Anda di halaman 1dari 26

Modul 4 : Pendidikan Anak Tunanetra

Kelompok 3

Amilatul Hasanah
Anita
Arniati
Deva Tri Oktariyana
Dewi Kusuma
Monalisa
Kegiatan belajar 1 :
Definisi, Klasifikasi, Penyebab, dan cara
Pencegahan terjadinya Ketunanetraan
A. Definisi dan Klasifikasi Tunanetra
1. Definisi Legal
Tunanetra didefinisikan untuk keperluan pelaksanaan peraturan perundang
– perundangan, definisi legal ini difokuskan pada dua spek, yaitu ketajaman
penglihatan dan medan pandang.

2. Definisi Edukasional
Secara edukasional, seseorang dikatakan
tunanetra apabila untuk kegiatan pembelajaran
dia memerlukan alat bantu khusus.
B. Penyebab Terjadinya ketunanetraan

1. Albinisme 11. Ophthalmia neonatorum


2. Amblyopia 12. Penyakit Kornea dan
3. Buta Warna Pencangkokan Kornea
4. Cedera (Trauma) dan Radiasi 13. Retinitis Pigmentosa
5. Defisiensi Vitamin A 14. Retinopati Diabetika
6. Glaukoma 15. Retinopati Prematur
7. Katarak 16. Sobeknya dan Lepasnya Retina
8. kelainan Mata Bawaan 17. Strabismus
9. Myopia 18. Trakhoma
10. Nistagmus 19. Tumor
20. Uveitis
11. Ophthalmia neonatorum
12. Penyakit Kornea dan Pencangkokan Kornea
13. Retinitis Pigmentosa
14. Retinopati Diabetika
15. Retinopati Prematur
16. Sobeknya dan Lepasnya Retina
17. Strabismus
18. Trakhoma
19. Tumor
20. Uveitis
C. Pencegahan Terjadinya Ketunanetraan
● Strategi untuk mencegah ketunanetraan pada anak dikembangkan atas tiga
tingkatan yaitu :
● 1. Pencegahan primer
● 2. Pencegahan sekunder
● 3. Pencegahan tersier
KEGIATAN BELAJAR 2 :
DAMPAK
KETUNANETRAAN
TERHADAP KEHIDUPAN
SESEORANG
A. PROSES PENGINDRAAN
LINGUISTIC

NON
SENSORY MEMORY
LINGUISTIC
PERCEPTION

AFFECTIVE

Sumber: Robert J Marzano 1998

Gambar 4.3
Alur Informasi
B. LATIHAN KETERAMPILAN PENGINDERAAN
1. Indra Pendengaran
2. Indra Perabaan
3. Indra Penciuman
4. Sisa Indra Penglihatan
C. VISUALISASI, INGATAN KINESTETIK DAN PERSEPSI OBYEK

1. Visualisasi
Cara lain bagi individu tunanetra untuk mendapatkan kenyamanan di dalam
lingkungannya dan membantunya bergerak secara mandiri adalah dengan
menggunakan ingatan visual (visual memory) (juga disebut peta mental).

2. Ingatan Kinestetik
Ingatan kinestetik adalah ingatan tentang kesadaran gerak otot yang dihasilkan oleh
interaksi antara indra perabaan (tactile), propriosepsi dan keseimbangan (yang
dikontrol oleh sistem vestibular, yang berpusat di bagian atas dari telinga bagian
dalam. Sistem ini peka terhadap percepatan, posisi dan gerakan kepala). Ingatan
kinestetik ini dimiliki oleh semua orang, termasuk anda yang awas.
3. Persepsi Objek
Kemampuan persepsi obyek (object perception) merupakan suatu kemampuan yang
memungkinkan individu tunanetra itu menyadari bahwa suatu benda hadir di
sampingnya atau di hadapannya meskipun dia tidak memiliki penglihatan sama
sekali dan tidak menyentuh benda itu.
D. BAGAIMANA CARA MEMBANTU SEORANG TUNANETRA

1. Cara Menuntun Orang Tunanetra


a. Kontak Pertama
Setelah mengkomunikasikan tawaran untuk menuntun, sentuhlah punggung tangan
Anda ke punggung tangannya.
b. Cara Memegang
Bukan anda yang memegang orang tuna netra, namun dia yang memegang lengan
Anda.
c. Posisi Pegangan
Pada saat berjalan lengan Anda harus tetap lemas, sikutnya membentuk sudut 90
derajat, berjalan disamping Anda setengah langkah dibelakang. Dengan demikian dia
merasakan gerakan jalan cepat atau lambat.
D. Jalan Sempit
Bila berjalan melalui jalan sempit di antara baris kursi, pintu, pematang yang tidak
bisa dilalui oleh dua orang yang berjalan berdampingan, maka tariklah lengan anda
ke arah belakang punggung anda. Dia akan merespon akan meluruskan tangannya
sehingga akan berjalan satu langkah di belakang Anda. Hal ini sangat penting bahwa
lengannya harus tetap lurus selama berjalan lurus agar dia tidak tersandung kaki kita
sebagai penuntun.
E. Membuka atau Menutup Pintu
Pada saat berjalan menuju pintu tertutup, sebaiknya dia berjalan di sebelah engsel
pintu, dan Anda yang membuka pintu dan biarkan dia yang menutupnya.
f. Melewati Tangga
Berhentilah sejenak pada saat di awal tangga. Katakan kepadanya apakah tangga itu
naik atau turun. Anda harus selalu berada satu anak tangga di depan dan berhenti
sejenak lagi pada saat Anda sudah tiba di akhir tangga untuk mengkomunikasikan
kepadanya bahwa dia akan melewati anak tangga terakhir.
g. Melangkahi Lubang

Anda harus selalu mengatakan kepadanya bila akan melangkahi lubang. Berhenti
sejenak sebelum melangkah, dan Anda harus melangkah lebih dahulu agar dia dapat
memperkirakan seberapa jauh dia harus melangkah.
h. Duduk Di Kursi
Untuk mempersilahkannya duduk, maka rabahkanlah tangannya ke sandaran atau
tangan kursi, maka selanjutnya dia dapat mencari sendiri tempat duduknya, jangan
berusaha memposisikan pantatnya ke tempat duduk itu.
i. Naik ke Dalam Mobil
Bila pintu mobil tertutup, maka rabahkanlah tangannya ke arah handle pintu, bila
pintu mobil sudah terbuka, rabahkanlah ke tepi atau atap mobil itu ke tepi
dindingnya. Bila mobil itu terlalu tinggi. Selanjutnya percayakanlah kepadanya
untuk mendapatkan tempat duduknya sendiri.
Kegiatan Belajar 3

Pendidikan Bagi Siswa Tunanetra di Sekolah


Umum dalam Setting Pendidikan Inklusif
Teknik Alternatif dan Alat
Bantu Belajar Khusus

Keterampilan Sosial /
Pengembangan Konsep Emosional

Kebutuhan khusus pendidikan siswa


tunanetra

Keterampilan Menggunakan Keterampilan Orientasi


Sisa Penglihatan dan Mobilitas
Strategi dan Media pembelajaran

Strategi
Strategi yang dapat diterapkan dalam
pembelajaran pembelajaran anak tunanetra:

Macam-macam strategi pembelajaran berdasarkan • Strategi Individualisasi


pertimbangan tertentu : • Strategi Kooperatif
• Strategi Modifikasi
• Berdasarkan pertimbangan pengolahan pesan
• Berdasarkan pihak pengolah pesan
• Berdasarkan pertimbangan pengaturan guru Prinsip-prinsip dasar dalam pembelajaran anak
• Berdasarkan pertimbangan jumlah siswa tunanerta yaitu:
• Berdasarkan interaksi guru dan siswa
• Prinsip Individual
• Prinsip Kekongritan
• Prinsip Totalitas
• Prinsip Aktifitas Mandiri
Strategi dan Media pembelajaran

Media pembelajaran
Jenis-jenis alat peraga dan alat bantu pembelajaran yang digunakan dalam proses
pembelajaran anak tunanetra :
• Alat peraga
Objek atau situasi yang sebenarnya
Benda asli yang diawetkan
Tiruan (model), model tiga dimensi dan dua dimensi
• Alat bantu pembelajaran untuk kebutuhan pendidikan anak tunanetra:
Alat bantu untuk baca-tulis
Alat bantu untuk membaca
Alat bantu berhitung
Alat bantu audio
EVALUASI PEMBELAJARAN
Kegiatan evaluasi dapat dilaksanakan
melalui :
Tes lisan
Tes tertulis
Tes perbuatan
Thanks!

Anda mungkin juga menyukai