GANGGUAN PENGLIHATAN
Disusun Oleh :
1. Siti Kuelah
2. Haeriyah
3. Titin Suhertin
4. Dede Mulyati
5. Meta Imaniar
Kelompok 6
PIAUD /E
Kata Pengantar…………………………………………………… i
Daftar isi…………………………………………………………... ii
BAB I
A.Latar Belakang………………………………………………...
BAB II
BAB III
KESIMPULAN…………………………………………………
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
PENDAHULUAN
Mata merupakan salah satu organ indra manusia, yaitu indra penglihatan. Mata memiliki fungsi yang
sangat penting dalam menyerap informasi visual yang digunakan untuk melakukan kegiatan sehari-hari.
Apabila terjadi gangguan pada mata, hal tersebut dapat mengurangi bahkan menghambat fungsinya.
Gangguan terhadap penglihatan banyak terjadi, mulai dari gangguan ringan sampai gangguan berat yang
bisa menyebabkan kebutaan.1 Salah satu gangguan pada mata adalah kelainan refraksi yang dapat
mengganggu fungsi mata tersebut. Kelainan refraksi adalah kelainan pembiasan sinar pada mata sehingga
sinar tidak difokuskan pada retina atau bintik kuning. Kelainan ini terjadi ketika bayangan benda yang
datang tidak jatuh tepat di retina karena bentuk mata yang abnormal. Beberapa hal yang dapat
mengakibatkan kelainan pada pembiasan sinar adalah panjang bola mata (lebih panjang atau lebih
pendek), perubahan bentuk kornea, dan penuaan lensa.
World Health Organization (WHO) 2014 menyatakan, secara global penyebab utama gangguan
penglihatan adalah kelainan refraksi (43%), katarak (33%), dan glaukoma (3%).5 Sekitar 80% gangguan
penglihatan tersebut dapat dicegah termasuk kelainan refraksi. 1Kelainan refraksi merupakan suatu
kondisi yang memerlukan perhatian khusus terutama pada anak usia sekolah,ada tiga jenis kelainan
refraksi, yaitu miopia,hipermetropia, dan astigmatisme. Miopia adalah salah satu gangguan refraksi yang
rentan terjadi pada anak usia sekolah.
Penurunan penglihatan merupakan keluhan yang besar bagi lanjut usia, sebab persepsi terhadap
lingkungan berhubungan dengan rasa aman. Ketidakmampuan dalam menanggapi isyarat fungsi
penglihatan inilah yang menyebabkan kesalahan dalam menangkap respon sensorik yang akan
mengakibatkan kesulitan dalam memahami lingkungan geografis, bahaya, dan rangsang
bergerak(Källstrand,2016). Berkaitan juga status fungsional seseorang untuk menilai kapasitas
kemampuan yang masih dirasakan oleh individu itu sendiri sebagai contohnya melakukan kegiatan
tertentu seperti membaca, berpakaian, atau berjalan, dapat memenuhi kebutuhan dasar untuk hidup sehat
dan beranggapan bahwa dirinya masih memiliki peran di kehidupan sosialnya(Renaud & Bédard, 2013).
Dapat disimpulkan bahwa beban kehilangan penglihatan memiliki banyak konsekuensi dari fungsional
untuk sosial dan psikologis yang bisa menyebabkan depresi. Gejala depresi 4 mempengaruhi sekitar
sepertiga dari orang tua dengan gangguan penglihatan yang berdampak pada kualitas hidup orang tua atau
lanjut usia(Renaud & Bédard, 2013). Beberapa-penelitian-menemukan-keterkaitan antara penurunan
kualitas hidup dengan penyakit penyebab kebutaan dan gangguan penglihatan. Katarak, Glaucoma,AMD,
Kelainan refraksi, dan etinopati diabetikum telah banyak diteliti berkaitan dengan kualitas hidup para
penderitanya. Dengan menggunakan instrumen yang sesuai misalnya, pada pasien glaukoma akan tampak
gangguan kualitas hidup terkait penglihatannya dalam hal tajam penglihatan dekat, lapang pandangan,
dan sensitivitas kontras. Aspek kualitas hidup pada pasien dengan AMD yang terganggu adalah general
vision, dan kesulitan dalam melakukan pekerjaan yang memerlukan penglihatan dekat dan jauh.
(Asroruddin, 2013)
BAB II
PEMBAHASAN
A. Gangguan Penglihatan
1.) Diplopia
Diplopia juga disebut penglihatan ganda. Jika Anda melihat dua objek ketika Anda
seharusnya hanya melihat satu objek, Anda mengalami diplopia. Gangguan penglihatan ini bisa
menjadi gejala dari masalah kesehatan yang serius. Sangat penting untuk segera pergi ke dokter
ketika gejala diplopia muncul.
Binokular: Penglihatan ganda yang terjadi saat Anda membuka kedua mata Anda
mungkin disebabkan oleh posisi kedua mata yang tidak sejajar atau kerusakan saraf yang
menyebabkan otak Anda tidak bisa menerima impuls gambar dengan benar.
Penglihatan ganda dapat disebabkan oleh komunikasi yang tidak baik pada otak Anda. Anda
mengalami penglihatan ganda karena otak Anda tidak dapat menyelaraskan dua gambar yang
dilihat oleh kedua mata Anda.
2.) Kebutaan
Kebutaan sebagian berarti Anda dapat melihat cahaya serta beberapa hal yang ada di sekitar
Anda. Kebutaan total mengacu pada suatu kondisi ketika Anda tidak lagi dapat melihat cahaya.
Menurut WHO, Orang dengan visus penglihatan kurang dari 20/200 ft dianggap buta. Beberapa
kasus dapat diperbaiki dengan operasi. Operasi dapat berupa mengganti sebagian komponen
mata (lensa mata) atau memperbaiki penyebab yang mengganggu penglihatan.
Rabun dekat adalah kondisi penglihatan dimana seseorang mengalami kesulitan untuk melihat objek yang
dekat secara jelas namun dapat melihat jelas ketika objek berada dalam jarak yang jauh. Rabun dekat terjadi
ketika kornea melengkung sedikit atau penglihatan menjadi lebih pendek dari biasanya. Hal ini menyebabkan
cahaya terfokus ke area belakang retina sehingga penglihatan akan objek yang dekat akan kabur. Tingkat rabun
mempengaruhi fokus penglihatan.
1. Kornea mata adalah bagian jernih di permukaan mata yang menerima cahaya.
2. Lensa mata adalah bagian jernih di dalam mata yang membantu memfokuskan objek.
Pada kondisi mata yang sehat kornea dan lensa mata dapat memfokuskan objek langsung pada
retina agar objek terlihat secara jelas. Penyebab utama rabun dekat adalah refractive error. Pada
kondisi ini cahaya tidak terbiaskan dengan benar dan akan berakibat memiliki kesalahan
bias.Faktor yang paling umum penyebab rabun jauh adalah faktor genetik.
Rabun Jauh (myopia)
Kebalikan dengan rabun dekat, rabun jauh merupakan kondisi dimana seseorang penglihatannya kabur
ketika melihat objek yang letaknya jauh. Rabun jauh terjadi ketika kornea melengkung terlalu tajam. Hal
ini menyebabkan cahaya yang masuk mata untuk fokus didepan retina. Rabun jauh dapat menjadi parah
dengan secara cepat atau perlahan. Rabun jauh menyerang ketika usia anak-anak dan remaja. Rabun jauh
cenderung disebabkan karena faktor keturunan. Tes mata sederhana dapat menentukan terjadinya rabun jauh.
Rabun jauh dapat diterapi dengan menggunakan kaca mata dan lensa kontak atau dengan operasi.
Rabun jauh pada umumnya terdeteksi ketika berada di usia sekolah dasar dan ketika menginjak
usia remaja. Anak-anak yang mengalami rabun jauh memiliki gejala seperti :
1. Mengalami juling.
2. Duduk lebih dekat ke televisi, layar film, atau membaca terlalu dekat.
3. Tidak melihat obyek yang jauh.
4. Frekuensi mengedip berlebihan.
5. Sering menggosok mata.
Ada beberapa faktor resiko yang memicu terjadinya rabun dekat, yaitu
1. Faktor keturunan
Rabun jauh disebabkan oleh faktor keturunan. Jika salah satu orang tua Anda mengalami
rabun jauh, maka dapat meningkatkan resiko rabun jauh. Resiko dapat lebih tinggi jika
kedua orang tua mengalami rabun jauh.
2. Membaca
Seseorang yang memiliki hobi membaca memiliki resiko terkena rabun jauh lebih tinggi.
3. Kondisi lingkungan
Beberapa penelitian menemukan bahwa terlalu sering beraktifitas diluar ruangan dapat
meningkatkan resiko rabun jauh.
1. Lensa korektif
Pengobatan tidak selalu diperlukan karena pada usia muda lensa didalam mata cukup
fleksibel untuk mengkompensasi kondisi. Tetapi seiring pertambahan usia, lensa menjadi
kurang fleksibel dan membutuhkan lensa korektif untuk memperbaiki penglihatan objek
dekat. Menggunakan lensa korektif untuk terapi rabun dekat dapat menurunkan
lengkungan kornea mata. Terdapat dua tipe lensa korektif yaitu dalam bentuk kaca mata
dan lensa kontak.
2. Operasi
Berikut beberapa metode operasi :
- Laser-assisted in-situ keratomileusis (LASIK). LASIK adalah prosedur dimana
dilakukan perbaikkan pada kornea mata.
- Laser-assisted subepithelial keratectomy (LASEK). LASEK adalah prosedur untuk
membentuk kembali lapisan luar kornea dan kelengkungan.
- Photorefractive keratectomy (PRK). Pada prosedur ini mirip dengan metode LASEK
tetapi tanpa menghilangkan jaringan epitel.
- Conductive keratoplasty (CK). Pada metode ini menggunakan
tenaga radiofrequency untuk menghilangkan bintik-bintik kecil disekitar kornea.
3. Pencegahan terjadinya rabun dekat :
- Melakukan pengecekkan mata secara teratur.
- Mengontrol kondisi kesehatan terutama bagi yang memiliki penyakit kronis.
- Segera menemui dokter apabila merasakan gejala yang tidak nyaman pada mata.
- Melindungi mata dari matahari.
- Mengkonsumsi makanan sehat.
- Berhenti merokok.
- Menggunakan kaca mata yang tepat.
- Menggunakan pencahayaan yang benar ketika membaca, menonton televisi atau
kegiatan yang lainya.
C. Mengobati Gangguan Penglihatan
Langkah pertama dalam mengobati gangguan penglihatan adalah mencari tahu masalah
mendasar yang menyebabkannya. Setelah Anda dan dokter menemukan masalahnya, Anda dapat
menentukan rencana perawatan.
Dalam beberapa kasus, gangguan penglihatan akan hilang dengan sendirinya. Misalnya,
penglihatan buram yang disebabkan oleh sakit kepala biasanya akan sembuh ketika sakit kepala
itu sembuh.
Dokter Anda mungkin akan meresepkan obat untuk mencegah sakit kepala di kemudian hari.
Secara garis besar, ada beberapa penanganan yang biasa dilakukan untuk menangani gangguan
penglihatan. Contohnya :
Ada beberapa faktor resiko yang memicu terjadinya rabun dekat, yaitu
1. Faktor keturunan
Rabun jauh disebabkan oleh faktor keturunan. Jika salah satu orang tua Anda mengalami
rabun jauh, maka dapat meningkatkan resiko rabun jauh. Resiko dapat lebih tinggi jika
kedua orang tua mengalami rabun jauh.
2. Membaca
Seseorang yang memiliki hobi membaca memiliki resiko terkena rabun jauh lebih tinggi.
3. Kondisi lingkungan
Beberapa penelitian menemukan bahwa terlalu sering beraktifitas diluar ruangan dapat
meningkatkan resiko rabun jauh.
Daftar Pustaka
Jonathan H. Salvin, MD, Vision impairment (https://kidshealth.org/en/teens/visual-
impairment.html ).
WHO, Vision impairment
(https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/blindness-and-visual-
impairment ), 8 October 2019.