Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH

Modul 8. Keterampilan Dasar Mengajar 2


Modul 9. Kegiatan Remedial dan Kegiatan Pengayaan
Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Strategi Pembelajaran di SD

Kelompok 4 :
1. Frisca Andila Nuantasari (836721701)
2. Siti Mulyaningsih (836685952)
3. Ulfi Nurkhikmah (836685834)
4. Tia Aksarina (836719561)

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


UNIVERSITAS TERBUKA
UPBJJ-UT SEMARANG
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat dan
Hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini. Harapan kami
semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan bagi para pembaca, sehingga kami
dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini agar lebih baik.
Kami akui masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini, karena
kurangnya pengalaman. Oleh kerena itu kami berharap kepada para pembaca untuk
memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.

Pati, 10 April 2019

Penyusun
DAFTAR ISI

JUDUL
i
KATA PENGANTAR
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang 1
B. Tujuan 2
C. Rumusan Masalah 2

BAB II PEMBAHASAN
A. Keterampilan Membuka dan Menutup Pelajaran 3
B. Keterampilan Membimbing Diskusi Kelompok Kecil 5
C. Keterampilan Mengelola Kelas 7
D. Keterampilan Mengajar Kelompok Kecil dan Perorangan 9
E. Kegiatan Remedial 11
F. Kegiatan Pengayaan 17

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan 19
B. Saran 20
DAFTAR PUSTAKA
22
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidik merupakan seseorang yang penting dalam berlangsungnya suatu
pendidikan. Guru sebagai seorang pendidik hendaknya memiliki delapan
keterampilan dasar mengajar, yaitu keterampilan membuka dan menutup pelajaran,
keterampilan menjelaskan, keterampilan bertanya, keterampilan mengadakan variasi,
keterampilan memberi penguatan, keterampilan membimbing diskusi, keterampilan
mengelola kelas, dan terakhir  keterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan.
Keterampilan mengajar bagi seorang guru merupakan hal yang sangat penting.
Arti penting itu bertolak dari tugas dan tanggung jawab seorang guru yang cukup
berat untuk mencerdaskan anak didiknya. Kerangka berpikir seperti ini menghendaki
seorang guru untuk melengkapi dirinya dengan berbagai keterampilan yang
diharapkan dapat membantu dalam menjalankan tugasnya dalam interaksi edukatif.
Keterampilan dasar mengajar adalah keterampilan yang mutlak harus dimiliki oleh
seorang guru.
Di dalam makalah ini akan dibahas keterampilan dasar mengajar. Menjelaskan
bagaimana seorang pendidik mempunyai keterampilan dasar dalam mengajar salah
satunya yaitu, membuka dan menutup pelajaran. Membuka dan menutup pelajaran
merupakan salah satu aspek yang sangat penting dari kegiatan guru. Interaksi didalam
kelas cenderung dipenuhi oleh kegiatan pembicaraan oleh karena itu perlu adanya
pembukaan dan penutup pelajaran.
Selain membuka dan menutup pelajaran makalah ini juga membahas tentang 
keterampilan guru membimbing dikusi kelompok kecil dan mengelola kelas. Dalam
kegiatan belajar mengajar, menjelaskan merupakan tindakan yang banyak dilakukan,
terutama oleh guru. Apabila seorang guru menjelaskan, artinya guru tersebut
memberikan informasi sedemikian rupa sehingga siswa benar-benar mengerti dan
memahami apa yang di informasikan oleh guru.
Keterampilan menjelaskan sangat penting bagi guru karena sebagian besar
percakapan guru yang mempunyai pengaruh terhadap pemahaman siswa adalah
berupa penjelasan. Penguasaan keterampilan menjelaskan yang didemonstrasikan
guru akan memungkinkan siswa memiliki pemahaman yang mantap.
Manajemen merupakan hal yang sangat penting dalam semua bidang
kehidupan. Manajemen berkaitan dengan proses perencanaan, pengorganisasian,
pengawasan, dan pengevaluasian yang di dalamnya terdapat upaya organisasi untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan dengan mengerahkan sumber daya yang
dimiliki.Manajemen memberikan pemahaman tentang pendekatan ataupun tata cara
penting dalam rnenjalankan dan memecahkan masalah-masalah yang berkaitan
dengan organisasi atau lembaga. Termasuk diantaranya adalah lembaga pendidikan,
yaitu sekolah.

Dalam hal ini berkaitan sekali dengan bagaimana manajemen pembelajaran


dijalankan.Manajemen pembelajaran dapat diartikan sebagai serangkaian aktivitas yang
mengatur dan mengelola komponen pembelajaran agar tujuan pembelajaran dapat tercapai
secara efektif dan efisien. Salah satu aktivitas yang dikelola dalam konteks ini adalah
remedial/kegiatan perbaikan dan program pengayaan (enrichment). Kedua kegiatan tersebut
diharapkan para siswa tidak lagi menemukan kesulitan dalam belajar dan dapat terus
memperkaya ilmunya, dan sangat diharapkan nantinya kegiatan perbaikan khususnya
remedial tidak lagi terjadi karena para siswa dapat mengerti sepenuhnya apa yang diajarkan.

B. Tujuan
1. Untuk mengetahui keterampilan dalam membuka dan menutup pembelajaran
2. Untuk mengetahui keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil
3. Untuk mengetahui kerampilan mengelola kelas
4. Untuk memahami kegiatan perbaikan dan pengayaan

C. Rumusan Masalah

1. Bagaimana keterampilan dalam membuka dan menutup pembelajaran?


2. Bagaimana keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil ?
3. Bagaimana keterampilan mengelola kelas ?
4. Bagaimana memahami kegiatan perbaikan dan pengayaan ?
BAB II
PEMBAHASAN

A. Keterampilan Membuka dan Menutup Pelajaran


1. Pengertian dan Tujuan
Keterampilan membuka pelajaran adalah keterampilan yang
berkatan denan usaha guru dalam memulai kegiatan
pembelajaran, sedangkan keterampilan menutup pelajaran
adalah ketermpilan yang berkaitan dengan usaha guru dalam
mengakhiri pelajaran.
Tujuan yang ingin dicapai dengan menerapkan keterampilan
membuka pelajaran :
1.    Menyiapkan mental siswa untuk memasuki kegiatan inti
2.    Membangkitkan motivasi dan perhatian siswa
3.    Menyadarkan siswa akan hubungan antara pengalaman
yang sudah dimiliki dengan yang akan dipelajari
4.    Memberikayang akan diterapkan dalam kegiatan belajar
Tujuan yang ingin dicapai dalam menerapkan keteampilan
menutup pelajaran :
1.      Memantapkan pemahaman siswa terhadap kegiaan belajar
yang telah berlansng
2.      Mengetahui keberhasilan siswa dan guru dalam kegiatan
pembelajaran yang telah dijalani
3.      Memberikan tindak lanjut untuk mengembangkan
kemampuan yang baru saja dikuasai
2. Komponen keterampilan membuka pelajaran adalah sebagai berikut
a.       Menarik perhatian yang dapat di lakukan dengan
1.      Memvariasikan gaya mengajar guru
2.      Menggunakan alat bantu mengajar
3.      Memvariasikan pola interaksi

b.      Menimbulkan motivasi yang dapat di lakukan dengan


1.      Menunjukkan kehangatan dan keantusiasan
2.      Menimbulkan rasa ingin tau
3.      Mengemukakan ide yang bertentangan
4.      Memperhatikan minat siswa

c.       Memberi acuan yang dapat di lakukan dengan


1.      Mengemukakan tujuan dan batas-batas tugas
2.      Menyarankan langkah-langkah yang akan di lakukan
3.      Mengingatkan masalah pokok yang akan di bahas
4.      Mengajukan pertanyaan-pertnyaan yang berkaitan dengan
materi yang akan di bahas
d.      Membuat kaitan
1.      Mengaitkan aspek-aspek yang relvan dari bidang studi
yang telah di ajarkan
2.      Membandingkan dan mempertentangkan pengetahuan
baru dengan pengetahuan lama
3.      Menjelaskan garis besar konsep untuk bahan yang sama
Menutup Pelajaran
a. Meninjau kembali
1.      Merangkum inti pelajaran
2.      Membuat ringkasan
b. Menilai( mengevaluasi )
1.      Tanya jawab secara lisan
2.       Mendemonstrasikan keterampilan
3.      Mengaplikasikan ide baru
4.      Menyatakan pendapat tentang masalah yang dibahas
5.      Memberikan soal – soal tertulis
c. Memberi tindak lanjut, dapat berupa :
1. tugas – tugas individual
2. tugas kelompok

C.Prinsip – Prinsip Penggunaan


1. Bermakna
2. Berurutan dan berkesinambungan

B.Keterampilan Membimbing Diskusi Kelompok Kecil


A. Rasional
     Pentingnya Musyawarah/ diskusi sesuai dengan sila ke-4
Pancasila. Agar musyawarah berlangsung efektif, maka anggota
musyawarah harus memiliki keterampilan bermusyawarah.
Manfaat lain dari diskusi adalah  pada pelaksanaan pembelajaran,
siswa terlibat secara aktif .Beberapa tujuan pendidikan tercapai jika
dilakukan dalam diskusi kelompok kecil, misalnya dalam mencapai
ranah keterampilan serta nilai dan sikap.Guru perlu menguasai
keterampilan diskusi kelompok kecil karena :
1.      Musyawarah ( diskusi ) sesudah membudaya dalam
masyarakat Indonesia
2.      Tiap warga negara Indonesia diharapkan memiliki
keterampilan diskusi
3.      Keterampilan berdiskusi / memimpin diskusi tidak dibawa
sejak lahir
4.      Diskusi punya peran khusus dalam pencapaian tujuan
pendidikan yang bersifat pembentukan sikap nilai kebisaan dan
keterampilan
B. Pengertian
Kumpulan dalam jumlah 3-9 orang  yang mempunyai tujuan yang
jelas dan setiap anggota kelompok mendapat kesempatan untuk
bertatap muka dan mengemukakan pendapat dengan tidak
mengabaikan aturan-aturan diskusi.
 Syarat – syarat diskusi kelompok kecil :
1. Melibatkan kelompok
2. Berlangsung dalam situasi tatap muka yang informal
3. mempunyai tujuan yang mengikat anggota kelompok
4. berlangsung menurut proses yang teratur dan sistematis
C. Komponen keterampilan membimbing diskusi kelopok kecil terdiri
dari
1.      Memusatkan perhatian
        Cara pemusatan perhatian :
a.       merumuskan tujuan pada awal diskusi disertai pengenalan
topik/masalah
b.      menandai terjadinya perubahan yang tidak relevan
c.       membuat rangkuman
2.      Memperjelas masalah masalah/uraian pendapat dengan cara :
a.       menguraikan / merangkum gagasan
b.      meminta komentar siswa
c.       memberi informasi tambahan
3.      Menganalisis pandangan siswa
4.      Meningkatkan uraian siswa dengan cara :
a.       mengajukan pertanyaan kunci yang mampu menantang siswa
untuk berpikir
b.      memberikan contoh – contoh pada saat yang tepat
c. mengajukan pertanyaan yang mengundang banyak pendapat
d.      memberi waktu yang cukup untuk berpikir
e.       memberi dukungan terhadap uraian yang dikemukakan siswa
5.      Menyebarkan kesempatan berpartisipasi
a.       memancing urunan siswa yang enggan berpartisipasi
b.      mencegah terjadinya pembicaraan serentak dengan memberi
giliran
c.       mencegah secara bijaksana terjadinya monopoli siswa tertentu
d.       mendorong terjadinya interaksi antarsiswa
e.       Meminta persetujuan siswa untuk melanjutkan diskusi
6.      Menutup diskusi
a.       Membuat rangkuman
b.      Mengemukakan tindak lanjut
c.       Menilai proses dan hasil diskusi

D. Prinsip Penggunaan
1.      Diskusi dapat dilaksanakan dalam semua pengajaran bidang studi
2.      Topik/masalah yang didiskusikan haruslah topik yang memerlukan
informasi
3.      Diskusi di tingkat SD masih memerlukan bantuan guru untuk
membimbing
4.      Diskusi harus berlangsung dalam iklim yang terbuka
Agar dapat  menerapkan keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil
secara efektif.
Guru harus memperhatikan sejumlah hal, antara lain;
1.      kesesuaian diskusi dengan topik bidang studi yang di bahas;
2.      kekuatan dan kelemahan diskusi dalam kegiatan pembelajaran;
3.      perencanaan dan persiapan yang matang;
4.      iklim diskusi yang terbuka dan bersahabat;
5.      pemilihan topik diskusi yang tepat;
C. Keterampilan mengelola kelas
A. Rasional
            Faktor – faktor yang mendukung berhasilnya pengelolaan kelas adalah
Iklim yang kondusif/optimal ( ruang kelas bersih, alat pelajaran menark,
hubungan guru-siswa sehat dan akrab)

B. Pengertian pengelolaan kelas dipandang dari berbagai


pendekatan
1.      Pendekatan otoriter
Seperangkatan kegiatan yang dilakukan guru untuk menegakkan dan
memelihara aturan di dalam kelas.
2.      Pendekatan Permisif
Usaha guru untuk memaksimalkan kebebasan siswa
3.      Pendekaan modifikasi tingkah laku
Serangkaian kegiatan guru untuk meningkatkan munculnya perilaku yang baik
dan mengurangi munculnya perilaku yang tidak diharapkan.

4.      Proses penciptaan iklim sosioemosional


Seperangkat usaha guru untuk mengembangkan hubungan
interpersonal yang baik dan iklim sosioemosional kelas yang positif
5.      Perilaku siswa sebagai kelompok kelas mempunyai pengaruh pada
terjadinya pembelajaran

C. Kegiatan Pengelolaan dan Kegiatan Instruksional

Mengelola kelas pada dasarnya adalah pengaturan orang dan barang yang
memungkinkan terciptanya dan terpliharanya kondisi belajar yang optimal,
kondisi belajar yang optimal sangat menentukan keberhasilan kegiatan
pembelajaran. Oleh karna itu, guru perlu menguasai keterampilan untuk
menciptakan kondisi yang optimal.
kegiatan pembelajaran dapat dibedakaan menjadi dua masalah yaitu
a. masalah istruksional
b.  masalah pengelolaan
Guru harus dapat membedakan kedua masalah tersebut agar dapat
menanganinya secara tepat. Masalah intruksional harus diselesaikan secara
intruksional , sedangkan sistem pengelola harus diselesaikan secara pengelola

D. Komponen – komponen Keterampilan


Komponen ketrampilan mengelola kelas terdiri dari keterampilan yang bersifat
preventif dan ketrampilan yang bersifat represif,
1. ketrampilan yang bersifat preventif terkait dengan usaha mencegah
terjadinya gangguan yang 
    dapat ditunjukkan dengan :
a.       sikap tanggap;
b.      membagi perhatian;
c.       memusatkan perhatian kelompok;
d.      memberikan petunjuk yang jelas;
e.       menegur;
f.       memberikan penguatan;

2. Keterampilan yang bersifat represif, berkaitan dengan usaha mengatasi


gangguan yang   
     muncul, yang dapat dilakukan melalui 3 pendekatan berikut:
a.       Modifikasi tingkah laku ,yang mencakup:
1)      meningkapkan tingkah laku yang di harapkan.
2)      mengajarkan tingkah laku yang baru, dan
3)      mengurangi /menghilangkan tingkah laku yang tidak diharapkan

b.      Pengelola kelompok, yang menekankan pada pemecahan masalah melalui


diskusi kelompok.
c.       Menemukan dan memecahkan tingkah laku yang menimbulkan masalah.

E. Hal – hal yang Perlu Diperhatikan


Agar dapat mengelola kelas secara efektif guru harus memperhatikan beberapa
hal :
1.      Kehangatan dan keantusiaan guru
2.      Kata-kata dan tindakan guru yang dapat menggugah siswa untuk belajar
3.      Penggunaan variasi dalam mengajar
4.      Keluwesan guru
5.      Menekankan hal – hal yang positif
6.      Guru mampu menjadi contoh
7.      Guru menghindari terjadinya hal-hal yang membuat pembelajaran terganggu.
D. Keterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan
A. Rasional
Sebagai individu pada dasarnya manusia memiliki karakteristik dan kebutuhan
sendiri-sendiri yang berbeda satu dengan lainnya. Dalam kehidupan sekolah,
keanekaragaman karakteristik dan kebutuhan individu juga berlaku bagi siswa.
Kegiatan kelompok kecil dan perorangan memungkinkan guru memberikan
perhatian terhadap kebutuhan siswa yang berbeda-beda. Penggunaan kegiatan
kelompok kecil dan perorangan sebagai variasi dari kegiatan klasikal dan dapat
mengurangi kelemahan kegiatan klasikal.
 Untuk melayani perbedaan ini , diperlukan variasi dan perorganisasian
kegiatan klasikal, kelompok kecil, dan perorangan .

B. Pengertian
Variasi dan perorganisasian hanya mungkin terwujud jika dipenuhi syarat –
syarat tertentu.
1.      ada hubungan yang sehat dan akrab antara guru-siswa dan antarsiswa
2.      siswa belajar dengan kecepatan,kemampuan ,cara, dan minat sendiri
3.      siswa mendapat bantuan sesuai dengan kebutuhannya
4.      siswa dilibatkan dalam perencanaan pembelajaran .
5.      guru dapat memainkan berbagai peran.

C. Variasi Pengorganisasian
Perorganisasian kegiatan klasikal, kelompok kecil, perorangan dapat
dibuat berbagai variasi, sesuai dengan topik / tujuan, kemampuan siswa, serta
kemampuan dan fasilitas yang ada.
D. Komponen Keterampilan
Agar dapat mengelola kegiatan kelompok kecil dan perorangan, guru harus
menguasai 4 kelompok komponen keterampilan sebagai berikut:
1.      keterampilan mengadakan mendekatkan secara pribadi
      Cara menciptakan suasana yang sehat dan akrab antara Guru-Siswa dan  Siswa-
Siswa
a.       Menunkukkan kehangatan dan kepekaan terhadapa kebutuhan siswa
b.      Mendengarkan secara simpatik gagasan siswa
c.       Memberikan respon positif terhadap perasaan yang dikemukakan siswa
d.      Membangun hubungan saling mempercayai
e.       Menunjukksn kesiapan untuk membanu siswa
f.       Menerima perasaan siswa dengan penuh pengertian dan keterbukaan
g.      Berusaha mengendalikan situasi

2.   keterampilan mengoganisasikan kegiatan pembelajaran


      Agar dapat memiliki keterampilan mengorganisasikan keiatan pembelajaran,
maka guru harus memiliki keterampilan sbb :
a.        Orientasi umum tentanh tujuan dan tugas yang akan dipecahkan
b.      Memvariasikan kegiatan
c.       Membentuk kelompok yang tepat dalam jumlah, tingkat kemampuan , dll.
d.      Mengoordinasikan kegiatan
e.       Membagi – bagi perhatian
f.       Mengakhiri kegiatan dengan kulminasi berupa hasil kegiatan siswa disertai
kesimpulan
3.   keterampilan membimbing dan memudahkan belajar
      Keterampilan yang harus dikuasai guru agar dapat membimbing dan
memudahkan belajar
a.       Memberikan peguatan yang sesuai
b.      Mengembangkan supervisi proses awal
c.       Mengadakan supervisi proses lanjut
- memberikan pelajaran atau bimbingan tambahan
- melibatkan diri sebagai peserta kegiatan
- langsung memimpin diskusi bila perlu
- Bertindak sebagai katalisator
d.      Melaksanakan supervisi pemaduan
.      keterampilan merencanakan dan melakukan kegiatan pembelajaran , meliputi :
a.       Membantu siswa menerapkan tujuan pelajaran
b.      Membuat rencana kegiatan belajar bersama siswa
c.       Berperan dan berrindak sebagai penasihat bagi siswa apabila diperlukan
d.      Membantu siswa menilai pencapaian dan kemajuannya sendiri
E. Kegiatan remideal

Remedial merupakan program pengajaran perbaikan yang khusus diberikan guru


kepada siswa (individu/kelompok) karena siswa tersebut memiliki masalah dalam belajar
(kurang/tidak menguasai materi belajar) (Darwansyah, 2009; 178). Menurut Dr. Suharsimi
Arikunto (1988; 35), remedial adalah kegiatan yang diberikan kepada siswa yang belum
menguasai bahan pelajaran yang diberikan oleh guru, dengan maksud meningkatkan
penguasaan terhadap bahan pelajaran tersebut. Remediasi mempunyai
padanan remediation  dalam bahasa Inggris. Kata ini berakar kata ‘toremedy’ yang bermakna
menyembuhkan. Remediasi merujuk pada proses penyembuhan. Remedial merupakan kata
sifat. Karena itu dalam bahasa Inggris selalu bersama dengan kata benda, misalnya ‘remedial
work’, yaitu pekerjaan penyembuhan, ‘remedial teaching’ – pengajaran penyembuhan.

Di Indonesia, istilah ‘remedial’ sering ditulis berdiri sendiri sebagai kata benda.
Mestinya dituliskan menjadi pengajaran remedial, atau kegiatan remedial. Dalam bagian ini
istilah remediasi dan remedial digunakan bersama-sama, yang merujuk pada suatu proses
membantu siswa mengatasi kesulitan belajar terutama mengatasi miskonsepsi-miskonsepsi
yang dimiliki.

Menurut Petunjuk Teknis No. 166/113. VI/91 tentang penilaian dan analisis hasil
evaluasi belajar serta program perbaikan dan adalah “ Apabila seorang siswa dalam ulangan
(tes formatif/tes sumatif) mencapai nilai kurang dari 7,5 atau daya serapnya kurang dari 75%,
maka yang bersangkutan harus mengikuti perbaikan.” (Dikdaksar 1991:2). Bagi siswa yang
sudah menguasai minimal 75% diberikan pengayaan. Program remedial (perbaikan) dan
pengayaan diperlukan dalam rangka ketuntasan belajar. Ketuntasan belajar adalahtercapainya
penguasaan minimal yang ditetapkan untuk setiap unit bahan pelajaran, individu maupun
kelompok.

2.1.1.      Ciri-Ciri Pembelajaran Remedial


Untuk memperjelas perbedaan antara pembelajaran remedial dengan bentuk
pengajaran biasa berikut ini dikemukakan ciri-ciri pembelajaran remedial menurut User
Usman dan Lilis Setiawati yang dibandingkan dengan pengajaran biasa (regular).
1.      Kegiatan pembelajaran biasa sebagai program belajar mengajar di kelas dan semua siswa
ikut berpartisipasi. Pembelajaran remedial diadakan setelah diketahui kesulitan belajar
kemudian diadakan pelayanan khusus.
2.      Tujuan pembelajaran biasa dalam rangka mencapai tujuan pengajaran yang ditetapkan
sesuai dengan kurikulum yang berlaku dan sama untuk semua siswa. Pembelajaran remedial
tujuannya disesuaikan dengan kesulitan belajar yang dihadapi siswa.
3.      Metode yang digunakan dalam pembelajaran biasa sama untuk semua siswa, sedangkan
metode pembelajaran remedial bersifat diferensial disesuaikan dengan sifat, jenis dan latar
belakang kesulitan belajar.
4.      Pembelajaran biasa dilaksanakan oleh guru kelas atau guru bidang studi, sedangkan
pembelajaran remedial dilaksanakan melalui kerjasama berbagai pihak, guru pembimbing,
konselor dan sebagainya.
5.      Pendekatan dan teknik pembelajaran remedial disesuaikan dengan kesulitan belajar yang
dihadapi siswa, sedangkan pembelajaran biasa bersifat umum dan sama.
6.      Alat dan evaluasi yang digunakan dalam pembelajaran remedial disesuaikan dengan
kesulitan belajar yang dihadapi siswa, sedangkan pembelajaran biasa evaluasinya
menggunakan alat yang bersifat seragam dan kelompok.

2.1.2.      Tujuan Pembelajaran Remedial


1.      Siswa memahami dirinya khususnya yang menyangkut prestasi belajar yang meliputi
kelebihan dan kelemahannya, jenis dan sifat kesulitan yang dihadapi.
2.      Siswa dapat mengubah atau memperbaiki cara belajar ke arah yang lebih baik sesuai
dengan kesulitan belajar yang dihadapi.
3.      Siswa dapat mengatasi hambatan belajar yang menjadi latar belakang kesulitannya.
4.      Siswa dapat memilih materi dan fasilitas belajar secara tepat untuk mengatasi kesulitan
belajar.
5.      Siswa dapat mengembangkan sifat dan kebiasaan baru yang dapat mendorong tercapainya
prestasi belajar yang lebih baik.
6.      Siswa dapat mengerjakan tugas  lebih baik.
Dari uraian di atas maka jelaslah bahwa tujuan pembelajaran remedial adalah agar
siswa memahami kesulitan-kesulitan yang dihadapi sehingga ia dapat memperbaiki cara
belajarnya ke arah yang lebih baik. Dengan demikian siswa mampu mengatasi hambatan
belajarnya yang akan memberi motivasi kepada dirinya untuk mencapai prestasi belajar yang
diharapkan.

2.1.3.      Fungsi Pembelajaran Remedial


1.      Fungsi korektif, artinya pembelajaran remedial dapat dilakukan dalam pembetulan atau
perbaikan dalam hal penulisan tujuan, penggunaan metode, cara-cara belajar, materi dan alat
belajar, evaluasi dan sebagainya.
2.      Fungsi pemahaman, artinya pembelajaran remedial, guru dan siswa atau pihak lainnya
dapat memperoleh yang lebih baik mengenai pribadinya sendiri.
3.      Fungsi penyesuaian, artinya pembelajaran remedial dapat membentuk siswa yang mampu
beradaptasi atau menyesuaikan diri di lingkungan tempat belajarnya.
4.      Fungsi Pengayaan, artinya pembelajaran remedial dapat memperkaya proses pembelajaran,
sehingga materi lebih luas, lebih banyak dan lebih mendalam dibandingkan dengan
pengajaran regular.
5.      Fungsi Akselerasi, artinya pembelajaran remedial dapat mempercepat proses pembelajaran,
baik dari segi waktu maupun materi, sehingga pembelajaran dapat berlangsung lebih efektif
dan efisien.
6.      Fungsi Therapeutic, artinya secara langsung atau tidak, pembelajaran remedial dapat
membantu atau menyembuhkan atau memperbaiki kondisi kepribadian siswa yang
menyimpang, sebaliknya pencapaian prestasi belajar dalam pembelajaran juga mempengaruhi
pribadi siswa.

2.1.4.      Prinsip-Prinsip Remedial


Pembelajaran remedial merupakan layanan pendidikan yang diberikan kepada siswa
untuk memperbaiki prestasi belajarnya sehingga mencapai kriteria ketuntasan yang
ditetapkan.Beberapa prinsip yang perlu diperhatikan dalam pembelajaran remedial sesuai
dengan sifatnya sebagai pelayanan khusus antara lain:

1. Adaptif
Setiap peserta didik memiliki keunikan sendiri-sendiri. Oleh karena itu program
pembelajaran remedial hendaknya memungkinkan peserta didik untuk belajar sesuai dengan
kecepatan, kesempatan, dan gaya belajar masing-masing. Dengan kata lain, pembelajaran
remedial harus mengakomodasi perbedaan individual peserta didik.

2. Interaktif
Pembelajaran remedial hendaknya memungkinkan peserta didik untuk secara intensif
berinteraksi dengan pendidik dan sumber belajar yang tersedia. Hal ini didasarkan atas
pertimbangan bahwa kegiatan belajar peserta didik yang bersifat perbaikan perlu selalu
mendapatkan monitoring dan pengawasan agar diketahui kemajuan belajarnya. Jika dijumpai
adanya peserta didik yang mengalami kesulitan segera diberikan bantuan.

3. Fleksibilitas dalam Metode Pembelajaran dan Penilaian


Sejalan dengan sifat keunikan dan kesulitan belajar peserta didik yang berbeda-beda,
maka dalam pembelajaran remedial perlu digunakan berbagai metode mengajar dan metode
penilaian yang sesuai dengan karakteristik peserta didik.
4. Pemberian Umpan Balik Sesegera Mungkin
Umpan balik berupa informasi yang diberikan kepada peserta didik mengenai
kemajuan belajarnya perlu diberikan sesegera mungkin. Umpan balik dapat bersifat korektif
maupun konfirmatif. Dengan sesegera mungkin memberikan umpan balik dapat dihindari
kekeliruan belajar yang berlarut-larut yang dialami peserta didik.

5. Kesinambungan dan Ketersediaan dalam Pemberian Pelayanan


Program pembelajaran reguler dengan pembelajaran remedial merupakan satu
kesatuan, dengan demikian program pembelajaran reguler dengan remedial harus
berkesinambungan dan programnya selalu tersedia agar setiap saat peserta didik dapat
mengaksesnya sesuai dengan kesempatan masing-masing.

Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pelaksanaan remedial :


1.      Analisis indikator mana yang belum mencapai ketuntasan belajar
2.      Perencanaan program mencakup waktu pelaksanaan dan ruangan yang akan digunakan
3.      Pemberian tugas singkat dengan memperhatikan waktu penyelesaian tugas
4.      Pemberian penjelasan secukupnya mengenai tugas yang akan diberikan
5.      Jauhkan ruangan untuk kegiatan remedial dari pengaruh yang dapat merusak konsentrasi
6.      Memotivasi para siswa
7.      Usahakan kondisi mental siswa dalam keadaan stabil dan tenang.

Faktor-faktor yang terdapat dalam kegiatan remedial :


1.      Sifat kegiatan remedial
2.      Jumlah siswa yang mengikuti remedial
3.      Setting kegiatan remedial
4.      Orang yang memberikan remedial
5.      Metode yang digunakan untuk remedial
6.      Tingkat kesulitan belajar siswa.
Berdasarkan faktor-faktor di atas, maka dapat ditentukan bentuk pelaksanaan kegiatan
remedial antara lain :
1.      Menjelaskan kembali materi yang sedang dipelajari
2.      Memberikan tugas tambahan kepada tiap siswa dengan individu atau kelompok
3.      Bimbingan secara khusus
4.      Penyederhanaan materi, penyajian atau soal pertanyaan yang akan disajikan.

2.1.5.      Evaluasi Pengajaran Remedial


Untuk mengetahui berhasil tidaknya kegiatan remedial yang telah dilaksanakan, harus
dilakukan penilaian. Penilaian ini dapat dilakukan dengan cara mengkaji kemajuan belajar
siswa. Apabila siswa mengalami kemauan belajar sesuai yang diharapkan, berarti kegiatan
remedial yang direncanakan dan dilaksanakan cukup efektif membantu siswa yang
mengalami kesulitan belajar. Tetapi, apabila siswa tidak mengalami kemajuan dalam
belajarnya berarti kegiatan remedial yang direncanakan dan dilaksanakan kurang efektif.
Untuk itu guru harus menganalisis setiap komponen pembelajaran.
Evaluasi dan Follow Up; cara manapun yang ditempuh, evaluasi atas usaha
pemecahan masalah seyogyanya dilakukan evaluasi dan tindak lanjut, untuk melihat seberapa
pengaruh tindakan bantuan (treatment) yang telah diberikan terhadap pemecahan masalah
yang dihadapi peserta didik. Berkenaan dengan evaluasi pengajaran remedial. Kriteria-
kriteria keberhasilan pengajaran remedial yaitu:
1.      Berkembangnya pemahaman baru yang diperoleh peserta didik berkaitan dengan masalah
yang dibahas
2.      Perasaan positif sebagai dampak dari proses dan materi yang dibawakan melalui layanan,
dan
3.      Rencana kegiatan yang akan dilaksanakan oleh peserta didik sesudah pelaksanaan remedial
dalam rangka mewujudkan upaya lebih lanjut pengentasan masalah belajar yang dialaminya.
Sementara itu, Robinson dalam Abin Syamsuddin Makmun (2003) mengemukakan
beberapa kriteria dari keberhasilan dan efektivitas remedial yang telah diberikan, yaitu
apabila:
1.      Peserta didik telah menyadari (to be aware of) atas adanya masalah yang dihadapi.
2.      Peserta didik telah memahami (self insight) permasalahan yang dihadapi.
3.      Peserta didik telah mulai menunjukkan kesediaan untuk menerima kenyataan diri dan
masalahnya secara obyektif (self acceptance).
4.      Peserta didik telah menurun ketegangan emosinya (emotion stress release).
5.      Peserta didik telah menurun penentangan terhadap lingkungannya
6.      Peserta didik mulai menunjukkan kemampuannya dalam mempertimbangkan, mengadakan
pilihan dan mengambil keputusan secara sehat dan rasional.

Peserta didik telah menunjukkan kemampuan melakukan usaha–usaha perbaikan dan


penyesuaian diri terhadap lingkungannya, sesuai dengan dasar pertimbangan dan keputusan
yang telah diambilnya.
F. Kegiatan Pengayaan (Enrichment)
Kegiatan pengayaan merupakan kegiatan belajar yang diberikan kepada siswa yang
telah menguasai materi pelajaran. Pengayaan ini dimaksudkan untuk meningkatkan dan
mempertahankan hasil belajar siswa yang telah dicapai serta sebagai salah satu cara untuk
mengembangkan potensi siswa secara optimal. Siswa berkesempatan untuk memperdalam
dan memperluas pengetahuan yang ditekuninya.
Menurut Guskey dalam Julaeha (2007) terdapat dua karakteristik kegiatan pengayaan,
yaitu:
1.      Kegiatan pengayaan adalah kegiatan yang menyenangkan dan memberikan kepuasan atas
penguasaannya (bukan pengulangan kegiatan belajar sebelumnya).
2.      Kegiatan pengayaan hendaknya merupakan kegiatan yang menantang bagi siswa yang
menuntut penerapan kemampuan kognitif tingkat tinggi (analisis, sistesis, evaluasi, dan
kreasi).
Beberapa bentuk pengayaan yang dijalankan antara lain :
1.      Menugaskan siswa membaca materi pokok dalam kompetensi dasar selanjutnya
2.      Memfasilitasi siswa melakukan percobaan-percobaan, soal latihan, menganalisa gambar
dan sebagainya.
3.      Memberikan bahan bacaan untuk didiskusikanguna menambah wawasan para siswa
4.      Membantu guru membimbing teman-temanya yang belum mencapai standar ketuntasan
belajar minimum.
Waktu yang diberikan untuk remedial dan pengayaan adalah sebagai berikut :
1.      Setelah mengikuti tes Ujian Kompetensi Dasar tertentu
2.      Setelah mengikuti ulangan blok yang terdiri dari beberapa kesatuan Kompetensi Dasar
3.      Setelah mengikuti ujian/ tes Kompetensi Dasar atau blok trakhir pada semester ganjil atau
genap.

2.3 Studi Kasus


Seorang siswa kelas 1 SMP mengalami kesulitan dalam hal membaca “reading” bahasa
Inggris mengenani lafal maupun tekanannya. Dengan demikian ia juga kesukaran dalam
mengartikan kalimat demi kalimat, sehingga dia menemui kesulitan dalam memahami isi
bacaan yang dipelajarinya.
Bagaimana guru harus memberikan pertolongan kepada siswa tersebut?
Memahami kasus tersebut dapatlah:
-         Dilokalisasikan jenis dan sifat kesulitannya yaitu:
a.       Hal membaca reading, tentang ucapan atau lafal dan tekanan.
b.      Memahami isi bacaan.
-         Dilokalisasi jenis dan sifat faktor penyebab kesulitan:
a.       Bahasa Inggris merupakan mata pelajaran baru.
b.      Tulisan atau ejaan berbeda dengan lafalnya.
c.       Tidak ada kelainan pada siswa.
-         Perkiraan dan penetapan kemungkinan bantuan:
a.       Tingkat kesulitan ringan, relatif mudah ditolong.
b.      Waktu yang digunakan +/- 4 x 30 menit.
c.       Dirumah siswa.
d.      Oleh kakaknya yang kebetulan duduk di kelas III SMP.
e.       Metode tutoring serumah.
-         Pelaksanaan tindak lanjut:
Meminta kepada kakak siswa tersebut yang duduk di kelas III SMP untuk melatih membaca
di rumah selama 4 malam berturut-turut @ 30 menit. Sebelumnya guru memberikan contoh
bagaimana membaca reading yang benar kepada kakak siswa tersebut.
Yang perlu dicatat dalam langkah-langkah tersebut ialah faktor “orang yang memberikan
bantuan”, dalam hal ini ialah kakak siswa yang kebetulan duduk di SMP kelas III
diperkirakan memenuhi syarat sebagai tutor serumah. 
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Komponen membuka dan menutup pembelajaran sebagaimana dijelaskan M. Uzer


Usman adalah sebagai berikut:

 Menarik perhatian siswa


 Memberi acuan melalui berbagai usaha
 Memberikan apersepsi
 Meninjau kembali penguasaan materi pokok dengan merangkum hasil pembelajaran.
 Melakukan evaluasi

2. Penguatan adalah segala bentuk respon, apakah bersifat verbal maupun non verbal.
Penguatan ini merupakan bagian dan modivikasi tingkah laku guru terhadap tingkah
laku siswa yang bertujuan untuk memberikan informasi atau umpan balik bagi siswa
atas perbuatannya sebagai suatu tindak dorongan atau koreksi.
3. Keterampilan menggunakan variasi merupakan keterampilan guru dalam
menggunakan bermacam kemampuan dalam mengajar untuk memberikan rangsangan
kepada siswa agar suasana pembelajaran selalu menarik, sehingga siswa bergairah
dan antusias dalam menerima pembelajaran dan aktivitas belajar mengajar dapat
berlangsung secara efektif.
4. Keterampilan menjelaskan adalah suatu keterampilan menyajikan bahan belajar yang
diorganisasikan secara sistematis sebagai suatu kesatuan yang berarti, sehingga
mudah dipahami para peserta didik.
5. Keterampilan bertanya adalah suatu pengajaran itu sendiri, sebab pada umumnya guru
dalam pengajaran melibatkan/ menggunakan tanya jawab.
6. Diskusi adalah suatu proses belajar yang dilakukan dalam kerja sama kelompok
bertujuan memecahkan suatu permasalahan, mengkaji konsep, prinsip atau kelompok
tertentu
7. Remedial merupakan program pengajaran perbaikan yang khusus diberikan guru
kepada siswa (individu/kelompok) karena siswa tersebut memiliki masalah dalam
belajar (kurang/ tidak menguasai materi belajar). Program pengayaan merupakan
program belajar yang diberikan kepada siswa yang telah menguasai materi pelajaran.
Tujuan dari kedua kegiatan ini adalah membantu siswa dalam meningkatkan
keberhasilan dalam belajar, meskipun keduanya memiliki metode yang berbeda dalam
pelaksanaannya.

8. Beberapa bentuk kegiatan dalam remedial, antara lain :


1.      Menjelaskan kembali materi yang sedang dipelajari
2.      Memberikan tugas tambahan kepada tiap siswa dengan individu
atau kelompok
3.      Bimbingan secara khusus
4.      Penyederhanaan materi, penyajian atau soal pertanyaan yang akan
disajikan.
Sedangkan beberapa bentuk kegiatan untuk program pengayaan, antara
lain:
1.      Menugaskan siswa membaca materi pokok dalam kompetensi
dasar selanjutnya
2.      Memfasilitasi siswa melakukan percobaan-percobaan, soal
latihan, menganalisa gambar dan sebagainya.
3.      Memberikan bahan bacaan untuk didiskusikan guna menambah
wawasan para siswa
4.      Membantu guru membimbing teman-temanya yang belum
mencapai standar ketuntasan belajar minimum.
Waktu yang diberikan untuk remedial dan pengayaan adalah sebagai berikut :
1.      Setelah mengikuti tes Ujian Kompetensi Dasar tertentu
2.      Setelah mengikuti ulangan blok yang terdiri dari beberapa
kesatuan Kompetensi Dasar
3.      Setelah mengikuti ujian/ tes Kompetensi Dasar atau blok trakhir
pada semester ganjil atau genap.
B. Saran

Dari beberapa penjelasan di atas tentang pembahasan keterampilan


dasar dalam mengajar dan penyusun makalah ini menyadari bahwa makalah ini
masih jauh dari kesempurnaan seperti yang diharapkan oleh para pembaca,
dalam khususnya pembimbing dapat menjadi perbaikan bagi penulis untuk
penulisan makalah-makalah mata kuliah Profesi Keguruan. Oleh karena itu
penulis mengharap kepada para pembaca saran dan kritikan yang sifatnya
membangun.

Dalam menangani kasus pembelajaran anak yang


kurangmenguasaikompetensi diperlukan kerja sama dengan ahli lain, seperti
ahli pendidikan,  dan psikologuntukmemotivasikeinginanbelajarnya.
1.     Diharapakan disediakan ruangan khusus sebagai pusat penanganan kesulitan
belajar. Ruang tersebut dapat dipergunakan oleh guru kelas dan guru khusus
untuk mengkaji dan menangani berbagai gangguan belajar yang terjadi pada
anak didiknya.
2.    Diharapkan sang guru mampumengidentifikasiapasajakekurangandarimurid
yang
tidakmencapaistandarkompetensidanmecarisolusidariapamateripembelajaran
yang belumbisa di capainyadandilakukanberkelanjutan.
3.     Diharapkan sang guru mampumengetahuiterlebihdahulukekurangandarimurid
yang belumbisamencapaistandaratauindikatorkeberhasilan, agar apa yang di
inginkan guru danmuridbisatercapai.
4.     Diharapkan guru mampumemberikan remedial dan program pengayaan yang
menarikminatsiswadansesuaidengankemampuansiswadantidakmengada-
ngadamemberikansebuah remedial dan program pengayaan
DAFTAR PUSTAKA

Darwansyah, dkk. 2009. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Diadit


Media.
Ischak S.W. dan Warji R. 1987. Program Remedial Dalam Proses
Belajar-Mengajar.
Yogyakarta : Liberty.
Suryosubroto, B. 2009. Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta :
Rineka Cipta.
Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain. 2006. Strategi Belajar
Mengajar.
Jakarta: Rineka Cipta. Ramayulis, 2013, Profesi & Etika Keguruan,
Jakarta: Kalam Mulia.
Ramayulis, 2009, Dasar-dasar Kependidikan, Padang: the Zaky Press.

Usman, Moh. Uzer, 1990, Menjadi guru Profesional, Bandung: Remaja Rosda
Karya.

Anda mungkin juga menyukai