaman membuat tikar, menjahit, dan
membuat bunga yang terbuat dari koran dan kertas. Dengan
mengembangkan potensi baik yang dimiliki lansia maupun dalam
proses belajar yaitu lansia yang belum mengetahui sama sekali maka
pekerja sosial langsung mempraktekan kepada lansia agar lansia
terbiasa dan bisa mengembangkan keterampilannya.
4. Sebagai Fasilitator
Peran fasilitator yaitu membantu (assist) memfasilitasi klien
dan sistim klien dengan menyediakan informasi dan dukungan sistem
pelayanan dengan strategi pengembangan pengorganisasian. Peran
pekerja sosial sebagai fasilitator yaitu dalalm menyelesaikan masalah
lansia seorang pekerja sosial tidak boleh seakan-aka menyalahkan
lansia karna akan membuat lansia merasa bersalah dan merasa tidak di
pedulikan lagi, tetapi pekerja sosial memberikan motivasi dan saran
agar lansia dapat sadar dan bisa menyelesaikan masalahnya sendiri.
12
5. Sebagai Perencana
Pekerja sosial mengidentifikasi semua kebutuhan lansia dan
kemudian pekerja sosial merencanakan dari sisi penganggaran seperti
pada kebutuhan lansia mengenai pakean, pakean sholat, kursi roda,
pakean olahraga dan dalam hal pemecahan masalah itu semua
alternatif pemecahan masalah harus melibatkan lansia kemudian di
sepakati oleh lansia karna pekerja sosial hanya memberikan solusi dan
saran kepada lansia agar lansia tidak mengulanginya lagi serta dapat
menciptakan keharmonisan antar sesama lansia.
13
masyarakat dan kemudahan dalam pemenuhan kebutuhan akses pelayanan
kesehatan, pendidikan, pangan dan lain-lain.
14
Nilai dan etika terletak di jantung praktik pekerjaan sosial, nilai-nilai
humanistik ini didasarkan pada kepedulian yang terkait dengan kesejahteraan
manusia dan keadilan sosial. Nilai-nilai mencakup organisasi layanan, pendekatan
yang digunakan untuk terlibat dan berdialog dengan klien, metode penilaian
masalah dan penentuan tujuan, dan strategi intervensi apa yang digunakan
(Pinderhughes, 1995). Saat ini keadilan sosial telah diadvokasi oleh pekerja sosial,
dengan digambarkan sebagai “nilai pengorganisasian” dari profesi (Swenson,
1998). Sedangkan etika dapat digambarkan lebih bersifat preskriptif dan
berurusan dengan apa adanya dan benar (Loewenberg dan Dolgoff, 1992: 21).
Sehingga etika mewakili pedoman dalam bersikap yang diterjemahkan menjadi
pilihan dan perilaku dan direfleksikan dalam teori etika dan kode etik, yang
berusaha untuk mempromosikan praktik etika.
15
BAB 3 PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pekerja sosial memiliki kemampuan, nilai-nilai, etika, dan prinsip yang
harus diterapkan dalam menjalankan praktiknya. Tak jarang pekerja sosial
akan menemukan dilema-dilema yang menganggu dalam pelaksanaan
pekerjaannya. Pekerja sosial seharusnya tidak membiarkan keterampilan
mereka digunakan untuk tujuan yang tidak manusiawi, seperti penyiksaan
atau terorisme dan harus bertindak dengan integritas.
16
3.2 Rekomendasi
17
DAFTAR PUSTAKA
Andriani,Nila , Darwin Tuwu dan Tanzil. 2020. Peran Pekerja Sosial Dalam
Memberikan Pelayanan Sosial Kepada Lansia di Panti Sosial Tresna Werdha
Minaula Kendari. Jurnal Kesejahteraan dan Pelayanan Sosial. Vol. 1, No. 1
(81-89)
Bank,Sarah. 2001. Ethics and Values in Soscial Work, New York: PALGRAVE
Hermawati, Istiana. 2001. Metode Dan Teknik Dalam Praktik Pekerjaan Sosial.
Yogjakarta: Adicita
Sandi Sabana, Sidik. Dkk. Dilema supervisi dalam praktik supervisi pekerjaan
sosial. Jurnal penelitian & PKM. Vol 4, No:2. Juli 2017
18