RANGKUMAN MODUL 8
KETERAMPILAN DASAR MENGAJAR 2
LIA LISTRIA
857504091
KELAS E
UNIVERSITAS TERBUKA
UPBJJ BANDUNG
POKJAR SINGAPARNA
2022
MODUL 8
2. Menutup Pelajaran
Kegiatan menutup pelajaran dilakukan pada setiap akhir penggal
kegiatan. Agar kegiatan menutup pelajaran dapat berlangsung secara
efektif, guru diharapkan menguasai cara menutup pelajaran sebagai
berikut
a. Meninjau kembali (mereviu) dilakukan untuk mengetahui pemahaman
siswa terhadap inti pelajaran
Hal ini dapat dilakukan dengan 2 cara, yaitu:
1. Merangkum inti pelajaran
Kegiatan merangkum inti pelajaran pada dasarnya berlangsung
selama proses pembelajaran.
2. Membuat rangkuman
Membuat ringkasan merupakan satu cara untuk memantapkan
penguasaan siswa terhadap inti pelajaran.
b. Menilai (mengevaluasi), penilaian dapat dilakukan dengan berbagai
cara berikut.
• Tanya jawab secara lisan, yang dilakukan guru kepada siswa secara
perorangan, kelompok, atau klasikal.
• Mendemonstrasikan keterampilan
• Mengaplikasikan ide baru
• Menyatakan pendapat tentang masalah yang dibahas
• Memberikan soal-soal tertulis yang dikerjakan oleh siswa secara
tertulis pula
c. Memberi tindak lanjut
Agar siswa dapat memantapkan/mengembangkan kemampuan yang
baru dipelajari, guru perlu memberikan tindak lanjut, yang dapat
berupa:
• Tugas-tugas yang dapat dikerjakan secara individual, seperti
pekerjaan rumah (PR)
• Tugas kelompok untuk merancang sesuatu atau memcahkan
masalah berdasarkan konsep yang baru dipelajari
C. PRINSIP-PRINSIP PENGGUNAAN
Kegiatan membuka dan menutup pelajaran tidak akan berlangsung
secara efektif. Prinsip tersebut adalah bermakna dan berurutan serta
berkesinambungan.
1. Bermakna
Kegiatan yang dilakukan dalam membuka dan menutup pelajaran
haruslah bermakna, artinya relevan dengan materi yang akan dibahas
dan sesuai dengan karakteristik siswa sehingga mampu mencapai
tujuan yang diingatkan, seperti menarik perhatian, meningkatkan
motivasi, memberi acuan, membuat kaitan, mereviu atau menilai.
2. Berurutan dan berkesinambungan
Membuka dan menutup pelajaran merupakan bagian yang utuh dari
kegiatan pembelajaran, dan bukan merupakan kegiatanyang lepas-
lepas dan berdiri sendiri.
A. RASIONAL
Untuk menguasai ketrampilan bermusyawarh atau berdiskusi
diperlukan diperlukan latihan secara sistematis karena keterampilan ini
tidak dibawa sejak lahir. Oleh karena itu, guru diharapkan memberikan
kesempatan kepada para siswanya untuk berlatih menguasai keterampilan
ini dengan keterlibatan langsung dalam berbagai diskusi kelompok.
Salah satu cara yang dapat dilakukan guru dalam kaitan ini adalah
memberikan kesempatan kepada siswa untuk berdiskusi kelompok. Melalui
diskusi kelompok diharapkan siswa dapat berfikir secara lebih kritis serta
mampu mengungkapakan pikiran dan perasaannya dengan baik.
B. PENGERTIAN
Sebenarnya, tidak semua pembicaraan yang dilakukan oleh
sekelompok kecil orang dapat disebut sebagai diskusi. Agar dapat disebut
sebagai diskusi kelompok kecil, syarat-syarat berikut harus dipenuhi.
• Melibatkan kelompok, yang anggotanya berkisar antara 3-9 orang.
• Berlangsung dalam situasi tatap muka yang informal, artinya semua
anggota kelompok berkesempatan saling melihat, mendengar, serta
beromunikasi secara bebas dan langsung.
• Mempunyai tujuan yang mengikat anggota kelompok sehingga terjadi
kerja sama untuk mencapainya.
• Barlangsung menurut proses yang teratur dan sistematis menuju
kepada tercapainya tujuan kelopok
D. PRINSIP PENGGUNAAN
Agar keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil dapat diterapkan
secara efektif, anda harus memperhatikan prinsip penggunaan diskusi, baik
sebelum maupun sesudah berlangsungnya diskusi. Prinsip penggunaan
tersebut adalah sebagai berikut:
• Diskusi dapat dilaksanakan dalam semua pengajaran bidang studi di
jenjang kelas siswanya sudah mampu mengungkapkan pikiran dan
perasaan secara lisan
• Topik atau masalah yang didiskusikan haruslah topik/masalah yang
memerlukan informasi / pendapat dari banyak orang untuk
membahasnya atau memecahkanya.
• Diskusi kelompok di sekolah dasar masih memerlukan bantuan guru
untuk membimbingnya.
• Diskusi harus berlangsung dalam iklim terbuka yang penuh
persahabatan sehingga memungkinkan terjadinya sikap saling
menghargai.
• Sebelum diskusi, guru hendaknya membuat perencanaan dan
persiapan.
• Diskusi mempunyai kekuatan/keuntungan yang dapat dimanfaatkan
secara maksimal.
• Diskusi kelompok mempunyai kelemahan-kelemahan yang dapat
menggagalkan atau tidak tercapainya tujuan diskusi
• Guru hendaknya menghindari hal-hal berikut topik dan diskusi yang
sesuai, mendominasi informasi dengan berbagai informasi,
membiarkan terjadinya monopoli dan penyimpangan, tergesa-gesa
meminta respon siswa, membiarkan siswa yang pasif tidak
berpartisipasi, tidak memperjelas uraian.
B. PENGERTIAN
Keterampilan mengelola kelas adalah keterampilan menciptakan
dan memelihara kondisi belajar yang optimal, serta keterampilan guru untuk
mengembalikan kondisi belajar yang terganggu kearah kondisi belajar yang
optimal. Pengelolaan kelas berdasarkan pendekatan yang dianut dapat
dicermati sebagai berikut:
1. pendekatan otoriter mendefinisikan pengelolaan kelas sebagai
seperangkat kegiatan yang dilakukan oleh guru untuk menegakkan dan
memelihara aturan di dalam kelas.
2. Pendekatan permisif mendefinisikan pengelolaan kelas sebagi usaha
guru untuk memaksimalkan kebebasan siswa.
3. Pendekatan modifikasi tingkah laku mendefinisikan pengelolaan kelas
sebagai serangkaian kegiatan guru untuk meningkatkan munculnya
perilaku yang baik, dan mengurangi munculnya perillaku yang tidak
diharapkan
4. Pendekatan kelas dengan penciptaan iklim sosioemosional yang positif
dikelas didefinisikan sebagai seperangkat usaha guru untuk
mengembangkan hubungan interpersonal yang baik dan iklim
sosioemosional kelas yang positif.
5. Berdasarkan asumsi perilaku siswa sebagai kelompok kelas
mempunyai pengaruh pada terjadinya pembelajaran.
C. VARIASI PENGORGANISASIAN
Contoh pengorganisasian pembelajaran kelompok kecil dan perorangan
dalam konteks pembelajaran klasikal:
1. Model A
2. Model B
3. Model C
4. Model D
D. KOMPONEN KETERAMPILAN
Format mengajar kelompok kecil dan perorangan masih belum bisa bagi
banyak guru di Indonesia. Oleh karena itu, agar format ini dapat digunakan
secara efektif maka perlu memperhatikan hal-hal berikut :
• Guru yang sudah terbiasa dengan pengajaran klasikal, mulai dengan
pengajaran kelompok kecil, kemudian perorangan.
• Topik-topik yang bersifat umum, seperti pengarahan, informasi
umum sebaiknya diberikan secara klasikal, sedangkan pembahasan
lebih lanjut dapat dilakukan dalam bentuk kegiatan kelompok kecil
atau perorangan.
• Sebelum pengajaran kelompok kecil/perorangan dimulai, guru harus
melakukan pengorganisasian siswa, sumber, materi, rungan, serta
waktu yang diperlukan.
• Kegiatan kelompok kecil/perorangan yang efektif selalu diakhiri
dengan kulminasi yang dapat berupa rangkuman, laporan
pemantapan, yang memberi kesempatan siswa saling belajar.
• Agar pengajaran perorangan dapat berlangsung efekti, guru perlu
mengenal siswa secara pribadi sehingga kondisi belajar dapat diatur
dengan tepat.
• Kegiatan perorangan dapat bervariasi, seperti belajar dengan bahan
yang siap dipakai seperti modul