Anda di halaman 1dari 5

Yudintan Rahmana

YR BK 2011
PERAN GURU DALAM PENGEMBANGAN RANCANGAN PEMBELAJARAN
PERAN GURU DALAM PENGEMBANGAN RANCANGAN PEMBELAJARAN

Rancangan pembelajaran dapat dianalogikan dengan rancangan strategi permainan untuk suatu tim.
Perancang pembelajaran kelas yang baik, mengetahui kekuatan dan kelemahan siswanya dan tahu
tantangan yang terkandung dalam kurikulum. Ada suatu analogi menarik dengan rancangan
pembelajaran. Seorang guru adalah seorang sutradara, dan juga aktor yang memainkan jalan cerita,
tetapi juga sekaligus sebagai penonton karena dia harus mengamati apa yang terjadi dalam proses
tersebut. Ada 3 hal pokok yang akan dbicarakan dalam kegiatan belajar ini, yaitu:

1. Hakikat proses pembelajaran

2. Prosedur pengembangan rencana pembelajaran

3. Rancangan unit pembelajaran

A. Hakikat Proses Pembelajaran

Proses pembelajaran sebagai proses implementasi kurikulum, menuntut peran guru untuk
mengartikulasikan kurikulum/bahan ajar serta mengembangkan dan mengimplementasikan
program-program pembelajaran dalam suatu tindakan yang akurat dan adekuat.

1. Pembelajaran sebagai Inkuiri Refleksi

Cara kita memandang esensi pembelajaran akan bergantung kepada bagaimana kita memendang
pendidikan. Apakah kita memandang sebagai suatu hasil atau sebagai proses. Cara kita
membedakan kedua hal ini akan mempengaruhi cara mempelajari pendidikan dan perilaku kita
sebagai guru.

Sebagai proses inkuiri reflektif, pembelajaran mengandung makna sebagai proses sintesis dan
analisis. Inkuiri dalam pembelajaran mengandung makna mempertanyakan, menjelajahi lebih lanjut,
dan memperluas pemahaman tentang situasi. Refleksi mengimplikasikan adanya dugaan, penilaian,
dan pertimbangan faktor-faktor yang signifikan terhadap pencapaian tujuan.

Pembelajaran sebagai inkuiri reflektif akan menempatkan guru sebagai:

a. individu yang terus-menerus belajar, juga berperan sebagai siswa.

b. Seorang guru yang menantang siswanya untuk menjadi pelajar yang reflektif

c. Seorang profesional yang terus-menerus merefleksikan keefektifannya sebagai guru

d. Seorang profesional yang selalu meningkatkan kemampuan profesionalnya

2. Perkembangan sebagai Tujuan Pembelajaran

Bukan hal mustahil bahwa pembelajaran yang ekselen (unggul) dikerjakan oleh guru-guru artistik
yang tidak memiliki konsep yang jelas tentang tujuan tetapi mereka secara intuitif memiliki
pemahaman tentang apa proses pembelajara yang baik, materi apa yang dianggap penting, topik
apa yang relevan dengan pengembangan peserta didik, bagaimana menyajikan bahan secara efektif,
serta bagaimana menilai keberhasilan siswa.

Persoalan yang muncul adalah apa yang menjadi tujuan pembelajaran itu? Salah satu hal yang
dirisaukan atas praktek pendidikan adalah ketidakseimbangan pengembangan aspek intlektual dan
nonintelektual. Kecenderungan proses pembelajaran seperti ini akan menimbulkan
kekurangbermaknaan dan bukan proses personalisasi.

Dalam kaitan dengan perkembangan peserta didik, proses pembelajaran memiliki fungsi:

Pengembangan, yakni membantu peserta didik mengembangkan diri sesuai dengan potensi dan
keunikannya

Peragaman, yaitu membantu peserta didik memilih arah perkembangan yang tepat sesuai dengan
potensi dan peluang yang diperolehnya

Integrasi, yaitu membawa keragaman perkembangan kearah dan tujuan yang sesuai dengan
eksistensi kehidupan manusia.

B. Prosedur Pengembangan Rancangan Pembelajaran

Kegiatan dalam menyusun rancangan-rancangan ini mencakup:

1. Analisis kurikulum

Secara fisik, kurikulum dituangkan dalam suatu dokumen yang pada intinya menggambarkan
cakupan bahan ajar yang harus diajarkan dalam tingkatan kelas dan kurun waktu tertentu. Di dilam
praktek seorang guru dituntut untuk mengartikulasikan kurikulum ke dalam ragam dan rentang
pengalaman belajar peserta didik. Persoalan yang muncul adalah bagaimana agar kurikulum yang
terlaksana tadi tidak menyimpang dari kurikulum yang ideal.

Ada 3 hal yang perlu dipertimbangkan dalam melakukan analisis kurikulum:

Total waktu yang anda miliki untuk menangani topik-topik utama yang harus diajarkan.

Asumsi-asumsi uang anda gunakan tentang pengetahuan dan keterampilan awal peserta didik untuk
memulai mempelajari topik-topik baru.

Tujuan umum belajar yang dirumuskan untuk siswa.

a. waktu

keseluruhan waktu yang harus anda rancang untuk pengajaran harus mencakup waktu untuk
mengajarkan seluruh isi pelajaran dan waktu yang diharapkan dimiliki siswa untuk mengerjakan
pekerjaan diluar kelas. Rancangan waktu dapat dirumuskan dalam waktu tatap muka dengan siswa,
administrasi kelas, dan kegiatan luar kelas. Pemahaman anda tentang keseluruhan isis pelajaran
yang harus dipelajari siswa dan total waktu yang tersedia untuk pembelajaran, menghendaki
perjanjian atau pemahaman kurikulum yang berkaitan dengan pengetahuan dan keterampilan siswa
pada proses belajar sebelumnya.
b. Pengetahuan dan keterampilan awal

Suatu kurikulum atau lingkup pelajaran dirancang dan disusun atas suatu asumsi tak tertulis tentang
pengetahuan dan keterampilan yang menyangkut pengetahuan siswa sebelumnya.

Benyamin Bloom (1976) mengembangkan teori yang menjelaskan mengapa unjuk kerja siswa
berbeda atas tugas-tugas pembelajaran yang dihadapakan kepadanya. Teori ini mengatakan sebagai
berikut:

Sampai dengan 50% keragaman prestasi siswa ditentukan oleh kepemilikan keterampilan kognitif
aawal yang diperlukan untuk memulai pembelajaran.

Sampai 25% keragaman prestasi ditentukan oleh karakteristik afektif awal

Sampai dengan 25% keragaman prestasi siswa ditentukan oleh balikan yang afektif dan tepat waktu
dari guru/bahan pembelajaran.

2. Tujuan Pembelajaran

Ada 4 tipe tujuan pembelajaran. Pertama, tujuan keprilakuan, rumusan tujuan yang ada dalam
bentuk perilaku siswa yang dapat diobservasi, diukur, dan diuji bahwa siswa sudah menguasai
dengan baik perilaku yang harus dicapai secara khusus. Kedua, tujuan pemecahan masalah,
merumuskan pembelajaran siswa dalam proses untuk menggunakan pikiran melalui pengkajian isu
yang tak memiliki pemecahan yang spesifik. Ketiga, tujuan ekspresif, merumuskan pembelajaran
siswa ke dalam tingkat pengalaman tinggi yang berpengalaman tinggi yang bermakna secara
individual apakah sebelumnya sudah diansipasi atau belum. Keempat, tujuan afektif, ada kesamaan
dengan tujuan ekspresif, hanya tujuan afektif terfokus pada respon-respon emosional terhadap
kurikulum dan pengajaran.

3. Rancangan Kegiatan Pembelajaran

Secara opeasional kegiatan pembelajaran yang tertuang dalam satuan pelajaran diartikan sebagai
sebuah waktu yang dirancang untuk mengajari siswa suatu topik sederhana, bisa berupa konsep,
keterampilan, proses, diskusi singkat tentang cerita pendek, atau novel. Setiap kegiatan
pembelajaran dapat dibagi ke dalam tiga bagian, yaitu:

a. Kegiatan awal

Pada saat anda memperkenalkan topik baru kepada siswa, perlu diingat bahwa siswa harus dibantu
memahami topik itu dalam konteks keseluruhan pengajaran.

b. Rancangan untuk kegiatan inti pembelajaran

Banyak ragam yang dilaksanakan dalam pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan yang
beraneka ragam pula. Tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan menjadi panduan bagi anda dala
memikirkan seluruh prosese pembelajaran, memutuskan hasil yang paling penting yang harus
dicapai, mengaitkan tujuan pembelajaran dengan tujuan kurikulum.

c. Kegiatan penutup
Pada kegiatan penutup, guru membimbing siswa merumuskan iktisar yang bertujuan untuk:

mengkaji ulang butir-butir penting dari isi dan kegiatan pembelajaran

memungkinkan siswa merefleksikan pembelajaran dan menggambarkan kumpulan dari pengalaman


pembelajaran

memberikan gambaran tentang pembelajaran yang akan atang.

4. Perencanaan Evaluasi

Salah satu komponen penting dari seluruh perencanaan pembelajaran adalah perencanaan untuk
mengetahui apakah setelah kurun waktu tertentu siswa anda memperoleh kemajuan sesuai dengan
tujuan yang telah ditetapkan atau apakah siswa anda siap mencapai tujuan yang lebih kompleks.
Evaluasi yang merangkum seluruh hasil belajar siswa pada jangka waktu tertentu disebut evaluasi
sumatif. Sedangkan evaluasi yang dimaksudkan untuk melihat kemajuan siswa pada saat kegiatan
pembelajaran berlangsung disebut evaluasi formatif.

C. Rancangan Unit Pembelajaan

Dalam kaitan dengan rancangan pembelajaran, anda perlu membedakan tujuan unit dan tujuan
satuan pelajaran. Tujuan unit akan mencapai beberapa minggu kegiatan dan satuan pelajaran
sebelum siswa dapat menguasai keseluruhannya. Satuan-satuan pelajaran akan terbangun dalam
suatu kesatuan tang tertata dalam suatu unit yang kohesif.

Sponsored Content
Simple Trick Helps Restore Vision So Fast, You’ll Throw Away Your Glasses
Simple Trick Helps Restore Vision So Fast, You’ll Throw Away Your Glasses
healthyeyes.live
Improve Poor Sight! Do This immediately!
Improve Poor Sight! Do This immediately!
visionntie.com
Laser Liposuction Might Be Cheaper Than You Think (See Details)
Laser Liposuction Might Be Cheaper Than You Think (See Details)
Liposuction | Search Ads
No More Neutrality For Finland? | Alexander Stubb, Ex-Finland PM
No More Neutrality For Finland? | Alexander Stubb, Ex-Finland PM
CNA In Conversation
Share this:
TwitterFacebook
Memuat...
DESEMBER 2, 2013
BY YUDINTAN
NAVIGASI TULISAN← ” BERUSAHA SEBA…KONFLIK MENDEKAT MEJAUH →
TINGGALKAN BALASAN

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Komentar *
Nama *

Email *

Situs web

Beri tahu saya komentar baru melalui email.


Beritahu saya pos-pos baru lewat surat elektronik.

BLOG DI WORDPRESS.COM. TEMA: FIORE OLEH CAROLINE MOORE.


Ikuti

Privasi & Cookie: Situs ini menggunakan cookie. Dengan melanjutkan menggunakan situs web ini,
Anda setuju dengan penggunaan mereka.
Untuk mengetahui lebih lanjut, termasuk cara mengontrol cookie, lihat di sini: Kebijakan Cookie

Anda mungkin juga menyukai