UT UPBJJ SEMARANG
NIM : 857738046
1. Jelaskan definisi, penyebab, cara pencegahan terjadinya ketuna netraan serta dampak
ketunanetraan bagi kehidupan seseorang !
JAWAB:
Definisi ketunanetraan
a. Definisi legal
Definisi legal terutama dipergunakan oleh profesi medis untuk menentukan
apakah seseorang berhak memperoleh akses terhadap keuntungan-keuntungan
tertentu sebagai mana diatur oleh peraturan perundang-undangan yang berlaku,
seperti jenis asuransi tertentu, bebas bea transportasi, atau untuk menentukan
perangkat alat bantu yang sesuai dengan kebutuhannya, dsb.
Dalam definisi legal ini, ada dua aspek yang diukur:
1. Ketajaman penglihatan (visual acuity)
2. Medan pandang (visual field).
Cara yang paling umum untuk mengukur ketajaman penglihatan adalah
dengan menggunakan Snellen Chart yang terdiri dari huruf-huruf atau angka-angka
atau gambar-gambar yang disusun berbaris-baris berdasarkan ukuran besarnya
Medan pandang (visual field) adalah luasnya wilayah yang dapat dilihat orang
tanpa menggerakkan matanya. (Dalam beberapa literatur, visual field diterjemahkan
sebagai ”lantang pandang”). Mata dengan penglihatan normal mempunyai medan
pandang 180 derajat. Ini berarti jika anda merentangkan kedua belah lengan anda ke
kiri dan kanan sementara anda melihat ke depan, anda akan dapat melihat tangan kiri
dan tangan kanan anda tanpa harus menoleh. Orang yang medan pandangnya sangat
sempit ibarat melihat melalui sebuah cerobong; dia harus menolehkan wajahnya ke
kiri dan kanan untuk dapat melihat lebih banyak.
b. Definisi edukasional
Secara edukasional, seseorang dikatakan tunanetra apabila untuk kegiatan
pembelajarannya dia memerlukan alat bantu khusus, metode khusus atau teknik-
teknik tertentu sehingga dia dapat belajar tanpa penglihatan atau dengan penglihatan
yang terbatas.
Penyebab Terjadinya Ketunanetraan
a. Albinisme
b. Amblyopia
c. Buta warna
d. Cedera (traumma) dan radiasi
e. Defisiensi vitamin A – xerophthalmia
f. Glaukoma
g. Katarak
h. Kelainan mata bawaan
i. Myopia
j. Nistagmus
k. Ophthalmia neonatorium
l. Penyakit kornea dan pencakokan kornea
m. Retinitis pigmentosa
n. Retinopati diabetika
o. Retinopathi of prematority
p. Sobeknya dan lepasnya retina
q. Strabismus
r. Trakhoma
s. Tumor
t. Uveitis
Cara Pencegahan
a. Prophylaxis: penggunaan prossedur sistematis dan jika perlu penggunaan
medikasi untuk pencegahan primer terhadap suatu gangguan
b. Imunisasi
c. Perawatan kehamilan
d. Peraawatan neonatal
e. Perbaikan gizi
f. Pendidikan masyarakat melalui media masa
g. Penyuluhan genetika
h. Perundang-undangan
i. Deteksi dan intervensi
j. Meningkaykan higiene
2. Uraikan pendidikan yang sesuai dengan siswa tuna netra di sekolah umum dalam setting
pendidikan inklusi !
JAWAB:
Menurut Peratuaran Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia nomor 70 tahun
2009 tentang pendidikan inklusi bagi Peserta Didik yang memiliki Kelaianan dan
memiliki potensi kecerdasan dan atau bakat isitimewa, pendidikan inklusi adalah sistem
penyelenggaraan pendidikan yang memberikan kesempatan kepada semeua peserta didik
yang mewakili kelaianan dan memiliki potensi kecerdasan dan ataubakat istimewa untuk
mengikuti pendidikan atau pembelajaran dalam satu lingkungan pendidikan secara
bersama-sama dengan peserta didik pada umumnya. Agar siswa tuna netra berhasil
dalam belajaranya bersama sama dengan teman-teman sebaya yang awas, sekolah harus
memperhatikan kebutuhan khususnya, terutama terkait dengan ketunanetraannya dan
sekolah harus berusaha memenuhi kebutuhan khusus itu.
5. Jelaskan kebutuhan khusus dan profile pendidikan bagi anak tuna grahita !
JAWAB:
Kebutuhan Khusus
a. Kebutuhan pendidikan
- Jenis mata pelajaran
- Waktu belajar
- Kemampuan bina diri
b. Kebutuhan sosial dan emosi, untuk memwujudkan kebutuhan itu mereka mengalami
kesulitan karena kelainan, dan respon lingkungan yang kurang memahami
keberadaan anak tunagrahuta. Mereka kesulitan dalam membersihkan diri sendiri,
memasuki dunia remaja, mencari kerja, tidak emmahami arti remaja, kebutuhan
seksual mereka berkembang normal.
c. Kebutuhan fisik dan kesehatan
Profil Pendidikan
Tujuan anak tunagrahita
- Dapat mengurus diri dan membina diri
- Dapat bergaul dengan masyarakat
- Dapat mengerjakan sesuatu untuk bekal hidup.
Tempat Pendidikan
- Sekolah khusus
- Disekolah umum dengan sistem integrasi (terpadu)
- Di sekolah biasa dengans sistem inklusi
Ciri Khas Pelayanan
- Ciri-ciri khusus
Bahasa yang digunakan, penempatan anak grahita di dalam kelas ketersediaan
program khusus.
- Prinsip khusus
Prinsip skala perkembangan mental, prinsip kecepatan motorik, prinsip
keperagaan, prinsip pengulangan, prinsi individualisme.
Materi
Materi pelajaran untuk anak tunagrahita harus mengutamakan materi pelajaran yang
memounyai ciri kecepatan motorik atau mengandung undur praktek.
Sistem Pembelajaran
- Strategi pembelajaran yang individualisasikan
- Strategi kooperatif
- Strategi modifikasi tingkah laku
Media
Media pembelajran untuk anak tunagrahita tidak berbeda dengan media yang
digunakan pada pendidikan anak biasa.
Sarana
Saranan belajar pada anak tunagrahita adalah sama dengan sarana yang digunakan
pada pendidikan pada umumnya
Fasiltas pendukung
Fasilitsa pendukung yang ada pada pendidikan anak tunagrahita adalah perlunya alat
terapi bicara, alat permainan, miniatur yang berkaitan dengan pembelajaran.
Evaluasi
- Waktu mengadakan evaluasi
- Alat evaluasi
- Kriteria evaluasi
- Pencatatan hasil evaluasi