TUNA NETRA
B. Etiologi
Faktor yang menyebabkan terjadinya ketunanetraan antara lain:
1. Pre-natal
Faktor penyebab ketunanetraan pada masa pre-natal sangat erat
hubungannya dengan masalah keturunan dan pertumbuhan seorang anak
dalam kandungan, antara lain:
a. Keturunan
Ketunanetraan yang disebabkan oleh faktor keturunan terjadi dari
hasil perkawinan bersaudara, sesama tunanetra atau mempunyai orang
tua yang tunanetra. Ketunanetraan akibat faktor keturunan antara
lain Retinitis Pigmentosa, penyakit pada retina yang umumnya
3. Koroid
Koroid yaitu lapisan tipis yang dibentuk oleh jaringan ikat yang
mengandung banyak pembuluh darah dan sejumlah sel pigmen.Dengan
adanya pembuluh darah koroid ini berperan sebagai penyuplai makanan
kelapisan retina mata.Koroid terletak sebelah dalam sklera, bagian
belakang lapisan mata ini ditembus oleh saraf optik (saraf otak II).
4. Iris
Iris merupakan selaput yang menggantung diantara lensa dan kornea.Iris
dikenal sebagai selaput pelangi dan berperan mengatur banyak sedikitnya
cahaya yang masuk ke dalam bola mata.Pengaturan ini berlangsung
diluar kesadaran kita (otonom).Lubang bulat ditengah iris di sebut
pupil.Didalamnya terdapat otot dilator pupil yang berfungsi untuk
memperkecil diameter pupil. Iris banyak mengandung pembuluh darah
dan pigmen, jumlah pigmen akan menentukan warna mata.
5. Retina
Retina merupakan lapisan terdalam dari bola mata. Retina terdiri dari tiga
lapisan neuron yaitu:
a. Lapisan sel batang dan sel kerucut.
b. Lapisan neuron bipolar.
c. Lapisan neuron ganglion.
6. Lensa Mata
Lensa mata terletak dibelakang pupil dan iris, berbentuk cembung,
bersifat transparan, serta dikelilingi oleh jaringan yang mengikatnya
( ligamentum suspensorium). Lensa mata terdiri atas lapisan serat
protein. Apabila lensa mata menjadi keruh maka akan mengganggu
penglihatan, ini disebut katarak. Lensa mata membagi mata menjadi dua
ruangan yaitu ruang antara kornea dengan lensa (ruang muka), dan ruang
E. Manifestasi Klinis
1. Tidak dapat melihat gerakan tangan pada jarak kurang dari 1 (satu)
meter.
2. Ketajaman penglihatan 20/200 kaki yaitu ketajaman yang mampu
melihat suatu benda pada jarak 20 kaki.
3. Bidang penglihatannya tidak lebih luas dari 200.
4. Ketajaman penglihatannya kurang dari ketajaman yang dimiliki orang
awas.
5. Terjadi kekeruhan pada lensa mata atau terdapat cairan tertentu.
6. Posisi mata sulit dikendalikan oleh syaraf otak.
7. Terjadi kerusakan susunan syaraf otak yang berhubungan dengan
penglihatan.
1. Kebutuhan Fisiologis
Kepuasan dari haus, lapar dan sex. Kepuasan Fisiologis ini harus
terpenuhi lebih dulu apabila menginginkan kebutuhan berikutnya
terpenuhi.
2. Kebutuhan akan rasa aman
Bagi tunanetra perasaan aman sulit diperoleh. Kerusakan penglihatan
menyebabkan gangguan di dalam menerima informasi lewat mata,
sedangkan indera lainnya kurang memberikan kejelasan. Akibat
ketidakjelasan ini tunanetra selalu bertanya-tanya apa yang ada
dihadapannya. Akibat ketidakpastian ini juga menyebabkan tunanetra
selalu ada rasa curiga.
3. Kebutuhan akan kasih sayang
a. Rasa memiliki dan rasa kasih sayang itu akan ada pada seseorang
apabila seseorang sudah merasakan kebutuhan fisiologisnya terpenuhi
dan kebutuhan akan rasa amannya juga terpenuhi.
b. Kecenderungan rasa kasih sayang pada seseorang timbul apabila
kehadiran seseorang sesuai dengan apa yang diharapkan oleh
lingkungan.
c. Kehadiran seorang tunanetra di tengah keluarga dan lingkungan pasti
tidak diharapkan. Tidak ada orang tua yang mengharapkan kelahiran
anaknya menderita tunanetra. Karena itu kehadirannya menimbulkan
kekecewaan. Biasanya kekecewaan orang tua dan lingkungan
dimunculkan dalam bentuk sikap tidak menyayangi dan tidak
memiliki.
B. Diagnosa Keperawatan
1. Gangguan persepsi sensori (penglihatan) berhubungan dengan cacat
sejak lahir
2. Defisit kemandirian berhubungan dengan keterbatasan aktifitas fisik
3. Resiko jatuh berhubungan dengan keterbatasan lapang pandang
4. Resiko Cedera berhubungan dengan keterbatasan lapang pandang
PROPOSAL
KEGIATAN DI KELAS TUNA NETRA
SLB MANDARA B-F KENDARI
1. Tujuan
a. Tujuan Umum
Memberikan pengetahuan dan gambaran terkait dengan bentuk buah-buahan
b. Tujuan Khusus :
1) Mengasah tingakat kepekaan panca indera anak
2) Mengasah kemampuan anak dalam mengenal bentuk buah-buahan
3) Mengasah kemampuan anak dalam membedakan segala bentuk buah
2. Sasaran
Seluruh siswa-siswi dikelas Tuna Netra
3. Materi
a. Penjelasan terkait dengan bentuk buah-buahan
b. Mengenal buah-buahan dari bentuknya
4. Metode
Menggunakan indera perabaan
5. Media
a. Menggunakan buah-buahan plastik
b. Menggunakan buah-buahan asli
6. Penanggung Jawab
a. Leader : Supriadi
b. Co-Leader : Sutriyati
c. Fasilitator : Hesmiati
d. Anggota : Made Susanti, Agata Bongga, Sri Nurpatri, ketut Dedi
e. Observer : Wali Kelas
1 Pra Interaksi:
2 Interaksi:
3 Post interaksi:
8. Kriteria Evaluasi
Mengevaluasi pengetahuan siswa-siswi kelas Tuna Netra terkait dengan
mengenal bentuk buah-buahan
Mengevaluasi tingkat kepekaan siswa-siswi kelas Tuna Netra terkait dengan
mengenal bentuk buah-buahan
Mengkaji tercapainya tujuan mengenal buah-buahan.
1. Tujuan
a. Tujuan Umum
Memberikan pengetahuan dan gambaran terkait dengan bentuk huruf
Alfhabet
b. Tujuan Khusus :
1) Mengasah tingakat kepekaan panca indera anak
2) Mengasah kemampuan anak dalam mengenal bentuk huruf alfhabet
3) Mengasah kemampuan anak dalam membedakan segala bentuk huruf
alfhabet
2. Sasaran
Seluruh siswa-siswi dikelas Tuna Netra
3. Materi
a. Penjelasan terkait dengan bentuk huruf alfhabet
b. Mengenal huruf alfhabet dengan bentuknya
c. Menyusun kata dari huruf alfhabet
4. Metode
Menggunakan indera perabaan
5. Media
Menggunakan huruf alfhabet plastik
6. Penanggung Jawab
a. Leader : Sutriyati
b. Co-Leader : Supriadi
c. Fasilitator : Hesmiati
1 Pra Interaksi:
2 Interaksi:
3 Post interaksi:
8. Kriteria Evaluasi
Mengevaluasi pengetahuan siswa-siswi kelas Tuna Netra terkait dengan
mengenal bentuk buah-buahan
Mengevaluasi tingkat kepekaan siswa-siswi kelas Tuna Netra terkait dengan
mengenal bentuk buah-buahan
Mengkaji tercapainya tujuan mengenal buah-buahan.
1. Tujuan
a. Tujuan Umum
Memberikan pengetahuan dan gambaran terkait dengan bentuk Angka
b. Tujuan Khusus :
1) Mengasah tingakat kepekaan panca indera anak
2) Mengasah kemampuan anak dalam mengenal bentuk angka
3) Mengasah kemampuan anak dalam membedakan segala bentuk angka
2. Sasaran
Seluruh siswa-siswi dikelas Tuna Netra
3. Materi
a. Penjelasan terkait dengan bentuk angka
b. Mengenal angka dengan bentuknya
c. Menyusun kalimat matematika dengan angka
4. Metode
Menggunakan indera perabaan
5. Media
Menggunakan angka plastik
6. Penanggung Jawab
a. Leader : Hesmiati
b. Co-Leader : Supriadi
c. Fasilitator : Sutriyati
d. Anggota : Made Susanti, Agata Bongga, Sri Nurpatri, ketut Dedi
e. Observer : Wali Kelas
1 Pra Interaksi:
2 Interaksi:
3 Post interaksi:
8. Kriteria Evaluasi
Mengevaluasi pengetahuan siswa-siswi kelas Tuna Netra terkait dengan
mengenal bentuk angka
Mengevaluasi tingkat kepekaan siswa-siswi kelas Tuna Netra terkait dengan
mengenal bentuk angka
Mengkaji tercapainya tujuan mengenal bentuk angka
Leader : Supriadi
Co-Leader : Sutriyati
Fasilitator : Hesmiati
Observer : Wali Kelas
bermain
e. Meyampaikan permainan
yang akan dilakukan
Mengajak anak bermain
menyusun puzzle.
f. Fasilitator mendampingi
anak dan memberikan
motivasi kepada anak.
g. Menanyakan kepada anak
apakah sudah selesai
dalam menyusun puzzle.
h. Memberitahu anak bahwa
waktu yang diberikan
telah selesai.
i. Memberikan pujian
terhadap anak yang
mampu menyusun sampai
selesai
3. Fase post interaksi
a. Melakukan review senin, Wali Kelas
pengalaman bermain
23 juli 2018 Mahasiswa
menyusun puzzle
b. Mengidentifiasi kejadian
yang berkesan selama
bermain
c. Menganalisis kesan yang
didapat oleh anak
d. Menyimpulkan kegiatan
acara