MATA STRABISMUS
Untuk memenuhi
Tugas Mata Kuliah Keperawatan Medikal Bedah I
Oleh:
Doni Nurdiansyah
AOA0170847
Kelas Kasuari
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ilmiah tentang “Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan
Gangguan Mata Strabismus”.
Makalah ilmiah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan
bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini.
Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu
dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar
kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
2.1 Pengertian
Strabismus atau mata juling adalah suatu kondisi dimana kedua mata
tampak tidak searah atau memandang pada dua titik yang berbeda.
(Tamsuri, 2010)
Dalam keadaan normal, kedua mata kita bekerja sama dalam
memandang suatu obyek. Otak akan memadukan kedua gambar yang dilihat
oleh kedua mata tersebut menjadi satu gambaran tiga dimensi yang
memberikan persepsi jarak, ukuran dan kedalaman (depth perception). Ada
beberapa jenis strabismus yang bisa kita amati langsung dengan meminta
pasien memandang lurus ke depan. Ketika satu mata memandang lurus ke
depan maka mata sebelahnya dapat saja memandang ke dalam (esotropia),
ke luar (exotropia), ke bawah (hipotropia) atau ke atas (hipertropia). (Ilyas
Sidarta, 2004)
2.2 Etiologi
1. Faktor Keturunan (Indriana, 2004)
“Genetik Pattern”nya belum diketahui dengan pasti, tetapi akibatnya
sudah jelas. Bila orang tua yang menderita strabismus dengan operasi
berhasil baik, maka bila anaknya menderita strabismus dan operasi akan
berhasil baik pula.
2. Kelainan Anatomi
Kelainan otot ekstraokuler
a. Over development
b. Under development
c. Kelainan letak insertio otot
3. Gangguan pada saraf kranial III, IV Troklearis, atau VI (abdunces)
4. Kelainan dari tulang-tulang orbital
a. Kelainan pembentukan tulang orbita menyebabkan bentuk dan
orbital abnormal, sehingga menimbulkan penyimpangan bola mata.
b. Kelainan pada saraf pusat yang tidak bisa mensintesa rangsangan.
c. Fovea tidak dapat menangkap bayangan.
d. Kelainan kwantitas stimulus pada otot bola mata.
e. Kelainan Sensoris
2.3 Manifestasi Klinis
Sebuah tanda nyata adanya strabismus adalah sebelah mata tidak
lurus atau tidak terlihat memandang ke arah yang sama seperti mata
sebelahnya. Kadang-kadang anak-anak akan menutup sebelah matanya saat
terkena sinar matahari yang terang atau memiringkan kepala mereka agar
dapat menggunakan kedua matanya sekaligus.
Tanda utama adalah mata tidak lurus artinya bila satu mata terfokus
pada satu obyek, mata yang lain tertuju pada obyek lain. Juga bila anak
melirik, bergiliran bola matanya tidak sampai ke ujung, bias itu terjadi
karena terjadinya hambatan pada pergerakan bola mata sehingga mata tidak
bisa bergerak kesegala arah dengan leluasa. (Brunner,2001)
2.4 Pathway
2.5 Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan untuk mengetahui adanya juling dapat dilakukan
dengan: (Vaughan,2000)
2.6 Penatalaksanaan
1. Non Operatif
Penutupan mata yang sehat dengan harapan terjadi rangsangan dari
mata sakit untuk dipakai. Dokter akan merekomendasikan untuk melatih
mata yang lemah dengan cara menutup mata yang normal dengan plester
mata khusus (eye patch). Penggunaan plester mata harus dilakukan
sedini mungkin dan mengikuti petunjuk dokter. (Smetlzer, 2002)
2. Operatif
a. Dilakukan dengan melakukan tindakan pemotongan / pengurangan
panjang otot mata dan pembetulan letaknya.
b. Operasi sering dilakukan dengan alasan kosmetika dan psikologi
untuk mengoreksi juling yang disebabkan oleh esotropia dasar atau
cacat esotropia akomodatif setelah dikoreksi dengan kacamata, saat
operasi berfariasi antara satu orang dan orang lain.
c. Operasi koreksi meliputi memindah / memendekkan otot preosedur
baru adalah menjahit luka yang dapat diatur.
sinistra dextra
3.1 Kesimpulan
Strabismus adalah kesalahan arah penglihatan salah satu bola mata,
sehingga kedua bola mata terarah kejurusan yang berbeda. Mata juling dapat
disebabkan oleh kelainan fungsi otot luar bola mata oleh tajam penglihatan
yang kurang, dapt juga disebabkan oleh kelainan otot. Gejala utama mata
juling adalah salah satu mata arahnya tidak lurus.
3.2 Saran
Banyak di Negara kita kasus dengan gangguan mata tersebut yaitu
“strabismus” atau diketahui yaitu mata juling dan kita anggap suatu
kecacatan padahal gangguan mata yang satu ini bisa kita normalkan kembali
dengan cara operasi. Kita tidak harus malu dengan gangguan mata ini
karena tidak mustahil kita bisa sembuh dari gangguan mata ini.
DAFTAR PUSTAKA