Anda di halaman 1dari 38

PENGANTAR PENDIDIKAN ANAK BERKEBUTUHAN

KHUSUS
MODUL 4 ( KB,1,2,3)
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah MKDK4407
Tutor : Sarnely Uge.S.Pd. M.Pd Pokjar Duren Sawit

UPBJJ-UT JAKARTA

Kelompok 3

Dedeh Komalasari Cecep Sucita Laksana Rizka Zayyana


NIM : 857127714 NIM : 857127642 NIM : 857127832
KB 1
DEFINISI, KLASIFIKASI, PENYEBAB, DAN CARA
PENCEGAHAN TERJADINYA KETUNANETRAAN

A. Definisi Tunanetra

kata tuna yang berarti rusak atau rugi


dan netra yang berarti mata. Jadi
tunanetra yaitu individu yang mengalami
kerusakan atau hambatan pada organ
mata.
1. Buta total : Mereka yang tidak memiliki penglihatan
sama sekali.
2. Low Vision : masih memiliki sisa penglihatan yang
fungsional (kurang awas).

Persatuan Tunanetra Indonesia / Pertuni


(2004)
Definisi Tuna Netra melalui dua Perspektif, yaitu ;
1. Definisi Legal (berdasarkan peraturan perundang-
undangan),
Definisi ini sering disebut juga dengan istilah definisi
secara medik atau klinis, karena sering dijadikan
persyaratan untuk menentukan sah atau tidaknya
seseorang dikategorikan sebagai tunanetra, didasarkan
pada hasil pengukuran terhadap ketajaman   penglihatan
yang biasa dilakukan oleh tenaga medis melalui
ketajaman penglihatan (Visual acuity) dan medan
pandang (visual field).
2. Definisi Edukasional / Fungsional (definisi untuk
tujuan pendidikan).
Secara edukasional, seseorang dikatakan tunanetra
apabila untuk kegiatan pembelajarannya dia
memerlukan alat bantu khusus atau teknik-teknik
tertentu sehingga dia dapat belajar tanpa penglihatan
atau dengan penglihatan yang terbatas.

Seperti tulisan Braille yang dibaca melalui ujung-ujung


jari, atau rekaman audio yang “dibaca” melalui
pendengaran.
Dapat dipahami bahwa tunanetra yaitu
berkurangnya fungsi atau ketidakfungsian indra
penglihatan seseorang untuk melihat bayangan
benda dalam aktivitas sehari-hari sehingga
membutuhkan pendidikan khusus guna
mendukung aktivitas belajarnya
B. Penyebab terjadinya ketunanetraan

1. Albinisme
Sebuah kondisi kelainan sejak lahir (penyakit
bawaan) yang ditandai oleh tingkat produksi melanin
yang jauh lebih rendah dibandingkan orang normal atau
bahkan sama sekali tidak memiliki pigmen tersebut.
Oleh sebab itu, warna kulit, rambut dan mata pada
pengidap albinisme berwarna pucat dan cenderung
berwarna putih.
2. Amblyopia (Mata Malas/Lazy Eye)
Jenis penglihatan buruk yang terjadi hanya pada satu
sisi mata anak. Kondisi ini disebabkan oleh otot mata dan
saraf otak yang tidak bekerja sama dengan baik. Seiring
berjalannya waktu, anak akan mengalami penglihatan
yang normal di satu sisi mata, sementara di sisi lainnya
akan buram hingga memburuk.

Amblyopia terjadi pada anak usia dini. Ketika jalur


saraf antara otak dan mata tidak terstimulasi dengan
benar, otak lebih memilih mata yang lain. Gejala berupa
mata juling.
3. Buta Warna

Adalah kondisi di mana kualitas penglihatan


terhadap warna berkurang. Seseorang yang menderita
penyakit ini akan sulit membedakan warna tertentu
(buta warna sebagian) atau bahkan seluruh warna
(buta warna total). Buta warna merupakan penyakit
seumur hidup. Namun, penderita dapat melatih diri
beradaptasi dengan kondisi ini, sehingga aktivitas
sehari-hari tetap berjalan normal.
4. Cedera (Trauma) dan Radiasi

Cedera mata bisa menyebabkan beragam gejala, mulai


dari mata merah, mata perih atau sakit, penglihatan
kabur, hingga pendarahan pada mata. Dalam jangka
pendek maupun panjang, cedera mata yang tidak
tertangani dengan baik dapat menyebabkan gangguan
penglihatan permanen.
5. Defisiensi Vitamin A -
Xerophthalmia
Adalah penyakit mata akibat kekurangan vitamin
A yang ditandai dengan mata kering. Tanpa
pengobatan, seiring berjalannya waktu penyakit ini
cenderung berkembang semakin parah, bahkan
hingga menyebabkan kerusakan serius pada kornea
mata.
6. Glaukoma

Adalah kerusakan saraf • Dalam kondisi ini, jika


mata akibat meningkatnya tekanan tidak
tekanan pada bola mata. dikendalikan, struktur
Hal ini terjadi akibat mata yang lunak akan
gangguan pada sistem semakin rusak,
aliran cairan mata. penglihatan menjadi
Seseorang yang menderita kabur, bidang pandang
kondisi ini dapat menjadi sempit, dan
merasakan gejala berupa akhirnya buta total.
gangguan penglihatan,
nyeri pada mata, hingga
sakit kepala.
7. Katarak

Adalah suatu penyakit ketika lensa


mata menjadi keruh dan berawan,
buramnya lensa mata yang
biasanya bening sehingga
menghambat masuknya cahaya ke
dalam mata.
8. Kelainan Mata Bawaan

Artinya sudah ada sejak lahir, seperti


retinoblastoma yaitu kondisi yang benar-benar
herediter (diturunkan melalui gene dan
chromosome).
9. Myopia (Penglihatan Dekat)

Myopia terjadi apabila bola mata lebih


panjang daripada yang normal sehingga
mengakibatkan sinar membelok secara
abnormal.

Istilah medis yang digunakan untuk menggambarkan


mata dekat, juga disebut sebagai rabun jauh. Suatu kondisi
saat benda yang dekat tampak jelas, tetapi yang jauh tidak.
10. Nistagmus

Adalah gerakan-gerakan otot mata yang


menghentak-hentak secara tak sadar dan terus
menerus.
Gerakan mata tidak disengaja yang dapat
menyebabkan mata bergerak cepat dari kiri ke kanan
atau sebaliknya, naik turun, atau melingkar, dan
penglihatan mungkin sedikit kabur.
11. Ophthalmia Neonatorum
Infeksi mata pada bayi baru lahir, disebabkan oleh
masuknya bakteri dari rongga rahim ke dalam mata
bayi.
Peradangan ini berjangkit pada kelopak mata dan
kornea, dapat menyebar jika tidak segera diatasi.
12. Penyakit kornea dan pencangkokan kornea

Kornea adalah lapisan transparan pada bagian depan bola


mata, fungsinya sebagai pembias dan pelindung sinar
cahaya yang masuk ke retina.
Salah lihat dapat terjadi akibat cedera pada kornea yang
dapat mengakibatkan kaburnya penglihatan atau buta
permanen.

Pencangkokan kornea apabila kornea menjadi bercak-


bercak, berkabut dan kelam atau dikhawatirkan akan
bolong-bolong akibat peradangan.
13. Retinitis Pigmentosa (RP)
Adalah penyakit mata turunan langka yang
bersifat degeneratif yang menyebabkan gangguan
penglihatan yang parah.

14. Retinopati Diabetika


Salah satu bentuk komplikasi diabetes melitus, di
mana kadar gula yang tinggi pada akhirnya
mengakibatkan kerusakan pada pembuluh darah
retina mata, terutama di jaringan-jaringan yang
sensitif terhadap cahaya. apabila tidak ditangani,
retinopati diabetika dapat menyebabkan kebutaan.
15. Retinopathy of Prematurity (ROP)

Merupakan cacat mata bawaan yang banyak terjadi


pada bayi prematur.

ROP tergolong ringan dapat pulih dengan


sendirinya seiring pertambahan usia bayi.
Namun, jika parah, ROP bisa menyebabkan
gangguan penglihatan hingga kebutaan.
16. Sobek dan lepasnya Retina
Kadang sebagai bagian dari proses penuaan, diwarisi
dari orangtua, atau sebab lainnya.

17. Strabismus (mata juling)


Disebabkan oleh disfungsi otot yang mengendalikan
mata. Gejala utamanya adalah mata yang tidak melihat
persis ke arah yang sama pada waktu yang sama

18. Trakhoma
Penyakit menular, disebabkan virus yang menyerang
kelopak mata dan kornea.
19. Tumor
Terjadi karena pertumbuhan sel yang tidak
normal di mata.

20. Uveitis
Peradangan yang terjadi pada lapisan tengah
mata antara sclera dan retina. Gejalanya terlalu
peka terhadap cahaya (silau), mata merah.
C. Pencegahan Terjadinya Ketunanetraan

1. Pencegahan dan pemberantasan penyakit;


2. Memperkuat program kesehatan dasar mata;
3. Penanganan secara efektif terhadap gangguan mata;
4. Mendirikan pusat pelayanan optik bagi tunanetra;
5. Perbaikan gizi
6. Pendidikan masyarakat
7. Meningkatkan perawatan kesehatan
Kegiatan Belajar 2
Dampak Ketunanetraan terhadap kehidupan seorang individu
Dampak Ketunanetraan terhadap Kehidupan Seorang
Individu

01 Proses Pengindraan

02 Latihan Keterampilan Penginderaan

Visualisasi, Ingatan Kinestetik dan


03
Persepsi Obyek

04 Bagaimana Cara Membantu


Seorang Tunanetra
Proses Penginderaan
Latihan Kerampilan Penginderaan

01 Indra Pendengaran 04 Sisa Indra Penglihatan

02 Indra Perabaan

03 Indra Penciuman
Visualisasi, ingatan kinestetik dan persepsi
obyek

Visualisasi atau Ingatan Kinestetik Persepsi


Peta Mental Obyek
Bagaimana Cara Membantu Seorang Tunanetra

1. Cara menuntun orang tunanetra


• Kontak pertama
• Cara memegang
• Posisi pegangan
• Jalan sempit
• Membuka/menutup pintu
• Melewati tangga
• Melangkahi lubang
• Duduk di kursi 2. Harus lebih spesifik
• Naik ke dalam mobil
Kegiatan Belajar 3
Pendidikan bagi siswa Tunanetra di sekolah umum dalam setting
Pendidikan Inklusif
PENDAHULUAN
KB 3
Rizka
pendidikan bagi siswa tunanetra di sekolah
umum dalam setting pendidikan inklusif

A. B. STRATEGI C. EVALUASI
KEBUTUHAN DAN MEDIA PEMBELAJARAN
KHUSUS PEMBELAJARAN
PENDIDIKAN
SISWA
TUNANETRA
KEBUTUHAN KHUSUS PENDIDIKAN SISWA
TUNANETRA

01 Pengembangan Konsep 04 Keterampilan Orientasi dan Mobilitas

02 Teknik Alternatif dan Alat Bantu 05 Keterampilan Menggunakan


Belajar Khusus Sisa Penglihatan

03 Keterampilan Sosial/Emosional
STRATEGI DAN MEDIA PEMBELAJARAN

1. Strategi Pembelajaran 2. Media Pembelajaran


Media Pembelajaran
EVALUASI
PEMBELAJARAN

Pertama, soal yang diberikan Kedua, harus bersifat Ketiga, waktu


kepada siswa tunanetra yang objektif dalam mengevaluasi pelaksanaan tes bagi
tergolong buta, hendaknya pencapaian prestasi belajar
dalam huruf braille, sedangkan
siswa tunanetra
siswa tunanetra atau
bagi siswa low vision dapat hendaknya lebih lama
memberikan penilaian yang
menggunakan huruf biasa yang sesuai dengan dibandingkan dengan
ukurannya disesuaikan dengan pelaksanan tes untuk
kemampuannya
penglihatannya. siswa awas.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai