Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH

GANGGUAN PENGLIHATAN

Diajukan untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah: PENDIDIKAN INKLUSIF AUD


Dosen Pengampu: Suzana, S.Pd., M.Pd.

Disusun Oleh :

1. Siti Kuelah
2. Haeriyah
3. Titin Suhertin
4. Dede Mulyati
5. Meta Imaniar

Kelompok 6
PIAUD /E

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI


FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM BUNGA BANGSA CIREBON
2020/2021
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya sehingga makalah ini
dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih terhadap bantuan
dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik pikiran maupun materinya.
Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi
pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa pembaca praktekkan dalam
kehidupan sehari-hari. Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam
penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman Kami. Untuk itu kami
sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca kesempurnaan pembaca
makalah ini.

Kata Pengantar…………………………………………………… i

Daftar isi…………………………………………………………... ii

BAB I

A.Latar Belakang………………………………………………...

B.Rumusan Masalah …………………………………………….

BAB II

A. Pengertian Gangguan Penglihatan……………………………

B. Jenis Gangguan Penglihatan …………………………………

C.Penyebab Gangguan Penglihatan……………………………..

D. Mengobati Gangguan Penglihatan

BAB III

KESIMPULAN…………………………………………………

B. Rumusan Masalah

            Adapun rumusan masalah dalam makalah ini adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana mengobati gangguan penglihatan ?


2. Apa penyebab gangguan penglihatan

C. Tujuan Penulisan

            Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui bagaimana cara menggobati atau penangan gangguan penglihatan


2. Untuk mengetahui jenis dan penyebab gangguan penglihatan
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Mata merupakan salah satu organ indra manusia, yaitu indra penglihatan. Mata memiliki fungsi yang
sangat penting dalam menyerap informasi visual yang digunakan untuk melakukan kegiatan sehari-hari.
Apabila terjadi gangguan pada mata, hal tersebut dapat mengurangi bahkan menghambat fungsinya.
Gangguan terhadap penglihatan banyak terjadi, mulai dari gangguan ringan sampai gangguan berat yang
bisa menyebabkan kebutaan.1 Salah satu gangguan pada mata adalah kelainan refraksi yang dapat
mengganggu fungsi mata tersebut. Kelainan refraksi adalah kelainan pembiasan sinar pada mata sehingga
sinar tidak difokuskan pada retina atau bintik kuning. Kelainan ini terjadi ketika bayangan benda yang
datang tidak jatuh tepat di retina karena bentuk mata yang abnormal. Beberapa hal yang dapat
mengakibatkan kelainan pada pembiasan sinar adalah panjang bola mata (lebih panjang atau lebih
pendek), perubahan bentuk kornea, dan penuaan lensa.

World Health Organization (WHO) 2014 menyatakan, secara global penyebab utama gangguan
penglihatan adalah kelainan refraksi (43%), katarak (33%), dan glaukoma (3%).5 Sekitar 80% gangguan
penglihatan tersebut dapat dicegah termasuk kelainan refraksi. 1Kelainan refraksi merupakan suatu
kondisi yang memerlukan perhatian khusus terutama pada anak usia sekolah,ada tiga jenis kelainan
refraksi, yaitu miopia,hipermetropia, dan astigmatisme. Miopia adalah salah satu gangguan refraksi yang
rentan terjadi pada anak usia sekolah.

Penurunan penglihatan merupakan keluhan yang besar bagi lanjut usia, sebab persepsi terhadap
lingkungan berhubungan dengan rasa aman. Ketidakmampuan dalam menanggapi isyarat fungsi
penglihatan inilah yang menyebabkan kesalahan dalam menangkap respon sensorik yang akan
mengakibatkan kesulitan dalam memahami lingkungan geografis, bahaya, dan rangsang
bergerak(Källstrand,2016). Berkaitan juga status fungsional seseorang untuk menilai kapasitas
kemampuan yang masih dirasakan oleh individu itu sendiri sebagai contohnya melakukan kegiatan
tertentu seperti membaca, berpakaian, atau berjalan, dapat memenuhi kebutuhan dasar untuk hidup sehat
dan beranggapan bahwa dirinya masih memiliki peran di kehidupan sosialnya(Renaud & Bédard, 2013).
Dapat disimpulkan bahwa beban kehilangan penglihatan memiliki banyak konsekuensi dari fungsional
untuk sosial dan psikologis yang bisa menyebabkan depresi. Gejala depresi 4 mempengaruhi sekitar
sepertiga dari orang tua dengan gangguan penglihatan yang berdampak pada kualitas hidup orang tua atau
lanjut usia(Renaud & Bédard, 2013). Beberapa-penelitian-menemukan-keterkaitan antara penurunan
kualitas hidup dengan penyakit penyebab kebutaan dan gangguan penglihatan. Katarak, Glaucoma,AMD,
Kelainan refraksi, dan etinopati diabetikum telah banyak diteliti berkaitan dengan kualitas hidup para
penderitanya. Dengan menggunakan instrumen yang sesuai misalnya, pada pasien glaukoma akan tampak
gangguan kualitas hidup terkait penglihatannya dalam hal tajam penglihatan dekat, lapang pandangan,
dan sensitivitas kontras. Aspek kualitas hidup pada pasien dengan AMD yang terganggu adalah general
vision, dan kesulitan dalam melakukan pekerjaan yang memerlukan penglihatan dekat dan jauh.
(Asroruddin, 2013)
BAB II

PEMBAHASAN

A. Gangguan Penglihatan

Gangguan penglihatan adalah adanya kelainan yang menyebabkan gangguan pada


penglihatan normal. Berbagai jenis gangguan penglihatan dapat disebabkan oleh beberapa
kondisi medis dan kelainan tertentu. 
Gangguan penglihatan atau kehilangan penglihatan adalah penurunan kemampuan untuk melihat pada
tingkat yang menyebabkan masalah yang memerlukan suatu alat, seperti kacamata. Beberapa orang yang juga
memiliki kekurangan kemampuan untuk melihat karena tak memiliki akses kacamata atau  lensa
kontak. Istilah kebutaan dipakai untuk kehilangan penglihatan sepenuhnya atau nyaris sepenuhnya. Gangguan
penglihatan dapat menyebabkan kesulitan dalam kegiatan sehari-hari seperti membaca dan berjalan tanpa
pelatihan atau alat
Beberapa penyebab gangguan penglihatan bersifat sementara dan dapat diatasi dengan
pengobatan. Namun, beberapa penyebab bisa menyebabkan gangguan penglihatan yang
permanen.

B. Jenis Gangguan Penglihatan

Gangguan penglihatan yang paling umum meliputi:

1) penglihatan ganda, atau diplopia


2) kebutaan sebagian atau total
3) rabun jauh dan rabun dekat

1.) Diplopia

Diplopia juga disebut penglihatan ganda. Jika Anda melihat dua objek ketika Anda
seharusnya hanya melihat satu objek, Anda mengalami diplopia. Gangguan penglihatan ini bisa
menjadi gejala dari masalah kesehatan yang serius. Sangat penting untuk segera pergi ke dokter
ketika gejala diplopia muncul.

Ada dua jenis diplopia: monokular dan binokular.

 Monokular: Penglihatan ganda yang hanya mempengaruhi satu mata disebut diplopia


monokular. Kondisi ini bisa disebabkan oleh perubahan lensa, kornea, atau
permukaan retina. Jenis penglihatan ganda ini terjadi hanya ketika Anda membuka
satu mata.

 Binokular: Penglihatan ganda yang terjadi saat Anda membuka kedua mata Anda
mungkin disebabkan oleh posisi kedua mata yang tidak sejajar atau kerusakan saraf yang
menyebabkan otak Anda tidak bisa menerima impuls gambar dengan benar.
Penglihatan ganda dapat disebabkan oleh komunikasi yang tidak baik pada otak Anda. Anda
mengalami penglihatan ganda karena otak Anda tidak dapat menyelaraskan dua gambar yang
dilihat oleh kedua mata Anda.

2.) Kebutaan

Kebutaan sebagian berarti Anda dapat melihat cahaya serta beberapa hal yang ada di sekitar
Anda. Kebutaan total mengacu pada suatu kondisi ketika Anda tidak lagi dapat melihat cahaya. 

Menurut WHO, Orang dengan visus penglihatan kurang dari 20/200 ft dianggap buta. Beberapa
kasus dapat diperbaiki dengan operasi. Operasi dapat berupa mengganti sebagian komponen
mata (lensa mata) atau memperbaiki penyebab yang mengganggu penglihatan.

a. Rabun dekat atau dalam bahasa medis hyperopia.


b. Rabun jauh atau dalam bahasa medis myopia.
c. Rabun senja atau dalam bahasa medis nyctalopia.

3.) Rabun Dekat (Hyperopia).

Rabun dekat adalah kondisi penglihatan dimana seseorang mengalami kesulitan untuk melihat objek yang
dekat secara jelas namun dapat melihat jelas ketika objek berada dalam jarak yang jauh. Rabun dekat terjadi
ketika kornea melengkung sedikit atau penglihatan menjadi lebih pendek dari biasanya. Hal ini menyebabkan
cahaya terfokus ke area belakang retina sehingga penglihatan akan objek yang dekat akan kabur. Tingkat rabun
mempengaruhi fokus penglihatan.

Gejala Rabun Dekat

1. Penglihatan kabur ketika melihat objek yang dekat.


2. Perlu menyipitkan mata untuk melihat dengan jelas.
3. Mata terasa lelah, seperti terbakar, dan terasa sakit dimata atau sekitar mata.
4. Mata terasa tidak nyaman atau sakit kepala setelah membaca atau melihat objek dekat
dalam durasi waktu yang lama.

Penyebab Rabun Dekat


Mata memiliki 2 bagian yang memiliki fungsi untuk memfokuskan penglihatan, yaitu :

1. Kornea mata adalah bagian jernih di permukaan mata yang menerima cahaya.
2. Lensa mata adalah bagian jernih di dalam mata yang membantu memfokuskan objek.

Pada kondisi mata yang sehat kornea dan lensa mata dapat memfokuskan objek langsung pada
retina agar objek terlihat secara jelas. Penyebab utama rabun dekat adalah refractive error. Pada
kondisi ini cahaya tidak terbiaskan dengan benar dan akan berakibat memiliki kesalahan
bias.Faktor yang paling umum penyebab rabun jauh adalah faktor genetik.

 
Rabun Jauh (myopia)

Kebalikan dengan rabun dekat, rabun jauh merupakan kondisi dimana seseorang penglihatannya kabur
ketika melihat objek yang letaknya jauh. Rabun jauh terjadi ketika kornea melengkung terlalu tajam. Hal
ini menyebabkan cahaya yang masuk mata untuk fokus didepan retina. Rabun jauh dapat menjadi parah
dengan secara cepat atau perlahan. Rabun jauh menyerang ketika usia anak-anak dan remaja. Rabun jauh
cenderung disebabkan karena faktor keturunan. Tes mata sederhana dapat menentukan terjadinya rabun jauh.
Rabun jauh dapat diterapi dengan menggunakan kaca mata dan lensa kontak atau dengan operasi.

Gejala Rabun Jauh

1. Penglihatan menjadi kabur ketika melihat objek yang jauh.


2. Menyipitkan mata ketika melihat objek yang jauh.
3. Mengalami nyeri kepala karena kelelahan mata.
4. Mengalami kesulitan melihat saat mengemudi kendaraan, terutama pada malam hari.

Rabun jauh pada umumnya terdeteksi ketika berada di usia sekolah dasar dan ketika menginjak
usia remaja. Anak-anak yang mengalami rabun jauh memiliki gejala seperti :

1. Mengalami juling.
2. Duduk lebih dekat ke televisi, layar film, atau membaca terlalu dekat.
3. Tidak melihat obyek yang jauh.
4. Frekuensi mengedip berlebihan.
5. Sering menggosok mata.

Ada beberapa faktor resiko yang memicu terjadinya rabun dekat, yaitu

1. Faktor keturunan
Rabun jauh disebabkan oleh faktor keturunan. Jika salah satu orang tua Anda mengalami
rabun jauh, maka dapat meningkatkan resiko rabun jauh. Resiko dapat lebih tinggi jika
kedua orang tua mengalami rabun jauh.
2. Membaca
Seseorang yang memiliki hobi membaca memiliki resiko terkena rabun jauh lebih tinggi.
3. Kondisi lingkungan
Beberapa penelitian menemukan bahwa terlalu sering beraktifitas diluar ruangan dapat
meningkatkan resiko rabun jauh.

Penanganan Rabun Dekat dan Rabun Jauh.

1. Lensa korektif

Pengobatan tidak selalu diperlukan karena pada usia muda lensa didalam mata cukup
fleksibel untuk mengkompensasi kondisi. Tetapi seiring pertambahan usia, lensa menjadi
kurang fleksibel dan membutuhkan lensa korektif untuk memperbaiki penglihatan objek
dekat. Menggunakan lensa korektif untuk terapi rabun dekat dapat menurunkan
lengkungan kornea mata. Terdapat dua tipe lensa korektif yaitu dalam bentuk kaca mata
dan lensa kontak.

2. Operasi
Berikut beberapa metode operasi :
- Laser-assisted in-situ keratomileusis (LASIK). LASIK adalah prosedur dimana
dilakukan perbaikkan pada kornea mata.
- Laser-assisted subepithelial keratectomy (LASEK). LASEK adalah prosedur untuk
membentuk kembali lapisan luar kornea dan kelengkungan.
- Photorefractive keratectomy (PRK). Pada prosedur ini mirip dengan metode LASEK
tetapi tanpa menghilangkan jaringan epitel.
- Conductive keratoplasty (CK). Pada metode ini menggunakan
tenaga radiofrequency untuk menghilangkan bintik-bintik kecil disekitar kornea.
3. Pencegahan terjadinya rabun dekat :
- Melakukan pengecekkan mata secara teratur.
- Mengontrol kondisi kesehatan terutama bagi yang memiliki penyakit kronis.
- Segera menemui dokter apabila merasakan gejala yang tidak nyaman pada mata.
- Melindungi mata dari matahari.
- Mengkonsumsi makanan sehat.
- Berhenti merokok.
- Menggunakan kaca mata yang tepat.
- Menggunakan pencahayaan yang benar ketika membaca, menonton televisi atau
kegiatan yang lainya.

C. Mengobati Gangguan Penglihatan

Langkah pertama dalam mengobati gangguan penglihatan adalah mencari tahu masalah
mendasar yang menyebabkannya. Setelah Anda dan dokter menemukan masalahnya, Anda dapat
menentukan rencana perawatan. 

Dalam beberapa kasus, gangguan penglihatan akan hilang dengan sendirinya. Misalnya,
penglihatan buram yang disebabkan oleh sakit kepala biasanya akan sembuh ketika sakit kepala
itu sembuh. 

Dokter Anda mungkin akan meresepkan obat untuk mencegah sakit kepala di kemudian hari.
Secara garis besar, ada beberapa penanganan yang biasa dilakukan untuk menangani gangguan
penglihatan. Contohnya :

 Obat: Pemberian obat-obatan kadang-kadang dapat mengobati kondisi yang mendasarinya


sehingga mereka tidak lagi menyebabkan gejala.
 Perubahan pola makan: Jika Anda memiliki diabetes yang tidak terkontrol, tetapi
mampu menurunkan berat badan dan mengendalikan penyakit diabetes yang Anda derita,
perubahan dalam pola makan Anda terkadang dapat mencegah terjadinya gangguan
penglihatan.
 Kacamata dan lensa kontak: Penggunaan kacamata dan lensa kontak mungkin dapat
memperbaiki gangguan penglihatan yang tidak dapat diperbaiki dengan perawatan lain.
 Pembedahan: Bila perlu, pembedahan dapat membantu meringankan atau memperbaiki saraf
dan otot yang rusak.
BAB III
Kesimpulan

Gangguan penglihatan atau kehilangan penglihatan adalah penurunan kemampuan untuk


melihat pada tingkat yang menyebabkan masalah yang memerlukan suatu alat,
seperti kacamata. Beberapa orang yang juga memiliki kekurangan kemampuan untuk melihat
karena tak memiliki akses kacamata atau lensa kontak. Istilah kebutaan dipakai untuk kehilangan
penglihatan sepenuhnya atau nyaris sepenuhnya. Gangguan penglihatan dapat menyebabkan
kesulitan dalam kegiatan sehari-hari seperti membaca dan berjalan tanpa pelatihan atau alat.
Gangguan penglihatan yang paling umum meliputi:
 penglihatan ganda, atau diplopia
 kebutaan sebagian atau total
 rabun jauh dan rabun dekat

Ada beberapa faktor resiko yang memicu terjadinya rabun dekat, yaitu

1. Faktor keturunan
Rabun jauh disebabkan oleh faktor keturunan. Jika salah satu orang tua Anda mengalami
rabun jauh, maka dapat meningkatkan resiko rabun jauh. Resiko dapat lebih tinggi jika
kedua orang tua mengalami rabun jauh.
2. Membaca
Seseorang yang memiliki hobi membaca memiliki resiko terkena rabun jauh lebih tinggi.
3. Kondisi lingkungan
Beberapa penelitian menemukan bahwa terlalu sering beraktifitas diluar ruangan dapat
meningkatkan resiko rabun jauh.

Daftar Pustaka
 Jonathan H. Salvin, MD, Vision impairment (https://kidshealth.org/en/teens/visual-
impairment.html ).
 WHO, Vision impairment
(https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/blindness-and-visual-
impairment ), 8 October 2019.

Anda mungkin juga menyukai