Anda di halaman 1dari 4

B.

Al-Quran sebagai petunjuk Syariah dan Hukum

Di dalam Al Quran banyak dijelaskan bahwa Al-Quran merupakan pedoman hidup satu-
satunya dan di dalamnya terdapat hukum-hukum yang terbaik bagi seluruh umat-Nya. (“Belajar
Syariat Islam (1): Al-Qur’an sebagai Sumber Syariat Islam - Kiblat,” n.d.) Al-Quran adalah
sumber hukum islam yang pertama dan utama, karena Al-Quran langsung berasal dari Allah
SWT melalui malaikat jibril yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW. Hukum Islam
adalah syariat yang diadakan oleh Allah SWT untuk umatnya yang dibawa oleh nabi Muhammad
SAW. Hukum Islam harus diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, jika tidak maka banyak
ditemukan perbedaan-perbedaan dalam beragama dan menimbulkan perpecahan umat. Jika
menerapkan syariah, maka mendapatkan hasil. Islam adalah jalan hidup terbaik.

Menurut Fazhur Rahman (1979:101), syari’ah adalah “tugas umat manusia secara
menyeluruh” meliputi moral, teologi, etika, pembinaan umat, aspirasi spiritual, ibadah formal
dan ritual yang rinci. Syari’ah mencakup seluruh aspek hukum public dan perorangan, kesehatan
bahkan kesopanan dan pembinaan budi. Syari’ah adalah hukum atau ketetapan Allah untuk
dijadikan sebagai pedoman umat manusia dalam hubungannya dengan Allah, dengan sesamanya,
dan alam sekitar. H.A.R. Gibb menyatakan bahwa syari’ah adalah hukum Allah yang paling
efektif untuk membentuk tatanan sosial dari segala acam gejolak politik (H.A.R. Gibb,
Muhammadanism, 1953:11 dalam Nurhayati, 2018).

Kata syari’ah secara bahasa memiliki banyak arti. Syari’ah berasal dari kata syara’a yang
berarti menempuh, menjelaskan, dan menunjukkan jalan. Sedangkan menurut Al-Jurjani
Syari’ah dapat diartikan mazhab dan thriqah mustaqim / jalan yang lurus (Nurhayati, 2018).
Syari’ah yang kita bicarakan disini bukanlah dari arti yang disebutkan tadi, melainkan di luar arti
bahasanya yang kemudian mentradisi.

Yang dimaksud dengan syariat atau ditulis dengan syari’’ah, secara harfiah adalah jalan ke
sumber (mata) air yakni jalan lurus yang harus dikuti oleh setiap muslim, syariat merupakan
jalan hidup muslim, ketetapan-ketetapan Allah dan ketentuan Rasul-Nya, baik berupa larangan
maupun berupa suruhan, meliputi seluruh aspek hidup dan kehidupan manusia (Ali, Mohammad
Daud, 2011:46 dalam Nurhayati, 2018).

Syariat dan hukum bertujuan menunjukkan dan menerangkan dasar-dasar hukum yang
harus dilaksanakan oleh manusia dalam hubungannya baik dengan Allah maupun manusia dan
lingkungannya. Hubungan tersebut bisa berupa kehidupan rumah tangga, sosial, ekonomi,
pendidikan, politik, hukum, dsb. Semuanya diatur dalam Al-Quran.

Terdapat tiga pengertian Syariah dalam kepustakaan hukum Islam. Pertama, syariah yang
berarti sumber hukum yang tidak dapat berubah sepanjang masa. Kedua, syariah dalam arti
sumber hukum Islam, baik yang dapat berubah sepanjang masa maupun yang tidak dapat
berubah. Ketiga, syariah dalam pengertian hukum-hukum yang digali, diinterpretasikan dan
dilaksanakan oleh para Sahabat.
Di dalam Al-Quran, terdapat ayat-ayat yang mengatur hukum atau yang berkaitan dengan
persoalan hidup. Ayat-ayat tersebut pada umumnya diturunkan di Madinah (Madaniyah). Ayat
tersebut hanya berjumlah 5,8 persen dari seluruh ayat yang terkandung dalam Al-Quran.
Diantaranya :

1. Mengenai ibadah, ibadah yang dimaksud disini yaitu yang terdapat dalam rukun islam.
Seperti sholat, puasa, haji, dll. Terdapat 140 ayat yang mengatur mengenai ini.
2. Masalah rumah tangga, kehidupan kekeluargaan, perkawinan, perceraian, warisan, dsb.
Terdapat 70 ayat.
3. Mengenai perekonomian, masalah perdagangan, jual-beli, pinjam-meminjam, sewa-
menyewa, gadai, kontrak, perseroan, dan sebagainya terdapat sebanyak 70 ayat.
4. Masalah kriminal terdapat 30 ayat
5. Mengenai hubungan Islam dan bukan Islam ada 25 ayat
6. Terdapat sebanyak 13 ayat mengenai pengadilan
7. Hubungan kaya dan miskin terdapat 10 ayat
8. Sepuluh ayat mengenai kenegaraan.

Jadi, terdapat 368 ayat. Hanya 228 yang mengurus mengenai persoalan hidup
kemasyarakatan umat. (Firdaus, 2012)

Hukum-hukum dalam Al-Quran menurut Muhammad Abu Zahrah terdiri dari :

1. Ibadah, yaitu sholat, zakat, puasa, haji, bermacam-macam sedekah


2. Kafarat, yaitu “wajib membayar denda karena telah melanggar larangan Allah, kafarat
sebagai tanda taubat dan penebus dosa.” (Lias, Riki Prasetya, Robi Septiadi, 2018)
3. Hukum Muamalah
4. Hukum Keluarga
5. Hukum Pidana
6. Hukum Acara, mengenai hubungan antara hakim dengan pelaku tindak pidana
7. Perlakuan terhadap beda keyakinan (non muslim)

Secara garis besarnya, menurut Suparman Usman hukum-hukum dalam Al-Quran terbagi
menjadi dua, yaitu:

1. Hukum Ibadat, berisi ketentuan-ketentuan yang mengatur hubungan manusia dengan


penciptanya.
2. Hukum Muamalat, yaitu ketentuan-ketentuan yang mengatur hubungan manusia
dengan sesama dan lingkungannya. Hukum muamalat ini terbagi menjadi beberapa
bidang :
a. Hukum perdata yaitu ketentuan-ketentuan yang mengatur hubungan antar sesame
manusia, meliputi harta benda, kegiatan / hubungan jual-beli, hibah, gadai, dan
perekonomian lainnya.
b. Hukum perkawinan, yaitu mengatur hubungan hubungan manusia dengan
sesamanya mengenai penyaluran kebutuhan biologis antar jenis, dan hak serta
kewajiban yang ditimbulkan akibat perkawinan tersebut.
c. Hukum waris, ketentuan-ketentuan mengenai hubungan manusia dengan
pembagian harta benda yang timbul apabila terjadi kematian.
d. Hukum pidana, mengatur mengenai hubungan manusia yang menyangkut tindak
pidana atau kejahatan terhadap raga, jiwa, kehormatan, akal, harta, dll.
e. Hukum acara, yaitu ketentuan-ketentuan yang mengatur mengenai hubungan
manusia yang berkaitan dengan cara berperkara di pengadilan dalam rangka
memperoleh atau mepertahankan hak dan menegakkan keadilan. “Menurut hukum
dasarnya setiap hakim wajib memutuskan perkara yang ditanganinya berdasarkan
hukum Islam atau berdasarkan hukum yang sesuai dengan hukum Islam.” (Umar et
al., 2017)
f. Hukum tata negara, mengatur mengenai kehidupan bernegara serta hak dan
kewajiban pemimpin serta warga negara.
g. Hukum antar bangsa / hubungan Internasional, ketentuan-ketentuan yang mengatur
mengenai hubungan manusia yang berbeda negara maupun keyakinan, baik
hubungan ketika keadaan perang maupun damai.

Hukum yang mengatur mengenai keluarga terdapat sekitar 70 ayat Al-Quran, hukum
perdata/muamalah diatur sekitar 70 ayat, hukum pidana diatur sekitar 30 ayat, hukum acara
diatur sekitar 13 ayat, hukum kenegaraan diatur sekitar 10 ayat, hukum antar negara dan
hubungan Internasional diatur sekitar 25 ayat, hukum ekonomi dan harta benda diatur sekitar 10
ayat. Jumlah ayat tersebut merupakan klasifikasi A. Djazuli dan I. Nurol Aen, mereka
memasukkan hukum waris ke dalam hukum keluarga karena warisan erat kaitannya dengan
keluarga. Tetapi mereka menggabungkan hukum ekonomi dan harta kekayaan menjadi satu
bidang hukum dalam Al-Quran.

Dalalah Al-Quran mengenai hukum-hukum semua umat muslim mengakui bahwa Alquran
diturunkan secara mutawatir, sehingga dari sisi ini Alquran disebut qath’i al-tsubut. Namun, dari
sisi dalalah Alquran tentang hukum tidak semuanya bersifat qath’i, tetapi ada yang bersifat
zanni. Qath’i disini berarti ayat tersebut hanya dapat dipahami makna tungal sehingga tidak
mungkin bermakna lain selain yang ditunjukkan lafal itu. Ayat yang termasuk dalam kelompok
qath’i yaitu ajaran pokok seperti sholat, puasa, zakat, perintah ma’ruf, akidah, akhlak, dan
sebagian muamalat. (Fadillah, 2008)

Jadi, Al-Quran tidak hanya mengatur mengenai hubungan vertikal manusia dengan
Tuhannya saja, melainkan juga hubungan horizontal manusia dengan sesama serta alam
sekitarnya. Tujuan hukum Islam sendiri yaitu mendidik individu, menolak kemudharatan dan
kemafsadatan, menagakkan keadilan di masyarakat, serta mewujudkan kemaslahatan umat.
(Rohidin, 2016)
Belajar Syariat Islam (1): Al-Qur’an sebagai Sumber Syariat Islam - Kiblat. (n.d.). Retrieved
October 16, 2019, from https://www.kiblat.net/2015/05/25/belajar-syariat-islam-1-al-quran-
sebagai-sumber-syariat-islam/
Fadillah, N. A. (2008). Al-Quran sebagai Sumber Hukum Syariah. In Jurnal Mentari (Vol. 11).
Retrieved from http://www.unmuha.ac.id/ejournal/index.php/mentari/article/view/22
Firdaus. (2012). ANALISIS KEDUDUKAN HUKUM DALAM ALQURAN (Suatu Analisis
Keadilan dan Kemanusian). 10(2), 128–138.
Lias, Riki Prasetya, Rpobi Septiadi, dan S. (2018). QISHASH, DIYAT DAN KAFARAT. 1–2.
Nurhayati. (2018). Memahami Konsep Syariah, Fikih, Hukum Dan Ushul Fikih. J-Hes, 2.
Rohidin. (2016). Pengantar Hukum Islam (Dari Semenanjung Arabia Sampai Indonesia).
Retrieved from https://fh.uii.ac.id/wp-content/uploads/2017/02/Pengantar-Hukum-Islam-
buku-ajar-rohidin-fh-uii.pdf.pdf
Umar, A., Ahmad, F., Mobin, M. A., Economic, A. S., Abubakar, A., Antarumat, K., … Sarong,
A. H. (2017). MEDIA SYARI ’ AH. 19(1).

Anda mungkin juga menyukai