Anda di halaman 1dari 14

MATKUL STARTEGI PEMBELAJARAN DI SD

RANGKUMAN MODUL 8
KETERAMPILAN DASAR MENGAJAR 2

LIA LISTRIA
857504091
KELAS E

UNIVERSITAS TERBUKA
UPBJJ BANDUNG
POKJAR SINGAPARNA
2022
MODUL 8

KETERAMPILAN DASAR MENGAJAR 2


RANGKUMAN KEGIATAN BELAJAR 1

KETERAMPILAN MEMBUKA DAN MENUTUP PELAJARAN

A. PENGERTIAN DAN TUJUAN


Secara Umum dapat dikatakan bahwa keterampilan membuka
pelajaran adalah keterampilan yang berkaitan dengan usaha guru dalam
memulai kegiatan pembelajaran sedangkan keterampilan menutup
pelajaran adalah keterampilan yang berkaitan dengan usaha guru dalam
mengakhiri pelajaran. Kegiatan membuka dan menutup pelajaran dapt
terjadi beberapa kali selama kegiatan pembelajaran berlangsung, yaitu
pada wala dan akhir setiap penggal kegiatan Kegiatan membuka pelajaran
merupakan kegiatan menyiapkan siswa untuk memasuki inti kegiatan.
Kegiatan menutup pelajaran adalah kegiatan untuk memantapkan atau
menindaklanjuti topik yang telah dibahas.
Tujuan yang ingin dicapai dengan menerapkan keterampilan membuka
pelajaran adalah:
• Menyiapkan mental siswa untuk memasuki kegiatan inti pelajaran.
• Membangkitkan motivasi dan perhatian siswa dalam mengikuti pelajaran
• Memberikan gambaran yang jelas tentang batas-batas tugas yang harus
dikerjakan siswa
• Menyadarkan siswa akan hubungan antara pengalaman/bahan yang
sudah dimiliki/diketahui dengan yang akan dipelajari
• Memberikan gambaran tentang pendekatan atau kegiatan yang akan
diterapkan atau dilaksanakan dalam kegiatan belajar.

Tujuan yang ingin dicapai dengan menerapkan keterampilan menutup


pelajaran adalah:
• Memantapkan pemahaman siswa terhadap kegiatan belajar yang telah
berlangsung
• Mengetahui keberhasilan siswa dan guru dalam kegiatan pembelajaran
yang telah dijalani
• Memberikan tindak lanjut untuk mengembangkan kemampuan yang baru
saja dikuasai

B. KOMPONEN KETERAMPILAN MEMBUKA DAN MENUTUP


PELAJARAN
1. Membuka Pelajaran
Kegiatan membuka pelajaran dapat dilakukan pada setiap awal penggal
kegiatan. Komponen keterampilan yang perlu dikuasai guru dalam
membuka pelajaran adalah sebagai berikut:

a. Menarik perhatian siswa merupakan langkah awal dalam membuka


pelajaran, menarik perhatian dapat dilakukan dengan berbagai cara,
yaitu:
• Memvariasikan gaya mengajar guru
• Menggunakan alat-alat bantu mengajar yang dapat menarik
perhatian siswa.
• Penggunaan pola interaksi yang bervariasi
b. Menimbulkan motivasi, tujuan membuka pelajaran adalah
membangkitkan motivasi siswa untuk mempelajari atau memasuki
topik/kegiatan yang akan dibahas atau dikerjakan. Cara menimbulkan
motivasi ada bermacam-macam, diantaranya:
• Sikap hangat dan antusias
• Menimbulkan rasa ingin tahu
• Mengemukakan ide yang bertentangan
• Memperhatikan minat siswa
c. Memberi acuan bertujuan untuk emeberikan gambaran singkat kepada
siswa tentang berbagai topik atau kegiatan yang akak dipelajari siswa
dalam pelajaran tersebut. Acuan dapat diberikan dengan berbagai
cara, seperti berikut.
• Mengemukakan tujuan dan batas-batas tugas
• Menyarankan langkah-langkah yang akan dilakukan
• Mengingatkan masalah pokok yang akan dibahas
• Mengajukan pertanyaan-pertanyaan
d. Membuat kaitan salah satu aspek yang membuat pelajaran jadi
bermakna adalah jika pelajaran tersebut dikaitkan dengan
pengetahuan yang telah dimiliki siswa. Usaha guru untuk mengaitkan
pelajaran baru dengan pelajaran lama sering disebut sebagai
menyajikan bahan apersepsi yang dilakukan pada awal pelajaran.

2. Menutup Pelajaran
Kegiatan menutup pelajaran dilakukan pada setiap akhir penggal
kegiatan. Agar kegiatan menutup pelajaran dapat berlangsung secara
efektif, guru diharapkan menguasai cara menutup pelajaran sebagai
berikut
a. Meninjau kembali (mereviu) dilakukan untuk mengetahui pemahaman
siswa terhadap inti pelajaran
Hal ini dapat dilakukan dengan 2 cara, yaitu:
1. Merangkum inti pelajaran
Kegiatan merangkum inti pelajaran pada dasarnya berlangsung
selama proses pembelajaran.
2. Membuat rangkuman
Membuat ringkasan merupakan satu cara untuk memantapkan
penguasaan siswa terhadap inti pelajaran.
b. Menilai (mengevaluasi), penilaian dapat dilakukan dengan berbagai
cara berikut.
• Tanya jawab secara lisan, yang dilakukan guru kepada siswa secara
perorangan, kelompok, atau klasikal.
• Mendemonstrasikan keterampilan
• Mengaplikasikan ide baru
• Menyatakan pendapat tentang masalah yang dibahas
• Memberikan soal-soal tertulis yang dikerjakan oleh siswa secara
tertulis pula
c. Memberi tindak lanjut
Agar siswa dapat memantapkan/mengembangkan kemampuan yang
baru dipelajari, guru perlu memberikan tindak lanjut, yang dapat
berupa:
• Tugas-tugas yang dapat dikerjakan secara individual, seperti
pekerjaan rumah (PR)
• Tugas kelompok untuk merancang sesuatu atau memcahkan
masalah berdasarkan konsep yang baru dipelajari

C. PRINSIP-PRINSIP PENGGUNAAN
Kegiatan membuka dan menutup pelajaran tidak akan berlangsung
secara efektif. Prinsip tersebut adalah bermakna dan berurutan serta
berkesinambungan.
1. Bermakna
Kegiatan yang dilakukan dalam membuka dan menutup pelajaran
haruslah bermakna, artinya relevan dengan materi yang akan dibahas
dan sesuai dengan karakteristik siswa sehingga mampu mencapai
tujuan yang diingatkan, seperti menarik perhatian, meningkatkan
motivasi, memberi acuan, membuat kaitan, mereviu atau menilai.
2. Berurutan dan berkesinambungan
Membuka dan menutup pelajaran merupakan bagian yang utuh dari
kegiatan pembelajaran, dan bukan merupakan kegiatanyang lepas-
lepas dan berdiri sendiri.

RANGKUMAN KEGIATAN BELAJAR 2

KETERAMPILAN MEMBIMBING DISKUSI KELOMPOK KECIL


Keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil merupakan
keteramilan dasar mengajar yang diperlukan untuk lebih meningkatkan
keterlibatan siswa dalam pembelajaran.

A. RASIONAL
Untuk menguasai ketrampilan bermusyawarh atau berdiskusi
diperlukan diperlukan latihan secara sistematis karena keterampilan ini
tidak dibawa sejak lahir. Oleh karena itu, guru diharapkan memberikan
kesempatan kepada para siswanya untuk berlatih menguasai keterampilan
ini dengan keterlibatan langsung dalam berbagai diskusi kelompok.

Pentingnya diskusi kelompok di dalam kelas berkaitan dengan


pendekatan CBSA yang menuntut keterlibatan siswa dalam kegiatan
pembelajaran. Dengan perkataan lain, dominasi guru didalam
kelasharuslah dikurangi sehingga tersedia kesempatan bagi siswa untuk
berpartisipasi secara aktif.

Salah satu cara yang dapat dilakukan guru dalam kaitan ini adalah
memberikan kesempatan kepada siswa untuk berdiskusi kelompok. Melalui
diskusi kelompok diharapkan siswa dapat berfikir secara lebih kritis serta
mampu mengungkapakan pikiran dan perasaannya dengan baik.

B. PENGERTIAN
Sebenarnya, tidak semua pembicaraan yang dilakukan oleh
sekelompok kecil orang dapat disebut sebagai diskusi. Agar dapat disebut
sebagai diskusi kelompok kecil, syarat-syarat berikut harus dipenuhi.
• Melibatkan kelompok, yang anggotanya berkisar antara 3-9 orang.
• Berlangsung dalam situasi tatap muka yang informal, artinya semua
anggota kelompok berkesempatan saling melihat, mendengar, serta
beromunikasi secara bebas dan langsung.
• Mempunyai tujuan yang mengikat anggota kelompok sehingga terjadi
kerja sama untuk mencapainya.
• Barlangsung menurut proses yang teratur dan sistematis menuju
kepada tercapainya tujuan kelopok

C. KOMPONEN KETERAMPILAN MEMBIMBING DISKUSI KELOMPOK


KECIL
1. Memusatkan perhatian harus dilakukan guru sejak awal sampai akhir
diskusi agar siswa tidak menyimpang dari topik yang dibahas/tujuan
yang ingin dicapai. Dapat dilakukan berbagai cara, yaitu
• Rumuskan tujuan dan topik yang akan dibahas pada awal diskusi
• Menyatakan dengan tegas masalah-masalah khusus yang sedang
dibahas dan menyatakan Kembali apabila terjadi penyimpangan.
• Menandai terjadinya perubahan yang tidak relevan yang dapat
membawa diskusi kearah yang menyimpang
• Membuat rangkuman tentang pembahasan yang disepakati pada
tahap-tahap tertentu, sebelum melanjutkan ke tahap berikutnya.
2. Memperjelas masalah atau uraian pendapat.
• Menguraikan atau merangkum gagasan yang dikemukakan
sehingga menjadi lebih jelas.
• Meminta komentar peserta didik dengan mengajukan pertanyaan-
pertanyaan.
• Memberi informasi tambahan dan/atau contoh yang dapat
memperjelas gagasan yang diajukan
3. Menganalisis pandangan/pendapat peserta didik. Di dalam diskusi
sering terjadi perbedaan pendapat di antara anggota kelompok.
Dengan demikian, kita hendaknya mampu menganalisis alasan
perbedaan tersebut dengan cara antara lain sebagai berikut:
a. menganalisis pandangan siswa, dengan cara meminta siswa
memberi alas an dan dasar pandangan yang diajukannya.
b. memperjelas atau menguraikan inti gagasan siswa tentang hal-hal
yang sudah disepakati dan yang belum disepakati.
4. Meningkatkan urunan, cara yang dapat ditempuh guru dalam
mempertajam atau menyempurnakan uraian siswa, antara lain
sebagai berikut:.
• Mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang dapat menantang
peserta didik untuk berpikir.
• Memberikan contoh-contoh pada saat yang tepat
• Mengajukan pertanyaan yang mengundang banyak
pendapat/jawaban.
• Memberi waktu yang cukupcuntuk berpikir tanpa diganggu oleh
komentator-komentator yang dapat mengurangi konsentrasi siswa
• Memberikan dukungan kepada usulan pendapat peserta didik
dengan penuh perhatian, memberikan komentator yang positif,
menunjukkan sikap yang bersahabat
5. Menyebarkan kesempatan berpartisipasi
• Memancing urunan siswa yang enggan berpartsipasi dengan cara
memberikan pertanyaan secara halus kepada siswa tersebut.
• Mencegah terjadinya pembicaran serentak dengan memberi giliran
kepada setiap siswa yang jarang berbicara
• Mencegah secara bijaksana terjadinya monopoli oleh siswa tertentu
• Mendorong setiap orang untuk mengomentari usulan temannya
sehingga interaksi antar peserta didik dapat ditingkatkan
• Meminta persetujuan siswa untuk melanjutkan diskusi dengan
bertitik tolak dari salah satu pendapat jika diskusi menemui jalan
buntu atau mngambil jalan tengah
6. Menutup diskusi guru dapat melakukan beberapa hal, antara lain
a. membuat rangkuman
b. mengemukakan tindak lanjut
c. menilai proses dan hasil diskusi

D. PRINSIP PENGGUNAAN
Agar keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil dapat diterapkan
secara efektif, anda harus memperhatikan prinsip penggunaan diskusi, baik
sebelum maupun sesudah berlangsungnya diskusi. Prinsip penggunaan
tersebut adalah sebagai berikut:
• Diskusi dapat dilaksanakan dalam semua pengajaran bidang studi di
jenjang kelas siswanya sudah mampu mengungkapkan pikiran dan
perasaan secara lisan
• Topik atau masalah yang didiskusikan haruslah topik/masalah yang
memerlukan informasi / pendapat dari banyak orang untuk
membahasnya atau memecahkanya.
• Diskusi kelompok di sekolah dasar masih memerlukan bantuan guru
untuk membimbingnya.
• Diskusi harus berlangsung dalam iklim terbuka yang penuh
persahabatan sehingga memungkinkan terjadinya sikap saling
menghargai.
• Sebelum diskusi, guru hendaknya membuat perencanaan dan
persiapan.
• Diskusi mempunyai kekuatan/keuntungan yang dapat dimanfaatkan
secara maksimal.
• Diskusi kelompok mempunyai kelemahan-kelemahan yang dapat
menggagalkan atau tidak tercapainya tujuan diskusi
• Guru hendaknya menghindari hal-hal berikut topik dan diskusi yang
sesuai, mendominasi informasi dengan berbagai informasi,
membiarkan terjadinya monopoli dan penyimpangan, tergesa-gesa
meminta respon siswa, membiarkan siswa yang pasif tidak
berpartisipasi, tidak memperjelas uraian.

RANGKUMAN KEGIATAN BELAJAR 3

KETERAMPILAN MENGELOLA KELAS


A. RASIONAL
Pengelolaan kelas pada dasarnya adalah pengaturan orang dan
barang yang memungkinkan terciptanya dan terpeliharanya kondisi belajar
yang optimal. Kondisi belajar yang optimal sangat menentukan berhasilnya
kegiatan pembelajaran. Misalnya , pengaturan tempat duduk siswa yang
sesuai dengan kegiatan yang sedang berlangsung,ruangan kelas yang
bersih dan terang , media pembelajaran yang menarik dan hubungan timbal
balik yang baik antara guru dengan murid. Oleh karena itu , guru perlu
menguasai ketrampilan untuk menciptakan kondisi yang optimal tersebut.

B. PENGERTIAN
Keterampilan mengelola kelas adalah keterampilan menciptakan
dan memelihara kondisi belajar yang optimal, serta keterampilan guru untuk
mengembalikan kondisi belajar yang terganggu kearah kondisi belajar yang
optimal. Pengelolaan kelas berdasarkan pendekatan yang dianut dapat
dicermati sebagai berikut:
1. pendekatan otoriter mendefinisikan pengelolaan kelas sebagai
seperangkat kegiatan yang dilakukan oleh guru untuk menegakkan dan
memelihara aturan di dalam kelas.
2. Pendekatan permisif mendefinisikan pengelolaan kelas sebagi usaha
guru untuk memaksimalkan kebebasan siswa.
3. Pendekatan modifikasi tingkah laku mendefinisikan pengelolaan kelas
sebagai serangkaian kegiatan guru untuk meningkatkan munculnya
perilaku yang baik, dan mengurangi munculnya perillaku yang tidak
diharapkan
4. Pendekatan kelas dengan penciptaan iklim sosioemosional yang positif
dikelas didefinisikan sebagai seperangkat usaha guru untuk
mengembangkan hubungan interpersonal yang baik dan iklim
sosioemosional kelas yang positif.
5. Berdasarkan asumsi perilaku siswa sebagai kelompok kelas
mempunyai pengaruh pada terjadinya pembelajaran.

C. KEGIATAN PENGELOLAAN DAN KEGIATAN INSTRUKSIONAL


Pada umumnya didalam proses pembelajaran terjadinya dua
kegiatan yang berbeda , tetapi terintegrasi , yaitu kegiatan pengelolaan dan
kegiatan instruksional. Kegiatan pengeloalaan adalah kegiatan yang
bertujuan untuk menciptakan, memelihara atau, mengembalikan kondisi
yang memungkinkan terjadinya kegiatan pembelajaran yang efektif, seperti
membuat aturan dikelas atau tata tertib.
Kemudian Kegiatan instruksional adalah kegiatan yang yang
diarahkan untuk membantu siswa mengusasai kemampuan yang
diharapkan, seperti memberi penjelasan ,mendiagnosis kesulitan belajaran
dan menyusun lembar kerja.

D. KOMPONEN KOMPONEN KETERAMPILAN


Komponen keterampilan mengelola kelas terdiri dari keterampilan yang
bersifat preventif dan keterampilan yang bersifat represif. Keterampilan
yang bersifat preventif berkaitan dengan usaha mencegah terjadinya
gangguan ,yang dapat ditunjukkan dengan :
a) Keterampilan yang bersifat Preventif, keterampilan ini mencakup
kemampuan guru untuk mencegah terjadinya gangguan kondisi belajar
yang optimal dapat diciptakan dan dipelihara. Usaha-usaha untuk
mencegah terjadinya muncul gangguan-gangguan tersebut antara lain:
1. Menunjukan sikap tanggap
2. Membagi perhatian
3. Memusatkan perhatian kelompok
4. Memberikan petunjuk yang jelas
5. Menegur
6. Memberi penguatan
b) Keterampilan yang bersifat represif berkaitan dengan kemampuan guru
untuk mengatasi gangguan yang muncul secara berkelanjutan
sehingga kondisi kelas yang terganggu dapat dikembalikan menjadi
kondisi yang optimal. Cara-cara megatasinya:
1. Memodifikasi tingkah laku
2. Pengelolaan kelompok
3. Menemukan dan memecahkan tingkah laku yang menimbulkan
masalah pendekatan

E. HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN


1. kehangatan dan antusias guru sangat berperan dalam menciptakan
iklim kelas yang menyenangkan.
2. Kata-kata dan tindakan guru yang dapat menggugah siswa untuk
belajar dan berperilaku baik akan mengurangi kemungkinan
munculnya perilaku yang menyimpang
3. penggunaan variasi dalam mengajar
4. keluwesan guru dalam kegiatan pembelajaran dapat mencegah
terjadinya munculnya gangguan
5. guru harus selalu menekankan pada hal-hal yang positif
6. Guru hendaknya mampu menjadi contoh dalam memanenkan disiplin
diri sendiri
7. guru hendaknya menghindari: mencampuri kegiatan siswa secara
berlebihan, kesenyapan, ketidaktepatan dalam penyampaian,
penyimpangan yang berlarut-larut, bertele-tele, mengulang
penjelasan yang tidak perlu.

RANGKUMAN KEGIATAN BELAJAR 4

KETERAMPILAN MENGAJAR KELOMPOK KECIL DAN


PERORANGAN
A. RASIONAL

Kegiatan kelompok kecil dan perorangan memungkinkan guru


memberikan perhatian terhadap kebutuhan siswa yang berbeda-beda.
Guru dapat membantu siswa sesuai kebutuhannya. Sedangkan dari
pihak siswa memungkinkan mereka meningkatkan keterlibatannya
dalam kegiatan pembelajaran. Mereka mendapat kesempatan untuk
bertanggung jawab terhadap tugasnya masing-masing, berlatih menjadi
pemimpin, mengemukakan gagasan secara lebih bebas, bekerja sama
dengan anggota kelompok, serta berintegrasi dengan temannya.
B. PENGERTIAN
Mengajar kelompok kecil dan perorangan terjadi dalam konteks klasikal.
Dalam konteks ini, siswa tidak terus-menerus belajar dalam kelompok
kecil atau perorangan. Dengan demikian, para siswa akan mengalami
kegiatan belajra secara klasikal, kolompok kecil, dan perorangan sesuai
dengan hakikat topik yang sedang dipelajari dan tujuan yang ingin
dicapai. Pengajaran kelompok kecil ditandai dengan ciri-ciri sebagai
berikut :
• Terjadi hubungan atau interaksi yang akrab dan sehat antara guru
dan siswa serta siswa dengan siswa.
• Siswa belajar sesuai dengan kecepatan, cara, kempuan, dan
minatnya sendiri.
• Siswa mendapat bantuan dari guru dengan kebutuhannya.
• Siswa dilibatkan dalam penentuan cara-cara belajar yang akan
ditempuh, materi dan alat yang akan digunakan, dan bahkan tujuan
yang ingin dicapai.
Dilihat dari sisi guru pengajaran kelompok kecil dan perorangan
menuntut guru berperan sebagai:

• Organisator kegiatan pembelajaran


• Sumber informasi bagi siswa
• Pendorong bagi siswa untuk belajar
• Penyedia materi dan kesempatan belajar bagi siswa
• Pengdiagnosis kesulitan siswa dan yang memberikan bantuan
• Peserta kegiatan yang memiliki hak dan kewajiban yang sama
dengan peserta lainnya.

C. VARIASI PENGORGANISASIAN
Contoh pengorganisasian pembelajaran kelompok kecil dan perorangan
dalam konteks pembelajaran klasikal:
1. Model A

2. Model B

3. Model C
4. Model D

D. KOMPONEN KETERAMPILAN

Keterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan terdiri dari 4


komponen pokok yang sebenarnya dapat dikelompokkan menjadi dua
bagian, yaitu komponen yang berkaitan dengan penanganan orang dan
tugas. Keempat kelompok komponen keterampilan tersebut adalah sebagai
berikut :
1) Keterampilan Mengadakan Pendekatan Secara Pribadi
Perlu diketahui bahwa salah satu persyaratan yang harus dipenuhi
dalam pembelajaran kelompok kecil dan perorangan adalah terjadinya
hubungan yang sehat dan akrab antara guru dengan siswa, dan siswa
dengan siswa. Suasana yang demikian itu, dapat diciptakan dengan
berbagai cara, antara lain sebagai berikut :
• Menunjukkan kehangatan dan kepekaan terhadap kebutuhan siswa.
• Mendengarkan secara simpatik gagasan yang dikemukakan oleh
siswa.
• Memberikan respons positif terhadap buah pikiran yang
dikemukakan siswa.
• Membangun hubungan saling mempercayai yang dapat diciptakan
oleh ucapan yang tulus.
• Menunjukkan kesiapan untuk membantu siswa.
• Menerima perasaan siswa dengan penuh pengertian dan
keterbukaan.
• Berusaha mengendalikan situasi hingga siswa merasa aman.
2) Keterampilan Mengorganisasikan Kegiatan Pembelajaran
Salah satu peran yang harus dimainkan oleh guru dalam mengajar
kelompok kecil dan perorangan adalah sebagai organisator kegiatan
pembelajaran. Agar dapat melaksanakan peran tersebut dengan baik,
guru harus menguasai keterampilan berikut :
• Memberikan orientasi umum tentang tujuan dan tugas atau masalah
yang akan dipecahkan.
• Memvariasikan kegiatan yang mencakup penetapan/penyediaan
ruangan kerja, peralatan, cara kerja, aturan yang perlu dilakukan,
serta alokasi waktu untuk kegiatan tersebut.
• Membentuk kelompok yang tepat dalam jumlah, tingkat kemampuan,
dan lain-lain.
• Mengkoordinasikan kegiatan dengan cara melihat kemajuan belajar
yang dicapai.
• Membagi perhatian pada berbagai tugas dan kebutuhan siswa.
• Mengakhiri kegiatan dengan suatu kulminasi yang dapat berupa
laporan hasil yang dicapai siswa.
3) Keterampilan Membimbing dan Memudahkan Belajar
Dalam mengajar kelompok kecil dan perorangan, guru diharapkan dapat
membantu para siswa hingga dapat menyelesaikan tugasnya tanpa
mengalami frustasi.
Agar dapat melakukan hal ini, guru harus menguasai berbagai
keterampilan, antara lain sebagai berikut :
• Memberikan penguatan yang sesuai.
• Mengembangkan supervisi proses awal.
• Mengadakan supervisi proses lanjut.
• Melakukan supervisi pemanduan.
4) Keterampilan Merencanakan dan Melakukan Kegiatan
Dalam mengajar kelompok kecil dan perorangan, tugas utama guru
adalah membantu siswa baik secara kelompok maupun perorangan agar
dapat melakukan kegiatan dengan baik. Keterampilan merencanakan
dan melaksanakan kegiatan pembelajaran terdiri dari 4 subkomponen
yang terdiri dari :
• Membantu siswa menerapkan tujuan pembelajaran.
• Membuat rencana kegiatan belajar bersama siswa.
• Berperan dan bertindak sebagai penasihat bagi siswa apabila
diperlukan.
• Membantu siswa menilai pencapaian dan kemajuannya sendiri.

E. HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN

Format mengajar kelompok kecil dan perorangan masih belum bisa bagi
banyak guru di Indonesia. Oleh karena itu, agar format ini dapat digunakan
secara efektif maka perlu memperhatikan hal-hal berikut :
• Guru yang sudah terbiasa dengan pengajaran klasikal, mulai dengan
pengajaran kelompok kecil, kemudian perorangan.
• Topik-topik yang bersifat umum, seperti pengarahan, informasi
umum sebaiknya diberikan secara klasikal, sedangkan pembahasan
lebih lanjut dapat dilakukan dalam bentuk kegiatan kelompok kecil
atau perorangan.
• Sebelum pengajaran kelompok kecil/perorangan dimulai, guru harus
melakukan pengorganisasian siswa, sumber, materi, rungan, serta
waktu yang diperlukan.
• Kegiatan kelompok kecil/perorangan yang efektif selalu diakhiri
dengan kulminasi yang dapat berupa rangkuman, laporan
pemantapan, yang memberi kesempatan siswa saling belajar.
• Agar pengajaran perorangan dapat berlangsung efekti, guru perlu
mengenal siswa secara pribadi sehingga kondisi belajar dapat diatur
dengan tepat.
• Kegiatan perorangan dapat bervariasi, seperti belajar dengan bahan
yang siap dipakai seperti modul

Anda mungkin juga menyukai