Indah, seorang siswi berusia 9 tahun, datang ke poliklinik mata ditemani ibunya untuk melakukan
pemeriksaan kacamata. Indah merasakan kedua matanya sering terasa kabur, cepat lelah, dan kadang
ada penglihatan ganda. Indah belum pernah melakukan pemeriksaan mata sebelum ini dan dia
merasakan kalau keluhan ini muncul terutama sejak aktivitas sekolah dilakukan secara online seperti
sekarang.
Setelah dilakukan pemeriksaan oleh dokter didapatkan visus mata kanan 6/6 dengan koreksi S-0.50,
mata kiri 6/9 dengan koreksi S-3.50 C-0.50 (180). Dokter mengatakan Indah mengalami mata malas pada
mata kirinya. Indah tidak menyangka bahwa mata kirinya lebih kabur dibanding mata kanannya. Ayah
dan kakak Indah mempunyai riwayat myopia pada kedua mata dan sudah lama memakai kacamata
minus, sementara ibu Indah hanya menggunakan kacamata ketika membaca.
Dokter menganjurkan pemeriksaan lebih detail untuk mengetahui kemungkinan adanya strabismus,
kelainan kornea seperti keratoconus dan sekaligus untuk terapi amblyopia pada mata kiri Indah. Ibu
Indah sangat cemas dan menanyakan kepada dokter apakah Indah dapat sembuh, karena beliau sangat
takut dari yang dibacanya di internet, myopia ini bisa mempunyai komplikasi seperti Ablasio Retina.
Indah mempunyai tante yang juga memakai kacamata minus 7 pada kedua mata dan menderita
Diabetes Mellitus. Saat ini mata kanan tantenya sudah tidak dapat melihat dan dokter mengatakan kalau
mata kanan tantenya terkena retinopati diabetikum dengan perdarahan vitreus dengan tekanan bola
mata yang tinggi, dan akan direncanakan operasi.
A. STEP 1 TERMINOLOGI
1. Visus: ketajaman penglihatan
2. Myopia/rabun jauh: Suatu kondisi saat benda yang dekat tampak jelas, tetapi yang jauh
tidak.
3. Strabismus /mata juling: suatu kelainan mata dimana visual axis dari kedua mata tidak
mengarah secara bersamaan kepada titik fiksasi.
kondisi saat posisi kedua mata tidak sejajar,tidak melihat persis ke arah yang sama dan
keduanya bergerak ke arah yang berbeda.
4. Keratoconus : kondisi ketika kornea mengalami penipisan dan penonjolan ke luar serta
membentuk menyerupai kerucut
5. Amblyopia/mata malas : gangguan penglihatan yang disebabkan oleh kerja otot mata
dan saraf otak yang tidak bekerja sama dengan baik.
6. Ablasio Retina : gangguan mata yang terjadi karena bergesernya retina dari jaringan
penopangnya hingga akhirnya terlepas.
7. Diabetes mellitus :
8. retinopati diabetikum : Komplikasi diabetes yang memengaruhi mata disebabkan oleh
kerusakan pembuluh darah pada jaringan di belakang mata (retina).
9. Vitreus : gel yang mengisi ruang antara lensa mata dan retina di dalam bola mata
manusia atau vebrata lainnya.
- Katarak
Katarak adalah kondisi yang membuat bagian lensa mata menjadi buram dan menghalangi
cahaya mencapai retina, sehingga mengakibatkan penglihatan mata menjadi kabur. Kondisi
ini bisa terjadi akibat faktor penuaan ataupun cedera pada mata.
didapatkan pada kelainan refraksi yang tidak dikoreksi dengan betul, presbiopia, anisometropia
yang berat, insifisiensi konvergen, paresis otot penggerak mata, dan penerangan waktu baca yang
tidak baik.
Diplopia adalah suatu gangguan penglihatan di mana pasien akan melihat dua gambar dari
satu objek yang berdekatan (penglihatan ganda). Diplopia di bagi menjadi dua jenis, yaitu:
- Diplopia monokular: Gangguan penglihatan ganda yang hanya terjadi pada satu mata.
Kondisi akan terus berlanjut bahkan saat mata yang normal tertutup. Penyebab dari diplopia
monocular adalah
1) Astigmatisma
2) Keratoconus
3) Pterygium
4) Katarak
5) Mata kering
- Diplopia binokular. Gangguan penglihatan ganda yang terjadi pada kedua mata. Pernyebab
dari diplopia binocular adalah:
1) Mata juling
2) Diabetes
3) Myasthenia gravis
4) Trauma
2. Apakah ada hubungan aktivitas sekolah dilakukan secara online dengan keluhan mata
Indah? GIT
Jawab:
Mata lelah juga dapat mengakibatkan sulit fokus/pandangan kabur, pedih, silau dan dapat
juga mengalami pusing atau sakit kepala. Fenomena ini dikenal sebagai computer vision
syndrome.
- Saat menatap layar, mata terus bergerak dari satu titik ke titik yang lain dan melakukan
fokus dalam waktu yang lama. Kegiatan ini membutuhkan kerja keras dari otot mata.
- Huruf-huruf pada layar komputer umumnya tidak setajam pada media cetak, sehingga
secara tidak sadar akan memaksa mata kita untuk lebih fokus dalam membacanya.
- Kerlip dan silau cahaya yang berasal dari layar juga menambah beban kerja pada mata.
- Normalnya setiap orang akan mengedip sekitar 18x setiap menitnya yang berguna untuk
membantu menyegarkan mata. Ternyata ketika kita sedang menatap layar komputer,
kemampuan mata untuk mengedip hanya setengahnya, sehingga mata mudah kering, lelah,
gatal dan pedih.
Faktor lingkungan kerja dapat berpengaruh pula terhadap timbulnya keluhan ini, yaitu layar monitor
yang kotor, sudut penglihatan yang kurang baik, adanya refleksi cahaya yang menyilaukan atau monitor
komputer yang berkualitas buruk atau rusak
-Gangguan penglihatan yang disebabkan karena penggunaan komputer, oleh American Optometric
Association (AOA) dinamakan Computer Vision Syndrome (CVS)
-Durasi penggunaan gadget juga berpengaruh pada kelainan refraksi mata yaitu miopia. Miopia juga
lebih banyak ditemukan pada anak-anak yang lebih sering menghabiskan waktu di dalam rumah
dengan menggunakan perangkat elektronik dibandingkan dengan anak-anak yang menghabiskan
waktu dengan bermain di luar rumah.
4. Apakah ada hubungan keluhan mata Indah sekarang dengan riwayat penyakit mata
dikeluarganya? VALD
Jawab:
Faktor risiko yang penting dari miopia adalah faktor keturunan. Orang tua yang miopia
cenderung memiliki anak miopia. Jika kedua orang tua miopia, maka risiko anak mengalami
miopia akan semakin besar. Prevalensi miopia 33-60% pada anak dengan kedua orang tua
miopia. Pada anak yang memiliki salah satu orang tua miopia prevalensinya 23-40% dan
hanya 6-15% anak mengalami miopia yang tidak memiliki orang tua miopia.
Ayah dan kakak Indah mempunyai riwayat myopia pada kedua mata dan sudah lama
memakai kacamata minus, sementara ibu Indah hanya menggunakan kacamata ketika
membaca.
Pada kasus ayah dan kakak Indah, riwayat myopia dapat diturunkan kepada anak,
namun tidak mutlak. Anak-anak yang memiliki orangtua pengidap rabun jauh disebut memiliki risiko
lebih tinggi mengalami kondisi yang sama. Namun, tanpa orang tua dengan mata minus, anak dapat
memilik mata minus bergantung pada kebiasaannya.
Pada kasus ibu pasien, tidak ada hubungan antara penggunaan kacamata dan kelaian pasien.
Pada orang dewasa yang sudah mulai memasuki usia 40 tahun, dapat mengalami hipermetropi. Pada
orang tua sumbu aksial bola mata lebih pendek dari normal (hipermetropi axial), yang
menyebabkan banyangan jatuh di depan retina. Indah dapat mengalami kejadian serupa apabila
sudah mulai memasuki usia dewasa
Hirschberg Test
Prism cover test merupakan baku emas untuk menilai strabismus, namun agak sulit
dilakukan pada anak karena memerlukan kerjasama.
Amblioskop
o suatu kondisi dimana kornea secara bertahap menjadi tipis dan berbentuk kerucut
o Keratokonus adalah kelainan ektasia kornea noninflamasi dengan karakteristik
penipisan lapisan stroma kornea yang bersifat progresif, sehingga terjadi distorsi dan
penonjolan bentuk kornea seperti kerucut yang menyebabkan astigmatisma ireguler.
6. Mengapa dokter memberi terapi amblyopia pada mata kiri Indah? Bagaimana contoh
terapinya? FIR
Jawab:
Terapi untuk Ambliopia
Untuk mengatasi ambliopia, anak harus melatih matanya yang malas dengan terapi
oklusi/patching, yaitu menutup mata yang penglihatannya lebih baik, atau menggunakan
tetes atropin pada mata yang lebih baik. Jika ditemukan kelainan refraksi maka anak
membutuhkan kacamata untuk memperjelas penglihatannya dan anak harus memakai
kacamata sepanjang hari, kecuali mandi dan tidur.
Prinsip dasar dilakukan patching atau penutup mata adalah untuk memberikan kesempatan
menggunakan mata yang ambliopia sehingga mata tersebut dapat dilatih dan dikembangkan
daya penglihatannya sehingga mencapai optimal. Pemulihan penglihatan ini akan lebih baik
hasilnya jika dilakukan pada usia sedini mungkin
Patching (Penutup Mata)
Peran orangtua/wali anak sangat berpengaruh terhadap keberhasilan terapi amblyopia ini. Pada
saat pertama kali melakukan terapi penutupan mata pada anak, orang tua/wali harus
menjelaskan alasan melakukan penutupan mata sehingga anak termotivasi untuk terapi dan
mau menggunakan patching tersebut.
Terapi patching ini memakan waktu bervariasi, dapat dilakukan selama beberapa bulan atau
tahunan tergantung kepatuhan, derajat berat amblyopia dan penyebab mata malasnya.
Semakin muda usia dimulainya terapi, pemulihan akan lebih cepat. Penglihatan kadang-
kadang memburuk kembali pada kondisi tertentu sehingga mata anak tetap harus dicek
secara teratur minimal 6 bulan sekali.
Pengobatan lazy eyes memang hanya berhasil dengan baik jika diterapi sedini mungkin (< 8
tahun), pada usia dewasa penanganan penyakit ini akan menjadi kurang optimal. Semakin
cepat penanganan, semakin baik prognosisnya. Jika tidak diobati dengan segera, amblyopia
memang bisa mengakibatkan hilangnya kemampuan penglihatan ringan sampai parah. Pada
penderita di atas umur 9 tahun dapat diterapi dengan cara mengkoreksinya dengan
penggunaan kacamata atau softlens. Terapi operasi untuk lazy eyes hanya diindikasikan pada
penderita dengan keluhan ptosis dan katarak.
Amblyopia : Kurangnya tajam penglihatan yang tidak dapat dikoreksi refraksi dan pada pemeriksaan
secara oftalmoskopi tidak ditemui kelainan patologis/structural
TERAPI
Koreksi kelainan refraksi
Oklusi
Pleoptik
Penalisasi (atropin tetes,kaca mata, kombinasi atropin dan kaca mata)
CAM vision stimulator
Terapi obat
o L-Dopa (Levodopa/Carbidopa)
8. Apakah ada hubungan DM dengan minus tinggi pada tante Indah? FEB
Jawab:
Retinopati Diabetika Proliferatif (RDP)
o Dinding pembuluh darah baru tersebut hanya terdiri dari satu lapis sel endotel tanpa sel
perisit dan membrana basalis sehingga sangat rapuh dan mudah mengalami
perdarahan.
o Pembentukan pembuluh darah baru tersebut sangat berbahaya karena dapat tumbuh
menyebar keluar retina sampai ke vitreus sehingga menyebabkan perdarahan di vitreus
yang mengakibatkan kebutaan.
o Apabila perdarahan terus berulang akan terbentuk jaringan sikatrik dan fibrosis di
retina yang akan menarik retina sampai lepas sehingga terjadi ablasio retina.
Terapi laser biasanya untuk retinopati diabetes nonproliferatif disertai CSME dan retinopati
diabetes proliferatif.
o Fotokoagulasi Laser adalah Fotokoagulasi laser atau koagulasi laser adalah bedah yang
menggunakan laser untuk menutup atau menghancurkan pembuluh-pembuluh darah
abnormal yang pecah dan bocor di retina.
Tujuan laser fotokoagulasi adalah mencegah kebocoran mikroaneurisma dan menghambat
ekstravasasi cairan ke makula.
9. Mengapa retinopati diabetikum dengan perdarahan vitreus dengan tekanan bola mata yang
tinggi, direncanakan untuk operasi? DEE
Jawab:
Saat ini mata kanan tantenya sudah tidak dapat melihat dan dokter mengatakan kalau mata
kanan tantenya terkena retinopati diabetikum dengan perdarahan vitreus dengan tekanan bola
mata yang tinggi, dan akan direncanakan operasi.
Pada tante pasien yang mengdap retinopati diabetikum, hal ini disebabkan akibat
komplikasi dari DM yang tidak terontrol. Pada retinopati diabetikum terjadi penyumbatan pada
pembuluh darah pada bagian retina mata. Akibatnya retina tidak medapatkan asupan nutrisi
dan oksigen yang dapat menyebabkan kematian jaringan retina. Sumbatan tersebut juga daoat
menyebabkan pecahnya oembuh darah retina sehingga menyebabkan pedarahan pada vitreus.
Akibatnya terjadi peningkatan volume di vitreus menyebabkan meningkatan tekanan bola mata
yang tinggi
Kondisi ini justru sangat berbeda dengan pasien. Pasien hanya mengidap astigmatisma
dan amblyopia, dimana terjadi gangguan dari media refraksi dan tidak ada terjadi kelianan
pembuluh darah di mata pasien
- Mengapa perlu operasi?
Manajemen primer untuk progresitas DR berupa pencegahan terutama dengan melakukan
pengendalian ketat terhadap hiperglikemia, tekanan darah dan hiperkolesterolemia.
Intervensi sekunder untuk DR dilakukan tergantung dari lokasi dan keparahannya, dapat
berupa farmakoterapi, terapi laser fotokoagulasi, maupun operasi vitreoktomi
Jadi, tindakan Vitrektomi (operasi pengangkatan vitreous, darah, dan jaringan fibrovaskuler
retina) dilakukan untuk PDR parah yang tidak resonsif terhadap PRP, kejadian perdarahan
vitreous berat, traksi ablasi retina, proliferasi fibrovaskuler berat, sindrom postvitrektomi
fibrinoid, maupun proliferasi fibrovaskuler hialoid anterior
D. STEP 4 SKEMA
E. STEP 5 LO