PENDIDIKAN ANAK
TUNANETRA
Oleh Kelompok 4:
1.Sumiati 858817176
2.Desita Ekasari 858817406
3.Wiji Setiyawati 858817531
KEGIATAN BELAJAR I
1. Indra Pendengaran
Indra pendengaran dapat dilatih dengan cara menutup mata selama satu hari dan tinggal
dirumah sepanjang hari, sehingga tidak ada informasi visual yang diperoleh, melainkan
hanya informasi auditer yang disengar dari lingkungan sekitar. Indra pendengaran dapat
memberikan informasi tentang kemajuan hari. Pelatihan indra pendengaran juga secara
bertahap akan membuat kita terbiasa dengan pola perilaku tetangga. Dengan dilatih,
pendengaran juga akan menjadi peka terhadap bunyi-bunyi kecil disekitar. Dari bunyinya
kita dapat memperkirakan apa yang sedang dilakukan oleh orang disekitar kita. Dengan
sedikit imaginasi dan kreativitan kita dapat memanfaatkan indra oendengaran untuk
memberikan informasi yang tidak dapat diperoleh dengan cara visual.
2. Indra perabaan
Kontak Pertama
Setelah (atau sambil) mengkomunikasikan tawaran anda untuk menuntun,
sentuhkanlah punggung tangan anda ke punggung tangannya. Ini dimaksudkan agar
orang tunanetra dapat mengetahui dengan pasti bagian lengan anda yang harus
dipegangnya sebagai tumpuan tuntunan.
Cara Memegang
Bukan anda yang memegang orang tunanetra yang anda tuntun itu, melainkan dia yang
memegang lengan anda pada bagian di atas sikut, dengan empat jarinya berada di
bagian dalam dan ibu jarinya di bagian luar lengan anda. Pegangan harus cukup kokoh
tetapi seringan mungkin sehingga tidak terasa mengikat. Di sebelah kiri atau
sebelah kanan? Tergantung kesukaan dan kebiasaan.
• Posisi Pegangan
Pada saat berjalan, lengan anda harus tetap lemas. Lengannya juga lemas,
sikutnya bengkok membentuk sudut 90 derajat, berjalan di samping anda
setengah langkah di belakang. Dengan demikian, dia akan merasakan gerakan
jalan anda: cepat/lambat, naik/turun, belok/lurus, dsb.
• Jalan Sempit
Bila berjalan melalui jalan sempit seperti jalan di antara baris-baris kursi, pintu,
pematang, dsb., yang tidak cukup dilalui dua orang yang berjalan berdampingan,
tariklah lengan anda ke arah belakang punggung anda. Dia akan merespon dengan
meluruskan lengannya sehingga akan berjalan satu langkah di belakang anda.
Adalah penting bahwa lengannya tetap lurus selama berjalan seperti ini agar dia
tidak menyandung kaki anda. Bila jalan sempit itu telah terlampau, kembalikanlah
lengan anda ke posisi normal (di samping), maka dia pun akan merespon dengan
kembali ke posisi semula.
• Melewati Tangga
Berhentilah sejenak pada saat anda tiba di awal tangga. Katakan kepadanya apakah
tangga itu naik atau turun. Anda harus selalu berada satu anak tangga di depan.
Berhenti sejenak lagi pada saat anda sudah tiba di akhir tangga untuk
mengkomunikasikan kepadanya bahwa dia akan melewati anak tangga terakhir.
• Melangkahi Lubang
Anda harus selalu mengatakan kepadanya bila akan melangkahi lubang.
Berhenti sejenak sebelum melangkah, dan anda harus melangkah lebih
dulu agar dia dapat memperkirakan seberapa jauh dia harus melangkah.
• Duduk di Kursi
Untuk mempersilakannya duduk, rabakanlah tangannya ke sandaran atau
tangan kursi, maka selanjutnya dia dapat mencari sendiri tempat
duduknya. Jangan berusaha memposisikan pantatnya ke tempat duduk itu.
Saat ini sebagian besar siswa Tunanetra di Indonesia belajar di sekolah khusus bagi
tunanetra yang disebut Sekolah Luar Biasa Bagian A (SLB A). Namun kini semakin banyak
siswa tunanetra yang belajar di sekolah umum dalam setting pendidikan inklusif. Menurut
peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 70 Tahun 2009
Tentang Pendidikan Inklusif adalah “sistem penyelenggaraan pendidikan yang memberikan
kesempatan kepada semua peserta didik yang memiliki potensi kecerdasan dan/atau bakat
istimewa untuk secara bersama-sama dengan peserta didik pada umumnnya.
Tujuan pendidikan bagi anak tunanetra antara lain mencakup mampu berkomunikasi
secara efektif, memiliki kompetensi sosial, mampu bekerja, dan memiliki kepribadian.
3. keterampilan sosial/emosional
Hasil penelitian menunjukkan anak tunanetra menghadapi banyak
tantangan dalam interaksi sosial dengan teman sebayanya yang
awas.sehingga membutuhkan bantuan khusus untuk mengatasi kesulitannya
dalam memperoleh keterampilan sosial untuk menunjukkan ekspresi wajah
yang tepat, menggelengkan kepala,melambaikan tangan,dan bentuk bahasa
tubuh lainnya.
4. Keterampilan orientasi dan mobilitas.
Keterampilan mobilitas, sangat terkait dengan kemampuan orientasi,
yaitu kemampuan untuk bergerak secara leluasa didalam lingkungannya.
Untuk membantu mobilitas ,alat bantu tunanetra di Indonesia adalah
tongkat.
1. Strategi pembelajaran,
a. Pengolahan pesan yaitu secara deduktif dan induktif
b. Pihak pengolah pesan, yaotu ekpositorik dan heuristik
c. Pertimbangan pengaturan guru, pembelajaran dengan
seorang guru dan beregu
d. Pertimbangan jumlah siswa, strategi pembelajaran
klasikal, kelompok kecil, dan individual
e. Interaksi guru dan siswa , tatap muka dan melalui media
2. Media Pembelajaran
Alat peraga dan alat bantu pembelajaran
C. Evaluasi Pembelajaran
Hal-hal yang perlu diperhatikan:
1. Soal yang diberikan hendaknya bentuk huruf braille
2. Objektif dalam mengevaluasi
3. Hendaknya diberi waktu lebih lama dari siswa yang
awas.
Terima Kasih