Anda di halaman 1dari 9

SKENARIO 4 : TERLAMBAT MENYADARI MATA KABUR

Indah, seorang siswi berusia 9 tahun, datang ke poliklinik mata ditemani ibunya untuk melakukan
pemeriksaan kacamata. Indah merasakan kedua matanya sering terasa kabur, cepat lelah, dan kadang
ada penglihatan ganda. Indah belum pernah melakukan pemeriksaan mata sebelum ini dan dia
merasakan kalau keluhan ini muncul terutama sejak aktivitas sekolah dilakukan secara online seperti
sekarang.

Setelah dilakukan pemeriksaan oleh dokter didapatkan visus mata kanan 6/6 dengan koreksi S-0.50,
mata kiri 6/9 dengan koreksi S-3.50 C-0.50 (180). Dokter mengatakan Indah mengalami mata malas pada
mata kirinya. Indah tidak menyangka bahwa mata kirinya lebih kabur dibanding mata kanannya. Ayah
dan kakak Indah mempunyai riwayat myopia pada kedua mata dan sudah lama memakai kacamata
minus, sementara ibu Indah hanya menggunakan kacamata ketika membaca.

Dokter menganjurkan pemeriksaan lebih detail untuk mengetahui kemungkinan adanya strabismus,
kelainan kornea seperti keratoconus dan sekaligus untuk terapi amblyopia pada mata kiri Indah. Ibu
Indah sangat cemas dan menanyakan kepada dokter apakah Indah dapat sembuh, karena beliau sangat
takut dari yang dibacanya di internet, myopia ini bisa mempunyai komplikasi seperti Ablasio Retina.

Indah mempunyai tante yang juga memakai kacamata minus 7 pada kedua mata dan menderita
Diabetes Mellitus. Saat ini mata kanan tantenya sudah tidak dapat melihat dan dokter mengatakan kalau
mata kanan tantenya terkena retinopati diabetikum dengan perdarahan vitreus dengan tekanan bola
mata yang tinggi, dan akan direncanakan operasi.

Bagaimana Anda menjelaskan kondisi mata Indah dan tantenya?

A. STEP 1 TERMINOLOGI
1. Visus: ketajaman penglihatan
2. Myopia/rabun jauh: Suatu kondisi saat benda yang dekat tampak jelas, tetapi yang jauh
tidak.
3. Strabismus /mata juling: suatu kelainan mata dimana visual axis dari kedua mata tidak
mengarah secara bersamaan kepada titik fiksasi.
kondisi saat posisi kedua mata tidak sejajar,tidak melihat persis ke arah yang sama dan
keduanya bergerak ke arah yang berbeda.
4. Keratoconus : kondisi ketika kornea mengalami penipisan dan penonjolan ke luar serta
membentuk menyerupai kerucut
5. Amblyopia/mata malas : gangguan penglihatan yang disebabkan oleh kerja otot mata
dan saraf otak yang tidak bekerja sama dengan baik.
6. Ablasio Retina : gangguan mata yang terjadi karena bergesernya retina dari jaringan
penopangnya hingga akhirnya terlepas.
7. Diabetes mellitus :
8. retinopati diabetikum : Komplikasi diabetes yang memengaruhi mata disebabkan oleh
kerusakan pembuluh darah pada jaringan di belakang mata (retina).
9. Vitreus : gel yang mengisi ruang antara lensa mata dan retina di dalam bola mata
manusia atau vebrata lainnya.

B. STEP 2 IDENTIFIKASI MASALAH


1. Apa penyebab mata Indah sering terasa kabur, cepat lelah,dan kadang ada penglihatan
ganda? RAI
2. Apakah ada hubungan aktivitas sekolah dilakukan secara online dengan keluhan mata
Indah? GIT
3. Bagaimana interpretasi hasil pemeriksaan visus mata Indah? NIA
4. Apakah ada hubungan keluhan mata Indah sekarang dengan riwayat penyakit mata
dikeluarganya? VALD
5. Mengapa Dokter menganjurkan pemeriksaan lebih detail untuk mengetahui
kemungkinan adanya strabismus pada Indah? PUTI
6. Mengapa dokter memberi terapi amblyopia pada mata kiri Indah? Bagaimana contoh
terapinya? FIR
7. Mengapa myopia bisa menyebabkan komplikasi ablasio retina? AKOH
8. Apakah ada hubungan DM dengan minus tinggi pada tante Indah? FEB
9. Mengapa retinopati diabetikum dengan perdarahan vitreus dengan tekanan bola mata
yang tinggi, direncanakan untuk operasi? DEE

C. STEP 3 ANALISIS MASALAH


1. Apa penyebab mata Indah sering terasa kabur, cepat lelah,dan kadang ada penglihatan
ganda? RAIHN
Jawab:
Mata kabur dapat disebabkan oleh berbagai hal. Mata kabur dapat terjadi secara unilateral
ataupun bilateral. Penyebab paling umum dari penurunan visus adalah:
- Kelainan refraksi mata
Media refraksi mata sendiri terdiri dari kornea, cairan bilik mata (humor aqueous),
permukaan anterior dan permukaan posterior lensa, dan badan kaca (corpus vitreum).
Kelainan pada organ tersebut dapat menyebabkan gangguan dalam pembiasan cahaya
sehingga bayangan idak jatuh tepat di retina
Mengapa mata kabur bisa membuat lelah

- Katarak
Katarak adalah kondisi yang membuat bagian lensa mata menjadi buram dan menghalangi
cahaya mencapai retina, sehingga mengakibatkan penglihatan mata menjadi kabur. Kondisi
ini bisa terjadi akibat faktor penuaan ataupun cedera pada mata.

Cepat Lelah (astenopia) :

 didapatkan pada kelainan refraksi yang tidak dikoreksi dengan betul, presbiopia, anisometropia
yang berat, insifisiensi konvergen, paresis otot penggerak mata, dan penerangan waktu baca yang
tidak baik.

Diplopia adalah suatu gangguan penglihatan di mana pasien akan melihat dua gambar dari
satu objek yang berdekatan (penglihatan ganda). Diplopia di bagi menjadi dua jenis, yaitu:
- Diplopia monokular: Gangguan penglihatan ganda yang hanya terjadi pada satu mata.
Kondisi akan terus berlanjut bahkan saat mata yang normal tertutup. Penyebab dari diplopia
monocular adalah
1) Astigmatisma
2) Keratoconus
3) Pterygium
4) Katarak
5) Mata kering

- Diplopia binokular. Gangguan penglihatan ganda yang terjadi pada kedua mata. Pernyebab
dari diplopia binocular adalah:
1) Mata juling
2) Diabetes
3) Myasthenia gravis
4) Trauma

2. Apakah ada hubungan aktivitas sekolah dilakukan secara online dengan keluhan mata
Indah? GIT
Jawab:
Mata lelah juga dapat mengakibatkan sulit fokus/pandangan kabur, pedih, silau dan dapat
juga mengalami pusing atau sakit kepala. Fenomena ini dikenal sebagai computer vision
syndrome.
- Saat menatap layar, mata terus bergerak dari satu titik ke titik yang lain dan melakukan
fokus dalam waktu yang lama. Kegiatan ini membutuhkan kerja keras dari otot mata.
- Huruf-huruf pada layar komputer umumnya tidak setajam pada media cetak, sehingga
secara tidak sadar akan memaksa mata kita untuk lebih fokus dalam membacanya.
- Kerlip dan silau cahaya yang berasal dari layar juga menambah beban kerja pada mata.
- Normalnya setiap orang akan mengedip sekitar 18x setiap menitnya yang berguna untuk
membantu menyegarkan mata. Ternyata ketika kita sedang menatap layar komputer,
kemampuan mata untuk mengedip hanya setengahnya, sehingga mata mudah kering, lelah,
gatal dan pedih.

Faktor lingkungan kerja dapat berpengaruh pula terhadap timbulnya keluhan ini, yaitu layar monitor
yang kotor, sudut penglihatan yang kurang baik, adanya refleksi cahaya yang menyilaukan atau monitor
komputer yang berkualitas buruk atau rusak

 -Gangguan penglihatan yang disebabkan karena penggunaan komputer, oleh American Optometric
Association (AOA) dinamakan Computer Vision Syndrome (CVS)
 -Durasi penggunaan gadget juga berpengaruh pada kelainan refraksi mata yaitu miopia. Miopia juga
lebih banyak ditemukan pada anak-anak yang lebih sering menghabiskan waktu di dalam rumah
dengan menggunakan perangkat elektronik dibandingkan dengan anak-anak yang menghabiskan
waktu dengan bermain di luar rumah.

3. Bagaimana interpretasi hasil pemeriksaan visus mata Indah? NIA


Jawab:
Setelah dilakukan pemeriksaan oleh dokter didapatkan visus mata kanan 6/6 dengan koreksi S-
0.50, mata kiri 6/9 dengan koreksi S-3.50 C-0.50 (180).
- S atau Sph atau yang maksudnya“sphere” menunjukkan jumlah kekuatan lensa yang
dibutuhkan oleh mata, bisa lensa plus atau lensa minus.
- Tanda minus (-), artinya rabun jauh. Tanda plus (+), artinya rabun dekat. 
- C atau Cyl yang maksudnya “cylinder” menunjukkan apakah Anda mempunyai mata silinder
atau tidak, beserta dengan jumlah kekuatan lensa untuk silinder.
- Tanda minus (-), artinya kekuatan lensa untuk silinder rabun jauh. Tanda plus (+) artinya
untuk silinder rabun dekat.
Interpretasi:
- Dari hasil pemeriksaan mata kanan, didapatkan visus pasien dalam keadaan norma. Hal ini
ditandai dengan hasil 6/6 yang berarti pasien dapat melihat huruf dari jarak 6 meter
sedangkan orang normal dapat melihat pada jarak 6 meter.
- Koreksi mata kanan menandakan pasien mengalami rabun jauh dan menggunakan lensa
dengan kekuatan 0,5 dioptri
- Dari hasil pemeriksaan mata kiri, didapatkan visus pasien tidak normal. Didapatkan hasil 6/9
menandakan pasien dapat melihat ahuruf dari jarak 6 meter sedangkan pada orang normal
dapat melihat dari jarak 9 meter
- Koreksi mata kiri pasien didapatkan pasien dapat melihat dengan jelas dengan
menggunakan lensa berkekuatan 3,5 diopti. Dan mata kiri pasien mengalami silindris dan
dapat melihat dengan jelas jika menggunakan lensa berkekuatan 0,5

dokter mengatakan mata kiri Indah mengalami mata malas?

 MEKANISME DASAR TERJADINYA AMBLYOPIA:


o 1. Adanya gangguan penglihatan binokuler
o 2. Kurang tegasnya bayangan yang jatuh di fovea
o 3. Gabungan kedua faktor diatas

4. Apakah ada hubungan keluhan mata Indah sekarang dengan riwayat penyakit mata
dikeluarganya? VALD
Jawab:
Faktor risiko yang penting dari miopia adalah faktor keturunan. Orang tua yang miopia
cenderung memiliki anak miopia. Jika kedua orang tua miopia, maka risiko anak mengalami
miopia akan semakin besar. Prevalensi miopia 33-60% pada anak dengan kedua orang tua
miopia. Pada anak yang memiliki salah satu orang tua miopia prevalensinya 23-40% dan
hanya 6-15% anak mengalami miopia yang tidak memiliki orang tua miopia.
Ayah dan kakak Indah mempunyai riwayat myopia pada kedua mata dan sudah lama
memakai kacamata minus, sementara ibu Indah hanya menggunakan kacamata ketika
membaca.
Pada kasus ayah dan kakak Indah, riwayat myopia dapat diturunkan kepada anak,
namun tidak mutlak. Anak-anak yang memiliki orangtua pengidap rabun jauh disebut memiliki risiko
lebih tinggi mengalami kondisi yang sama. Namun, tanpa orang tua dengan mata minus, anak dapat
memilik mata minus bergantung pada kebiasaannya.
Pada kasus ibu pasien, tidak ada hubungan antara penggunaan kacamata dan kelaian pasien.
Pada orang dewasa yang sudah mulai memasuki usia 40 tahun, dapat mengalami hipermetropi. Pada
orang tua sumbu aksial bola mata lebih pendek dari normal (hipermetropi axial), yang
menyebabkan banyangan jatuh di depan retina. Indah dapat mengalami kejadian serupa apabila
sudah mulai memasuki usia dewasa

5. Mengapa Dokter menganjurkan pemeriksaan lebih detail untuk mengetahui kemungkinan


adanya strabismus pada Indah? PUTI
Jawab:
Pemeriksaan pasien strabismus umumnya mencakup semua bidang evaluasi pemeriksaan
mata dan penglihatan orang dewasa atau anak yang komprehensif. Evaluasi fungsi sensorik,
motorik, refraktif, dan akomodatif memerlukan pemeriksaan lebih lanjut dan mendalam.
(American Optometric Association;2011)
Selama pemeriksaan mata, tes seperti tes penutup atau tes Hirschberg digunakan dalam
diagnosis dan pengukuran strabismus dan pengaruhnya terhadap penglihatan. Beberapa
klasifikasi dibuat ketika mendiagnosis strabismus.( Matsuo,T;2001)
Tes Hirschberg merupakanTes yang dilakukan untuk menilai derajat deviasi bola mata
abnormal dengan melihat refleks cahaya pada kornea. Normalnya refleks cahaya terletak
disentral pupil dan simetris antara kedua mata. Cahaya diproyeksikan lurus didepan kedua
kornea pada jarak dekat (30 cm). Jika refleks cahaya berpindah ke arah nasal pada strabismus
divergen dan ke arah temporal pada strabismus konvergen. Pergeseran sebesar 1 mm
menentukan derajat strabismus/deviasi sebesar 7° atau 15 DP (dioptri prisma). Refleks
kornea pada tepi pupil yaitu sekitar 2 mm dari sentral pupil berarti deviasi 15° atau 30DP
antara tepi pupil dan limbus, sekitar 4 mm dari sentral pupil sama dengan 30° atau 60DP dan
pada limbus deviasinya sebesar 45° atau 90°
Prism (-Alternate) Cover test merupakan tes yang dilakukan untuk mengukur secara tepat
besarnya sudut deviasi bola mata. Tes ini dilakukan jika terdapat fiksasi sentral pada kedua
mata. Besarnya sudut deviasi dapat dievaluasi secara objektif

Diagnosis strabismus dapat ditegakkan secara klinis. Strabismus dapat diklasifikasikan


menjadi deviasi manifes (-tropia) dan laten (-phoria). Strabismus manifes memberikan
gambaran klinis yang jelas pada saat kedua mata dibuka dan akan bergerak secara involunter
setelah mata yang sehat ditutup (cover test). Sementara itu, pada strabismus laten,
gambaran klinis tidak selalu terlihat, tetapi dapat terinduksi dengan melakukan alternate
cover test.[13]
Eksotropia dan esotropia dapat terjadi secara intermiten. Istilah intermiten ini didapatkan
pada keadaan dimana sebenarnya pasien dapat mempertahankan posisi bola mata tanpa
deviasi, namun pada keadaan tertentu, seperti stress atau sakit, deviasi bola mata dapat
terlihat.
Pada anamnesis dan pemeriksaan fisik strabismus, perlu diperhatikan tanda bahaya, yaitu:
 Red reflex yang abnormal
 Keterbatasan gerakan abduksi
 Diplopia
 Nyeri kepala
 Nystagmus
 Kecenderungan kepala menoleh pada sisi tertentu
 Gangguan neurologis, seperti Cerebral Palsy
https://www.alomedika.com/penyakit/oftalmologi/strabismus/diagnosis

 tujuan pemeriksaan lanjut : mendiagnosis kemungkinan Strabismus

 Cover uncover test

 Hirschberg Test

 prism cover test

 Prism cover test merupakan baku emas untuk menilai strabismus, namun agak sulit
dilakukan pada anak karena memerlukan kerjasama.

 Amblioskop

 kelainan kornea : keratoconus 

o suatu kondisi dimana kornea secara bertahap menjadi tipis dan berbentuk kerucut
o Keratokonus adalah kelainan ektasia kornea noninflamasi dengan karakteristik
penipisan lapisan stroma kornea yang bersifat progresif, sehingga terjadi distorsi dan
penonjolan bentuk kornea seperti kerucut yang menyebabkan astigmatisma ireguler.

6. Mengapa dokter memberi terapi amblyopia pada mata kiri Indah? Bagaimana contoh
terapinya? FIR
Jawab:
Terapi untuk Ambliopia
Untuk mengatasi ambliopia, anak harus melatih matanya yang malas dengan terapi
oklusi/patching, yaitu menutup mata yang penglihatannya lebih baik, atau menggunakan
tetes atropin pada mata yang lebih baik. Jika ditemukan kelainan refraksi maka anak
membutuhkan kacamata untuk memperjelas penglihatannya dan anak harus memakai
kacamata sepanjang hari, kecuali mandi dan tidur.
Prinsip dasar dilakukan patching atau penutup mata adalah untuk memberikan kesempatan
menggunakan mata yang ambliopia sehingga mata tersebut dapat dilatih dan  dikembangkan
daya penglihatannya sehingga mencapai optimal. Pemulihan penglihatan ini akan lebih baik
hasilnya jika dilakukan pada usia sedini mungkin
 
Patching (Penutup Mata)
Peran orangtua/wali anak sangat berpengaruh terhadap keberhasilan terapi amblyopia ini. Pada
saat pertama kali melakukan terapi penutupan mata pada anak, orang tua/wali harus
menjelaskan alasan melakukan penutupan mata sehingga anak termotivasi untuk terapi dan
mau menggunakan patching tersebut.
Terapi patching ini memakan waktu bervariasi, dapat dilakukan selama beberapa bulan atau
tahunan tergantung kepatuhan, derajat berat amblyopia dan penyebab mata malasnya.
Semakin muda usia dimulainya terapi, pemulihan akan lebih cepat. Penglihatan kadang-
kadang memburuk kembali pada kondisi tertentu sehingga mata anak tetap harus dicek
secara teratur minimal 6 bulan sekali.
Pengobatan lazy eyes memang hanya berhasil dengan baik jika diterapi sedini mungkin (< 8
tahun), pada usia dewasa penanganan penyakit ini akan menjadi kurang optimal.  Semakin
cepat penanganan, semakin baik prognosisnya. Jika tidak diobati dengan segera, amblyopia
memang bisa mengakibatkan hilangnya kemampuan penglihatan ringan sampai parah. Pada
penderita di atas umur 9 tahun dapat diterapi dengan cara mengkoreksinya dengan
penggunaan kacamata atau softlens. Terapi operasi untuk lazy eyes hanya diindikasikan pada
penderita dengan keluhan ptosis dan katarak. 

Amblyopia : Kurangnya tajam penglihatan yang tidak dapat dikoreksi refraksi dan pada pemeriksaan
secara oftalmoskopi tidak ditemui kelainan patologis/structural

 terapi mata kiri amblyopia :

 TERAPI
 Koreksi kelainan refraksi
 Oklusi
 Pleoptik
 Penalisasi (atropin tetes,kaca mata, kombinasi atropin dan kaca mata)
 CAM vision stimulator
 Terapi obat
o L-Dopa (Levodopa/Carbidopa)

7. Mengapa myopia bisa menyebabkan komplikasi ablasio retina? NUN


Jawab:
Myopia atau juga disebut penglihatan dekat adalah kelainan refraksi dimana bayangan jatuh
didepan retina mata dan dibagi menjadi tiga yaitu
 Miopia ringan, yaitu miopia yang kurang dari 1-3 dioptri
 Miopia sedang, yaitu miopia yang lebih dari 3-6 dioptri
 Miopia berat, yaitu miopia yang lebih dari 6 dioptri
Miopia tinggi sering memerlukan perhatian yang lebih serius. Pada pasien dengan myopia
tinggi , yang mencapai sekitar 2 % dari populasi, lebih mungkin untuk menderita penyakit
mata tertentu seperti glaucoma atau katarak , dan lebih khusus yang berhubungan dengan
retina yaitu ablasio retina , degenerasi retina sentral dan lainnya.
Jenis ablasio retina ini ada 3:
 AR regmatogen: paling sering dijumpai, menurunnya kualitas vitreous di mata, usia yang
makin tua. Akibatnya, gel vitreous keluar ke bagian bawah retina hingga lama-kelamaan
mengendap. Endapan vitreous lantas membuat retina tertarik dari lapisan yang
menopangnya. Namun, bila degenerasi ini dibarengi dengan gangguan lain pada mata,
terutama rabun jauh, akibatnya bisa lebih berbahaya.
 AR traksional: Dibanding regmatogen, tipe ablasio retina ini lebih jarang terjadi.
Penyebab ablasio retina traksional antara lain adanya jaringan parut yang tumbuh secara
abnormal pada permukaan retina. Orang yang rentan menderita ablasio traksional
adalah para pengidap diabetes yang pada saat yang sama mengalami retinopati diabetik
akut.
 AR eksudatif : Jenis gangguan retina ini sangat jarang dijumpai. Penyebab ablasio retina
eksudatif adalah mengendapnya cairan di bagian bawah retina. Namun ablasio retina
eksudatif lebih kerap dipicu oleh cedera pada mata. Cedera itu termasuk akibat pukulan
benda tumpul yang telak mengenai mata.
Komplikasi miopia:
1. Ablasio retina. Risiko untuk terjadinya ablasio retina pada 0 D sampai -4,75 D sekitar
1/6662. Sedangkan pada -5 D sampai -9,75 D risiko meningkat menjadi 1/1335. Lebih dari
-10 D risiko ini menjadi 1/148. Dengan kata lain penambahan faktor risiko pada miopia
rendah 3 kali dan miopia tinggi meningkat menjadi 300 kali.
2. Juling biasanya esotropia atau juling ke dalam akibat mata berkonvergensi terus
menerus. Bila terdapat juling keluar mungkin fungsi satu mata telah bekurang atau
terdapat ambliopia.
3. Glaukoma: Dapat terjadi akibat degenerasi anyaman trabekulum yang merupakan
tempat pengeluaran cairan mata. Peningkatan tekanan pada mata dapat merusak saraf
mata. Glaukoma sudut terbuka lebih sering terjadi pada mata miopia daripada mata
normal.
4. Katarak: Lensa pada mata miopia akan kehilangan transparansi. Pada orang miopia onset
katarak muncul lebih cepat.

8. Apakah ada hubungan DM dengan minus tinggi pada tante Indah? FEB
Jawab:
 Retinopati Diabetika Proliferatif (RDP)
o Dinding pembuluh darah baru tersebut hanya terdiri dari satu lapis sel endotel tanpa sel
perisit dan membrana basalis sehingga sangat rapuh dan mudah mengalami
perdarahan.
o Pembentukan pembuluh darah baru tersebut sangat berbahaya karena dapat tumbuh
menyebar keluar retina sampai ke vitreus sehingga menyebabkan perdarahan di vitreus
yang mengakibatkan kebutaan.
o Apabila perdarahan terus berulang akan terbentuk jaringan sikatrik dan fibrosis di
retina yang akan menarik retina sampai lepas sehingga terjadi ablasio retina.
 Terapi laser biasanya untuk retinopati diabetes nonproliferatif disertai CSME dan retinopati
diabetes proliferatif.
o Fotokoagulasi Laser adalah Fotokoagulasi laser atau koagulasi laser adalah bedah yang
menggunakan laser untuk menutup atau menghancurkan pembuluh-pembuluh darah
abnormal yang pecah dan bocor di retina.
 Tujuan laser fotokoagulasi adalah mencegah kebocoran mikroaneurisma dan menghambat
ekstravasasi cairan ke makula.

9. Mengapa retinopati diabetikum dengan perdarahan vitreus dengan tekanan bola mata yang
tinggi, direncanakan untuk operasi? DEE
Jawab:
Saat ini mata kanan tantenya sudah tidak dapat melihat dan dokter mengatakan kalau mata
kanan tantenya terkena retinopati diabetikum dengan perdarahan vitreus dengan tekanan bola
mata yang tinggi, dan akan direncanakan operasi.
Pada tante pasien yang mengdap retinopati diabetikum, hal ini disebabkan akibat
komplikasi dari DM yang tidak terontrol. Pada retinopati diabetikum terjadi penyumbatan pada
pembuluh darah pada bagian retina mata. Akibatnya retina tidak medapatkan asupan nutrisi
dan oksigen yang dapat menyebabkan kematian jaringan retina. Sumbatan tersebut juga daoat
menyebabkan pecahnya oembuh darah retina sehingga menyebabkan pedarahan pada vitreus.
Akibatnya terjadi peningkatan volume di vitreus menyebabkan meningkatan tekanan bola mata
yang tinggi
Kondisi ini justru sangat berbeda dengan pasien. Pasien hanya mengidap astigmatisma
dan amblyopia, dimana terjadi gangguan dari media refraksi dan tidak ada terjadi kelianan
pembuluh darah di mata pasien
- Mengapa perlu operasi?
Manajemen primer untuk progresitas DR berupa pencegahan terutama dengan melakukan
pengendalian ketat terhadap hiperglikemia, tekanan darah dan hiperkolesterolemia.
Intervensi sekunder untuk DR dilakukan tergantung dari lokasi dan keparahannya, dapat
berupa farmakoterapi, terapi laser fotokoagulasi, maupun operasi vitreoktomi
Jadi, tindakan Vitrektomi (operasi pengangkatan vitreous, darah, dan jaringan fibrovaskuler
retina) dilakukan untuk PDR parah yang tidak resonsif terhadap PRP, kejadian perdarahan
vitreous berat, traksi ablasi retina, proliferasi fibrovaskuler berat, sindrom postvitrektomi
fibrinoid, maupun proliferasi fibrovaskuler hialoid anterior

D. STEP 4 SKEMA
E. STEP 5 LO

Anda mungkin juga menyukai