Anda di halaman 1dari 8

REFARAT

MATA MALAS (AMBLYOPIA)

Pembimbing :

dr. Erfitrina, M.Ked.(Opth), Sp.M

Rahma mardian tini 1808320099

Siti lasmi yani al azhar 1808320057

Habib yola pratama 1808320100

SMF MATA

RUMAH SAKIT UMUM DR. PIRNGADI

MEDAN

2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
dengan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan refarat ini tepat waktu.

Tulisan ini untuk melengkapi tugas persyaratan kepaniteraan klinik stase


(KKS) Mata di RSUD dr. Pirngadi Medan, selain itu tulisan ini juga bertujuan
supaya pembaca dapat mengetahui dan memahami secara jelas mengenai MATA
MALAS (AMBLYOPIA)

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa refarat ini tidak mungkin dapat


terselesaikan dengan baik tanpa adanya dorongan dan bimbingan dari beberapa
pihak. Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada:

1. dr. Erfitrina, M.Ked.(Opth), Sp.M selaku pembimbing selama di stase


Mata di RSUD dr. Pirngadi Medan
2. Seluruh pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan paper ini.

Demikian tugas ini disusun, semoga dapat bermanfaat bagi penulis


khususnya dan pembaca pada umumnya. Saran dan kritik yang membangun
sangat penulis harapkan demi kesempurnaan tulisan ini.

Medan, 25 JUNI 2019

PENULIS

2
DAFTAR ISI

COVER .......................................................................................................... i
DAFTAR ISI .................................................................................................. 3
KATA PENGANTAR ................................................................................... 2
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.................................................................... 5
2.1. Definisi amblyopia ........................................................................... 5
2.2. Etiologi amblyopia ........................................................................... 7
2.3. Gejala amblyopia ............................................................................. 7
2.4. Tatalaksana amblyopia ................................................................... 10
BAB III KESIMPULAN ...............................................................................14

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................15

3
BAB I

PENDAHULUAN

Mata malas (amblyopia) merupakan suatu keadaan dimana terjadinya penurunan


penglihatan dikarenakan perkembangan visual yang abnormal. Mata malas
(amblyopia) terjadi pada anak usia dini. Ketika jalur saraf antara otak dan mata
tidak terstimulasi dengan benar, maka otak lebih memilih mata yang lain yang
terstimulasi dengan benar.

Angka kejadian mata malas (amblyopia) kurang lebih 150 ribu kasus
pertahun di Indonesia. Untuk diagnosis mata malas (amblyopia) tidak
memerlukan uji atau pencitraan laboratorium, biasanya dapat didiagnosis sendiri
dan memerlukan penanganan tenaga medis professional.

4
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 DEFINISI MATA MALAS (AMBLYOPIA)

Mata malas (amblyopia) merupakan suatu keadaan yang secara medis


terjadi penurunan penglihatan salah satu mata yang disebabkan oleh karena
gangguan serabut saraf antara otak dan mata. Mata penderita dapat terlihat normal
namun secara fungsi otak mengabaikan mata yang malas dan hanya merespon
penglihatan melalui mata yang normal.

2.2 ETIOLOGI MATA MALAS (AMBLYOPIA)


Penyebab mata malas (amblyopia) seacara umum ialah mata juling
(strabismus) yang secara konstan dan biasanya diturunkan secara genetik dalam
keluarga, diikuti oleh gangguan refraksi, katarak pada anak, trauma, dan kelopak
mata yang terkulai sehingga menghalangi penglihatan.

Jika satu bagian mata melihat secara jernih dan satu bagian mata melihat
secara kabur maka mata yang jernih dan otak akan menghambat dari mata yang
kabur. Proses ini mengakibatkan penurunan penglihatan yang permanen pada
mata yang malas (amblyopia) dan tidak dapat dikoreksi menggunakan kaca mata
biasa, kontak lensa atau pun operasi lasik.

2.3 GEJALA MATA MALAS (AMBLYOPIA)

 Mata yang terlihat tidak bekerja secara bersamaan


 Salah satu mata yang sering bergerak kearah luar atau dala (juling)
 Anak sulit memperkirakan jarak
 Salah satu mata terlihat lebih sipit dibanding yang lain
 Anak sering memiringkan kepala agar dapat melihat dengan lebih jelas
 Kesulitan melihat benda 3 dimensi
 Hasil tes penglihatan yang buruk

2.4 TATALAKSANA MATA MALAS (ABLYOPIA)

2.4.1 Penggunaaan kacamata

5
Pada penderita mata malas (amblyopia) dapat menggunakan kacamata
khusus namun kebanyakan anak akan menolak dikarenakan penglihatan
mereka jauh lebih baik tanpa kacamata.
2.4.2 Penggunaan penutup mata
Alat ini dipasangkan pada mata yang normal guna merangsang mata yang
malas, agar mengalami perkambangan dalam melihat. Sama seperti
penggunaan kacamata, pada awal masa terapi, anak terkadang menolak
anak terkadang menolak menggunakan penutup mata, karena merasa tidak
nyaman dalam melihat. Cara ini paling efektif bagi penderita balita, dan
penutup mata umumnya dipakai 2-6 jam per hari. Terapi dengan penutup
mata dapat dikobinasikan dengan kacamata.
2.4.3 operasi
prosedur ini dianjurkan untuk menangani katarak dan mata juling yang
memicu mata malas.

2.5 Komplikasi mata malas (amblyopia)


 Kebutaan : jika tidak diterapi pasien dapat kehilangan
penglihatannya. Penurunan penglihatan ini biasanya bersifat
permanen

6
BAB III

KESIMPULAN

Mata malas (amblyopia) merupakan suatu keadaan yang secara medis terjadi
penurunan penglihatan salah satu mata yang disebabkan oleh karena gangguan
serabut saraf antara otak dan mata. Mata penderita dapat terlihat normal namun
secara fungsi otak mengabaikan mata yang malas dan hanya merespon
penglihatan melalui mata yang normal.

Penyebab mata malas (amblyopia) seacara umum ialah mata juling (strabismus)
yang secara konstan dan biasanya diturunkan secara genetik dalam keluarga,
diikuti oleh gangguan refraksi, katarak pada anak, trauma, dan kelopak mata yang
terkulai sehingga menghalangi penglihatan.

Gejala pada penderita biasanya berupa Mata yang terlihat tidak bekerja secara
bersamaan, Salah satu mata yang sering bergerak kearah luar atau dala (juling)
dan sebagainya. Tatalaksana yang cepat bergantung pada hasil yang lebih baik

7
DAFTAR PUSTAKA

1. Yen, MY. (2017). Therapy for Amblyopia: A newer perspective. Taiwan J


Ophthalmol, 7(2), pp. 59–61.
2. Zarate, BR. Tejedor, J. (2007). Current concepts in the management of
amblyopia, Clin Ophthalmol, 1(4), PP. 403–414.
3. American Association for Pediatric Ophthalmology and Strabismus
(2017). Amblyopia. NHS Choices UK (2016).
4. Health A-Z. Lazy Eye (Amblyopia). NIH (2016). MedlinePlus.
Amblyopia.
5. Mayo Clinic (2016). Diseases and Conditions. Lazy Eye (Amblyopia).
6. Salvin, J. Kids Health (2017). Amblyopia. Brennan, D.
7. WebMd (2017). What is Amblyopia

Anda mungkin juga menyukai