AKI merupakan indikator yang mencerminkan status kesehatan
ibu, terutama risiko kematian bagi ibu pada waktu hamil,
melahirkan dan pada masa nifas. Kematian ibu dipengaruhi oleh
beberapa faktor yaitu keterlambatan di tingkat keluarga dalam
mengenal tanda bahaya kehamilan dan pengambilan keputusan
untuk segera mencari pertolongan, keterlambatan dalam mencapai
tempat pelayanan kesehatan serta keterlambatan mendapatkan
pertolongan yang dibutuhkan.
Badan Kesehatan Dunia atau WHO (World Health
Organization) memperkirakan sekitar 15% dari seluruh wanita hamil
akan berkembang menjadi komplikasi yang berkaitan dengan
kehamilannya dan dapat mengakibatkan kematian ibu dan
kematian janin. Pada tahun 2012, menurut WHO sebanyak
585.000 perempuan meninggal saat hamil, persalinan dan pada
masa nifas. Jumlah angka kematian ibu di Indonesia masih
tergolong tinggi diantara negara-negara ASEAN lainnya.
Target penurunan AKI menurut MDGs (Millennium
Development Goals) yaitu pada tahun 2015 diharapkan menurun
menjadi 102/100.000 kelahiran hidup. Setelah tahun 2015 target
penurunan AKI di Indonesia tidak mampu mencapai target MDGs,
saat ini kita sudah dihadapkan pada era SDGs (Sustainable
2
Development Goals) yang menekankan target pada tahun 2030,
mengurangi rasio kematian ibu hingga kurang dari 70/100.000
kelahiran hidup. Sedangkan menurut Survey Demografi Kesehatan
Indonesia (SDKI) tahun 2012, angka kematian ibu (AKI) di
Indonesia adalah 359/100.000 kelahiran hidup (SDKI, 2012), dan
menurut data Pusat Kajian Badan Keahlian – Sekertariat Jenderal
Dewan Perwakilan Rakyat Indonesia, pada Tahun 2020 Angka
Kematian Ibu (AKI) di Indonesia sebanyak 217/100.000 kelahiran
hidup (KH) dan Angka Kematian Bayi (AKB) sebanyak 20,6/1.000
kelahiran hidup (KH). Secara nasional AKI di Provinsi Nusa
Tenggara Timur (NTT) pada tahun 2020 sebanyak 149/100.000 KH
dan AKB berada di angka 744/1.000 KH (Dinkes NTT, 2021), di
Kabupaten Manggarai Timur AKI pada tahun 2020 adalah
204/100.000 KH, dan AKB sebanyak 8,2/1.000 KH, sedangkan di
tahun 2021 AKI sebanyak 187/100.000 KH, AKB sebanyak
8,5/1.000 KH (Dinkes Matim, 2021). Sedangkan AKI di Puskesmas
Borong selama lima tahun terakhir yaitu dari tahun 2017-2021
sebanyak 3 kasus dan AKB sebanyak 34 kasus (Laporan Tahunan
KIA UPTD Puskesmas Borong tahun 2017-2021). Berdasarkan
data Laporan KIA Puskesmas Borong, Januari-Oktober 2022
terdapat 1 kematian Ibu dan 6 kematian bayi.
Berdasarkan hal tersebut, pemerintah sebagai pemegang
kendali negara berupaya melakukan perbaikan terhadap pelayanan
yang diberikan kepada masyarakat demi meningkatkan kualitas
3
hidup masyarakat. Pemerintah berupaya untuk memberikan
pelayanan yang dibutuhkan dan bermanfaat bagi masyarakat,
memberikan kualitas pelayanan yang baik agar segala kebutuhan
dan permasalahan yang berkembang ditengah masyarakat dapat
teratasi. Salah satu upaya pemerintah adalah melakukan suatu
terobosan baru atau inovasi dalam penyelenggaraan pelayanan
yang diberikan kepada masyarakat. Sebuah inovasi digagas guna
untuk memberikan pelayanan yang lebih efektif kepada
masyarakat. Inovasi memberikan sesuatu yang baru dan
mempunyai keunggulan tersendiri guna untuk mengatasi
permasalahan yang dihadapi masyarakat.
Inovasi adalah kegiatan yang meliputi seluruh proses
penciptaan produk baik barang atau jasa baru, pengenalan metode
dan ide baru atau penciptaan perubahan atau perbaikan yang
inkremental. Inovasi pelayanan publik adalah terobosan dalam
pelayanan publik yang merupakan gagasan ide kreatif original dan
adaptasi/modifikasi yang memberikan manfaat bagi masyarakat
baik secara langsung maupun tidak langsung. Dengan kata lain,
inovasi pelayanan publik tidak mengharuskan suatu penemuan
yang baru, namun bisa berupa pendekatan baru yang bersifat
kontekstual dalam arti bahwa sebuah inovasi tidak terbatas
terhadap suatu penemuan yang baru saja, melainkan bisa berupa
suatu pengembangan atau perluasan terhadap suatu inovasi yang
ada maupun peningkatan kualitas inovasi dari yang sebelumnya.
4
Inovasi bisa dikatakan sebuah inovasi dengan memenuhi
karakteristik tertentu. Karakteristik ini juga disebut dengan atribut.
Terdapat lima karakteristk inovasi yang dikemukakan oleh Everett
M. Rogers yakni relative advantage, compatibility, complexity,
triability, dan observability. Pertama, sebuah inovasi mempunyai
karakteristik keuntungan relatif, baik itu dari segi ekonomi,
prestasi/prestise sosial, kenyamanan, dan kepuasan. Kedua yaitu
kesesuaian, yakni sebuah inovasi sesuai dengan nilai-nilai yang
sudah ada dimasyarakat, pengalaman atau ide sebelumnya, serta
kebutuhan dari kelompok sasaran. Ketiga yaitu kerumitan, yakni
sebuah inovasi dianggap mempunyai sifat yang rumit baik dalam
dipahami maupun digunakan. Keempat yaitu kemungkinan dicoba,
yakni sebuah inovasi telah teruji keunggulannya dan melewati fase
uji publik. Kelima yaitu mudah diamati, yakni sebuah inovasi dapat
dilihat proses dan hasilnya.
Inovasi dalam mengatasi berbagai permasalahan dalam
kehidupan bermasyarakat dan bernegara menjadi hal yang sangat
penting bagi pemerintah saat ini, tak terkecuali bidang kesehatan.
Setiap instansi publik baik pusat maupun daerah, kementerian
maupun non kementerian dianjurkan untuk membuat terobosan-
terobosan baru dalam pelayanan publik sesuai bidangnya. Hal ini
dibuktikan dengan adanya Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik
yang diselenggarakan oleh Kementerian PAN-RB yang dimulai
sejak tahun 2014. Setiap organisasi publik mempunyai konsep-
5
konsep tersendiri dalam menggagas sebuah inovasi dalam
berbagai bidang, salah satunya adalah inovasi pelayanan
kesehatan.
Adanya kompetisi inovasi pelayanan publik memberikan
kesempatan kepada seluruh instansi pemerintahan untuk
berlomba-lomba dalam menciptakan terobosan baru dalam hal
pemberian pelayanan yang prima kepada masyarakat serta
memperbaiki dan meningkatkan kualitas pelayanan di instansi
terkait. Tujuan diadakannya kompetisi tersebut adalah untuk
memperbaiki kualitas pelayanan publik yang buruk di Indonesia
serta untuk meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap
pemerintahan. Dengan adanya kompetisi ini secara tidak langsung
juga akan menumbuhkan kreatifitas dari aparatur negara untuk
menciptakan inovasi yang bermanfaat bagi masyarakat dan
meningkatkan kualitas pelayanan kepada masyarakat.
Inovasi-inovasi pelayanan kesehatan sudah banyak
dilakukan oleh beberapa instansi kesehatan. Inovasi yang
dilakukan oleh UPTD Puskesmas Borong, Kecamatan Borong,
Kabupaten Manggarai Timur adalah inovasi pelayanan kesehatan
yang merupakan inovasi Program Propinsi yaitu 7H2, Program
Kabupaten yaitu SAHABAT IBU dan inovasi Puskesmas dengan
tujuan untuk mengurangi AKI dan AKB. Inovasi yang digagas di
UPTD Puskesamas Borong dinamakan dengan Papan SiAGA
Desa (PAPASIGADES), dan ALARM RISTI.
6
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas,
maka UPTD Puskesams Borong merumuskan masalah yaitu
Apakah pelaksanaan inovasi pelayanan kesehatan mampu menjadi
usaha dalam pencegahan dan penurunan AKI/AKB di Puskesmas
Borong?
1.3 Tujuan Penulisan Makalah
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk
mendeskripsikan dan menganalisis tentang pelaksanaan inovasi
pelayanan kesehatan khususnya kesehatan ibu dan anak, dalam
rangka menurunkan AKI/AKB sebagai sebuah inovasi dalam
bidang pelayanan kesehatan khususnya di UPTD Puskesmas
Borong.
1.4 Manfaat
1.4.1 Manfaat Teoritis
Penulisan makalah ini diharapkan mampu memberikan kajian yang lebih khusus mengenai Inovasi Pelayanan Kesehatan Bagi Ibu dab Anak di UPTD Puskesmas Borong, dan memberikan kontribusi yang bermanfaat bagi perkembangan Administrasi Publik terutama dibidang inovasi pelayanan kesehatan. 1.4.2 Manfaat Praktis 1. Bagi Pemerintah, Puskesmas dan Instansi terkait Memberikan gambaran pengetahuan melalui makalah ini mengenai inovasi pelayanan kesehatan bagi Ibu dan Anak di UPTD Puskesmas Borong, dan penjabarannya 7
secara detail tentang inovasi pelayanan kesehatan
tersebut sebagai upaya menurunkan AKI/AKB di UPTD Puskesmas Borong, Kecamatan Borong, Kabupaten manggarai Timur. 2. Bagi Masyarakat Makalah ini dapat digunakan sebagai sarana untuk menambah wawasan dan pengetahuan bagi masyarakat terkait dengan inovasi pelayanan kesehatan bagi Ibu dan Bayi di UPTD Puskesmas Borong sebagai upaya menurunkan AKI/AKB.