Anda di halaman 1dari 37

MODUL 4

PENDIDIKAN ANAK
TUNA NETRA
Pengantar Pendidikan ABK

www.themegallery.com
Tujuan Perkuliahan :

Tujuan Perkuliahan :
Pengertian,klasifikasi, penyebab serta cara
pencegahan terjadinya ketunanetraan
Menjelaskan dampak ketunanetraan
Menjelaskan layanan pendidikan yang
sesuai dengan kebutuhan anak tunanetra

www.themegallery.com
KB 1. Pengertian,klasifikasi, Penyebab Serta
Cara Pencegahan Terjadinya Ketunanetraan
A. Definisi dan Klasifikasi Tunanetra
1. Definisi legal berdasarkan Peraturan Perundang
Undangan
Digunakan pada profesi Medis untuk menentukan
apakah seseorang berhak memperoleh akses
keuntungan tertentu seperti : asuransi tertentu,
bebas bea transportasi dan untuk menentukan
perangkat alat bantu yang sesuai dengan
kebutuhannya. Ada 2 aspek yang diukur :
a. ketajaman penglihatan
b. medan pandang

www.themegallery.com
Cara yang paling umum untuk mengukur ketajaman mata dengan
Kartu Snelen yg terdiri dari huruf huruf atau angka angka yang
tersusun berbaris berdasarkan ukuran besarnya.
Klasifikasi ketajaman penglihatan menurut WHO:
Mata normal : 6/6 hingga 6/18
Mata kurang awas : <6/18 hingga >3/60
Buta : <3/60

www.themegallery.com
Langkah - langkah pemeriksaan
menggunakan kartu snellen
Meminta pasien duduk atau berdiri dengan jarak
5-6 meter atau 20 kaki dari katu snellen
Meminta pasien membaca atau menyebutkan
huruf yang ada pada kartu snellen, pembacaan
dimulai dari huruf terbesar sampai ke huruf
terkecil
Jika ada kesalah pasien dalam membaca,
mintalah pasien untuk mengulanginya hingga 3
kali
Jika masih salah,berarti pada baris tersebut
ketajaman matanya sudah menurun. Dan visus
(ketajaman mata) dibaca dibaris terakhir pasien
masih bisa menyebutkan seluruh baris tersebut.
Disetiap baris huruf, terdapat kode angka yang
menunjukkan beberapa meter huruf sebesar itu
oleh orang bermata normal masih bisa dibaca
Contoh visus 20/40 maka dibaca : pasien dapat
menyebutkan huruf pada kartu snellen pada
jarak 20 kaki sedangkan orang dengan mata
normal dapat menyebutkan huruf pada kartu
snellen pada jarak 40 kaki.

www.themegallery.com
2. Definisi Edukasional/Fungsional

Secara edukasional,seseorang dikatakan tunanetra apabila untuk


kegiatan pembelajaran dia memerlukan alat bantu khusus,
metode khusus atau teknik tertentu sehingga dia dapat belajar.

www.themegallery.com
B. PENYEBAB TERJADINYA TUNANETRA

 Sebab ketunanetraan bersifat genetik atau


lingkungan
 Ketunanetraan dapat terjadi sebelum kelahiran,
pada saat kelahiran, tak lama sesudah
kelahiran, pada masa kanak-kanak hingga
dewasa

www.themegallery.com
Klasifikasi Ketunanetraan
Berdasarkan kelainan-
kelainan pada
1. Klasifikasi mata
berdasarkan ALBINISME,
2. Berdasarkan
waktu AMBLYOPIA, BUTA
kemampuan
Tunanetra WARNA, CEDERA
daya
sebelum dan Dan Radiasi,
penglihatan:
sejak lahir Xerophthalmia,
Tunanetra setelah Glaukoma, Katarak,
a. Tunanetra
lahir dan atau Kelainan Mata
ringan
pada usia kecil Bawaan, Myopia,
b. Tunanetra
Tunenatra pada Nistagmus,
setengah
usia sekolah atau Ophthalmia
berat.
pada masa Neonatorum, Penyakit
c. Tunanetra
remaja Kornea, Retinitis,
berat.
Tunanetra pada Pigmentosa, Retinopati
usia dewasa , Diabetika,
Tunanetra dalam Retinopathy Of
usia lajut. Prematury, Sobeknya
Retina, Strabismus,
Trakhoma, Tumor Dan
UVEITIS
www.themegallery.com
C. Pencegahan terjadinya tunanetra

 VISION 2020
1. Pencegahan dan pemberantasan penyakit
2. Pelatihan personel
3. Memperkuat infrastruktur perawatan mata
4. Penggunaan teknologi tepat
5. Mobilisasi sumber- sumber

www.themegallery.com
lanjutan
10 strategi utama :
1. Prophylaxis
2. Imunisasi
3. Perawatan kehamilan yang tepat
4. Perawatan neonatal
5. Perbaikan gizi
6. Pendidikan
7. Penyuluhan genetika
8. Perundang-undangan
9. Deteksi dan intervensi dini
10.Meningkatkan higiene dan kesehatan
www.themegallery.com
KB 2 : DAMPAK
TUNANETRA
DALAM
KEHIDUPAN
INDIVIDU
Proses pengindraan

 Proses pengindraan

www.themegallery.com
B. Latihan keterampilan pengindraan
A. Indra pendengaran
 Bagi tunanetra dilatih melalui indra pendengaran dengan
hal – hal kecil misalkan mendengarkan kicauan burung
saat pagi dll.
 Harapan tunanetra menyadari apa yang dilakukan
orang-orang sekitar
B. Indra Perabaan
 Melatih tunanetra dengan perasa raba membedakan
bentuk kemasan atau texturnya
 Harapan tunanetra memiliki kesadaran informasi
diberikan melalui ujung jari-jari begitu juga diperoleh
melalui kaki
 Penggunaan indra peraba seperti pada peta timbul, jam
tangan braille, kompas braile, tulisan braille dsb.
www.themegallery.com
lanjutan
C. Indra penciuman
 Melatih hal sederhana semisal mencium
makanan
 Lebih mengkondisikan tempatnya misalnya
ditoko pakaian, maka berbau seperti textil
D. Sisa Indra penglihatan
 Lebih dikhususkan pada individu low vision yang
peka terhadap benda-benda kontras
 Penggunaan cahaya terang sangat membantu
meningkatkan kekontrasan
 Memodifikasi alat belajar atau alat kerja
misalnya buku bertuliskan huruf besar
www.themegallery.com
C. VISUALISASI, INGATAN, KINESTETIK dan
Persepsi Obyek

 Visualisasi
 Cara lain yang dapat membuat individu nyaman yaitu menggunakan
peta mental atau ingatan visual. Tunanetra diharuskan bisa
menggambarkan lingkungannya. Misalnya letak steker lampu
kamarnya. Visualisasi juga berguna ketika tunanetra bertemu
dengan orang lain dan bercakap melalui suara dan gaya bicara
orang itu.
 Pentingnya tunanetra menghadapkan wajahnya kearah lawan
bicara dan menggerakkan wajahnya seolah olah melakukan kontak
mata
 Bila memasuki ruangan tunanetra perlu diberikan gambaran singkat
ruangan tersebut misalnya jumlah baris, tempat duduk dsb.
Tunanetra perlu memaksakan ingatan visualnya agara
waspada apabila berjalan disuatu tempat

www.themegallery.com
lanjutan
 Ingatan Kinestetik
- Merupakan ingatan tentang kesadaran gerak
otot, yang dihasilkan oleh interaksi antara indra
peraba, propiosepsi dan keseimbangan yang
dikontrol sistem vestibular yang berpusat bagian
atas telinga bagian dalam.
- Ingatan dibentuk sesudah orang melakukan
gerakan sama didaerah sama atau untuk kegiatan
yang sama secara berulang

www.themegallery.com
lanjutan

 Persepsi Obyek
Kemampuan yang memungkinkan tunanetra itu
menyadari bahwa suatu benda hadir
disampingnya atau dihadapannya meskipun
tidak memiliki penglihatan sama sekali.
Mendengarkan gema langkah kakinya sendiri
atau bunyi lain yang ditimbulkannya yang
dipantulkan oleh benda tersebut

www.themegallery.com
D. Cara Membantu Orang Tunantra
 Cara menuntun orang tunanetra
a. Kontak pertama, mengkomunikasikan tawaran untuk
menuntun
b. Cara memegang, si tunanetra memegang lengan anda
pada bagian diatas sikut, dengan empat jarinya berada
di bagian dalam dan ibu jarinya dibagian luar lengan
anda
c. Posisi pegangan, lengan tetap lemas, sikut bengkok
sudut 90
d. Jalan sempit, tariklah lengan anda kearah belakang
punggung anda.
e. Membuka dan menutup pintu, si tunanetra berjalan di
sebelah engsel pintu.

www.themegallery.com
lanjutan
f. Melewati tangga, berhenti sejenak, katakan apakah tangga naik atau
turun.
g. Melangkahi lubang, berhenti sejenak sebelum melangkah, memberi
tahu si tunanetra
h. Duduk dikursi, rabahkanlah tangannya ke sandaran atau tangan
kursi, selanjutnya si tunanetra duduk
i. Naik kedalam mobil, bila pintu mobil tertutup, rabahkanlah tangannya
ke handel pintu. Bila pintu mobil terbuka, rabahkanlah tanggannya
keatap mobil itu.
 Cara mengorientasikan
- Jika menunjukkan arah k suatu tempat, perkataan harus lebih
spesifik, misalnya kira 10 meter kedepan dst
- Ketika arah lingkungan kecil, maka anda dapat menggunakan
putaran jarum jam sebagai rujukan.

www.themegallery.com
KB 3. Pendidikan
Bagi Siswa
Tunanetra di
Sekolah Umum
Dalam Setting
Pendidikan
Inklusif
Pendidikan tunanetra di sekolah umum
Menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional
Republik Indonesia Nomor 70 Tahun 2009 tentang
Pendidikan Inklusif, pendidikan inklusif adalah "sistem
penyelenggaraan pendidikan yang memberikan
kesempatan kepada semua peserta didik yang memiliki
kelainan dan memiliki potensi kecerdasan dan/atau bakat
istimewa untuk mengikuti pendidikan atau pembelajaran
dalam satu lingkungan pendidikan secara bersama-sama
dengan peserta didik pada umumnya".

www.themegallery.com
A. Kebutuhan Khusus Pendidikan Siswa
Tunanetra
 Dampak tunanetra mengakibatkan terlambatnya
perkembangan konsep yang apabila tidak mendapat
intervensi yang efektif, berdampak sangat buruk
terhadap perkembangannya
 Siswa tunanetra sering harus belajar melalui media
alternative, menggunakan indra-indra lain.
 Siswa tunanetra sering memerlukan pengajaran
individual
 Siswa tunanetra sering membutuhkan keterampilan-
keterampilan khusus beserta peralatan khusus
 Siswa tunanetra terbatas dalam memperoleh informasi
melalui belajar secara insidental

www.themegallery.com
Lanjutan
1. Pengembangan Konsep
Konsep adalah simbol atau istilah yang menggambarkan
suatu obyek, kejadian, atau keadaan tertentu. Diperlukan
informasi sensoris untuk diolah dan disimpan dalam otak.
Konsep ada 3 : konsep tubuh, konsep ruang konsep
Lingkungan
2. Teknik Alternatif dan Alat Bantu Belajar Khusus
Teknik alternatif adalah cara khusus (baik dengan ataupun
tanpa alat bantu khusus) yang memanfaatkan indra-indra
nonvisual atau sisa indra penglihatan untuk melakukan
suatu kegiatan yang normalnya dilakukan dengan indra
penglihatan.

www.themegallery.com
lanjutan

3. Keterampilan Sosial
Arena utama untuk interaksi sosial bagi anak adalah
kegiatan. Anak diharuskan memiliki keterampilan khusus
membaca dan menafsirkan sinyal sosial dari orang lain.
Tunanetra cenderung mengarahkan kegiatan bermainnya
lebih banyak kepada orang dewasa dari pada teman
sebayanya. Tiga ekspresi bahasa nonverbal lainnya yang
diidentifikasi oleh Jandt, yaitu proxemics (jarak
berkomunikasi), haptics (sentuhan fisik), serta cara
berpakaian dan berpenampilan, juga memerlukan cara
yang berbeda bagi anak tunanetra untuk mempelajarinya.

www.themegallery.com
lanjutan
4. Keterampilan Orientasi dan Mobilitas
Kemampuan mobilitas, yaitu keterampilan untuk
bergerak secara leluasa di dalam lingkungannya.
Keterampilan mobilitas ini sangat terkait dengan
kemampuan orientasi, yaitu kemampuan untuk
memahami hubungan lokasi antara satu obyek
dengan obyek lainnya di dalam lingkungan (Hill &
Ponder, 1976). Metode yang digunakan dalam
mengembangkan orientasi dan mobilitas yaitu
metode urutan (sequencial mode) dan metode
peta kognitif
.

www.themegallery.com
lanjutan
5. Keterampilan Menggunakan Sisa Penglihatan
Sebagian besar orang tunanetra masih memiliki
sisa penglihatan yang fungsional, dan banyak di
antara mereka masih dapat membaca dan menulis
menggunakan tulisan biasa dengan pengaturan
pada satu atau tiga aspek berikut. Pencahayaan,
penggunaan kaca mata, dan magnifikasi
(pembesaran tampilan tulisan). Alat bantu low
vision yang paling efektif adalah cahaya

www.themegallery.com
B. STRATEGI MEDIA PEMBELAJARAN
1. Strategi pembelajaran
Pendayagunaan secara tepat dan optimal dari semua komponen yang
terlibat dalam proses pembelajaran dapat berjalan efektif.
pembelajaran yang didasarkan pada pertimbangan tertentu, antara
sebagai berikut :
1. Berdasarkan pertimbangan pengolahan pesan terdapat dua
macam yaitu deduktif dan induktif
2. Berdasarkan pihak pengolah pesan, terdapat dua strategi
pembelajaran yaitu ekpositorik dan heuristik
3. Berdasarkan pertimbangan pengaturan guru, ada dua macam
strategi, yaitu strategi pembelajaran dengan seorang guru dan
beregu (team teaching)
4. Berdasarkan pertimbangan jumlah siswa, terdapat strategi
pembelajaran klasikal, kelompok kecil, dan individual.
5. Berdasarkan interaksi guru dan siswa, terdapat strategi
pembelajaran tatap muka dan melalui media.

www.themegallery.com
lanjutan
Beberapa strategi lain dalam pembelajaran tunanetra :
1. Strategi individualisasi adalah strategi pembelajaran
dengan mempergunakan suatu program yang disesuaikan
dengan perbedaan-
Perbedaan individu, karakteristik, kebutuhan maupun
kemampuannya secara perorangan
2. Strategi kooperatif adalah strategi pembelajaran yang
menekankan unsur gotong-royong atau saling membantu
satu sama lain dalam mencapai tujuan pembelajaran
3. Strategi modifikasi perilaku adalah strategi pembelajaran
yang bertujuan untuk mengubah perilaku siswa ke arah
yang lebih positif melalui kondisioning atau pembiasaan,
serta membantunya untuk lebih produktif, sehingga
menjadi individu yang mandiri
www.themegallery.com
Prinsip agar mudah modifikasi strategi
pembelajaran

1. Prinsip individual
2. Prinsip kekongkritan/pengalaman pengindraan
langsung
3. Prinsip totalitas
4. Prinsip aktivitas mandiri (self-activity)

www.themegallery.com
2. Media pembelajaran
Fungsi media dalam pembelajaran, antara lain
untuk memperlancar proses pembelajaran itu
sendiri, memperjelas sebuah konsep (termasuk
menghindarkan verbalisme), serta membangkitkan
minat dan perhatian terhadap pembelajaran
a. Media yang berfungsi untuk memperjelas
penanaman konsep (alat peraga)
b. Media yang berfungsi untuk membantu
kelancaran proses pembelajaran (alat bantu
pemb)

www.themegallery.com
lanjutan
a. Alat peraga :
1. Objek situasi sebenarnya
2. Benda asli yang diawetkan
3. Tiruan 3 dimensi
4. Tiruan 2 dimensi
b. Alat bantu pembelajaran
5. Alat bantu baca-tulis
6. Alat bantu membaca
7. Alat bantu berhitung
8. Alat bantu audio

www.themegallery.com
C. EVALUASI PEMBELAJARAN
 Materi tes atau pertanyaan yang diberikan
kepada siswa tunanetra, tidak mengandung
unsur-unsur yang memerlukan persepsi visual.
Kegiatan evaluasi dapat dilaksanakan melalui
tes lisan, tertulis, dan perbuatan. Dalam
pelaksanaan tes lisan dan perbuatan,
nampaknya tidak ada masalah yang berarti,
tetapi dalam pelaksanaan tes tertulis (di sekolah
terpadu), ada beberapa hal yang harus Anda
perhatikan, antara lain berikut :

www.themegallery.com
LANJUTAN
 Pertama, soal yang diberikan kepada siswa tunanetra
yang tergolong buta, hendaknya dalam bentuk huruf
Braille, sedangkan bagi siswa low vision dapat
menggunakan huruf biasa yang ukurannya disesuaikan
dengan kemampuan penglihatannya
 Kedua, Anda harus bersifat objektif dalam mengevaluasi
pencapaian prestasi belajar siswa tunanetra atau
memberikan penilaian yang sesuai dengan
kemampuannya
 Ketiga, waktu pelaksanaan tes bagi siswa tunanetra
hendaknya lebih lama dibandingkan dengan
pelaksanaan tes untuk siswa awas

www.themegallery.com
Atas
perhatiannya,
kami ucapkan
terimakasih

Anda mungkin juga menyukai