Dibuat oleh:
Kelompok PBL 14
Pembimbing:
dr. Kidyarto Suryawinata, Sp.PA
Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat dan
rahmat-Nya, kami, anggota kelompok PBL 14, dapat berdiskusi serta belajar bersama dan
menyelesaikan laporan diskusi PBL ini tanpa adanya halangan yang berarti.
Kepada para dokter selaku pembimbing diskusi PBL, kami ucapkan banyak terima kasih
karena atas berkat bimbingan dan dorongannya, kami dapat menyelesaikan diskusi dan laporan
ini dengan baik dan lancar. Banyak pengetahuan dan hal-hal yang kami peroleh yang mampu
menjadi bekal kami sebagai dokter di masa mendatang nantinya. Sungguh merupakan
pengalaman yang luar biasa bermanfaat bagi kami semua.
Kami berharap sekiranya referat ini dapat berguna bagi setiap pembacanya, terutama
dalam mengetahui berbagai hal mengenai bagaimana seharusnya seorang dokter dalam
mengambil tindakan serta keputusan jika dihadapkan pada situasi tertentu sesuai dengan etika
dan kode etik kedokteran yang berlaku. Hal ini tentu sangat berguna untuk kami di kemudian
hari, baik dalam perkuliahan kami kedepannya serta saat kami menerapkan ilmu yang kami
terima sebagai seorang dokter kelak.
Pada akhirnya, kami tidak lupa mengucapkan permohonan maaf jika ada kata- kata yang
kurang berkenan dalam diskusi serta penulisan laporan ini. Kami sangat mengharapkan
bimbingan dan juga membuka diri untuk setiap kritik dan saran yang membangun terhadap
laporan ini. Terima kasih.
Anggota PBL 14
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Mata adalah salah satu organ penting yang dimiliki oleh manusia. Berfungsi sebagai
alat indera agar dapat melihat suatu objek dan dapat menangkap dan mempersepsikan
cahaya. Terdapat berbagai organ yang membantu mengatur masuknya cahaya sehingga
dapat jatuh tepat di retina dan dipersepsikan dengan baik. Cahaya masuk, mengatur
ukuran pupil kemudian Lensa dan kornea berfungsi untuk mengakomodasi cahaya
sehingga jatuh tepat di retina yang akan membawa signal untuk dihantarkan ke nervus
optikus dan kemudian dihantarkan ke korteks visual di otak.
Glaukoma merupakan penyakit yang disebabkan oleh tingginya tekanan bola mata
sehingga dapat menyebabkan kerusakan pada saraf mata yang dapat berakibat pada
gangguan penglihatan. Tingginya tekanan bola mata disebut dengan hipertensi okular,
terjadi jika tekanan bola mata lebih dari 21 mmHg. Terdapat trias khas tanda-tanda
glaukoma yaitu rusaknya saraf optik, adanya gangguan lapang pandang, dan tekanan bola
mata yang tinggi.
Adapun menurut American of Ophthalmology glaukoma dibagi atas glaukoma sudut
terbuka, glaukoma sudut tertutup, dan glaukoma pada anak/kongenital. Glaukoma sudut
terbuka dibagi menjadi, glaukoma primer sudut terbuka/Primary Open Angle Glaucoma
(POAG), Glaukoma dengan Tensi Normal, Glaukoma Suspek, Glaukoma Sekunder Sudut
Tertutup/Primary Angle Closure Glaucoma. Untuk membedakan, dibutuhkan anamnesis,
pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang yang mendukung. Banyak penderita
glaukoma mengalami kecelakaan oleh karena gangguan lapang pandang yang diderita.
Glaukoma juga dapat menyebabkan kebutaan jika tidak ditangani, sehingga dibutuhkan
upaya pencegahan dan penatalaksanaan yang tepat untuk penyakit glaukoma.
OD OS
1. Choroid
Lapisan yang mengandung pembuluh darah yang melapisi bagian
belakang mata dan terletak di antara retina (lapisan peka cahaya dalam)
dan sklera (dinding mata putih luar).
2. Badan Siliar
Struktur yang mengandung otot dan terletak di belakang iris, yang
memfokuskan lensa.
3. Kornea
Jaringan transparan yang mentransmisikan dan memfokuskan (mis.,
Ketajaman atau kejernihan) cahaya yang masuk ke mata
4. Fovea
Bagian tengah makula yang yang memberikan penglihatan tajam.
5. Iris
Bagian mata yang berwarna membantu mengatur jumlah cahaya yang
masuk ke mata. Ketika ada cahaya terang, iris menutup pupil untuk
membiarkan sedikit cahaya yang masuk. Dan ketika ada cahaya rendah,
iris membuka pupil untuk membiarkan lebih banyak cahaya.
6. Lensa
Struktur biconvex, avascular, tidak berwarna dan transparan yang
memfokuskan sinar cahaya ke retina. Lensa ditahan di tempatnya oleh
ligamentum suspensorium yang dikenal sebagai zonule of Zinn.
7. Makula
Area di retina yang berisi sel sensitif cahaya khusus. Dalam makula, sel-
sel peka cahaya ini memungkinkan kita untuk melihat detail halus dengan
jelas di tengah bidang visual kita.
8. Saraf optik
Membawa pesan visual dari retina ke otak. (Agar dapat melihat, kita harus
memiliki cahaya dan mata kita harus terhubung ke otak.)
9. Pupil
Bukaan tengah yang gelap di tengah iris. Pupil berubah ukuran untuk
menyesuaikan jumlah cahaya yang tersedia (lebih kecil untuk cahaya
terang dan lebih besar untuk cahaya rendah).
10. Retina
Lapisan saraf yang melapisi bagian belakang mata. Retina merasakan
cahaya dan menciptakan impuls listrik yang dikirim melalui saraf optik ke
otak.
11. Sklera
Lapisan luar putih mata, mengelilingi iris.
12. Badan Vitreous
Merupakan badan gelatinosa yang jernih dan avaskular yang membentuk
dua pertiga volume dan berat mata.
13. Aqueous humor
Dihasilkan oleh badan siliaris. Masuk melalui kamera okuli posterior,
melewati pupil, ke kamera okuli anterior.
14. Bola mata beserta otot-otot ekstrinsik mata, kelenjar air mata dan sarafnya
terletak di dalam cavum orbita. Cavum orbita terbentuk oleh pars orbitalis
dari os frontalis, os zygomaticus, os maxilla, os lacrimalis, dam lamina
papyracea ossis ethmoidalis
15. Bola mata
Bola mata berbentuk sferikal dengan diameter anteroposterior rata-rata
sebesar 24 mm
16. Konjungtiva
Konjungtiva merupakan lapisan mukosa transparan yang tipis yang
membungkus bagian posterior kelopak mata (konjungtiva palpebra) dan
bagian anterior sklera (konjungtiva bulbar)
17. Kapsul tenon (fascia bulbi)
Kapsul tenon adalah membrana fibrosa yang membungkus bola mata dari
bagian limbus hingga ke saraf optik
Histologi
● Terletak di dalam suatu ruangan di tulang kepala yang disebut orbita.
● Antara bola mata dan dinding orbita terdapat jaringan lemak, muskuli dan
jaringan penyambung.
● Dinding Bola mata
○ Tunika fibrosa
■ Sebagian besar terdiri dari jaringan penyambung padat
■ Dibagi menjadi 3 bagian
■ Sklera
■ Merupakan jaringan kuat yang memberi
perlindungan kepada jaringan bola mata yang lain
di dalamnya
■ Terdiri dari berkas-berkas serat kolagen
■ Diantara serat-serat kolagen terdapat jaringan
fibroblas yang gepeng dan serat-serat elastin.
■ Mengandung sedikit sekali pembuluh darah dan
tidak mengandung pembuluh limfe
■ Kornea
■ Berwarna bening dan transparan
■ Terdiri dari 5 lapisan yaitu:
■ Epitel berlapis gepeng tanpa lapisan tanduk
(paling luar)
■ Lapisan bowman
■ Substansia propria (paling tebal 90% dari
kornea)
■ Lapisan descemet
■ Endotel (epitel selapis gepeng atau kubis
rendah)
■ Kornea mendapat nutrisi dari humor akueus dan
pembuluh darah yang terdapat di limbus kornea
■ Limbus kornea
■ Terletak antara sklera dan kornea
■ Terdiri dari:
■ Epitel konjungtiva bulbi
■ Jaringan penyambung konjuktiva bulbi
■ Stroma limbus
■ Jaringan trabekular
■ Tunika vaskulosa
■ Mengandung banyak pembuluh darah dan sel pigmen
■ Dibagi dalam 3 bagian yaitu:
■ Korioidea
■ Mengandung banyak pembuluh darah dan
sel pigmen
■ Terdiri dari 4 lapisan dari luar ke dalam
adalah:
■ Lapisan suprakorioidea
■ Lapisan vaskulosa
■ Lapisan koriokapilar
■ Lamina elastika dari Bruch (lapisan
luar terdiri dari serat-serat elastin
halus)
■ Lapisan dalam merupakan
membrana basalis epitel pigmen
retina
■ Korpus siliar
■ Sebagian besar terdiri dari muskuli siliaris
yang merupakan otot polos.
■ Terdapat junctional complexes yang
mencegah terjadinya difusi dari stroma
korpus siliar ke kamera okuli
■ Epitelium siliar menghasilkan humor akueus
■ Iris
■ Terdiri dari jaringan penyambung jarang
yang mengandung banyak pembuluh darah
dan sel pigmen
■ Terdiri dari:
■ Endotel (paling luar)
■ Jaringan penyambung jarang
(mengandung banyak fibroblas)
■ Lapisan anyaman penyambung
jarang (mengandung pembuluh darah
yang dindingnya tebal dan tersusun
radiar.
■ Pars iridika retina
■ Retina
■ Dapat dibagi menjadi 3
■ Pars optika retina (mengandung ujung serat saraf
sensoris yang fotosensitif)
■ Dapat dibagi ke dalam 10 lapisan dari luar
ke dalam yaitu
■ Epitel pigmen
■ Lapisan batang dan kerucut
■ Membrana limitans eksterna
■ Lapisan inti luar
■ Lapisan pleksiform luar
■ Lapisan inti dalam
■ Lapisan pleksiform dalam
■ Lapisan sel ganglion
■ Lapisan serat-serat nervus optikus
■ Membrana limitans interna
■ Pars siliaris retina (tidak mengandung unsur-unsur
yang fotosensitif)
■ Pars iridika retina (tidak mengandung unsur-unsur
yang fotosensitif)
Fisiologi
Diawali dengan cahaya yang masuk kedalam mata melalui kornea dan
diteruskan melewati pupil yang lebarnya dapat diatur oleh iris. Selanjutnya
cahaya akan dibiaskan oleh lensa dan akan terbentuk bayangan yang nyata,
terbalik dan diperkecil. Sel-sel batang dan sel-sel kerucut akan meneruskan sinyal
cahaya melalui saraf optik. Saraf optik akan membawa sinyal melewati kiasma
optikum dimana kedua bagian nasal dari mata dekstra maupun sinistra akan
menyilang pada kiasma optikum. Selanjutnya, sinyal akan diteruskan melalui
traktus optikum lalu dibawa menuju korpus genikulatum lateral yang akan
membawa sinyal menuju radiatio optika lalu ke korteks visual dan berakhir pada
area 17 Brodmann. Saat sinyal sudah mencapai otak, otak akan memproses
bayangan tersebut sehingga tidak dalam keadaan terbalik.
2.6.3. Apa saja faktor yang menyebabkan gangguan penglihatan tanpa rasa nyeri ?
1. Usia/proses degenerasi/penuaan, contohnya seperti age-related macular
degeneration, katarak, presbiopia.
2. Sinar ultraviolet (UV). Sinar UV dari matahari dapat menyebabkan kerusakan
mata yang signifikan dari waktu ke waktu. Dua bentuk sinar UV dapat
mempengaruhi penglihatan: UV-A dan UV-B. UV-A telah terbukti menyebabkan
kerusakan pada bagian tengah retina yang dikenal sebagai makula, yang berfungsi
sebagai platform untuk cahaya yang difokuskan oleh kornea dan lensa. Sinar UV-
A dapat merusak penglihatan sentral Anda, sedangkan sinar UV-B cenderung
merusak bagian depan mata, terutama lensa bagian depan dan kornea. Orang-
orang ini memiliki risiko penyakit mata yang meningkat seperti katarak, age-
related macular degeneration, dan pterygium.
3. Stress. Bisa dibilang cara paling serius bahwa stres dapat menyebabkan
kehilangan penglihatan adalah melalui suatu kondisi yang dikenal sebagai
retinopati serosa sentral. Stres diyakini berkontribusi pada kondisi tersebut, yang
terjadi ketika cairan menumpuk di dalam mata, khususnya di belakang retina.
Penumpukan cairan dapat menyebabkan retina terlepas, mengganggu penglihatan
seseorang. Biasanya, kondisi hanya terjadi pada satu mata, dan gejala utamanya
adalah penglihatan kabur.
4. Merokok. Kebiasaan merokok adalah faktor risiko untuk semua penyakit mata
utama yang serius, termasuk glaukoma, age-related macular degeneration (AMD),
katarak dan retinopati diabetes. Perokok adalah antara tiga dan empat kali lebih
mungkin didiagnosis dengan AMD dan tiga kali lebih mungkin untuk
mengembangkan katarak dibandingkan bukan perokok. Merokok juga
berkontribusi terhadap peningkatan tekanan darah, yang dikenal sebagai faktor
risiko glaukoma. Merokok bahkan dapat meningkatkan risiko terkena diabetes.
5. Kelainan refraksi. Kelainan refraksi adalah kondisi di mana cahaya yang masuk
ke dalam mata tidak dapat difokuskan dengan jelas. Hal ini membuat bayangan
benda terlihat buram atau tidak tajam. Penyebabnya bisa karena panjang bola
mata terlalu panjang atau bahkan terlalu pendek, perubahan bentuk kornea, dan
penuaan lensa mata. Kelainan pada bentuk mata tersebut menyebabkan cahaya
tidak tidak jatuh tepat pada retina. Jenis kelainan refrkasi mata antara lain miopia
(rabun jauh), hiperopia (rabun dekat), presbiopia (kehilangan penglihatan dekat
dengan bertambahnya usia), dan astigmatisma.
6. Genetik contohnya seperti retinitis pigmentosa
7. Gangguan metabolisme seperti: diabetes mellitus menyebabkan diabetic
retinopathy
8. Lahir prematur, dapat menyebabkan retinopathy of prematurity
9. Obat-obatan: banyak obat, seperti yang diresepkan untuk osteoporosis, kondisi
prostat dan disfungsi ereksi, terutama diresepkan untuk orang tua, yang sudah
memiliki risiko lebih tinggi kehilangan penglihatan. Obat lainnya seperti
psikotropik, obat hipertensi, obat statin, obat kortikosteroid.
1. Apa itu Kelainan Refraksi ? - Direktorat P2PTM [Internet]. Direktorat P2PTM. 2018
[cited 26 April 2020]. Available from: http://p2ptm.kemkes.go.id/infographic-
p2ptm/gangguan-indera-fungsional/page/2/apa-itu-kelainan-refraksi
2. Refractive Errors | Kellogg Eye Center | Michigan Medicine [Internet].
Umkelloggeye.org. [cited 26 April 2020]. Available from:
https://www.umkelloggeye.org/conditions-treatments/refractive-errors
3. Rohit V. Five Factors Contributing to Vision Loss | Dr. Rohit Varma | Ophthalmologist
and Physician-Scientist [Internet]. Drrohitvarma.com. [cited 26 April 2020]. Available
from: https://drrohitvarma.com/five-factors-contributing-to-vision-loss/
4. What Causes Low Vision? [Internet]. Aoa.org. [cited 26 April 2020]. Available from:
https://www.aoa.org/patients-and-public/caring-for-your-vision/low-vision/what-causes-
low-vision
5. Al-Maskari A, Riordan-Eva P, Augsburger J. Vaughan & Asbury's general
ophthalmology. 19th ed. New York: The McGraw-Hill Education; 2018.
6. Sahoo N, Balijepalli P, Singh S, Jhingan M, Senthil S, Chhablani J. Retina and glaucoma:
surgical complications [Internet]. BMC SpringerNature. 2018 [cited 1 May 2020].
Available from:
http://https://journalretinavitreous.biomedcentral.com/articles/10.1186/s40942-018-0135-
x
7. Anatomy of the Eye | Kellogg Eye Center | Michigan Medicine [Internet].
Umkelloggeye.org. [cited 1 May 2020]. Available from:
https://www.umkelloggeye.org/conditions-treatments/anatomy-eye
8. Weinreb RN, Aung T, Medeiros FA. The Pathophysiology and Treatment of Glaucoma.
JAMA. 2014 May 14;311(18):1901–11.