Anda di halaman 1dari 11

PENDIDIKAN ANAK TUNANETRA

DEFINISI, KLASIFIKASI, PENYEBAB, DAN CARA


PENCEGAHAN TERJADINYA KETURNANETRAAN

A. DEVINISI DAN KLASIFIKASI TUNANETRA


Tunanetra adalah mereka yang tidak memiliki
penglihatan sama sekali (buta total) hingga mereka yang
masih memiliki sisa penglihatan, tetapi tidak mampu
menggunakan penglihatannya untuk membaca tulisan
biasa ukuran 12 poin dalam cahaya normal meskipun
dibantu dengan kaca mata.
1. Definisi legal berdasarkan Peraturan Perundang Undangan
Digunakan pada profesi Medis untuk menentukan apakah
seseorang berhak memperoleh akses keuntungan tertentu
seperti : asuransi tertentu, bebas bea transportasi dan untuk
menentukan perangkat alat bantu yang sesuai dengan
kebutuhannya. Ada 2 aspek yang diukur :
a. ketajaman penglihatan
b. medan pandang
Cara yang paling umum untuk mengukur ketajaman mata
dengan Kartu Snelen yg terdiri dari huruf huruf atau angka
angka yang tersusun berbaris berdasarkan ukuran besarnya.
Klasifikasi ketajaman penglihatan menurut WHO:
Mata normal : 6/6 hingga 6/18
Mata kurang awas : <6/18 hingga >3/60
Buta : <3/60
2. Definisi Edukasional/Fungsional
Secara edukasional, seseorang dikatakan tunanetra apabila untuk kegiatan
pembelajaran dia memerlukan alat bantu khusus, metode khusus atau teknik
tertentu sehingga dia dapat belajar
Klasifikasi Ketunanetraan:
1. Klasifikasi berdasarkan waktu
a. Tunanetra sebelum dan sejak lahir
b. Tunanetra setelah lahir dan atau pada usia kecil
c. Tunenatra pada usia sekolah atau pada masa remaja
d. Tunanetra pada usia dewasa
e. Tunanetra dalam usia lajut.
2. Berdasarkan kemampuan daya penglihatan:
a. Tunanetra ringan
b. Tunanetra setengah berat.
c. Tunanetra berat.
3. Berdasarkan kelainan-kelainan pada mata
a. Myopia, adalah penglihatan jarak dekat, bayangan tidak
terfokus dan jatuh di belakang retina.
b. Hyperopia, adalah penglihatan jarak jauh, bayangan tidak
terfokus dan jatuh di depan retina.
c. Astigmatisme, adalah penyimpangan atau penglihatan kabur
yang disebabkan karena ketidak beresan pada kornea mata.
B. Penyebab Terjadinya Tunanetra
1. Albinisme
Penyebabnya kekurangan pigmen
a. Penglihatan buruk
b. Retinanya tdk sempurna
c. Terlalu peka terhadap cahaya
d. Matanya terus menerus berkedip
2. Ambiyopia
Penyebabnya bawaan dari lahir atau bisa berkembang kemudian

3. Buta Warna
Penyebabnya bisa dari keturunan, keracunan atau penyakit retina

4. Cedera dan radiasi


Perlu pelindung mata pada saat bekerja :
Tukang las, Karyawan pabrik , Petugas foto sinar X pada laboratorium

5. Devisiensi Vitamin A
kekurangan vit A yg akut menyebabkan (Xerophtalmia )
6.      Glaukoma
Cairan pada bagian depan mata tidak mengalir ke luar.
Gejala : Sering salah lihat, Perut mual

7.      Katarak
Penderita katarak akan mengalami pengelihatan yang buram,
ketajaman pengelihatan berkurang, sensitivitas kontras juga hilang,
sehingga kontur, warna bayangan dan visi kurang jelas karena
cahaya tersebar oleh katarak ke mata.

8.      Kelainan Mata Bawaan


Yaitu kelainan mata yang berasal dari bawaan lahir:
a.       Anirida : tidak ada iris
b.      Microphthalmos : mata yg sangat kecil
c.       Megalophthalmos : mata yg sangat besar dari lahir
d.      Anophthalmos : tidak ada bola mata
e.       Coloboma : retakan/celah pada iris
9.      Myopia
Mata Myopia adalah cacat mata tidak bisa melihat jauh, hal ini
karena bayangan jatuh pada depan retaina. Dapat ditolong
dengan kaca mata minus
10.  Mistagmus
Yaitu gerakan mata yang menghentak hentak / gerakan bola
mata yg cepat tanpa disengaja (di luar kemampuan)
11.  Ophthalmia neonatorum
Yaitu peradangan pada mata bayi yang baru lahir. Penyakit ini
merupakan penyebab umum ketunanetraan Penyakit ini bukan
turunan, disebabkan oleh bakteri dari rongga rahim ibu ke dalam
mata bayi.
12.  Penyakit Kornea
Kornea mata merupakan bagian mata yg terdepan berfungsi sbg
selaput jendela dan pelindung tempat lewatnya sinar. Bila kornea
mata rusak dapat dilakukan pertolongan dengan pencakokan
kornea mata
13. Retinitis Pigmentosa
Retinitis pigmentosa adalah sederetan penyakit yang diwariskan secara
genetik. Salah satu ciri dari penyakit ini adalah degenerasi retina mata.
Indikasi penyakit tersebut pada awalnya adalah kesulitan melihat
dengan jelas pada kondisi pencahayaan yang kurang terang (temaram).
Gejala ini akan berlanjut dengan penyempitan jarak pandang hingga
puncaknya adalah terjadi kebutaan pada usia paruh baya.
14. Retinopati Diabetika
Retinopati diabetik merupakan komplikasi kronis diabetes melitus
berupa mikroangiopati progresif yang ditandai oleh kerusakan mikro
vaskular pada retina dengan gejala penurunan atau perubahan
penglihatan secara perlahan.
15. Retinopati of Prematurity
Retina adalah selembar tipis yang semitransparan, dan multilapis yang
melapisi bagian dalam dua per tiga posterior dinding bola mata.
Penderita ini terjadi akibat persalinan dng pembedahan , luka pada
jaringan bola mata, dapat pula karena pembesaran pembuluh darah
pada mata
C.     Pencegahan Terjadinya
ketunanetraan
1. Upaya WHO untuk menghindari kebutaan dapat dilakukan dengan :
a.       Memperkuat program kesehatan dasar mata
b.      Mengembangkan pelayanan terapi dan pembedahan ntuk menangani
gangguan mata yang dapat disembuhkan
c.       Mendirikan pusat pelayanan optik dan pelayanan penyandang tunanetra

2. Strategi pencegahan terhadap ketunanetraan:


a.       Pencegahan primer, yaitu pencegahan terjangkitnya penyakit
b.      Pencegahan sekunder, yaitu pencegahan timbulnya komplikasi yg
mengancam penglihatan.
c.       Pencegahan tersier, yaitu meminimalisir ketunanetraan
Sepuluh Strategi utama mencegah ketunanetraan
a.       Penggunaan prosedur yang sistematis
b.      Pemberian imunisasi
c.       Perawatan kehamilan yg tepat
d.      Perawatan bayi yg baru lahir
e.       Perbaikan gizi
f.       Pendidikan kpd masyarakat
g.      Penyuluhan genetika
h.      Perundang undangan
i.        Deteksi dini
j.        Meningkatkan higinis dan perawatan kesehatan

Anda mungkin juga menyukai