NIM : 857964841
UPBJJ-UT YOGYAKARTA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TERBUKA
TAHUN 2022
1. Teknik alternatif dan alat belajar khusus bagi tunaetra.
Teknik alternatif merupakan cara khusus yang dilakukan baik dengan alat bantu
ataupun tanpa alat bantu khusus dan memanfaatkan indra-indra nonvisual atau sisa indra
penglihatannya untuk melakukan suatu kegiatan. Teknik- teknik alternatif tersebut
diperlukan pada berbagai kegiatan seperti dalam membaca dan menulis, bepergian, menata
rumah, menata diri, dll. Dalam melakukan Teknik alternatif itu, ada beberapa Latihan
keterampilan pengindraan yang dapat dilakukan diantaranya :
1. Indra pendengaran merupakan saluran penerima informasi yang paling efisien
sesudah indra penglihatan. Biasanya jika memejamkan mata maka bunyi akan
lebih terdengar jelas sehingga apabila dilatih maka pendengaran akan menjadi
peka terhadap bunyi – bunyian.
2. Indra perabaan, merupakan hal yang sama pentingnya dengan indra pendengaran.
Dengan meraba kita dapat bentuk benda, besar kecilnya benda. Kita akan
mendapatkan informasi dari ujung – ujung jari baik jari tangan maupun jari kaki
serta wajah yang dapat merasakan hembusan udara. Tunanetra biasanya
menggunakan tongkat untuk perabaan jalan. Daya imajinasi dan kreativitas
membantu tunanetra dalam memperoleh informasi misalnya menggunakan
Braille
3. Indra penciuman dapat dilatih dengan menggunakan aroma – aroma/ bau yang
misalnya tidak dapat dideteksi menggunakan indra perabaan.
Bersamana dengan hal tersebut , banyak alat bantu belajar dan alat-alat bantu
kegiatan kehidupan sehari-hari lainnya dibuat timbul atau bersuara. Misalnya ada jam
tangan ”Braille” dan ada juga jam tangan ”bicara”. Alat-alat bantu lain yang dibuat
timbul misalnya adalah meteran, penggaris, peta, papan catur, dll. Contoh alat lainnya
yang dibuat bersuara adalah termometer, timbangan, alat pengenal warna, dll. Selain
itu dewasa ini juga banyak sekali ditemukan aplikasi berbasis teknologi yang
memudahkan bagi para penderita tunarungu. Software yang paling populer untuk
telepon genggam yang menggunakan sistem operasi Symbian adalah Talks. Dalam
pembelajaran alat bantu yang dapat digunakan diantaranya adalah
a. Alat bantu baca dan tulis antara lain reglet dan pen (stylus), mesin ketik braille,
papan huruf optacon (mengubah huruf cetak menjadi timbul)
b. Alat bantu untuk membaca (bagi anak low vision) antara lain kaca pembesar,
OHP (Overhead Proyektor) CCTV (Close Circuit Tevevision) dan slide
proyektor
c. Alat bantu berhitung antara lain papan hitung (cubaritme), abacus (sempoa) dan
kalkulator bicara.
d. Alat bantu audio yang sering digunakan anak tuna Netra yaitu tape recorder.
a. Upaya yang dilakukan pada saat pranikah adalah menghindari adanya pernikahan
sedarah, melakukan imunisasi dan pengecekan genetic
b. Upaya pada saat hamil dilakukan dengan memeriksakan kehamilan kepada bidan/dokter,
menjaga asupan nutrisu yang baik dan seimbang
c. Upaya yang dilakukan saat persalinan adalah diupayakan tidak melakukan penyedotan,
apabila sang ibu mengalami penyakit herpes simpleks maka dilakukan operasi Caesar
d. Upaya yang dilakukan setelah kelahirab adalah dengan melakukan imunisasi, menjaga
telinga dari kebisingan
e. Kemudian apabila setelah lahir pencegahan lainnya dapat dilakukan dengan memonitor
tumbuh kembang anak, dan apabila ada kelainan segera dikonsultasikan, kemudian
apabila ada kelainan bawaan dapat ditangani secara medis dengan melakukan operasi.
Strategi pembelajaran pada anak tuna grahita umumnya tidak berbeda dengan Pendidikan
pada umumnya. Akan tetapi dalam melakukan pembelajaran tentunya harus
memperhatikan tujuan pembelajaran, karakteristik murid dan ketersediaan fasilitas. Ada
beberapa strategi yang dapat diterapkan pada anak tuna grahita antara lain :
a. Strategi pembelajaran yang diindividualisasikan
b. Strategi kooperatif
Sistem Pendidikan tuna daksa dapat dilakukan dengan Pendidikan integrasi (terpadu),
Pendidikan segresi (terpisah) dan system inklusi. Pendidikan inklusi pada anak tunadaksa
yang kelainannya ringan dapat dilakukan dengan mengikuti pendidikan bersama-sama
anak biasa di kelas atau sekolah reguler. Di sekolah tersebut mereka akan mengikuti
program pendidikan yang disesuaikan dengan kemampuannya apabila hal itu dibutuhkan,
dan disediakan fasilitas lain yang memungkinkan bagi anak-anak tersebut untuk bergerak
lebih baik dan luas.Peyelenggaraan Pendidikan tuna daksa secara segresi dilakukan pada
sekolah khusus dengan menggunakan kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Anak Tuna
Daksa. Sementara pada Pendidikan integrasi anak tuna daksa sekolah pada sekolah umum
dengan mengikuti Pendidikan sepenuhnya tanpa memperoleh program khusus yang sesuai
dengan kebutuhannya.
d. Model ekologis yaitu menganggap bahwa kehidupan ini terjadi karena adanya
interaksi antara individu dengan lingkungannya. Gangguan perilaku terjadi karena
adanya disfungsi antara anak dengan lingkungannya. Oleh karena itu, model ini
menghendaki dalam memperbaiki problem perilaku agar mengupayakan interaksi
yang baik antara anak dengan lingkungannya, misalnya dengan mengubah persepsi
orang dewasa tentang anak atau memodifikasi persepsi anak dengan lingkungannya