Anda di halaman 1dari 30

PENGANTAR PENDIDIKAN ANAK

BERKEBUTUHAN KHUSUS

Kelompok 5
Nama anggota :
1. Irma Sulistiyanti
2. Fitri Hasanah
3. Atikah
4. Liana Dewi Herliani
PENDIDIKAN ANAK TUNANETRA

KB 1. Definisi, Klasifikasi, Penyebab, dan Cara Pencegahan Terjadinya


Ketunanetraan

Definisi dan Klasifikasi Tunanetra

Seorang tunanetra adalah mereka yang tidak memiliki


penglihatan sama sekali (buta total) hingga mereka yang
masih memiliki sisa penglihatan, tetapi tidak mampu
menggunakan penglihatannya untuk membaca tulisan biasa
berukuran 12poin dalam keadaan cahaya normal meskipun
dibantu dengan kaca mata (kurang awas)
Jenis definisi sehubungan dengan
kehilangan penglihatan, yakni sebagai
berikut :
1. Definisi Legal (definisi berdasarkan peraturan
perundang-undangan)

Definisi legal dipergunakan oleh profesi medis


untuk menentukan apakah seseorang berhak
memperoleh akses terhadap keuntungan-keuntungan
tertentu sebagaimana diatur oleh peraturan
perundang-undanganyang berlaku.
2. Definisi edukasional
Definisi edukasional untuk tujuan pendidikan atau
definisi fungsional, yaitu yang difokuskan pada
seberapa banyak sisa penglihatan seseorang dapat
bermanfaat untuk sehari-hari. Secara edukasional,
seseorang dikatakan tunanetra apabila untuk kegiatan
pembelajarannya dia memerlukan alat bantu khusus,
metode khusus atau teknik-teknik tertentu sehingga
dia dapat belajar tanpa penglihatan atau dengan
penglihatan yang terbatas.
Penyebab Terjadinya Ketunanetraan
Sebab-sebab ketunanetraan itu kompleks, bervariasi,
dan selalu berubah-ubah. Sebagaimana halnya
dengan kecacatan lainnya, sebab ketunanetraan dapat
bersifat genetik atau berkaitan dengan lingkungan.
Dapat terjadi sebelum kelahiran, pada saat kelahiran,
sesudah kelahiran dan pada masa kanak-kanak
hingga dewasa.
Berikut ini beberapa kondisi yang dapat
menyebabkan ketunanetraan
1. Albinisme
kondisi yang herediter dimana terdapat kekurangan pigmen pada
sebagian atau seluruh tubuh

2. Amblyopia
penglihatan yang buruk yang tidak diakibatkan oleh suatu penyakit.
Kondisi ini bersifat bawaan, artinya sudah ada sejak lahir

3. Buta warna
pada umumnya kebutaan warna ini mengenai kedua belah mata,
sering kali berupa hilangnya persepsi terhadap satu atau dua warna
dasar atau buta warna total sehingga pengidapnya hanya melihat
dalam keadaan hitam dan putih.
4. Cedera (trauma) dan Radiasi
Cedera pada satu bola mata dapat mengakibatkan adanya gejala-gejala
patologis pada mata yang disebelah.

5. Defisiensi Vitamin A-Xerophthalmia


Defisiensi Vitamin A-Xerophthalmia penyebab utama ketunanetraan dan
dapat mempengaruhi fungsi organ-organ lainnya selain mata.

6. Glaukoma, cairan bening didalam mata tidak mengalir keluar,


sehingga tekanan yang berlebihan terjadi didalam bola mata.

7. Katarak, kekeruhan atau keburaman pada lensa mata sehingga


menghambat masuknya cahaya kedalam mata.

8. Kelainan mata bawaan (sudah ada sejak lahir)

9. Myopia (penglihatan dekat), terjadi apabila bola mata lebih panjang


daripada yang normal.
10. Nistagmus, gerakan-gerakan otot mata yang menghentak-
hentak secara tak sadar dan terjadi terus menerus.

11. Ophthalmia Neonatorum, peradangan pada mata bayi baru


lahir.

12. Penyakit kornea dan pencangkokan kornea, kaburnya


penglihatan atau kebutaan permaan

13. Retinitis Pigmentosa(RP), kelainan herediter, dengan pola


pewarisandan perkembangan yang bervariasi.

14. Retinopati Diabetika, diabetes jangka panjang


mengakibatkan perubahan didalam pembuluh-pembuluh
darah halus pada retina.
15. Retinopathy of prematurity

16. Sobek dan lepasnya retina

17. Strabismus, kondisi ini lebih dikenal dengan dengan sebutan ‘’mata
juling’’

18. Trakhoma, penyakit yang menular yang disebabkan oleh sejenis virus
yang menyerang kelopak mata dan kornea.

19. Tumor

20. Uveitis
C. Pencegahan Terjadinya Ketunanetraan
Tiga langkah strategi untuk memerangi kebutaan dan kurang
awas, yaitu: Memperkuat program kesehatan dasar mata,
penanganan secara efektif terhadap gangguan mata yang dapat
disembuhkan, serta mendirikan pusat pelayanan optik dan
pelayanan bagi penyandang tunanetra.
Disamping itu, ada strategi untuk mencegah ketunanetraan
pada anak, yaitu:1. Pencegahan berjangkitnya penyakit2.
Pencegahan timbulnya komplikasi yang mengancam
penglihatan bila penyakit telah berjangkit3. Meminimalisasi
ketunanetraan yang di akibatkan oleh penyakit atau cedera
yang telah di alami.
KB2
Dampak Ketunanetraan Terhadap Kehidupan
Seorang Individu

Terdapat 2 mispersepsi yang saling bertentangan


dikalangan masyarakat awam tentang keadaan yang
mungkin terbentuk bila orang kehilangan indra
penglihatannya.pertama, banyak orang percaya bahwa
bila orang keehilangan penglihatannya maka hilang
pulalah semua persepsinya. Kedua, mispersepsi bahwa
secara otomatis orang tunanetra akan mengembangkan
indra ke 6 untuk menggantikan fungsi indra
penglihatannya.
A. Proses Pengindraan
Organ-organ pengindraan berfungsi
memperoleh informasi dari lingkungan
dan mengirimkannya ke otak untuk di
proses,disimpan,dan ditindak lanjuti.
Semua informasi yang dipersepsi melalui
organ-organ pengindraan itu melewati tiga
prosesor dan dikodekan dalam bentuk
linguistik, nonlinguistik,atau afektif.
B. Latihan Keterampilan Pengindraan
1. Indra Pendengaran
Pengembangan keterampilan mendengar
dengan banyak dilatih akan menjadi peka
terhadap bunyi-bunyi kecil,seperti tetesan
air dari keran bocor,desis kompor gas dan
lain sebagainya. Dengan teknologi, berbagai
peralatan dapat dimodifikasi agar
memberikan informasi auditer. Misalnya
komputer, jam tangan, dan lainnya yang
dapat diakses oleh tunanetra setelah dibuat
saudara
2. Indra Perabaan
Indra peraba tidak terbatas pada tangan
saja. Arus udara yang menerpa wajah anda
dapat menginformasikan bahwa pintu atau
jendela telah dibiarkan terbuka. Kaki anda
dapat belajar mendeteksi perbedaan antara
karpet, tikar, dan permukaan lantai, anatar
jalan aspal dengan tanah dan lumpur.
3. Indra Penciuman
Indra penciuman juga harus
dikembangkan. Lihatlah betapa banyaknta
bahan makanan yang dapat anda kenali
melalui indra penciuman . Misalnya, jika
anda tidak dapat membedakan kunyit dan
ajhe melalui perabaan, kenalilah baunya.
4. Sisa indra pengliahatan
Sebagai orang yang dikategorikan sebagai
tunanetra yang masih punya sisa
pengliahatan atau individu low vision
harus dapat mengamati kondisi matanya
untuk menentukan kekuatan dan
kelemahan dirinya sendiri.
C. VISUALISASI, INGATAN
KINESTIK, DAN PERSEPSI OBYEK
1. Visualisasi
cara lain bagi individu tunanetra utnuk
mendapat kenyamanan didalam
lingkungannya dan membantunya bergerak
secara mandiri adalah dengan menggunakan
I
ngatan visual (visual memory) atau
visualisai
(peta mental).
2. Ingatan Kinestik
Adalah ingatan tercepatan, tentang
kesadaran gerak otot yang dihasilkan oleh
interaksi antara indra perabaan ( tactile),
propriosepsi dan keseimbangan ( yang
dikontrol oleh sistem vestibular, yang
berpusat di bagian atas dari telinga bagian
dalam . Sistem ini peka terhadap percepatan,
posisi, dan gerakan kepala).
3. Persepsi Obyek (object Perception)
Suatu kemapuan yang memungkinkan
individu tuunanetra itu menyadari bahwa
suatu benda hadir disampingnya atau
dihadapannya meskipun dia tidak memiliki
penglihatan sama sekali dan tidak
menyentuh benda itu.
D. BAGAIMANA CARA MEMBANTU
TUNANETRA
1. Cara menuntun orang tunanetra
a) Kontak pertama : sentuhlah punggung tangan anda ke punggungnya
b) Cara Memegang : Dia yang memegang lengan anda pada bagian diatas
sikut.
c) Posisi pegangan : lengan harus tetap lemas, sikut bengkok membentuk
90 derajat, berjalan disamping anda setengah langkah dibelakang
d) Jalan sempit : Tarik lengan anda ke arah belakang punggung anda. Dia
akan merespon dengan meluruskan lengannya.
e) Membuka/menutup pintu : Berjalan disebelah engsel
f) Melewati tangga : Anda harus selalu berada satu anak tangga didepan
g) Melangkahi lubang : Anda harus melangkah terlebih dahulu.
h) Duduk di kursi : Rabakanlah tangannya ke sandaran atau tangan kursi
i) Naik ke dalam mobil : Rabakanlah tangannya ke handle pintu, dan jika
membuka, rabakanlah ke tepi atap mobil
KB 3
pendidikan bagi siswa Tunanetra disekolah
Umum dalam setting pendidikan inklusif

 Agar siswa tuananetra dapat berhasil dalam belajarnya


bersam-sama dengan teman-teman sebayanya yang
awas, sekolah harus memperhatikan kebutuhan
khsususnya,terutama yang terkait dengan ketunanetraan
A. Kebutuhan khusus pendidikan siswa
tunanetra
1) Kehilangan penglihatan dapat emngakibatkan terlambatnya
perkembangan konsep yang apabila tidak mendapat
intervensi yang efektif, terdampak buruk.
2) Siswa tunanetra harus belajar melalui media alternatif,
menggunakan indra-indra lain.
3) Iswa tuanetra sering memerlukan pengajaran individual
4) Siswa tunanetra sering membutuhkan keterampilan-
keterampilan khusus
5) Siswa tunanetra terbatas dalam memperoleh informasi
melalui belajar secara insidental karena merekasering tidak
menyadari adanya kegiatan-kegiatan kecil
1. Pengembangan konsep
Konsep tubuh mencakup kemampuan untuk
mengidentifikasi atau mengenali bagian-
bagian tubuh serta mengetahui
lokasi ,gerakan,hubungan dengan tubuh
lainnya.
Konsep ruang mencakup posisi atau
hubungan,bentuk, dan ukuran.
2. Teknik alternatif dan alat bantu belajar
khusus
Adalah cara khusus yang memanfaatkab
indra-indra nonvisual atau sisa indra
pengliahatn untuk melakukan suatu kegiatan
yang noirmalnya dilakukan oleh indra
penglihatan.
3.Keterampilan sosial/Emosional
Arena utama untuk interaksi sosial bagi anak
ada;lah kegiatan bermain, dan kajian yang
dilakukan oleh MCGaha & Farran (2001) terhadap
semua hasil penelitian menunjukan bahwa anak
tunanetra menghadapi banyak tantangan dalam
interaksi sosial dengan sebayanya yang awas.Agar
efektig dalam interaksi sosial anak perlu memiliki
keterampilan-keterampilan tertentu, yaitu membaca
dan menafsirkan sinyal sosial dari orang lain.
4. Keterampilan orientasi dan mobilitas
Yaitu keterampilan untuk bergerak secara
leluasa di dalam lingkungannya

5. Keterampilan menggunakan sisa


penglihatannya
alat bantu low vision yang paling efektif
adalah cahaya, cahaya merupakan alat bantu
low visosn pertama yang ahrus
dipertimbangkan.
B. STRATEGI DAN MEDIA
PEMBELAJARAN
1. Strategi pembelajaran
dalam proses belajar, dapat digunakan berbagai
macam strategi
a) berdasarkan pertimbangan pengolahan pesan
terdapat 2 macam strategi yaitu deduktif dan
induktif
b) Berdasarkan pihak pengolah pesan
c) Berdasarkan pertimbangan pengolahan guru
d) Berdasarkan interaksi guru dan siswa.
2. Media pembelajaran
a. Media yang berfungsi memperjelas
penanaman konsep
b. Berfungsi membantu kelnacaran proses
belajar
C. Evaluasi pembelajaran
Ada sedikit perbedaan menyangkut materi
tes/soal dan teknik pelaksanaan tes. Materi tes
atau pertanyaan yang diberikan kepada siswa
tunanetra , tidak mengandung unsur-unsur
persepsi visual, kegiatan evaluais dapat
dilaksanaka melalui tes lisan, tertulis dan
perbuatan.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai