Terbagi menjadi
Ketunanetraan
Kurang awas
(low vision) atau
tunanetra ringan
Menurut Mason & McCall, 1999, kasus Menurut Gsianturi, 2004, di Indonesia
kebutaan yang disebabkan oleh kondisi penyebab utama kebutaan adalah
kelainan genetis bawaan, retinopathy of katarak, glaucoma, kelainan refraksi,
prematurity atau kerusakan jalur penyakit kornea, retinda dan kekurangan
penglihatan, relative kecil proporsinya. vitamin A.
Penyebab
Terjadinya
Ketunanetraan
Ketunanetraan dapat disebabkan karena bersifat genetic atau berkaitan dengan lingkungan.
Ketunanetraan dapat terjadi sebelum kelahiran dan pada masa anak-anak hingga masa
dewasa.
Beberapa kondisi umum yang dapat menyebabkan ketunanetraan, yang
diurut secara alfabetis :
• Ophthalmia Neonatrum
• Albinisme • Penyakit kornea dan pencangkokan
• Amblyopa kornea
• Buta warna • Renitis Pigmentosa (RP)
• Cedera (trauma) dan radiasi • Retinopati Diabetika
• Defisiensi vitamin A – Xerophthalmia • Retinopathy of Prematurity
• Glaukoma • Sobek dan lepasnya retina
• Katarak • Strabismus
• Kelainan mata bawaan • Trakhoma
• Myopia (penglihatan dekat) • Tumor
• Nistagmus • Uveitis
PENCEGAHAN TERJADINYA
KETUNANETRAAN
05 Mobilisasi sumber-sumber
Strategi WHO Untuk Memerangi Kebutaan Dan
Kurang Awas
Pencegahan
primer
Pencegahan
sekunder
Pencegahan
tersier
Prophylaxis
Imunisasi
Perawatan neonatal
Perbaikan gizi
Perang Modern melawan
ketunanetraan
Pendidikan
Penyuluhan genetika
Perundang-undangan
Pertama : Kedua :
Orang banyak percaya bila Secara otomatis orang tunanetra akan
seseorang kehilangan indera mengembangkan indra ke-6 untuk
pengelihatannya maka hilang pula menggantikan fungsi indra
persepsinya. pengelihatan.
Pengelihatan sebagai sumber Orang tunanetra dapat belajar
utama informasi, apabila sumber menggunakan indra-indra lain
utama informasi tersebut dengan cara berbeda yang
berkurang maka sumber-sumber digunakan orang awas pada
lain menjadi lebih dihargai dan umumnya sehingga mereka dapat
keterampilan informasi nonvisual meningkatkan informasi yang
terasah (Brenda Houlton Aikin, diperolehnya untuk dapat berfungsi
2001) secara memadai di dunia awas.
A. Proses Pengindraan
Informasi yang dipresepsi melalui organ-organ pengindraan melewati 3 prosesor
yang dikodekan dalam bentuk Linguistik, Non Linguistik, dan afektif.
Linguistic
Outside Sensory Non
World perception Memory
Lingusitic
Affective
Indra
Pendengaran
Indra
Perabaan
1. Visualisasi
Salah satu cara tunanetra untuk mendapatkan kenyamanan di dalam lingkungannya dan
membantunya bergerak secara mandiri
2. Ingatan Kinestetik
Ingatan kinestetik hanya terbentuk sesudah orang melakukang erakan yang sama di
daerah yang sama secara berulang-ulang.
f. Melewati Tangga : Katakan ada tangga, Kita harus berada 1 tangga di depan dia.
g. Melangkahi lubang : katakana kepadanya akan melangkahi lubang, kita melangkah
terlebih dahulu agar dapat memperkirakan seberapa jauh dia harus melangkah.
h. Duduk di kursi : Rabakanlah tangannya ke sandaran kursi sehingga dia dapat mencari
sendiri tempat duduknya.
i. Naik Ke Dalam Mobil : Rabakanlah tangannya ke handle pintu mobil. Jika pintu sudah
terbuka rabakanlah tangannta ke tepi atap mobil.
2. Cara Mengorientasikan
Jelaskan scara spesifik ketika kita menunjukan waktu, tempat dan arah.
03
Pendidikan Bagi Siswa Tunanetra
di Sekolah Umum dalam Setting
Pendidikan
Menurut Peraturan Mentri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No 70 Tahun 2009
Tentang Pendidikan inklusif
Pendidikan Inklusif adalah sisitem penyelenggaraan Pendidikan yang memeberikan
kesemppatan kepada semua peserta didik yang memiliki kelainan dan memiliki potensi
kecerdasan dan/atau bakat istimewa untuk mengikuti Pendidikan atau pembelajaran
dalam satu lingkungan Pendidikan secara Bersama-sama dengan peserta didik pada
umumnya.
Kebutuhan khusus Pendidikan siswa
Tunanetra
Kehilangan penglihatan
Konsep adalah symbol atau Teknik alternatif adalah cara khusus ( baik dengan
istilah yang menggambarkan ataupun tanpa alat bantu khusus ) yang
suatu objek, kejadian, atau memanfaatkan indra-indra nonvisual atau sisa indra
keadaan tertentu penglihatan untuk melakukan suatu kegiatan yang
normalnya dilakukan dengan indra penglihatan
Contoh braille yang merupakan sistem tulisan yang
terdiri dari titik-titik timbul dimaksudkan untuk
membantu tunanetra membaca dengan merabanya
menggunakan ujung-ujung jari.
Bidang kurikulum yang membutuhkan strategi khusus
Konsep adalah symbol atau Teknik alternatif adalah cara khusus ( baik dengan
istilah yang menggambarkan ataupun tanpa alat bantu khusus ) yang
suatu objek, kejadian, atau memanfaatkan indra-indra nonvisual atau sisa indra
keadaan tertentu penglihatan untuk melakukan suatu kegiatan yang
normalnya dilakukan dengan indra penglihatan
Contoh braille yang merupakan sistem tulisan yang
terdiri dari titik-titik timbul dimaksudkan untuk
membantu tunanetra membaca dengan merabanya
menggunakan ujung-ujung jari.
Bidang kurikulum yang membutuhkan strategi khusus
Tiruan(model)
Ekpositorik dan
heuristic
Alat bantu baca tulis
Strategi Alat bantu
pembelajaran pembelajaran
seorang guru Alat bantu membaca
dan beregu
Klasikal,
Alat bantu berhitung
kelompok kecil
dan individual
Alat bantu Audio
Tatap muka dan
melaui media
Evaluasi Pembelajaran
Evaluasi terhadap pencapaian hasil belajar pada siswa tunanetra,
pada dasarnya sam dengan yang dilakukan terhadap siswa awas,
namun ada sedikit perbedaan yang menyangkut materi/soal dan
Teknik pelaksanaan tes.
Materi tes atau pertanyaan yang diberikan kepada siswa tunanetra
tidak mengandung unsur-unsur visual.
Kegiatan evaluasi dapat dilaksanakan melalui tes lisan, tertulis dan
perbuatan.
Ada beberapa yang harus diperhatikan dalam pelaksanaan tes
tulis
14:3
0
Waktu pelaksanaan tes bagi siswa tunanetra hendaknya
lebih lama dibandingkan dengan pelaksanaan tes untuk
siswa awas.
CREDITS: This template has been created by Slidesgo, and includes
icons by Flaticon, infographics & images by Freepik and content by
Eliana Delacour