PENDAHULUAN
dibutuhkan rangsangan visual yang terus menerus pada daerah selaput jala mata
yang normal dan optimal. Bila persyaratan ini terganggu dan tidak segera diatasi
maka anak tidak akan pernah mencapai fungsi penglihatan yang normal seumur
dihubungkan dengan daya lihat maka sejak dari lahir setiap anak sudah
mempunyai bakat matanya akan menjadi melihat dekat, jauh atau terbaur pada
usia 5-6 tahun barulah seorang anak memiliki daya lihat sempurna. Mulai saat ini
pula dapat ditentukan kelainan daya lihat yang disebut tajam penglihatan. Apapun
bercahaya remang bisa merusak mata. Namun yang sebenarnya terjadi adalah
tidak merusak mata, namun mata megalami ketegangan. Kondisi ini biasanya
seringkali dilakukan anak anak sebelum menjelang tidur dengan hanya ditemani
cahaya redup atau remang dikamarnya ana anak membaca buku cerita, komik tau
buku cerita lainnya. Sebuah penelitian yang diterbitkan dalam British Medical
1
Journal diungkapkan bahwa membaca di bawah cahaya rendah tidak merusak
mata, tapi menyebabkan ketegangan mata. Karena ketika seseorang membaca atau
berjalan di cahaya redup, maka mata akan menyesuaikan dengan beberapa cara.
1. Retina mata akan mulai memproduksi zat kimia yang lebih sensitif terhadap
cahaya, bahkan zat kimia ini dapat mendeteksi cahaya yang dikonversikan ke
2. Iris otot menjadi rileks sehingga menyebabkan pembukaan mata. Hal ini
sehingga sel-sel saraf retina bisa beradaptasi dengan cahaya rendah agar retina
Saat membaca di tempat dengan cahaya redup, fokus akan menjadi lebih sulit,
hal ini yang membuat mata harus bekerja keras untuk bisa memisahkan kata dan
mata menjadi lebih tegang.Jika mata bekerja keras untuk waktu yang panjang,
maka mata akan menjadi lelah meskipun banyak otot yang digunakan. Kondisi ini
dapat mengakibatkan beberapa efek fisik seperti mata sakit, gatal, sakit kepala,
seseorang jarang berkedip karena terlalu fokus pada satu objek, sehingga
Apabila kondisi ini berlangsung terus menerus, maka ketegangan mata akan
semakin meningkat. Jika gejala yang dialami tidak berkurang, maka kemungkinan
orang tersebut memiliki masalah mendasar seperti mata rabun jauh atau miopia.
karena seseorang sudah memiliki masalah mendasar mengenai rabun jauh dan
ditambah dengan terjadinya ketegangan mata, maka hal ini juga dapat sampai
2
karena daya konvergensi akomodasi yang berebihan. Esotropia merupakan juling
penglihatan yang nyata di mana salah satu sumbu penglihatan menuju titik fiksasi
arah medial.
Esotropia adalah tipe yang umum ditemukan pada stabismus deviasi, terjadi
laporan tejadinya lebih tnggi dari esotropia pada kulit putih versus ras yag
lain,teapi ini tidak dilakukan penelitian. Esotropia tidak pilihan pada jenis kelamin
dari esotropia dari exotropia rangenya dari 2/1 sampai 4/1. (John G.Casse, OD, JD
dkk : 207)
Ketegangan Mata pada Miopia Tinggi yang dapat Mengakibatkan Esotroia pada
Anak” dan alat-alat apa saja yang cocok digunakan dalam pemeriksaan ini untuk
pada anak?
3
3. Terapi apa yang harus diberikan pada anak yang mengalami esotropia?
esotropia
esotropia
bahaya membaca dibawah cahaya yang terlalu redup dan dengan jarak
dekat masa yang terlalu lama pada anak anak sehingga dapat terjadi
2. Hasil dari penelitian ini dapat menjadi sebagai tinjauan bahan untuk
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Kelainan refraksi adalah suatu kondisi ketika sinar datang sejajar pada
oleh mata tepat pada retina sehingga tajam penglihatan maksimum tidak
direfraksikan oleh mata tepat pada retina baik itu di depan, di belakang maupun
tidak dibiaskan pada satu titik. Kelainan ini merupakan bentuk kelainan visual
yang paling sering dan dapat terjadi akibat kelainan pada lensa ataupun bentuk
2.1.1 Miopia
(Kapler,1661).
miopia antar lain yaitu, miopia ringan -0.25 sampai -3.00 D, miopia sedang -3.25
dengan jarak dekat dalam waktu lama akan menyebabkan miopia. Tetapi
refraksi dan panjang sumbu mata diperkirakan lebih berhubungan erat dengan
5
orang tua yang juga memiliki kelainan refraksi dibandingkan dengan kebiasaan
bekerja dalam jarak dekat. Kebiasaan anak seperti belajar/membaca lebih dari 5
resiko miopia. Sebaliknya anak yang bermain di luar rumah lebih dari 2 jam/hari
Penyulit yang dapat timbul pada pasien dengan miopia adalah terjadinya
ablasi retina dan juling atau strabismus. Juling biasanya esotropia atau juling ke
dalam akibat mata konvergensi terus menerus. Bila terdapat juling keluar
mungkin fungsi satu mata telah berkurang atau terdapat ambliopia (Ilyas, 2009)
diantaranya adalah :
miopia pada orang tua dan miopi pada anak. Yang pertama adalah teori dari
daripada karena faktor genetik. Orang tua dengan miopia biasanya akan
menderita miopia.
2. Faktor Perilaku
6
a. Membaca buku. Anak-anak dengan miopia yang tinggi membaca lebih
tidak miopia yaitu lebih dari 2 buku dalam seminggu. Pekerjaan jarak dekat
seperti jarak membaca yang terlalu dekat (< 30 cm) dan lama membaca (>
miopia.
diderita oleh orang-orang yang bekerja dengan melihat dekat selama 8-10
jam sehari. Dengan posisi duduk didepan komputer untuk jangka waktu
beberapa jam, dapat memperberat kerja otot mata untuk mengatur fokus
pengguna komputer atas dasar lama waktu kerjanya dibagi sebagai berikut :
a) Beban kerja berat, lama waktu kerja lebih dari 4 jam secara terus
menerus.
b) Beban kerja sedang, lama waktu kerja 2 - 4 jam secara terus menerus.
c) Beban kerja ringan, lama waktu kerja kurang dari 2 jam secara terus
menerus.
1. Glaukoma
7
Glaukoma adalah penyakit mata yang ditandai adanya ekskavasi
yang khas dan utamanya diakibatkan oleh tekanan bola mata yang tidak
2. Strabismus
Strabismus adalah kelainan kedudukan bola mata dan bisa terjadi pada
arah atau jarak penglihatan tertentu saja, misalnya kelainan kedudukan untuk
penglihatan jarak jauh saja atau ke arah apa saja, atau terjadi pada semua arah
dan jarak penglihatan. Gangguan fungsi mata seperti pada kasus kesalahan
karena pada pasien miopia memiliki pungtum remotum yang dekat sehingga
penderita akan terlihat juling kedalam atau esotropia. Bila terdapat juling
keluar mungkin fungsi satu mata telah berkurang atau terdapat ambliopia.
Apabila terdapat miopia pada satu mata jauh lebih tinggi dari mata yang
lain, dapat terjadi ambliopia pada mata yang miopianya lebih tinggi.
Penglihatan yang baik harus jernih dan bayangan terfokus pada kedua mata.
Bila bayangan kabur pada satu mata, atau bayangan tersebut tidak sama pada
kedua mata, maka jaras penglihatan tidak dapat berkembang dengan baik,
bahkan dapat memburuk. Bila hal ini terjadi, otak akan “mematikan” mata
yang tidak fokus dan penderita akan bergantung pada satu mata untuk melihat.
8
rangsangan untuk perkembangan penglihatan makula. Mata ambliopia yang
miopia mempunyai pungtum remotum yang dekat sehingga mata selalu dalam
konvergensi. Bila kedudukan mata ini menetap, maka penderita akan terlihat
2.1.2 Hypermertropi
2.1.3 Astigmatsme
memasuki bola mata itu dibiaskan oleh media refrakta tidak pada satu titik,
melainkan pada dua titik yang terpisah. Seseorang dengan astigmat akan
memberikan keluhan yaitu melihat jauh kabur sedang melihat dekat lebih baik.
1. Strabismus adalah keadaan dimana kedua mata tidak “straight” atau tidak
2. Juling adalah suatu keadaan dimana terjadi kegagalan kedua mata untuk
penglihatan kedua mata atau terjadi gangguan saraf yang menggerakkan otot-
9
3. Keadaan dimana sumbu penglihatan mata tidak dapat diraihkan pada satu titik
Yaitu suatu kelainan yang dimana mata bervariasi tanpa ada lesi
Merupakan bentuk esotropia yang biasa ditemukan pada anak usia 2 tahun
lebih dengan keadaan mata untuk melihat lebih jelas. Juling ini dapat terjadi
3. Gabungan
yang relatif inufisiensi untuk menahan mata tetap lurus. Tetapi dua mekanisme
10
1. Hiperopia yang cukup tinggi, yang memerlukan banyak akomodasi(dan
timbul esotropia
2. Rasio KA/A yang tinggi, yang disertai hiperopia ringan samapi sedang.
Jenis esotropia ini timbul pada anak, biasanya setelah usia 2 tahun. Hanya
sedikit atau tidak terdapat faktor akomodatif. Sudut strabismus sering lebih kecil
daripada yang terdapat pada esotropia infantilis tetapi dapat meningkat seiring
dengan waktu. Di luar hal itu, temuan klinis sama seperti yang terdapat pada
esotropia konginetal. Terapi adalah tindakan bedah dan mengikuti petunjuk yang
Hampir separuh dari semua kasus esotropia termasuk dalam kelompok ini.
Pada sebagian besar kasus, penyebabnya tidak jelas. Deviasi konvergen telah
kesalahan refraksi atau bergantung pada paresis otot ekstraokular. Sebagian besar
penahan abnormal atau berbagai kelainan fasia lainya. (Robert P. Rutstein, OD,
MS dkk : 205)
11
Terdapat banyak bukti bahwa strabismus dapat diturunkan secara genetis.
Esoforia dan esotropia sering diwariskan sebagai sifat dominan autosom. Saudara
kandung mungkin mengalami deviasi mata yang sama. Sering terdapat unsur
mungkin terbatas, tetapi dapat terjadi. Setelah usia 18 bulan, dapat diamati ada
deviasi vertikal. Yakni, kerja berlebihan otot-otot oblikus atau disosiasi deviasi
Mata yang tampak lurus adalah mata yang digunakan untuk melakukan
fiksasi. Hampir selalu, mata tersebut adalah mata yang memiliki penglihatan yang
lebih baik atau kesalahan refraksi yang lebih rendah (atau keduanya). Apabila
penglihatan kedua mata mungkin sama atau hampi sama. Pada sebagian kasus,
preferensi mata ditentukan oleh arah pandangan. Misalnya, pada esotropia skala
Esotropia infantilis diterapi secara bedah. Terapi awal non bedah dapat
12
penggunaan kacamata untuk menentukan apakah penurunan akomodasi
13
BAB III
METODE PENELITIAN
juga disebut dengan case study ataupun qualitative, yaitu penelitian yang
mendalam dan mendetail tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan subjek
dari Moh. Surya dan Djumhur yang menyatakan bahwa studi kasus dapat
dan Guba (Dedy Mulyana, 2004: 201) penggunaan studi kasus sebagai suatu
2. Studi kasus menyajikan uraian yang menyeluruh yang mirip dengan apa yang
4. Studi kasus dapat memberikan uraian yang mendalam yang diperlukan bagi
Pada dasarnya penelitian dengan jenis studi kasus bertujuan untuk mengetahui
tentang sesuatu hal secara mendalam. Maka dalam penelitian ini, peneliti akan
14
anak yang mengalami kelinan esoropia akibat miopia tinggi. Oleh sebab itu
2. Data sekunder yaitu data yang telah dikumpulkan untuk maksud selain
dengan cepat. Dalam penelitian ini yang menjadi sumber data sekunder adalah
literatur, artikel, jurnal serta situs di internet yang berkenaan dengan penelitian
yang dilakukan.
Dalam penulisan proposal KTI ini penulis melakukan penelitian ROC Optical
15
komunikasi dengan subjek penelitian sehingga diperoleh data-data yang
besar tentang hal-hal yang akan ditanyakan sesuai strktur standarisasi seorang
2. Observasi
teliti dan sistematis untuk mendapatkan hasil yang bisa diandalkan, dan
peneliti harus mempunyai latar belakang atau pengetahuan yang lebih luas
tepat dan akurat bagaimana teknik pemeriksaan binokuler pada sianak yang
pemriksaan sehingga diperoleh resp hasil akhir. Untuk itu peneliti dapat
16
Tahap menganalisa data adalah tahap yang paling penting dan menentukan
dalam suatu penelitian. Data yang diperoleh selanjutnya dianalisa dengan tujuan
diinterpretasikan. Selain itu data diterjunkan dan dimanfaatkan agar dapat dipakai
17
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
18
Esotropia OU diplopia
Test Esotropia
Near
Stereopsis: Stereo at N
sc 50 sec Titmus
Om Test AF
Pada Hasil pemeriksaan NPA diatas menunjukkan akomodasi yang tidak normal
yang dari perhitungan rumus 18.5 – ½ age didapat hasil 14.5D. Dengan hal ini
akomodasi mata si pasien infisuensi dari normalnya.
Adapun berbagai test pemeriksaan pendahuluan lainnya diatas menunjukkan
berbagai hasil test pemeriksaan tidak normalnya pada penglihatan pada binokuler.
4.2 Hasil Pemeriksaan Refraksi Subjektif
R VA L VA
Trial and Error +1.50 6/21 +2.50 6/60
Fogging Lens - -
CC teknik - -
Subjektif test +2.75 6/9 +3.50 6/24
L +3.50 6/24 12
Distant Near
Maddox Rod H Orthotropic 13 ∆ BI Esotropia
V Orthotropic Orthotropic
19
NFV : x/10/8 NFV : 25/40/16
H
PFV : 10/12/8 PFV : 20/30/14
Vergence V OD OS OD OS
SV 10/4 14/5
IV 10/3 25/8
hindari OVER-MINUS
utama adalah oklusi.Mata yang baik ditutup untuk merangsang mata yang
1. Stadium awal
terlalu parah atau usia terlalu muda maka diterapkan penutupan paruh waktu.
2. Stadium pemeliharaan
Terdiri dari penutupan paruh waktu yang dilanjutkan setelah fase perbaikan
20
Selanjutnya terapi prisma dengan prisma yang telah didapatkan yang
Sesuai hasil dari observasi atau wawancara pasien sedang melakukan uji terapi
dengan resep jauhnya sesuai dengan visus yangg didapat dan dengan addition nya
+3.00 untuk mata kaanaan dan kiri, hal ini sangat penting karena untuk relaksasi
tahun.
Penatalaksanaan terapi yang terakhir yaitu terapi bedah, yang mana tujuan
terapi bedah adalah untuk mengeliminasi diplopia dalam lapangan pandang yang
normal, baik pada penglihatan jauh ataupun dekat. Terapi bedah dapat ditunda
selambat-lambatnya 6 bulan.
dari mata, dibebaskan dari perlekatan fasia, dan dibiarkan mengalami retraksi.Otot
tersebut dijahit kembali ke mata pada jarak tertentu di belakang insersinya semula
21
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.5 Kesimpulan
22
Dari keseluruhan latar belakang dalam proposal ini yang akan dirangkum
penelitiannya dalam karya tuis ilmiah nanti, maka ada beberapa hal yang dapat
redup yang terlalu lama daya fokusnya saat membaca yag dipengaruhi
mendasar seperti mata rabun jauh atau myopia hingga terjadinya kelainan
binokuler esotropia.
3. Pemeriksaan dan pemilihan jenis terapi yang tepat pada anak-anak dalam
akan sudut deviasi yang didapat sehingga pada akhirrnya jenis terapi yang
dierikan saat ini yaitu pemakaian kacamata yang tepat dan terapi paching
4.2 Saran
Kritik dan saran dari pembaca khususnya bagi pembimbing sangat diharapkan
selanjutnya.
23
DAFTAR PUSTAKA
Sidarta Ilyas, 2003, Ilmu Penyakit Mata, Jakarta: Balai Penerbit FKUI
William F. Ganong, 2003, Fisiologi Kedokteran, Jakarta: EGC.
Wright WK. Exodeviation. In: Wright WK, Spiegel PH, Thompson L, editors.
Handbook of Pediatric Strabismus and Amblyopia. Chicago: Springer,
2006; p.266-82.
Teakoes, (2011) Beberapa Kelainan Pada Mata : Mata Juling, Buta Warna,
Tersedia (Online) http / / pondokinfo.com/index.php/pondok-
kesehatan/-beberapa-kelainan-pada-indera-penglihatan.pdf
24