Pemeriksaan status gizi Ranzi berada pada kategori berat badan sangat kurang
dengan tinggi badan menurut umurnya berada pada -3SD berdasarkan grafik pemantauan
pertumbuhan WHO. Pemeriksaan fisik yang dilakukan dokter menemukan konjungtiva anemis,
tapi tidak ada tanda Bitot’s spot. Rambut sedikit kusam dan mudah rontok. Di bagian bokong
terlihat tampilan Baggy pants. Tidak terlihat jelas udem di tungkai atau bagian tubuh lainnya.
Ranzi kemudian dirujuk ke rumah sakit untuk mendapatkan penanganan yang sesuai.
Masalah Gizi Kurang di Indonesia ( KEP, Anemia Gizi, GAKY, Defisiensi Vitamin A)
Secara umum, dalam dunia kesehatan, surveilans merupakan kegiatan yang dilakukan untuk
mengawasi kesehatan, baik perorangan maupun komunitas.
STEP 1 TERMINOLOGI
1. Tinggi badan menurut umurnya berada pada -3SD berdasarkan grafik pemantauan
pertumbuhan WHO.
2. Bitot’s spot
3. Baggy pants
4. GAKII
5. Petugas PSG
6. ePPGBM
STEP 2 IDENTIFIKASI MASALAH
1. Apa penyebab yang mendasari Ranzi mengalami diare sejak dua hari yang lalu dan
terlihat semakin lemah?
Diare adalah penyakit yang membuat penderitanya menjadi sering buang air
besardengan kondisi tinja yang encer. Pada umumnya diare terjadi akibat makanan atau
minuman yang terpapar virus, bakteri, ataupun parasite. Selain itu diare yang bersifat
kronik dapat terjadi akibat radang di saluran pencernaan.
Selain itu, diare juga dapat terjadi pada anak yang mengalami malnutrisi (gizi buruk).
Bntuk malnutrisi ada 3 yaitu :
a. Kwashiorkhor -> Kondisi kekurangan protein, meski asupan energinya cukup
b. Marasmus -> Kekurangan asupan energy atau kalori dari semua bentuk
makronutrien.
c. Campuran kwashiorkhor dan marasmus
Pada keadaan malnutrisi, intake protein pada anak berkurang. Intake protein yang
kurang akan menyebabkan pengurangan GSH (Kadar glutation) dalam plasma dan
darah. Glutation merupakan anioksidan yang diproduksi olehhati dan sel-sel saraf di
otak. GSH terbentuk dari 3 jenis asam amino yaitu L-cysteine, glycine, dan L-glutamate.
Jika intake protein kurang, maka bahan precursor untuk GSH juga akan kurang. Dimana
glutation berfungsi mencegh kerusakan sel tubuh, memperbaiki sel dan jaringan tubuh
yang rusak, serta menunjang system kekebalan tubuh. Penurunan GSH akan
menyebabkan penurunan terhadap mukosa usus menurun. Jika seseorang terkena
paparan bakteri, virus, dll akan menyebabkan kerusakan pada mukosa usus halus.
Kerusakan pada mukosa usus akan mengganggu proses penyerapan zat gizi makanan,
sehingga terjadi diare.
Selain itu, Ranzi juga terlihat semakin lemah. Lemah, letih, lesu, lunglai, an loyo itu
merupakan tanda-tanda anemia. Anemia dapat terjadi karena kekurangan zat besi, bisa
karena akibat perdarahan, akibat kelainan pada sumsum tulang belakang, autoimun,
penyakit infeksi kronis, kelainan pada sel darah merah. Anemia juga bisa disebabkan
pada kasus gizi buruk. Pada kondisi malnutrisi, seseorang mengalami malnutrisi dimana
Intake protein akan kurang. Protein merupakan zat gizi yang selain berfungsi sebagai
sumber energy di dalam tubuh, juga berperan dalam transportasi zat besi di dalam
tubuh. Apabila kurang asupan protein maka transportasi zat besi akan terhambat. Zat
besi ini dibutuhkan unuk pembuatan eritrosit. Kurangnya zat besi menyebabkan kadar
hemoglobin di darah akan menjadi rendah. Kondisi ini yang disebut dengan anemia.
Pada bahan makanan protein hewani juga banyak mengandung zat besi
Lemah yang dialami Ranzi juga bisa disebabkan karena Ranzi mengalami diare. Diare
akan menyebabkan seseorang kehilangan cairan dan elektrolit, sehingga pasien terlihat
lemah dan dehidrasi.
2. Bagaimana hubungan antar Ranzi keluhan utama Ranzi dengan pandemi yang
berdampak pada pekerjaan ayahnya dan ibunya yang meninggal akibat Covid-19?
Pandemi menyebabkan ketidakstabilan ekonomi, social, dan politik pada suatu Negara.
Salah satunya berdampak pada keluarga Ranzi , dimana ayahnya kehilangan pekerjaan.
Jika ayahnya tidak memiliki pendapatan, maka ketersediaan pangan untuk keluarga
terutama Ranzi tidak memadai. Asupan gizi pada Ranzi tidak tercukupi sehingga bisa
menyebabkanmalnutrisi.
Selain itu, Covid-19 telah merenggut nyawa Ibu Ranzi. Diambah Ayah yang harus
mencari pekerjaan, maka kebutuhan nutrisi pada Razi tidak ada yang memperhatikan.
Pola asuh yang tidak memadai pada Ranzi bisa menyebabkan anak kekurangan gizi.
3. Mengapa Ranzi sering pilek dan diare sejak di kampung ? dan bagaimana akibatnya jika
tidak dianggap serius ?
Ranzi sering mengalami pilek dan diare sejak di kampung menandakan Ranzi mengalami
infeksi berulang. Hal ini bisa disebabkan karena factor lingkungan.
Misalnya pada daerah perkampungan, kebersihan lingkungan kurang terjaga karena
masih adanya kebiasaan BAB sembarangan
Selain itu bisa dikarenakan ketersediaan pangan yang tidak memadai pada daerah
tersebut. Atau bisa juga disebabkan karena rendahnya pengetahuan orang-orang di
perkampungan bagaimana mencukupi kebutuhan nutrisi. Hal-hal tersebut
mengakibatkan anak mengalami malnutrisi sehingga system kekebalan tubuhnya
menjadi turun akibat kurang protein sehingga sering mengalami infeksi.
Jika hal ini dianggap biasa dan terus dibiarkan akan bisa menjadi masalah yang serius.
Dimana anak dengan intake makanan yang inadekuat, dia akan mengalami penurunan
berat badang, gangguan pada pertumbuhan, kerusakan lapisan mukosa, dan
mengganggu imunitas tubuh. Jika kekebalan sudah terganggu, maka hal tersebut akan
meningkatkan kejadian, menambah berat da lamanya infeksi pada seseorang. Apabila
anak mengalami infeksi, akan timbul respon seperti diare dan pilek, ini akan
menurunkan nafsu makan pada anak, terjadi malabsorbsi, dan juga perubahan
metabolic sehingga intake makan semakin sedikit. Hal ini seperti lingkaran setan yang
saling berkaitan seperti siklus. Maka dari itu keadaan infeksi berulang pada anak perlu
diperhatian secara serius.
5. Apakah ada hubungan antara keluhan Ranzi dengan rindu ibunya dan ayahnya yang
sibuk bekerja sehingga tidak ada yang mengurus Ranzi dengan penyakit yang
dialaminya?
Ada. Ranzi merindukan ibunya dan ayah tidak bisa mengurusnya menyebabkan Ranzi
kehilangan pola asuh yang selama ini ia dapatkan, ini akan berpengaruh terhadap
kondisi psikologis Ranzi. Dalam hal ini, usia Ranzi juga masih kecil baru berusia 5 tahun
dimana ia memerlukan perhatian yang cukup dari keluarganya terutama dalam
pemenuhan kebutuhan gizi.
Kondisi psikologis tersebut menyebabkan Ranzi kehilangan nafsu makan sehingga intake
makanan pun kurang. Selain itu juga, tidak ada yang mengurusnya, sehingga tidak ada
yang memperhatikan terhadap kecukupan zat gizi dalam makanan yang dikonsumsi
Ranzi.
6. Bagaimana interpretasi status gizi Ranzi dan pemeriksaan fisik Ranzi ?
7. Apakah penyebab gizi buruk dan malnutrisi dan siapa kelompok resiko tinggi mengalami
malnutrisi ?
Kurangnya pengetahuan orang tua terhadap pola makan sehat dan gizi yang seimbang
merupakan penyebab paling umum kurang gizi pada anak. Bila orang tua tidak mengetahui jenis
dan jumlah nutrisi yang dibutuhkan anak, asupan nutrisi yang diberikan bisa tidak mencukupi
kebutuhan anak sehingga ia menjadi kurang gizi.
Kondisi sosial ekonomi keluarga yang kurang baik juga bisa menjadi penyebab anak mengalami
kekurangan gizi. Hal ini karena jika porsi dan jenis makanannya tidak memenuhi kebutuhan gizi
dalam waktu yang lama, anak akan mengalami gizi kurang.
Namun, hal ini bisa diakali dengan mengetahui sumber-sumber makanan yang bergizi lengkap
yang mudah ditemui. Sumber makanan ini tidak perlu mahal, tetapi tetap terjaga kebersihannya.
Lingkungan yang tidak bersih juga dapat menyebabkan anak mengalami kekurangan gizi, sebab
lingkungan yang kotor bisa membuat anak terserang beragam penyakit. Hal ini dapat
menyebabkan penyerapan gizi terhambat, meskipun asupan makanannya sudah baik.
4. Menderita penyakit tertentu
Selain karena makanan, anak kurang gizi bisa juga disebabkan oleh suatu penyakit atau kondisi
medis, terutama penyakit saluran pencernaan yang membuat tubuh anak sulit mencerna atau
menyerap makanan. Contohnya adalah penyakit celiac, penyakit Crohn, dan radang usus.
Selain itu, penyakit jantung bawaan dan penyakit infeksi, seperti TB paru, juga bisa
menyebabkan anak mengalami kurang gizi.
Beberapa gejala berikut bisa dialami oleh anak yang mengalami kurang gizi:
Berat badan dan tinggi badan anak berada di bawah kurva pertumbuhan
Kurang nafsu makan
Pertumbuhannya terlambat
Mudah merasa lelah dan terlihat lesu
Lebih rewel
Kurang perhatian terhadap lingkungan sekitar
Kulit dan rambut tampak kering
Rambut mudah rontok
Pipi dan mata terlihat cekung
Jaringan lemak dan otot berkurang
Mulut dan gusi mudah terluka
Rentan terkena infeksi karena menurunnya sistem kekebalan tubuh
Proses penyembuhan luka lambat
8. Hubungan antara Prevalensi anemia ibu hamil juga tidak kunjung turun dan masih
ditemukannya GAKI dengan masalah gizi ?
GAKI (Gangguan akibat kurang iodium)
Merupakan satu spektrum gangguan yang luas sebagai akibat defisiensi yodium
dalam makanan yang berakibat atas menurunnya kapasitas intelektual dan fisik pada
mereka yang kurang yodium ; serta dapat bermanifestasi sebagai gondok,retardasi
mental, defek mental serta fisik dan kretin endemik.
Sampai tahun 1960-an defisiensi yodium selalu dihubungkan dengan godok,sehingga
muncullah kata gondok endemik.
Namun kemudian terungkap bahwa bagi manusia dampak defisiensi yodium
terbesar adalah adanya gangguan perkembangan susunan saraf pusat termasuk
intelegensia.
Epidemiologi Sering ditemukan didaerah pegunungan spt pegunungan
Alpen,Himalaya, Andes,Bukit barisan dan sebagainya
Dpt juga ditemukan didataran rendah seperti Finlandia,Belanda,tepi pantai
Yunani,Jepang,pantai Kebumen di Jateng dan kepulauan Maluku.
Etiologi : def yodium
Akibat dari masalah GAKI
9. Apakah penyebab gizi lebih dan obesitas dengan masalah gizi di Indonesia ?
Ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko anak obesitas, di antaranya:
1. Konsumsi makanan tidak sehat
Kebiasaan sering mengonsumsi hidangan berkalori tinggi, seperti makanan cepat saji, makanan
tinggi lemak jenuh dan gula, serta minuman ringan, merupakan salah satu penyebab utama
obesitas pada anak. Hal ini dikarenakan anak-anak umumnya menyukai makanan dengan rasa
dan tampilan yang menarik.
2. Jarang bergerak
Selain pola makan tidak sehat, kurang olahraga atau jarang bergerak juga dapat membuat anak
rentan terkena obesitas. Kurangnya aktivitas fisik bisa membuat jumlah kalori yang masuk
melebihi jumlah kalori yang terbakar.
Akibatnya, kalori tersebut akan menumpuk menjadi jaringan lemak di dalam tubuh dan
menyebabkan obesitas.
Seorang anak yang berasal dari keluarga yang obesitas berpotensi lebih tinggi untuk memiliki
berat badan yang berlebih pula. Selain karena faktor genetik, hal ini kemungkinan besar juga
dipengaruhi oleh pola makan dan kurangnya aktivitas fisik bersama anggota keluarga.
4. Psikologis anak
Untuk mengatasi masalah dan emosi, seperti rasa bosan atau stres, beberapa anak sering kali
melampiaskannya pada makanan. Biasanya, mereka akan mengonsumsi makanan cepat saji,
minuman manis, dan permen atau cokelat secara berlebihan.
Selain beberapa faktor di atas, konsumsi obat-obatan tertentu, seperti prednison, lithium, dan
amitriptyline, juga dapat menjadi salah satu faktor yang bisa membuat anak lebih rentan
mengalami obesitas.
10. Kenapa Kepala Dinas Kesehatan menginstruksikan kepada kepala puskesmas agar
petugas PSG melaksanakan surveilans gizi dan mengoptimalkan ePPGBM sesuai dengan
Permenkes No. 14 Tahun 2019 ?
Survelensi gizi Surveilans gizi adalah proses pengamatan masalah dan program gizi secara
terus menerus baik situasi normal maupun darurat, meliputi : pengumpulan, pengolahan,
analisis dan pengkajian data secara sistematis serta penyebarluasan informasi untuk
pengambilan tindakan sebagai respon segera dan terencana.
Kebutuhan zat gizi yang adekuat merupakan kebutuhan dasar manusiia persyaratan untuk
mencapai kesehatan.
Kesakitan dan kematian anak balita 60 % diawali oleh kekurangan gizi
Kekurangan gizi berdampak
Gangguan pertumbuhan
Daya tahan tubuh
Penggantian jaringan
Untuk menjaga agar tidak timbul masalah gizi survaillens (produksi pangan, distribusi
pangan, intake)
Tujuan survaillens gizi
Umum : memperoleh masalah status gizi masyarakat dan factor penyebabnya
Proses kegiatannya
Surveilans gizi sangat berguna untuk mendapatkan informasi keadaan gizi masyarakat
secara cepat, akurat, teratur dan berkelanjutan, yang dapat digunakan untuk menetapkan
kebijakan gizi. Informasi yang digunakan mencakup indikator pencapaian gizi masyarakat
serta informasi lain yang belum tersedia dari laporan rutin. Adanya surveilans gizi akan dapat
meningkatkan efektivitas kegiatan pembinaan gizi dan perbaikan masalah gizi
masyarakat yang tepat waktu, tepat sasaran, dan tepat jenis tindakannya.