KB 1
Definisi, Klasifikasi, Penyebab, dan
Cara Pencegahan Terjadinya
Ketunanetraan
Disusun oleh :
1. Pencegahan Primer
2. Pencegahan sekunder
3. Pecegahan tersier
Sepuluh Strategi gangguan-gangguan yang mengakibatkan ketunanetraan
sebagai berikut :
• Prophylaxis
• Penyuluhan genetika
• Imunisasi
• Perundang-undangan
• Perawatan kehamilan yang tepat
• Deteksi dan intervensi dini
• Perawatan neonatal
• Meningkatkan hygiene dan
• Perbaikan gizi
perawatan kesehatan
• pendidikan
KB 2
Outside World
Sendory Perception
Linguistic
Non Linguistic
Effevtive
Memory
LATIHAN KETERAMPILA PENGINDRAAN
1. Indra Pendengaran
• Dengan dilatih, pendengaran juga akan mejadi peka terhadap bunyi-bunyi. Dengan
melatih keterampilan pendengaran tanpa menggunakan indra penglihatan kita akan
dapat menyadari apa yang sedang dilakukan oleh orang-orang disekitar.
• Dengan teknologi, berbagai peralatan dapat dimodifikasi agar dapat memberikan
informasi auditer, misalnya computer, jam tangan, thermometer, dll. Dapat diakses
oleh tunanetra setelah dibuat bersuara.
2. Indra Perabaan
Indra perabaan dapat memberikan informasi yang biasanya kita perole melalui indra
penglihatan.
3. Indra Penciuman
Betapa banyak bahan makanan yang dapat kita kenali melalui indra penciuman.
Misalnya jika kita tidak dapat membedakan Antara kunyit dan jahe melalui perabaan
kenalilah baunya.
3. Keterampilan Sosial/Emosional
Agar efektif dalam interaksi sosial, anak tunanetra perlu memiliki
keterampilan tertentu, seperti keterampilan penggunaan bahasa
non verbal atau bahasa tubuh (body language)
4. Keterampilan Orientasi dan Mobilitas
Kemapuan mobilitas, yaitu keterampilan untuk bergerak secara
leluasa di dalam lingkungannya.
Kemampuan orientasi, yaitu kemampuan untuk memahami
hubungan lokasi antara satu obyek dengan obyek lainnya di dalam
lingkungan (Hill dan Ponder, 1976)
Untuk membantu mobilitas tunanetra alat bantu yang umum
dipergunakan adalah tongkat, anjing penuntun, dan alat elektronik.
5. Keterampilan menggunakan Sisa Penglihatan
Sebagian besar orang tunanetra masih memiliki sisa penglihatan
yang fungsional, dan banyak di antara mereka masih dapat
membaca dan menulis menggunakan tulisan biasa dengan
pengaturan pada satu atau tiga aspek berikut. Pencahayaan,
penggunaan kaca mata, dan magnifikasi (pembesaran tampilan
tulisan).
Alat bantu low vision yang paling efektif adalah cahaya dan
kacamata yang cocok
STARTEGI PEMBELAJARAN TUNANETRA
1 . Alat Peraga
Objek atau situasi sebenarnya, benda asli yang diawetkan, model dua
dimensi, dan model tiga dimensi.
Hal yang harus diperhatikan saat melakukan evaluasi pada anak tunanetra:
1. Soal dalam bentuk huruf Braille, sedangkan untuk siswa low vision
disesuaikan dengan kemampuan penglihatannya.
2. Guru harus bersikap objektif dalam mengevaluasi pencapaian prestasi
belajar siswa tunanetra sesuai dengan kemampuannya.
3. Waktu pelaksanaan tes hendaknya lebih lama karena didasarkan pada
pertimbangan bahwa waktu yang digunakan siswa tunanetra untuk
membaca dan menulis huruf Braille.
THANK YOU
Insert the Subtitle of Your Presentation