Anda di halaman 1dari 35

Modul 4

Pendidikan Anak
Tunanetra
Kelompok 3
09. Resna Septiani Putri
10. Rian Puspita
11. Rika Hartati
12. Rinda Ismadella
Kb
1
Definisi, Klasifikasi, Penyebab, dan
Cara Pencegahan Terjadinya
Ketunanetraan
Definisi dan Klasifikasi Tunanetra
Definisi legal berdasarkan Peraturan Perundang
Undangan
Digunakan pada profesi Medis untuk menentukan apakah seseorang
berhak memperoleh akses keuntungan tertentu

Definisi Edukasional/Fungsional berdasarkan pada


tujuan pendidikan
Secara edukasional, seseorang dikatakan tunanetra apabila untuk kegiatan
pembelajaran dia memerlukan alat bantu khusus, metode khusus atau teknik
Penyebab Terjadinya Tunanetra
1. 2. 3. Buta 4. Cidera (trauma) dan
Albinisme Amblyopia Warna radiasi
5. Defisiensi
6. 8. Kelainan mata
vitamin A 7. Katarak
Glaukoma bawaan
xerophthalmia
12. Penyakit kornea
9. Myopia 10. 11. Ophtalmia
Neonatorum dan Pencangkokan
(Penglihatan dekat) Nistaqmus
kornea
15. Retinopati of
13. Retinitis 14. Retinopati
Prematurity
Pigmentosa Diabetika
(ROP)
16. Sobeknya dan 17. 18.
Amblyopia Trakhoma
19. Tumor 20. Uveiti
lepasnya Retina
Pencegahan terjadinya ketunanetraan
Upaya WHO untuk menghindari kebutaan dapat dilakukan dengan :
•Memperkuat program kesehatan dasar mata
•Mengembangkan pelayanan terapi dan pembedahan untuk menangani gangguan mata yang dapat
disembuhkan
•Mendirikan pusat pelayanan optik dan pelayanan penyandang tunanetra

Strategi pencegahan terhadap ketunanetraan:


•Pencegahan primer
•Pencegahan sekunder
•Pencegahan tersier
Adapun 10 Strategi utama mencegah ketunanetraan yaitu:

1.Penggunaan prosedur yang sistematis


2.Pemberian imunisasi
3.Perawatan kehamilan yg tepat
4.Perawatan bayi yg baru lahir
5.Perbaikan gizi
6.Pendidikan kpd masyarakat
7.Penyuluhan genetika
8.Perundang undangan
9.Deteksi dini
10.Meningkatkan higinis dan perawatan kesehatan
Kb 2
Dampak Ketunanetraan terhadap
Kehidupan Seorang Individu
Proses
Penginderaan
Organ pengindraan berfungsi
memperoleh informasi dari luar diproses
dalam otak.

Semua informasi yang akan diproses


diotak melewati 3 prosesor dalam bentuk:
● Linguistik
● Afektif
● Non linguistic
Latihan keterampilan pengindraan

Indra Pendengaran
Pengembangan ketrampilan mendengarkan secara bertahab akan membantu anda sadar
pola perilaku tetangga anda dan kegiatan rutin mereka.

Indra Perabaan
Anak tunanetra perlu dikenalkan indera peraba sehingga ia dapat mengenal berbagai
bentuk benda.

Indra Penciuman
Latihlah anak untuk membedakan barang, makanan, minuman
dari baunya agar dapat diketahui barang/benda
dihadapannya.
Visualisasi, Ingatan Kinestetik dan Persepsi
Obyek

Persepsi Obyek

Suatu kemampuan yang


individu tunanetra mendapatkan Ingatan yang berkaitan tentang
kesadaran gerak otot yang dihasilkan memungkinkan individu
kenyamanan dalam
lingkungannya dan membantu oleh interaksi antara indra peraba, tunanetra menyadari bahwa
mereka bergerak dengan cara propriosepsi dan keseimbangan yang suatu benda hadir di
menggunakan ingatan visual atau dikontrol oleh sistem vistebular yang sampingnya atau dihadapannya
disebut peta mental). berpusat di bagian atas dari telinga meskipun mereka tidak bisa
bagian dalam melihatnya
Bagaimana cara membantu seorang tunanetra
Kb 3
Pendidikan Bagi Siswa Tunanetra di
Sekolah Umum dalam Setting
Pendidikan Inklusif
Kebutuhan khusus
pendidikan siswa
tunanetra
Strategi dan Media pembelajaran

Strategi yang dapat diterapkan dalam


pembelajaran anak tunanetra:
•Strategi Individualisasi
Macam-macam strategi pembelajaran berdasarkan •Strategi Kooperatif
pertimbangan tertentu : •Strategi Modifikasi
•Berdasarkan pertimbangan pengolahan pesan
•Berdasarkan pihak pengolah pesan
•Berdasarkan pertimbangan pengaturan guru
•Berdasarkan pertimbangan jumlah siswa Prinsip-prinsip dasar dalam pembelajaran
•Berdasarkan interaksi guru dan siswa anak tunanerta yaitu:
•Prinsip Individual
•Prinsip Kekongritan
•Prinsip Totalitas
Prinsip Aktifitas Mandiri
Strategi dan Media pembelajaran

Media pembelajaran
Jenis-jenis alat peraga dan alat bantu pembelajaran yang digunakan dalam
proses pembelajaran anak tunanetra :
Fungsi media pembelajaran dapat dibedakan •Alat peraga
menjadi 2 kelompok sebagai berikut : Objek atau situasi yang sebenarnya
•Media yang berfungsi untuk memperjelas Benda asli yang diawetkan
Tiruan (model), model tiga dimensi dan dua dimension
penanaman konsep
•Alat bantu pembelajaran untuk kebutuhan pendidikan anak tunanetra:
•Media yang berfungsi untuk membantu kelancaran
Alat bantu untuk baca-tulis
proses pembelajaran itu sendiri.
Alat bantu untuk membaca
Alat bantu berhitung
Alat bantu audio
Evaluasi Pembelajaran

Kegiatan evaluasi dapat


Evaluasi pembelajaran adalah proses
mengumpulkan, menganalisis dan
dilaksanakan melalui :
menginterprestasi informasi secara sistematis 1. Tes lisan
untuk menetapkan ketercapaian tujuan 2. Tes tertulis
pembelajaran. 3. Tes perbuatan
Evaluasi terhadap pencapaian hasil belajar pada
siswa tunanetra, pada dasarnya sama dengan yang
dilakukan terhadap siswa awas, namun ada sedikit
perbedaan yang menyangkut materi/soal dan
teknik pelaksanaannya.
Modul 5
Pendidikan Anak Tunarungu
dan Anak dengan Gangguan
Komunikasi
Kb
1
Definisi, Klasifikasi, Penyebab, dan
Cara Pencegahan Terjadinya
Tunarungu dan Gangguan
Komunikasi
A.Definisi dan Klasifikasi Tunarungu
1. Definisi Tunarungu
Istilah tunarungu digunakan untuk orang yang mengalami gangguan pendengaran yang
mencakup tuli dan kurang dengar. Orang yang tuli adalah orang yang mengalami
kehilangan pendengaran (lebih dari 70 dB) yang mengakibatkan kesulitan dalam
memproses informasi bahasa melalui pendengarannya sehingga ia tidak dapat memahami
pembicaraan orang lain baik dengan memakai maupun tidak memakai alat bantu dengar.
Sedangkan orang yang kurang dengar adalah orang yang mengalami kehilangan
pendengaran (sekitar 27 sampai 69 dB) yang biasanya dengan menggunakan alat bantu
dengar, sisa pendengarannya memungkinkan untuk memproses informasi bahasa sehingga
dapat memahami pembicaraan orang lain.
2. Klasifikasi
Tunarungu
a. Berdasarkan tingkat kehilangan pendengaran :
1. Tunarungu Ringan (Mild Hearing Loss)
2. Tunarungu Sedang (Moderate Hearing Loss)
3. Tunarungu Agak Berat (Moderately Severe Hearing Loss)
4. Tunarungu Berat (Severe Hearing Loss)
5. Tunarungu Berat Sekali (Profound Hearing Loss)
b. Berdasarkan saat terjadinya :
1. Ketunarungan Prabahasa (Prelingual Deafiness)
2. Ketunarungan Pasca Bahasa (Post Lingual Deafiness)

c. Beradasarkan letak gangguan pendengaran secara anatomis :


1. Ketunarungan Tipe Konduktif
2. Ketunarungan Tipe Sensorineural
3. Ketunarungan Tipe Campuran
d. Berdasarkan etiologi atau asal usulnya :
1. Tunarungu Endogen
2. Tunarungu Eksogen
B. Penyebab Terjadinya Tunarungu

a. Penyebab Tunarungu Tipe Konduktif :


1. Kerusakan/gangguan yang terjadi pada telinga luar
2. Kerusakan/gangguan yang terjadi pada telinga tengah

b. Penyebab Terjadinya Tunarungu Tipe Sensorinueral


1. Disebabkan oleh faktor genetik (Keturunan)
2. Disebabkan oleh faktor non genetik
C. Cara Pencegahan Terjadinya Tunarungu

1. Upaya yang dapat dilakukan pada saat sebelum nikah


2. Upaya yang dapat dilakukan pada waktu hamil
3. Upaya yang dapat dilakukan pada melahirkan
4. Upaya yang dapat dilakukan pada masa setelah lahir
D. Definisi Gangguan Komunikasi

Komunikasi merupakan suatu aktivitas atau peristiwa


penyampaian pikiran maupun perasaan, dari seseorang
kepada orang lain, melalui sistem simbol yang dapat
dimaknai bersama, seperti simbol bunyi bahasa, tulisan,
serta melalui isyarat atau simbol lainnya.
E. Klasifikasi Gangguan Komunikasi
a. Gangguan Bicara :
1. Gangguan Artikulasi
2. Gangguan Kelancaran
3. Gangguan Suara
4. Gangguan Bicara
b. Gangguan Bahasa :
1. Gangguan dalam bentuk bahasa
2. Gangguan isi bahasa
3. Gangguan fungsi bahasa
4. Aphasia
F. Penyebab Gangguan Komunikasi

Kehilangan
Kelainan Organ Bicara Gangguan Emosi
Pendengaran

Keterlambatan
Mental Retardasi Kerusakan Otak
Perkembangan

Lingkungan
Kb 2
Dampak Tuna Rungu dan Gangguan
Komunikasi Bagi Perkembangan
Anak
A. Dampak Tunarungu Bagi Anak

1. Dampak Tunarungu Terhadap Perkembangan


Bicara dan Bahasa
2. Dampak Tunarungu Terhadap Kemampuan
Akademis
3. Dampak Tunarungu Terhadap Aspek Sosial-
Emosional
4. Dampak Tunarungu Terhadap Aspek Fisik dan
Kesehatan
B. DAMPAK GANGGUAN
KOMUNIKASIH BAGI ANAK

1. Hambatan dalam berinteraksi sosial


2. Hambatan dalam pengembangan
kemampuan akademik
Kb 3
Kebutuhan Khusus dan Profil
Pendidikan Anak Tunarungu dan
Anak dengan Gangguan
Komunikasi
A. KEBUTUHAN KHUSUS ANAK TUNARUNGU DAN ANAK DENGAN
GANGGUAN KOMUNIKASIH :

1. Kebutuhan Khusus Anak Tunarungu


2. Kebutuhan Khusus Anak dengan Gangguan Komunikasih.

B. PROFIL PENDIDIKAN KHUSUS BAGI ANAK TUNARUNGU

3. Sistem Pendidikan bagi Anak Tunarungu


a. Sistem pendidikan segregasi ( Sekolah Khusus, Sekolah Dasar Luar
Biasa, Kelas jauh atau Kelas Kunjung )

b. Sistem Pendidikan Integrasi ( sistem ini membawa suasana


keterpaduan antara anak tunarungu dengan anak mendenger baik
dalam belajar maupun bermain )
C.Sistem Pendidikan Inklusif ( sistem ini memberikan
pendidikan bagi siswa tunarungu untuk belajar bersama
dengan siswa mendengar di seolah reguler)

2. Metode Komunikasih (oral atau lisan, isyarat dan


komunikasih total )
3. Prinsisp Pembelajaran siswa tunarungu
4. Strategi Pembelajaran
5. Media Pembelajaran
6. Fasilitas Pendukung
7. Penilaian
C. PROFIL PENDIDIKAN ANAK
DENGAN GANGGUAN
KOMUNIKASIH :

1. Kerjasama dengan Tenaga Ahli


2. Kerja Sama dengan Orang Tua
3. Kerja sama dengan Teman Sebaya
4. Intervensi Gangguan Artikulasi
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai