Anda di halaman 1dari 8

TUGAS TUTORIAL 2

(PENGANTAR PENDIDIKAN ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS)

Fania Alma

Fitrisia

856257648

S1 PGSD BI

UPBJJ PADANG

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS TERBUKA

TAHUN 2O23
MODUL 3

PENDIIKAN KHUSUS BAGI ANAK BERBAKAT


KEGIATAN BELAJAR 1

Defenisi dan Dampak Anak Berbakat


A. Defenisi
Pengertian dan defenisi mengenai anak berbakat sangat beragam keragaman itu sangat
tergantung dari perkembangan masyarakat terhadap keberbakatan.

B. Dampak keberbakatan
Keberbakatanbukannya sesuatu kondisi yang tidak memunculkan masalah, tetapi kadang-
kadang menimbulkan masalah bak bagi anak itu sendiri, keluarga dan masyarakat. Dampak
anak dapat ditinjau dari segi akademik, social/emosi, dan fisik keehatan.

KEGITAN BELAJAR 2
Kebutuhan Pendidikan dan Jenis Layanan Bagi Anak Berbakat

A. Kebutuhan Pendidikan Anak Berbakat


Keanekaragaman yang kita temui diantara anak-anak termasuk anak berbakat
mencerminnkan jenis dan jumlah adaptasi yang perlu didakan sekolah untuk memenuhi
kebutuhan khusus mereka. Kebutuhan pendidikan anak berbakat dapat ditinjau dari 2
kepentingan berikut.
1. Kebutuhan pendidikan dari segi anak berbakat itu sendiri

a. Anak berbakat membutuhkan peluang untuk mencapai aktualisasi potensinya


melalui penggunaan potensi otak yang efektif dan efesien.
b. Membtuhkan peluang untuk dapat berinteraksi dengan anak-anak lainnya sehingga
mereka tiak mennjadi manusia yang mempunyai tingkat penyesuaian tinggi pula.
c. Membutuhkan peluang untuk mengembangkan kreativitas dan motivasi internal
untuk belajar berprestasi krena usaha pengebangan anak berbakat tidk semat-mata
hanya pada aspek kecerdasan saja
2. Kebutuhhan pendidikn yang berkaitan dengan kepentingan masyarakat
a. Membutuhkan kepedulia dari masayarakat terhadapa pengembangna potensi anak
berbakat
b. Membutuhkan pengemabnagn sumber daya manusis berbakat.
c. Anak berbakat membutuhkan keserasian antara kemampuannya dengan
pengalaman belajar.
d. Membutuhkan usaha untuk mewujudkan kemampuan anak berbakat secara nyata
melalui latihan yang sesuai dengan segi keberbakatan anak berbakat itu sendiri.
B. Jenis-Jenis Layanan Bagi Anak Berbakat
1. Kompnen sebagai persiapan penentuan jenis layanan
2. Komponnen sebagai alternative implementasi jenis layanan
MODUL 4
PENDIDIKAN ANAK TUNANETRA
KEGIATAN BELAJAR 1
Defenisi, Klasifikasi, Penyebab, dan Cara Pencegahan Terjadinya Ketunanetraan
A. Defeni dan Klasifikasi Tunanetra
1. Defenisi legal
Defenisi legal terutama dipergunakan oleh profesi medis untuk menentukan
apakah seseorang berhak memperoleh akses terhadap keuntungan-keuntungan tertentu
sebagaimana diatur oleh peraturan perundang-undangan yang berlaku, seperti jenis
asuransi tertentu, bebas bea transportasi, atau untuk menentukan perangkat alat bantu
yang sesuai dengan kebutuhannya dan sebagainya. Dalam defenisi legal ni ada dua aspek
yang diukur.
a. Ketajaman penglihatan
b. Medan pandang
2. Defenisi edukasional/fungsional
Defenisi edukasional mengenail ketunanetraan lebih dapat memenuhi persyaratan
ersebut daripada defenisi legal.
B. Penyebab Terjadinya Ketunanetraan
1. Albinismen
2. Amblyopia
3. Buta warna
4. Cedera
5. Defisiensi vitamin A-Xherophthalmia
6. Glaucoma
7. Katarak
8. Kelainan mata bawaan
9. Myopia
10. Nistagmus
11. Ophthalmia neonatorum
12. Penyakit kornea dan pencangkokan kornea
13. Retinitis
14. Retinopati diabetika
15. Retinopathy of prematurity
16. Sobeknya dn lepasnya retina
17. Strabismus
18. Trachoma
19. Tumor
20. Uveitis

C. Pencegahan Terjadinya Ketunanetran


Visioan 2o2o akan memungkinkan masyarakat internasioanl untuk memerangi kebutaann
yang dapat dihindari melalui:
1. Pencegahan dan emberantasan penyakit
2. Pelatihan personel
3. Memperkuat infrastruktur perawatan mata yang ada
4. Penggunaan teknologi yang tepat dan terjangkau
5. Mobilisasi sumber-sumber
Strategi untu mencegah ketunanetraan terhadap anak dikembangkan atas tiga
tingkatan sebagai berikut.
a. Pencegahan primer
b. Pencegahan sekunder
c. Pencegan terserier

KEGIATAN BELAJAR 2
Dampak Ketunanetraan Terhadap Kehidupan Seorang Individu
A. Proses pengindraan
Organ-organ penginddraan berfungsi memperoleh informasi dari lingkungan dan
mengirimkannya ke otak untuk diproses, disimpan dan ditindaklanjuti.
B. Latihan Keterampilan Pengindraan
1. Indra pendengaran
2. Indraperabaan
3. Indra penciuman
4. Sisa indra penglihatan

C. Visualisasi, ingatan Kinestetik dan Persepsi Obyek


1. Visualisasi
Cara lain bagi individu tunanetra untuk mendapatkan kenyamanan I dalam
lingkungan dan membantunya bergerak secara mandiri adalah dengan menggunakan
ingatan visual atau visualisasi.
2. Ingatan kinestetik
Kinetetik ini dimiliki oleh semua orang termassuk anda yang awas. Ingatan
kinestetik hanya tertbentuk sesudah orang melakukan gerakan yang sama atau untuk
kegiatan yang sama secara berulang-ulang
3. Persepsi obyek

KEGIATAN BELAJAR 3
Pendidikan Bagi Siswa Tunanetra di Sekolah Umum Dalam Setting Pendidikan Inklusif
A. Kebutuhan Khusus Pendidikan Siswa Tunanetra
1. Kehilngan penglihatan dapat mengakibatkan terlambatnya perkembangan konsep yang
apabila tidak mendapat intervensi yang efektif
2. Sisswa tuunanetra sering harus belajar melalui media alternative
3. Soswa tunanetra sering memerlukan pengajaran individual karena pengajaran klasikal
untuk belajar keterampilan-keterampilan khusus mungkin tidak akan begitu bermakna
baginya
MODUL 5
PENDIDIKAN ANAK TUNARUNGU DAN ANAK DENGNA GANGGUAN KOMUNIKASI
KEGIATAN BELAJAR 1
Defenisi dan Klasifikasi, Penyebab, Serta Cara Pencegahan Teradinya Tunarungu dan Gnaggua
Komunikasi
A. Defenisi dan Klasifikasi Tunrunggu
1. Defenisi tunarunggu
Tunarungu merupakan suatu istilah umum yang menunukkan ketidakmampuan
mendengar dari yang ringan sampai yang berat sekali yang digolongkan kepada tuli dan
kurang dengar. Orang yang tuli adalah seorang yang mengalami ketidakmampuan
mendengar, sehingga mengalami hambatan didaam memproses informasi bahasa melalui
pendengarannya dengan atau tanpa mengguakan aat bantu dnegar. Sedangkan orang yang
kurang dengar adalah seorang yang biasanya dengar dengan menggunaakan alat bntu
dengar.
2. Klasifikasi Tunarungu
a. Tunarungu ringan
b. Tunarungu sedang
c. Tunarungu agak berat
d. Tunarungu berat
e. Tunarungu berat sekali
B. Penyebab Terjadinya Tunarungu
1. Penyebab terjadinya tunarungu tipe konduktif
a. Kerusakan atau gangguan yang terjadi pada telinga luar
b. Kerusakan yang terjadi pada telinga tengah
2. Penyebab terjdinya tunarungu tipe sensorineural
a. Ketunarungua disebabkan oleh factor genetic
b. Ketunarunguan disebabkan factor nongenetik
C. Cara Pencegahan Terjdinya Tunarungu
1. Upaya yang dilakukan pada saat sebelum menikah (pranikah
a. Menghindari pernikahan sedarah
b. Melakukan pemeriksaan darah
c. Melakukan onseling genetika
2. Upaya yang dapat dilakukan pada waktu hamil
a. Menjaga kesehatan dan memeriksakan kehamilan
b. Mengonsumsi gizi yang baik/ seimbang
c. Tidak meminum obat sembarangan
d. Melakukan imunisasi anti tetanus.
3 upaya yang dapat dilakukan pada saat melahirkan
a. Pada saat melahirkan diupayaka tidak menggunakan alat penyedot
b. Apabila ibu tersebut terkene virus, mka kelahiran harus melalui operasi
4. Upaya yang dapat dilakukan pada masa setelah lahir
a. Melakukan imunisasi dasar
b. Apabila anak mengalami sakit harus dijaga/diobati
c. Menjaga telinga dari kebisingan
D. Defenisi Gangguan Komunikasi
Kominikasi adalah penampaian informasi melalui bicara atau bahasa, tekanan, kecepatan
intionasi, kualitas suara,, pendengaran, dan pemahaman, ekpresi muka dan gerak isyarat
tangan.
E. Klasifikasi gangguan Komunikasi
1. Gangguan bicara
2. Gangguan kelancaran
3. Gangguan suara
F. Penyebab gangguan komunikasi
1. Kehilangan pendengaran
2. Kelainan orang bicara
3. Gangguan emosi
4. Keterlambatan perkembngan
5. Mental retardasi
6. Kerusakan otak
7. Lingkungan

Anda mungkin juga menyukai