TINJAUAN TEORITIS
hidup yang layak bagi masyarakat, sehingga mampu mengembangkan diri dan
pemerintah daerah dan masyarakat dalam bentuk pelayanan sosial yang meliputi
(UU Nomor 11 Tahun 2009 Pasal 1 dan 2). Kesejahteraan merupakan suatu hal
yang bersifat subjektif, sehingga setiap keluarga atau individu di dalamnya yang
memiliki pedoman, tujuan, dan cara hidup yang berbeda akan memberikan nilai
dimana seluruh kebutuhan jasmani dan rohani dari rumah tangga tersebut dapat
pokok sebanding atau lebih rendah dari proporsi pengeluaran untuk kebutuhan
30
31
material, maupun spiritual yang diikuti dengan rasa keselamatan, kesusilaan dan
ketentraman diri, rumah tangga serta masyarakat lahir dan batin yang
kebutuhan jasmani, rohani dan sosial yang sebaik-baiknya bagi diri sendiri, rumah
tangga, serta masyarakat dengan menjunjung tinggi hak-hak asasi (Rambe, 2004).
kesejahteraan dari segi sosial melalui pemberian bantuan kepada orang untuk
pencegahan.
bagian yakni: (1) Classical utilitarian, dimana pendekatan ini menekankan bahwa
kesenangan atau kepuasan seseorang dapat diukur. Prinsip bagi individu adalah
hidup individu atau seseorang. Penekanan dalam pendekatan ini adalah individu
akan memaksimalkan kebebasannya untuk mengejar barang dan jasa tanpa ada
melalui tingkat kemiskinan, angka buta huruf, angka melek huruf, perusakan alam
dan lingkungan, polusi air dan tingkat produk domestik bruto. Kesejahteraan suatu
wilayaha ditentukan dari ketersediaan sumber daya manusia, fisik, dan sumber
kesehatan yang baik, perolehan tingkat pendidikan yang tinggi, dan peningkatan
33
keseluruhan ada sekitar 1,2 juta orang hidup di bawah garis kemiskinan (biaya
hidup kurang dari1 USD per hari), dan tiga perempatnya hidup didaerah
kemiskinan, kelaparan, dan masalah kemanusiaan lainnya sebagai bagian dari The
ditargetkan akan ada pengurangan proporsi jumlah orang yang hidup dengan
biaya hidup kurang dari USD 1 per hari. Ini berarti bahwa jumlah orang dengan
penghasilan menengah kebawah akan turun dari 28 persen hingga 14 persen, dan
proporsi penduduk yang kelaparan diharapkan juga menurun pada tahun 2015
pembangunan PBB dalam rangka mengurangi 1,2 miliar penduduk miskin dunia
berhasilkah program ini dijalankan, apa saja kendalanya? Salah satu caranya
34
kerja sebesar 1 persen. China pada khususnya dan Negara-negara kawasan Asia
pertumbuhan ekonomi. Asalkan mereka tidak terjebak pada konflik yang semakin
memperburuk kemiskinan dan tentunya didukung oleh kondisi politik yang stabil.
peningkatan kemakmuran warga kaya dan tak menetes kebawah. Peraih nobel
beban pembayaran utang luar negeri Negara berkembang oleh Negara maju.
Selain itu, juga dapat dilakukan dengan pembukaan pasar Negara maju terhadap
tahun 1975 dan tahun 1990. Bantuan terhadap Negara-negara berkembang juga
turun dari 0,35 persen pada tahun 1982-1983 menjadi 0,24 persen pada tahun
IFAD bantuan untuk sektor pertanian pada periode 1980-1990 hanya sekitar
di Negara-negara berkembang lebih dari 50 persen untuk wilayah Asia dan Afrika
repelita I tahun 1969, prioritas utamanya adalah melakukan definisi ulang dari
standar kehidupan petani desa (Budi Winarno, 2003). Hal yang perlu diperhatikan
keseimbangan kawasan antara desa dan kota tersebut, perlu diperhatikan empat
kehidupan di masa datang, dan (3) adanya teknologi tepat guna dan padat karya
(Fadillah, 2003).
perdesaan selama setengah abad yang lalu. Hal tersebut misalnya ditandai oleh
yang menjelaskan bahwa alokasi sumberdaya secara rasional oleh petani kecil
didukung oleh sektor pertanian ini merupakan sebuah perubahan yang signifikan
dari pemikiran tahun 1950-an yang terkandung dalam teori pembangunan dua
Teori ini mengatakan bahwa sektor subsisten memiliki prospek yang dapat
itu hanya berperan secara pasif dalam proses pembangunan, memasok sumber
Sektor modern ini digambarkan sebagai pertanian skala besar yang modern
pada proposisi adanya skala ekonomis di pertanian, karena usahatani besar dapat
usahatani kecil. Proposisi ini juga dianut sebagai strategi pembangunan pertanian
37
di Uni Soviet dan banyak negara sedang berkembang pada tahun 1960-an dan
1970-an.
perdesaan terjadi pada awal dan pertengahan 1960-an, ketika usahatani kecil
perubahan yang signifikan pada tataran intelektual tersebut ternyata tidak secara
usahatani kecil. Bahkan beberapa ide masih berkembang hingga saat ini.
first) ini diawali dengan proposisi bahwa pertanian memiliki peran kunci dalam
modal, pangan, devisa, dan pasar bagi barang konsumen yang dihasilkan sektor
industry yang baru muncul. Jadi usahatani kecil harus merupakan fokus utama
pergeseran paradigm yang kedua dari pendekatan yang lebih menekankan pada
„hasil‟ menuju pendekatan yang lebih menekankan pada „proses‟. Dari pendekatan
yang bersifat top-down atau “cetak biru” – yang ditandai oleh teknologi eksternal
dipengaruhi oleh system ekonomi, sosial, dan politik yang ada. Oleh karena itu,
kita tidak dapat menjelaskan permasalahan perdesaan secara parsial hanya dengan
kemiskinan perdesaan pada mulanya sering kali disebabkan oleh masalah di luar
berkaitan satu sama lain. Pembangunan merupakan suatu proses yang dihasilkan
dari pemaduan berbagai elemen: tujuan yang didasarkan pada system nilai yang
ada, sumber daya (alam maupun manusia), teknologi yang tersedia, dan berbagai
bentuk organisasi sosial dan politik. Oleh karena itu, jika salah satu elemen
berhubungan satu sama lain, pertanian memiliki beberapa fungsi yang sangat
penting: pertama, yang paling mendasar adalah sebagai penghasil pangan dan
39
bahan baku bagi sektor pertanian itu sendiri, bagi penduduk non pertanian, dan
kerja yang besar; ketiga, perkembangan sektor pertanian yang baik akan
prasyarat bagi ekspansi sektor sekunder dan tersier; dan yang terakhir, sektor
dapat berkembang baik jika tidak dilakukan secara simultan dengan sektor-
Direktorat Permukiman dan Perumahan, ada dua sisi pandang untuk menelaah
bertumpu pada potensi yang dimiliki dan kemampuan masyarakat desa itu sendiri.
Pendekatan ini meminimalkan campur tangan dari luar sehingga perubahan yang
diharapkan berlangsung dalam rentang waktu yang panjang. Sisi yang lain
yang dimiliki oleh masyarakat desa dan dorongan dari luar untuk mempercepat
pembangunan perdesaan.
ekonomi rakyat di perdesaan yang kukuh, dan mampu tumbuh secara mandiri dan
40
cukup serius dalam konteks perkembangan persaingan pasar global. Oleh karena
yang adil dan terciptanya kohesi sosial dan ekonomi antara daerah yang berbeda.
misalnya akses fisik, ekonomi, dan politis (atau kebijakan). Contoh yang paling
jelas adalah akses fisik yang buruk karena jeleknya infrastruktur fisik (jaringan
41
kedatangan para wisatawan jika di daerah tersebut memiliki objek wisata yang
menarik. Lebih dari itu, keterbatasan ketersediaan jaringan jalan yang memadai
juga akan mengurangi daya tarik investasi, baik yang berasal dari local maupun
jasa bisnis dan keuangan, institusi pendidikan, atau jasa pelayanan kesehatan
meskipun agak kurang kelihatan (less visible) tetapi memiliki dampak yang sama.
(investasi) dan dunia usaha untuk masuk dan keluar. Ini merupakan kendala akses
ekonomi.
disadvantages) untuk menghasilkan barang dan jasa yang bisa dijual di pasar yang
kemampuan daerah perdesaan untuk menghasilkan barang dan jasa yang bisa
societies), dan organisasi sosial politik. Kelebihan institusi publik tersebut akan
pusat untuk mencapai daerah perdesaan dalam upaya untuk menetapkan aturan
adanya masyarakat madani yang baik juga akan menyulitkan kita untuk
masa depan mereka. Dampak dari seluruh masalah di atas adalah keterbatasan
kebijakan ke dalam dan ke luar daerah perdesaan menjadi terbatas. Pada akhirnya
karena terkucil dari arus utama perekonomian, kehidupan politik, dan budaya.
tingkat pendidikan yang relatif rendah, keterampilan yang rendah, dan belakangan
ini jumlah penduduk berusia lanjut yang semakin meningkat. Sementara itu,
penduduk desa yang memiliki tingkat pendidikan yang relatif baik banyak yang
43
perdesaan. Salah satu akibat dari lemahnya sumberdaya manusia perdesaan ini
Akibat lebih parah dari kelemahan sumberdaya manusia di atas adalah hilang atau
sangat buruk, budaya saling percaya (mutual trust) dan keinginan untuk bekerja
sama pun bisa hilang sehingga pada akhirnya semakin menyulitkan dalam
dan mengekspresikan kebutuhan mereka secara efisien dan untuk menarik bantuan
membuat daerah perdesaan tidak mampu bertahan dan bersaing dalam persaingan
Wharton, 1969). Walaupun demikian, batasan yang tepat tidak diperlukan untuk
mengakui kenyataan keadaan buruk petani kecil atau peranannya yang penting
44
rendah.
lainnya.
kecil di Jakarta pada tahun 1979 (BPLPP, 1979 dalam Soekartawi, dkk. 2011).
Pada pertemuan tersebut ditetapkan bahwa yang dinamakan petani kecil, adalah
sebagai berikut.
1. Petani yang pendapatannya rendah, yaitu kurang dari setara 240 kg beras
2. Petani yang memiliki lahan sempit, yaitu lebih kecil dari 0,25 hektar lahan
sawah di Jawa atau 0,5 hektar di luar Jawa. Bila petani tersebut juga
mempunyai lahan tegal, maka luasnya 0,5 hektar di Jawa dan 1,0 hektar di
luar Jawa.
Jumlah petani kecil di dunia tidak diketahui secara pasti. Wharton (1969)
pertanian subsiten dan kira-kira 40 persen dari tanah pertanian digarap oleh oleh
45
petani kecil. Selanjutnya Wharton menduga bahwa 60 persen dari semua petani
adalah petani kecil yang menghasilkan kira-kira 40 persen dari seluruh produksi
dunia berbentuk usahatani yang luasnya kurang dari 5 hektar. Usahatani kecil
yang jumlahnya 130 juta ini menyediakan kehidupan langsung kepada ribuan juta
kekurangan pangan dan gizi, 40 persen belum dapat membaca dan menulis, dan
70 persen (1,4 milyar) tinggal di desa. Pada tahun 2000 penduduk Negara-negara
berkembang ditaksir sejumlah 2,7 milyar yang merupaka setengah dari penduduk
seluruhnya. Sebagian besar dari mereka akan tinggal pada usahatani kecil.
Keadaan petani kecil di kawasan Asia dan Timur Jauh dilukiskan oleh
masih tetap ada di daerah perdesaan. Kenyataanya meluas, dari 750 juta penduduk
besar dari golongan miskin ini 85 persen menurut taksiran Bank Dunia hidup di
daerah perdesaan. Mereka terdiri dari petani kecil/nelayan, buruh tani, dan
peladang. Penduduk ini menderita karena penyakit dan kekurangan gizi. Bebarapa
mempunyai baju untuk menutupi tubuhnya, dan tidak berdaya untuk berproduksi
keluarganya. Kebanyakan petani kecil adalah penggarap tanah orang lain dengan
status menyewa atau bagi hasil. Kehidupan mereka dan cita-citanya ditentukan
oleh pemilik tanah. Hak dasar mereka sebagai manusia untuk mengambil
keputusan dan untuk memperoleh bagian yang sama dari keuntungan yang
diperoleh dari bekerja keras sering tidak diakui. Kebijaksanaan yang mempunyai
golongan miskin di perdesaan dan golongan petani kecil yang merupakan bagian
kehenndak manusia yang tidak terbatas. Menurut Rivai (1980), usahatani adalah
sebagai organisasi dari alam, kerja, dan modal yang ditujukan kepada produksi di
lapangan pertanian. Organisasi ini sendiri dan sengaja di usahakan oleh atau
sekumpulan orang, segolongan sosial, baik yang terikat genologis, politis maupun
dengan pengambilan keputusan tentang apa, kapan, di mana, dan beberapa besar
usahatani itu di jalankan. Masalah apa yang timbul menjadi pertimbangan dalam
lahan, tanah usahatani, yang di atasnya tumbuh tanaman ada tanah yang disebut
kolam, tambak, sawah, ada tegalan, ada tanaman setahun; b) Adanya bangunan
yang berupa rumah petani, gedung, dan kandang, lantai jemur, dan lain-lain; c)
Adanya alat-alat pertanian seperti cangkul, parang, garpu, linggis, spayer, traktor,
pompa air, dan lain-lain; d) Adanya pencurahan kerja untuk mengelolah tanah,
Tri Tunggal Usahatani adalah suatu konsep yang di dalamnya terdapat tiga
fondasi atau modal dasar dari kegiatan usahatani. Tiga modal dasar tersebut
adalah petani, lahan dan tanaman atau tenak. Dari pengertian tersebut, petani
garis besar terdapat tiga jenis petani, yaitu petani pemilik lahan, petani
2) Tanah merupakan sumber daya alam fisik yang mempunyai peranan penting
tanah untuk berproduksi, dan kemampuan tanah untuk diolah secara berlanjut
3) Tanaman atau ternak adalah semua subyek usahatani dan hewan yang di
budidayakan pada suatu ruang atau media yang sesuai untuk usaha itu.
mereka juga memiliki ternak atau ikan yang dipelihara dalam menunjang
kegiatan usahataninya.
Tidak banyak atau bahkan sangat jarang jumlah generasi muda yang
petani, kemana hasil produksi atau komoditas pertanian akan dipasarkan? Kendala
petani tidak beranjak dari kemiskinan dan jauh dari hidup sejahtera ditambah lagi
kekeluargaan atau individual, kurangnya informasi terhadap pasar dan iptek, dan
mengatasinya perlu adanya kerja keras dan kreativitas dari pemangku kebijakan
berupaya dengan berbagai cara agar kehidupan para petani jauh darikemiskinan.
cara, seperti skema kredit mikro yang berhasil menggenerasi pendapatan skala
50
kecil baik pada sektor usaha pertanian maupun usaha bukan pertanian.
dikarenakan integrasi special dan temporal, transmisi harga sangat rendah, dan
harga yang tidak teratur dan dapat berubah setiap waktu (Ja‟far, 2007).
irigasi, sistem pengairan dan pengolahan lahan yang efektif, pembukaan lahan
cukup, pengembangan riset dan inovasi pertanian, serta upaya rintisan membuat
penyuluh dan program serta metode penyuluhan. Program ketiga ini mutlak
pertanian adalah pengembangan pasar dan pemasaran hasil pertanian. Program ini
teknologi pasca panen dan pengembangan industri olahan hasil pertanian, upaya
mediasi dan promosi pemasaran dengan membuka akses dan fasilitas pemasaran.
Melalui poktan dan gapoktan, petani dibina hingga memiliki akses terhadap
Muarif, 2008).
dalam posisinya bersama dengan bidang dan sektor lain dilihat dari perannya bagi
proporsional tersebut tidak dimaksudkan untuk menjadikan bidang dan sektor lain
pemahaman atas kondisi saat ini dan antisipasi masa depan dalam masyarakat
kembali arti penting sektor pertanian secara proporsional dan kontekstual. Dalam
sektor lainnya. Revitalisasi pertanian ditempuh dengan empat langkah pokok yaitu
1. Pertanian Subsisten
untuk konsumsi keluarga (meski sebagian kecil dapat dijual atau diperdagangkan
mencakup gandum, barley, sorghum, padi, kentang atau jagung) menjadi sumber
dan tenaga kerja. Hukum hasil yang semakin menurun (law of dimishing return)
berlaku disini ketika lebih banyak tenaga kerja yang diterapkan untuk menggarap
hampir disepanjang tahun, namun pada musim sibuk para petani biasanya hanya
atau dua buruh tani yang tidak memiliki lahan sama sekali. Sebagian besar
pendapatan tunai yang diperoleh para petani berasal dari upah pekerjaan non
jenis hubungan antara petani penggarap dan pemilik lahan sangat bervariasi
(contohnya, petani dapat menyewa atau bertindak sebagai pekerja yang diberi
upah), praktik ini tersebar luas. Pertanian bagi hasil terjadi jika seseorang petani
kecil menggarap sebidang lahan milik tuan tanah dengan imbalan mendapatkan
sebagian output pangannya, misalnya separuh padi yang ditanamnya. Bagian tuan
tanah juga bervariasi mulai dari kurang dari sepertiga hingga lebih dari duapertiga
output bergantung pada ketersediaan tenaga kerja lokal dan input-input lainnya
(misalnya, bibit, pupuk, dan/atau peralatan pertanian yang disediakan oleh tuan
tanah). Stuktur insentif yang buruk dari pertanian bagi hasil mengarahkan praktik
campuran (mixed farming) merupakan tahap perantara yang harus dilalui dalam
proses transisi dari pola produksi subsisten menjdi produksi yang terspesialisai.
Pada tahap ini, tanaman pangan pokok tidak mendominasi output pertanian, dan
dan pyrethrum sudah ditanam dan disertai pula peternakan sederhana. Kegiatan-
kegiatan baru ini dapat mengisi kekosongan dalam waktu kerja petani pada masa-
tradisional ini tidak hanya ditentukan oleh kemampuan dan keterampilan para
petani dalam meningkatkan produktivitasnya saja tetapi, yang lebih penting lagi,
tempat petani berada. Secara khusus, apabila petani dapat memiliki akses yang
layak dan andal terhadap kredit, pupuk, air, bibit unggul, informasi tentang
tanaman, dan fasilitas pemasaran; apabila ia mendapatkan harga pasar yang adil
bagi outputnya; dan apabila ia merasa terjamin bahwa ia dan keluarganya akan
menjadi penerima manfaat utama dari setiap program perbaikan pertanian, maka
tidak ada lagi alas an untuk mengasumsikan bahwa petani tradisional tidak akan
pemikiran individu dalam perekonomian pasar campuran. Metode ini adalah jenis
secara umum, kemajuan biologis dan teknis, dan ekspansi pasar nasional dan
pertumbuhannya.
bahan pangan untuk keperluan keluarga dan semua surplus yang dapat dijual
56
lahan yang didapatkan dari sumber daya alamiah dan sintetis (irigasi, pupuk,
pestisida, bibit hibrida, dan lain-lain) menjadi obyek dari kegiatan pertanian.
biaya tetap dan variabel, tabungan, investasi, dan tingkat pengembalian (rate of
harga pasar, dan dukungan harga memiliki arti penting, baik secara kuantitatif dan
merangsang tingkat produktifitas output yang lebih tinggi. Ciri umum dari semua
pertanian terspesialisasi oleh karena itu antara lain penekanannya pada budidaya
satu jenis tanaman tertentu, padat modal dan teknik produksi yang menghemat
tenaga kerja, serta mengandalkan skala ekonomi untuk mengurangi biaya unit dan
terletak dalam hal (i) menyediakan surplus pangan yang semakin besar kepada
kenaikan harga bahan makanan. Untuk menutup kelangkaan dalam negeri dan
mencegah membumbungnya harga, bahan pangan dapat saja diimpor dari luar
barang manufaktur sangat kecil di negara terbelakang dimana para petani, pekerja
di ladang dan keluarganya yang merupakan dua per tiga atau empar per lima dari
pabrik apa pun sebagai tambahan terhadap sedikit barang yang telah dibeli.
Dengan demikian yang menjadi masalah pokok adalah rendahnya hasil investasi
58
sebagai akibat sempitnya pasar. Meningkatnya daya beli daerah perdesaan sebagai
seperti pupuk, peralatan yang lebih baik, traktor, dan fasilitas irigasi di sektor
pertanian akan mendorong perluasan sektor industri lebih jauh lagi. Di samping
itu sarana angkutan dan perhubungan akan berkembang luas pada waktu surplus
sebagai kekayaan (manfaat) yang ada karena hubungan sosial seseorang. Dalam
hubungan sosial ini, ada tiga dimensi utama yang mempengaruhi perkembangan
yang ada dalam struktur, dan konteks umum dan bahasa yang digunakan oleh
individu dalam struktur. Lebih lanjutnya mereka menjelaskan ada dua studi utama
yang fokus terhadap struktur aspek relasi. Studi utama pertama berhubungan
dengan koneksi yang dimiliki oleh individu dengan yang lain. Laundefur dan
kerja sosial, dimana suatu modal sosial individu di golongkan olehnya hubungan
langsung dengan yang lain dan melalui orang lain dan relasi yang dia bisa jangkau
melalui mereka yang dia ikat secara langsung. Studi kedua berhubungan dengan
59
Chicago, dimana dia percaya bahwa modal sosial berdasarkan posisi keluarga
sosial tidak hanya terbatas pada adanya hubungan dalam suatu jaringan kerja, juga
interaksi positif yang terjadi antara seseorang dalam jaringan kerja yang berperan
dalam formasi modal sosial. Dalam hal ini, beberapa isu seperti kepercayaan dan
hubungan timbal balik menjadi poin penting bagi formasi modal sosial. Robert
Putnam, seorang ilmuan politik terkemuka yang sering menulis tentang modal
umum”. Hal yang sama, Jane Fountain, yang telah mempelajari peranan modal
sosial sebagai sesuatu yang memungkinkan bagi inovasi dalam ilmu pengetahuan
dan teknologi, menyatakan, “satu kunci modal sosial terletak pada kepercayaan :
A percaya pada C karena B percaya pada C dan A percaya pada B”. oleh karena
itu, jaringan kerja keluarga yang besar bisa saja menunjukkan sesuatu yang
mereka. Hal ini bisa diwujudkan dalam kelompok sosial yang terkecil dan
60
kelompok sosial yang paling dasar, pada keluarga, bangsa, dan pada semua
potensial yang diikat untuk mewujudkan jaringan yang awet (durable) sehingga
dan hubungan diciptakan melalui pertukaran. Istilah jaringan dan relasi yang
diciptakan melalui keduanya merupakan fondasi modal sosial. Apa yang kita
amati merupakan sesuatu yang komplek dan proses dialektika dimana modal
hungan kelompok (group relations), yang bisa dipakai sebagai sumber terpercaya
mengandaikan bahwa modal sosial memisahkan dua elemen: (a) hubungan sosial
itu sendiri yang mengizinkan individu untuk mengklaim akses terhadap sumber
daya yang dipunyai oleh asosiasi mereka; (b) jumlah dan kualitas dari sumber
daya tersebut. Dengan deskripsi tersebut, melalui modal sosial, aktor dapat meraih
akses langsung terhadap sumber daya ekonomi (pinjaman yang bersubsidi, saran-
saran investasi, pasar yang terlindungi); mereka bisa meningkatkan modal budaya
61
(cultural capital) lewat kontak dengan ahli-ahli atau individu yang beradab (yang
melekat dalam modal budaya); atau alternatifnya mereka dapat berafiliasi dengan
struktur sosial produktif yang digunakan oleh pelaku dalam mencari kepentingan.
Dalam kerangka kerja rasional Coleman, struktur sosial sendiri muncul melalui
sendiri. Beberapa struktur sosial bisa jadi berbeda secara relatif, seperti organisasi,
bentuk yang lebih banyak tersebar, seperti penyebaran keluarga, dan komunitas.
Struktur sosial terdiri dari hubungan. Hubungan ini bisa jadi komponen formal
hubungan struktur sosial bisa jadi didefinisikan oleh kriteria yang lain, seperti
sosial bukanlan entitas tunggal (single entity), tetapi entitas majemuk yang
mengandung dua elemen: (i) modal sosial mencakup beberapa aspek dari struktur
sosial; dan (ii) modal sosial memfasilitasi tindakan tertentu dari pelaku (aktor)-
structure). Dari perspektif ini, sama halnya dengan modal lainnya (modal
ekonomi atau economic/financial capital dan modal manusia atau human capital),
62
modal sosial juga bersifat produktif, yakni membuat pencapaian tujuan tertentu
modal sosial tergantung dari dua elemen kunci: kepercayaan dari lingkungan
sosial dan perluasan actual dari kewajiban yang sudah dipenuhi (obligation held).
Dari perspektif ini individu yang bermukim dalam struktur sosial dengan saling
kepercayaan tinggi memiliki modal sosial yang lebih baik daripada situasi
sangatlah penting sebagai basis tindakan. Tetapi harus disadari bahwa informasi
itu mahal, tidak gratis. Pada level yang paling minimum, dimana ini perlu
mendapat perhatian, informasi selalu terbatas. Tentu saja individu yang memiliki
jaringan lebih luas akan lebih mudah (dengan murah) untuk memperoleh
sebaliknya. Ketiga, norma dan sanksi yang efektif (norms and effective sanctions).
prestasi (achievement) tentu saja bisa digolongkan sebagai bentuk modal sosial
yang sangat penting. Contoh lainnya, norma yang berlaku secara kuat dan efektif
diraih oleh pelakunya melalui struktur sosial yang spesifik dan kemudian
dengan Uphoff (2000) yang menyatakan bahwa modal sosial dapat ditentukan
sebagai akumulasi dari beragam tipe dari aspek sosial, psikologi, budaya,
perilaku kerja sama. Sementara itu, Putnam mendefinisikan modal sosial seabgai
gambaran organisasi sosial, seperti jaringan, norma dan kepercayaan sosial, yang
definisi tersebut berujung dalam satu hal saja, bahwa modal sosial baru terasa bila
telah terjadi interaksi dengan orang lain yang dipandu oleh struktur sosial. Putnam
timbal balik dan jaringan kerja civic engagement yang mendorong kepercayaan
aporisme terkenal yang menyatakan bahwa modal sosial „bukanlah masalah apa
yang anda ketahui, tetapi siapa yang anda kenal‟. Dengan dasar tersebut, modal
sosial bisa merujuk kepada norma atau jaringan yang memungkinkan orang untuk
timbal balik – dikembangkan dalam sebuah proses yang terus menerus. Di luar itu
yang berbeda dari modal sosial dan mengakui bahwa komunitas bisa memiliki
akses yang lebih luas atau kecil. Terakhir, meskipun definisi ini melihat
komunitas sebagai unit analisis utama (ketimbang individu, rumah tangga, atau
Negara), namun tetap mengakui bahwa individu dan rumah tangga (sebagai
anggota dari komunitas) merupakan pelaku dari modal sosial dan komunitas
sendiri dibentuk sebagai bagian dari relasinya dengan Negara. Realitas ini
menguatkan proposisi bahwa jaringan dan norma merupakan unsur penting dalam
Sementara itu Lin (2001) menjelaskan bahwa teori modal sosial fokus
yang ditentukan, Sesuatu yang dimiliki dengan tujuan untuk menjaga dan
hidup. Modal dapat diklasifikasikan ke dalam dua tipe: (1) personal atau modal
manusia dan (2) modal sosial. Modal manusia terdiri dari sumberdaya yang
dimiliki oleh seseorang yang dapat menggunakan dan menentukan diri mereka
kompensasi. Modal sosial terdiri dari sumberdaya yang melekat pada jaringan
65
kerja seseorang atau asosiasi. Modal sosial bukanlah milik seseorang tetapi
sumberdaya yang dapat diakses melalui ikatan langsung dan tidak langsung.
Di dalam masyarakat sendiri tersimpan sejumlah potensi dan kekuatan, yang bila
pembangunan. Modal sosial itu sendiri menurut Cohen dan Prusak (dalam Ancok,
2007) adalah kumpulan dari hubungan yang aktif di antara manusia; rasa percaya,
saling pengertian dan kesamaan nilai dan perilaku yang mengikat anggota dalam
Modal sosial menunjuk pada ciri-ciri pada organisasi sosial yang berbentuk
saling percaya, saling pengertian, kesamaan nilai dan perilaku, yang dimiliki
66
Ada dua aliran intelektual dalam deskripsi dan penjelasan tindakan sosial.
Pertama, karakter kerja yang dipandang oleh paling banyak sosiolog, mencari
norma sosial, aturan, dan kewajiban. Prinsip kebaikan dari aliran intelektual ini
sosial dan untuk menjelaskan cara tindakan yang ditunjukkan, terdesak, dan yang
dialihkan oleh konteks sosial. Aliran intelektual yang lain, karakteristik kerja para
seperti tindakan independen, dan keseluruhan minat diri. Prinsip baik ini terdapat
Heinemann (2000).
Modal sosial didefinisikan melalui fungsinya. Hal ini bukan satu kesatuan
tapi suatu keragaman dari kesatuan yang berbeda, dengan dua unsur biasa: mereka
terdiri dari beberapa aspek struktur sosial, dan mereka memfasilitasi tindakan
tertentu para aktor/pelaku, apakah orang atau aktor korporasi dalam struktur.
prestasi yang mungkin pada akhir tertentu yang keberadaannya tidak akan
mungkin. Seperti modal fisik dan modal manusia, modal sosial tidak sama sekali
sepadan tetapi bisa saja lebih khusus terhadap aktivitas-aktivitas tertentu. Bentuk
jadi tidak berguna atau bahkan berbahaya bagi yang lain. Modal fisik diciptakan
yang memiliki skill dan kemampuan yang membuat mereka mampu untuk
aspek-aspek tertentu struktur sosial melalui fungsi mereka, seperti konsep “kursi”
“modal sosial” adalah nilai dari aspek-aspek struktur sosial kepada pelaku/aktor
seperti sumberdaya yang mereke bisa gunakan untuk mendapatkan minat mereka.
Dalam konteks ilmu ekonomi, seperti halnya modal ekonomi dan manusia,
dari ranah bidang sosiologi, begitu sampai dalam kupasan bidang ekonomi
dianggap sebagai bagian dari bentuk modal yang diharapkan memiliki donasi
ini sudah berlangsung lama, khususnya semenjak isu modal sosial mulai
diperhatikan secara intensif pada awal dekade 1990-an. Jika dibagi dalam level
penelitian hulu yang mencoba mencari landasan teoritis yang merelasikan modal
68
sosial dengan pembangunan ekonom; dan (ii) penelitian hilir yang berusaha
matang, sehingga saat ini telah tersedia beberapa argumentasi teoritis maupun
ekonomi.
pertukaran ekonomi dan pertukaran sosial, seperti yang dijelaskan oleh Lin
dalam aspek transaksional pertukaran yang dimediasi oleh harga dan uang.
transaksional. Dengan basis ini, aturan-aturan pertukaran berperan dalam dua hal:
hubungan tersebut gagal menghasilkan laba relatif, maka ada dua pilihan yang
keuntungan atau mengurangi biaya transaksi. Dengan begitu, analisis kritis dalam
transaksi berulang.
hal itu). Motivasi dari rasionalitas relasional adalah untuk memeroleh seputasi
serta juga analisis biaya dan keuntungan. Dengan basis ini, juga terdapat dua
hubungan yang kuat dan perluasan pengakuan, maka transaksi akan dilanjutkan;
(2) Bila transaksi itu gagal mempromosikan hubungan yang kuat, maka dua
Deskripsi di atas membawa kepada suatu ruang, bahwa modal sosial dalam
kegiatan transaksi bisa menjadi basis sumber daya ekonomi (economic resources).
Dalam pengertian yang paling luas, modal sosial bisa menjadi alternatif yang
70
isi dari aliran ekonomi klasik, yang mengandaikan bahwa pasar merupakan
seperti yang dipostulatkan oleh aliran neo klasik. Pada aspek inilah modal sosial
barang publik, misalnya, pemindahan produksi dan pengelolaan barang dan jasa
sampai pada kesimpulan bahwa modal sosial merupakan sarana individu yang
pembangunan ekonomi tersebut juga bisa dilacak dari sisi lain. Kegiatan ekonomi
selalu berupa kerja sama (baik dalam pengertian kompetisi maupun saling bantu)
antarpelakunya, apapun motif yang ada dibaliknya (profit, status, harga diri,
(trust), yang dalam ekonomi modern dapat digantikan dengan mekanisme formal
societies) akan sanggup melakukan kerja sama sampai level organisasi yang
tingkat kepercayaannya rendah (low trust societies) kerja sama dapat digalang
hanya sampai pada level terbatas, misalnya perusahaan yang berbasis keluarga
(family based-firms). Jadi dalam hal ini, harus dipahami bahwa modal sosial
sebagai sumber daya bermakna bahwa komunitas bukanlah suatu produk atau
pengembangan studi modal sosial sebagai kerangka model yang dapat ditawarkan
penelitian ini untuk mengkaji potensi organisasi petani untuk digerakkan dengan
kekuatan mereka dari dalam, yaitu kualitas network, social trust dan norma social
social capital adalah koneksi antar individu (Putnam, 2000), yang mencermiman
informal terbentuk melalui bangun komunikasi antar teman, saudara dan tetangga.
sosial, dan bentuk organisasi lainnya. Dimensi kedua dari organisasi sosial adalah
social trust yang menjadi komponen pendukung dari dimensi pertama network,
pembangunan dan prioritas utama yang akan dilaksanakan maka kebijakan yang
sebenarnya adalah masalah yang sudah lama mengapung, ini dapat dilihat
dengan preferensi dan kemampuan sumber daya yang dimiliki seperti halnya yang
pembangunan selalu hanya diukur dari potensi sumber daya, potensi finansial dan
perdesaan. Justru yang selalu diunggulkan adalah masalah potensi daerah seperti
struktur tanah, infrastruktur dan modal lainnya, padahal telah banyak penelitian
dan organisasi maka apapun program atau proyek pembangunan perdesaan yang
Dewasa ini modal sosial menjadi salah satu faktor penentu pembangunan di suatu
manusia. Modal sosial sangat penting bagi masyarakat karena dapat memberi
beraneka ragam, baik itu berupa organisasi maupun nilai-nilai yang berkembang
dimasyarakat. Wujud nyata dari modal sosial yang terjadi di masyarakat tidak
dapat dilepaskan dari sistem budaya yang di masyarakat itu sendiri. Hermawati
sosial yang berkembang di masyarakat sebagai: hubungan sosial, adat dan nilai
budaya lokal, toleransi, kesediaan untuk mendengar, kejujuran, kearifan lokal dan
perubahan ke arah yang lebih baik (termasuk dari segi ekonomi) dalam setiap
yang nantinya akan berdampak kepada kesejahteraan petani serta akan turut
Dewasa ini modal sosial menjadi salah satu faktor penentu pembangunan
di suatu Negara di samping modal finansial dan modal manusia. Modal sosial
intensif memanfaatkan dan mengelola sumber daya alam. Kegiatan pertanian pada
dasarnya tidak dapat terlepas dari pengelolaan lahan dimana kepemilikan lahan
besar. Proses produksi pertanian antara lain terdiri dari penggarapan tanah,
Rangkaian kegiatan produksi pertanian ini tidak mungkin dapat dikerjakan oleh
pemilik lahan saja namun membutuhkan sumber daya manusia yang tidak sedikit.
tahap penanaman bibit hingga panen dan kerjasama antara para pelaku kegiatan
75
memproduksi kuantitas yang besar dengan kualitas yang baik pula. Kerjasama di
antara para pelaku pertanian ini tentu saja dapat terjadi dengan dilandasi modal
mempengaruhi harga pasar. Selain itu, perdagangan tidak dapat terlepas dari
ketersediaan jaringan dimana modal sosial menjadi faktor penting yang dapat
peranan modal sosial diantara para pelaku pertanian menjadi sangat penting untuk
sosial juga merupakan faktor penting yang perlu dimiliki para pelaku pertanian
seluruh rangkaian kegiatan yang pertanian akan lebih efektif apabila dilakukan
dalam bentuk kelompok dan dilakukan secara kolektif. Pemanfaatan teknologi dan
penerimanya berada dalam satu kelompok dimana kelompok yang ideal adalah
76
kelompok yang dibentuk atas dasar kesamaan tujuan dan ikatan kekeluargaan.
Tanpa ikatan modal sosial, kelompok diantara sesama pelaku pertanian dan
pelaksanaan kegiatan ini akan sulit dilakukan dimana kerjasama dan kepercayaan
pertanian dan mengolah serta memasarkan hasil pertanian, juga tidak kalah
kolektif petani ini dimungkinkan ada apabila komunitas petani mempunyai modal
sosial yang cukup besar. Modal sosial merupakan kemampuan yang muncul dari
kelaziman kepercayaan dalam suatu masyarakat atau dalam bagian tertentu dari
masyarakat. Masyarakat yang saling percaya akan lebih baik dalam inovasi
umum, pengikisan modal sosial akan menurunkan kapasitas kolektif petani, yang
kerjasama, kebutuhan modal sosial ini sangat besar. Tanpa adanya modal sosial,
77
maka kegiatan pra produksi, produksi, dan pasca produksi tidak akan berjalan
individu memiliki akses yang lebih besar terhadap pekerjaan berstatus lebih tinggi
dibanding orang lain; (2) tingkat pendidikan yang berbeda, ada beberapa
individual memiliki akses yang lebih besar terhadap pendidikan yang lebih baik
dibanding orang lain; (3) sumber daya ekonomi yang berbeda; (4) tingkat
sesorang dalam kelompok manusia yang ditentukan oleh jenis aktivitas ekonomi,
pendapatan, tingkat pendidikan, jenis rumah tinggal, dan jabatan dalam organisasi,
dalam masyarakat berkaitan dengan orang lain dalam arti lingkungan peragulan,
daya. Ada beberapa faktor yang dapat menentukan tinggi rendahnya sosial
pendidikan yang dimilikinya. Dengan pendidikan yang tinggi mereka akan dapat
memperoleh kesempatan yang lebih luas untuk mendapatkan pekerjaan yang lebih
baik disertai pendapatan yang lebih besar. Sedangkan bagi penduduk yang
Fasilitas atau kekayaan itu, antara lain (1) Barang-barang berharga. Menurut
berbagai bentuk dan ukuran seperti perhiasan, televisi, kulkas dan lain-lain dapat
pribadi. Kendaraan pribadi dapat digunakan sebagai alat ukur tinggi rendahnya
tingkat sosial ekonomi orang tua. Misalnya: orang yang mempunyai mobil akan
merasa lebih tinggi tingkat taraf ekonominya dari pada orang yang mempunyai
sepeda motor.
dari bekerja segala kebutuhan akan dapat terpenuhi. Pekerjaaan tidak hanya
dan mendapatkan imbalan atau upah, berupa barang dan jasa akan terpenuhi
79
ekonominya, untuk itu bekerja merupakan suatu keharusan bagi setiap individu
sebab dalam bekerja mengandung dua segi, kepuasan jasmani dan terpenuhinya
kebutuhan hidup. Di sektor pertanian jumlah anggota keluarga dan luas lahan
menjelaskan bahwa tanggungan keluarga merupakan salah satu alasan utama bagi
anak dan tanggungan, maka waktu yang disediakan seseiorang untuk bekerja
semakin efektif. Selain itu mereka juga luas lahan merupakan ukuran tingkat
kesejahteraan rumah tangga. Semakin luas lahan pertanian yang digarap petani,
maka akan semakin tinggi curahan waktu kerja petani. Hal ini dikarenakan petani
akan cenderung menambah waktu kerjanya apabila luas lahan yang digarap
semakin luas.
Dalam usahatani salah satu faktor yang mempengaruhi yaitu faktor sosial
usahatani, luas lahan, dan jumlah tanggungan keluarga terhadap kinerja petani.
Umur. Bagi petani yang lebih tua bisa jadi mempunyai kemampuan
berusahatani yang konservatif dan lebih mudah lelah. Sedangkan petani muda
sifatnya lebih progresif terhadap inovasi baru dan relatif lebih kuat. Dalam
80
hubungan dengan perilaku petani terhadap resiko, maka faktor sikap yang lebih
progresi terhadap inovasi baru inilah yang lebih cenderung membentuk nilai
perilaku petani usia muda untuk lebih berani menanggung resiko (Soekartawi,
2002).
rendahnya tingkat pendapatan riil petani sesuai mekanisme pasar yang sempurna
bukanlah pendidikan formal yang acap kali mengasingkan petani dari realitas.
petani yang terbelakang lewat pendidikan petani diharapkan dapat lebih aktif,
lebih optimis pada masa depan, lebih efektif dan pada akhirnya membawa pada
lain sangat penting, karena merupakan cara yang lebih baik untuk mengambil
keputusan dari pada dengan cara mengolah sendiri informasi yang ada. Misalnya
seorang petani dapat mengamati dengan seksama dari petani lain yang lebih
mencoba sebuah inovasi baru dan ini menjadi proses belajar secara sadar.
Mempelajari pola perilaku baru, bisa juga tanpa disadari (Soekartawi, 2002). Luas
81
Lahan Luas lahan yang selalu digunakan dalam skala usaha pertanian tradisional
karena komunitas yang ditanam oleh petani tradisional selalu seragam yakni
jagung dan tanaman keras yang sejenisnya. Dengan demikian pedoman luas lahan
juga secara otomatis mengaju pada nilai modal, aset dan tenaga kerja (Soekartawi,
2002).
tunai rumah tangga yang besar, sehingga petani harus berhati-hati alam bertindak
2002).
yang tinggi tidak hanya berdampak buruk terhadap supply bahan pangan, tetapi
82
dan sumber daya manusia (Maier dalam Kuncoro, 1997). Menurut Malthus dalam
daya yang ada hanya dialokasikan lebih banyak ke pertumbuhan tenaga kerja yang
tinggi daripada untuk meningkatkan kapital kepada setiap tenaga kerja sehingga
sebagai input dalam faktor produksi berupa penyediaan tenaga kerja yang akan
pembangunan yang dilakukan pemerintah. Oleh karena itu kebijakan dan program
dan arah demografi tetapi juga untuk mencapai kesejahteraan masyarakat baik
pernikahan, lokasi geografi, dan kelas sosial (Kotler dan Armstrong, 2001).
Widyawati dan Pujiyono (2013) menjelaskan bahwa usia atau umur mempunyai
Selama masih dalam usia produktif, semakin tinggi umur seseorang, semakin
penawaran akan menurun seiring dengan usia yang makin bertambah pula.
menjadi mahal, dan keinginan untuk bekerja semakin tinggi. Sebaliknya, semakin
rendah tingkat pendidikan, akses pekerjaan pun sangat terbatas. Terbatasnya akses
keluarga. Umur seseorang dapat diketahui bila tanggal, bulan dan tahun kelahiran
menurut ulang tahun terakhir. Umur dinyatakan dalam kalender masehi. Misal
seseorang lahir pada tanggal 30 Mei 1985 maka pada bulan Mei tahun 2007 orang
tersebut berumur 22 tahun pada bulan Januari tahun 2008 masih berumur 22 tahun
setelah menginjak bulan Mei 2008 baru berumur 23 tahun. Jenis kelamin sama
artinya dengan seks diartikan sebagai perbedaan organ biologis antara laki-laki
http://hqweb01.bkkbn.go.id).
Menurut P.B. Horton dan C.L. Hunt dalam Sriyono (2004), perkawinan
adalah suatu pola sosial yang disetujui dengan cara mana dua orang atau lebih
dan membesarkan anak, tetapi juga seperangkat kewajiban dan hak istimewa yang
penerimaan status baru dengan sederetan hak dan kewajiban yang baru serta
kawin tentu akan memiliki hak dan kewajiban yang berbeda dengan orang yang
kawin. Seseorang yang telah kawin tentu ada sederet kewajiban yang harus
(http:id.wikipedia.org).
Menurut P.B. Horton dan C.L. Hunt dalam Sriyono (2004) jumlah anggota
keluarga yang dimaksud adalah banyaknya orang yang menjadi anggota dalam
yang mempunyai nenek moyang yang sama, suatu kelompok yang disatukan
atau tanpa anak. Menurut Henry Tanjung dalam Sriyono (2004), keluarga
ekonomi keluarga.
pilihan strategi livelihod, sedangkan umur kepala rumah tangga, jenis kelamin
dalam menentukan pilihan pertanian dan non pertanian sebagai strategi livelihood.
Aspek demografi yang dapat digunakan untuk melihat profil petani adalah usia,
menguji kontribusi faktor sosial demografi terhadap kinerja usahatani padi dengan
fokus pada inovasi dan adopsi praktek baru, perngalaman bertani, berbagi
baru adalah faktor utama yang berkontribusi dalam produktivitas pertanian padi.
pertambahan output itu haruslah lebih tinggi dari persentase pertambahan jumlah
86
penduduk dan ada kecenderungan dalam jangka panjang bahwa pertumbuhan itu
mengalami peningkatan.
Domestik Bruto/Produk Nasional Bruto pada suatu tahun tertentu dibagi dengan
Bruto/Produk Nasional Bruto yang terjadi dalam suatu negara dibarengi oleh
lebih besar atau lebih kecil dari tingkat pertumbuhan penduduk, atau apakah
perluasan struktur ekonomi terjadi atau tidak (Arsyad, 2004). Menurut Kuznets
penduduknya, yang terwujud dengan adanya kenaikan output nasional secara terus
87
Klassen Typology.
resources). Akumulasi modal akan terjadi jika ada bagian dari pendapatan
pada masa sekarang yang ditabung dan kemudian diinvestasikan untuk dapat
(capital stock) fisik suatu negara (yaitu jumlah nilai riil bersih dari semua
yaitu jalan raya, listrik, air, sanitasi, dan komunikasi akan mempermudah dan
hektar.
jumlah angkatan kerja (labor force) secara tradisional dianggap sebagai faktor
(1) semakin banyak jumlah angkatan kerja berarti semakin banyak pasokan
tenaga kerja, dan (2) semakin banyak jumlah penduduk akan meningkatkan
kemajuan teknologi, yaitu: (a) kemajuan teknologi yang bersifat netral, (b)
kemajuan teknologi yang bersifat menghemat tenaga kerja (labor saving), dan
kemajuan teknologi dikatakan mempunyai sifat yang netral jika output yang
dicapai lebih tinggi dari kuantitas dan kombinasi input yang sama. Kemajuan
teknologi dikatakan mempunyai sifat yang netral jika output total mengalami
89
kenaikan sebesar dua kali pada saat semua input produktifnya dikalikan dua.
Di sisi lain, kemajuan teknologi dapat pula bersifat menghemat tenaga kerja
(dimana output yang lebih tinggi dapat dicapai dengan jumlah tenaga kerja
yang sama) atau menghemat modal (di mana output yang lebih tinggi dapat
dicapai dengan input modal yang sama). Penggunaan komputer, traktor, dan
Negara Maju pada dasarnya bertujua untuk menghemat tenaga kerja, bukan
Menurut Rodrik et al. (2000, dalam Arsyad, 2004), ada empat fungsi institusi
sistem devisa, otoritas moneter dan fiskal); dan (4) Melegitimasi pasar
atau ciri proses pertumbuhan ekonomi yaitu, tingkat pertambahan output perkapita
transformasi struktural ekonomi yang tinggi dan tingkat transformasi sosial dan
ideologi yang tinggi juga merupakan ciri proses pertumbuhan ekonomi. Selain itu,
suatu daerah yang kurang produktif akan menjadi lebih produktif dan berkembang
yang pada akhirnya dapat mempercepat proses pertumbuhan daerah itu sendiri.
Todaro dan Smith (2006) mengatakan bahwa ada tiga faktor atau
melliputi semua bentuk dan jenis investasi baru yang ditanamkan pada tanah,
yang beroperasi di wilayah tersebut (tanah, modal, tenaga kerja dan teknologi)
dimana pendapatan tersebut diukur dalam nilai riil (dinyatakan dalam harga
Kemakmuran suatu wilayah selain ditentukan oleh besarnya nilai tambah yang
pendapatan yang mengalir ke luar wilayah atau mendapat aliran dana dari luar
wilayah.
hal ini pemerintah harus turun tangan untuk menyediakan jasa yang melayani
tidak diberi hak khusus. Misalnya pembangkit tenaga listrik, telepon dan air
92
minum. Atau jika dikelolah oleh swasta maka haruslah diawasi oleh pemerintah.
Hal ini yang harus dijalankan oleh pemerintah adalah mengatur stok pangan agar
tercipta harga yang stabil. Sesuai dengan tata ruang yang berlaku maka lokasi dari
berbagai kegiatan yang akan dilaksanakan harus memilih diantara lokasi yang di
tentukan. Dalam perencanaan pertumbuhan daerah, hal yang perlu dilakukan oleh
pemerintah daerah adalah memberi kebebasan kepada setiap orang atau badan
hukum untuk berusaha (pada lokasi yang diperkenankan). Pemerintah Daerah juga
tidak membuat tarif pajak yang terlalu tinggi dari daerah lain sehingga perusahaan
daerah sehingga pengusaha atau investor dapat beroperasi dengan efisisen serta
tidak membuat prosedur yang rumit. Maka investor dari dalam maupun luar