Pendidikan Anak
Tunanetra
Nur Erlina H.
Nora Septi A.
Solikhah
KB.1
Definisi
Defini Kehilangan Penglihatan
Legal
menurut Konsensus Internasional
Definisi
Edukasional
1. Defini Legal
• Definisi legal digunakan oleh profesi medis untuk menentukan apakah sesorang
berhak mengakses keuntungan-keuntungan sebagaimana diatur undang-undang.
• Ada dua aspek yang diukur dalam definisi Legal:
2. Medan pandang (visual field) adalah luasnya wilayah yang dapat dilihat orang tanpa
menggerakkan matanya. Mata dengan penglihatan normal mempunyai medan pandang
180 derajad.
2. Definisi Edukasional/ Fungsional
1. Albinisme
2. Amblyopia 12.Penyakit Kornea dan pencangkokan
3. Buta warna kornea
4. Cedera (trauma) dan radiasi 13. Retinitis Pigmentosa (RP)
5. Defisiensi vitamin A – Xerophthalmia 14. Retinopati Diabetika
6. Glaukoma 15. Retinopathy of Prematurity
7. Katarak 16. Sobeknya dan Lepasnya Retina
8. Kelainan mata bawaan 17. Strabismus
9. Myopia (penglihatan dekat) 18. Trakhoma
10. Nistagmus 19. Tumor
11. Ophthalmia Neonatrum 20. Uveitis
C. Pencegahan Terjadinya Ketunanetraan
Upaya memerangi kebutaan yang dapat
dihindari menurut Vision 2020:
01
1. Pencegahan dan pemberantasan
penyakit
2. Pelatihan personel
3. Memperkuat infrastruktur perawatan
Vision 2020 – The Right mata yang ada
4. Penggunaan teknologi yang tepat dan
to Sight
terjangkau
5. Mobilasasi sumber-sumber
3 langkah memerangi kebutaan dan kurang awas:
1. Memperkuat program kesehatan dasar mata
2. Mengembangkan pelayanan terapi dan pembedahan untuk menangani secara efektif
gangguan mata
yang dapat disembuhkan
3. Mendirikan pusat pelayanan optic dan pelayanan bagi penyandang tuna netra
Strategi pencegahan ketunanetraan pada
02 anak
a. Pencegahan Pencegahan berjangkitnya penyakit
primer
1. Prophylaxis
2. Imunisasi
3. Perawatan kehamilan yang tepat
4. Perawatan neonatal
5. Perbaikan gizi
6. Pendidikan
7. Penyuluhan genetika
8. Perundang-undangan
9. Deteksi dan intervensi dini
10. Meningkatkan hygiene dan perawatan kesehatan
KB. 2
Dampak Ketunanetraan terhadap
kehidupan seseorang
A.Proses Penginderaan
Organ pengindraan berfungsi memperoleh inti informasi dari luar diproses dalam
otak.
Hubungan antara ketiga prosesor tersebut dalam diamati pada gambar 4.3 halaman
4.31
Hubungan antara Linguistik,
Nonlinguistik, dan Afektif
B. Latihan Keterampilan Penginderaan
A. Indera Pendengaran
1. Visualisasi
3. Persepsi obyek
Yaitu kemampuan yang memungkinkan individu tunanetra itu
menyadari bahwa suatu benda hadir di sampingnya meskipun tidak
memiliki penglihatannya.
D. Bagaimana Membantu seorang tunanetra
1. Pengembangan Konsep
Konsep adalah simbol atau istilah yang menggambarkan suatu obyek, kejadian, atau keadaan
tertentu.
Seseorang memahami konsep, jika dapat mengenal istilah (simbol)-nya serta mendeskripsikan
apa yang digambarkan oleh istilah (simbol) tersebut. (Sunanto, 2008).
Untuk membentuk suatu konsep diperlukan informasi sensoris (sensory information) dari indra
untuk diolah dan disimpan dalam otak.
Jenis - Jenis Konsep
Teknik alternatif adalah cara khusus (baik dengan ataupun tanpa alat bantu khusus) yang
memanfaatkan indra-indra nonvisual atau sisa indra penglihatan untuk melakukan suatu
kegiatan yang normalnya dilakukan dengan indra penglihatan.
Indra pendengaran dan perabaan merupakan saluran penerima informasi yang paling
efisien sesudah indra penglihatan.
Alat bantu belajar dan alat alat bantu kegiatan sehari-hari dibuat timbul dan bersuara.
Contoh: jam tangan Braille, jam tangan bicara, komputer bicara, meteran timbul, dll.
Catatan tentang Braille
Braille adalah sistem tulisan yang terdiri dari titik-titik timbul yang dimaksudkan untuk memungkinkan
orang tunanetra membaca dengan merabanya menggunakan ujung-ujung jari.
Diciptakan oleh Louis Braille, seorang Perancis yang menjadi tunanetra pada usia 3 tahun, pada awal
abad ke-19. Louis Braille hanya menggunakan 6 titik timbul “domino” sebagai kerangka sistem
tulisannya itu 3 titik ke bawah dan 2 titik ke kanan.
ALAT-ALAT UNTUK MEMBUAT HURUF BRAILLE
3. Keterampilan Sosial Emosional
Arena utama untuk interaksi sosial bagi anak adalah kegiatan bermain
Sehubungan dengan setting tempat bermain, anak tunanetra lebih senang bermain di
dalam ruangan daripada di luar ruangan.
Faktor lainnya adalah densitas sosial, yaitu jumlah anak di tempat tertentu. Anak
tunanetra lebih menyukai tempat degan densitas sosial yang rendah.
Sebagian besar orang tunanetra masih memiliki sisa penglihatan yang fungsional (low vision),
dan banyak yang masih dapat membaca dan menulis menggunakan tulisan biasa dengan
pengaturan 3 aspek yaitu:
• Pencahayaan
• Kacamata
• Magnifikasi eksternal (pembesar tulisan)
Seringkali ketiga teknik dasar tersebut digunakan sekaligus, jika teknik ini digunakan maka
hasilnya akan optimal.
B. Strategi dan Media Pembelajaran
1. Strategi
Berbagai macam strategi pembelajaran didasarkan pada pertimbangan tertentu, antara lain:
a. Berdasarkan pertimbangan pengolah pesan (deduktif dan induktif)
b. Berdasarkan pihak pengolah pesan (ekspositorik dan heuristik).
c. Berdasarkan pertimbangan pengaturan guru
c. Berdasarkan pertimbangan jumlah siswa
d. Berdasarkan interaksi guru dan siswa.
Strategi lainnya yang dapat diterapkan dalam pembelajaran anak tunanetra, yaitu:
a. Strategi individualisasi, menggunakan suatu program menyesuaikan dengen perbedaan individu
b. Strategi kooperatif, strategi pembelajaran yang menekankan unsur gotong royong atau saling
membantu satu sama lain.
c. Strategi modifikasi perilaku, strategi pembelajaran untuk mengubah perilaku siswa ke arah
yang lebih positif.
Permasalahan dalam strategi pembelajaran anak tunanetra terletak pada upaya memodifikasi
lingkungan agar sesuai dengan kondisi siswa dan upaya pemanfaatan indra yang masih
berfungsi untuk mengimbangi kelemahan yang diakibatkan kehilangan penglihatannya.