PENDAHULUAN
terutama risiko kematian bagi ibu pada waktu hamil dan melahirkan.
tidak mampu mencapai target MDGs, saat ini kita sudah dihadapkan pada
tahun 2030, mengurangi rasio kematian ibu hingga kurang dari 70/100.000
1
Indonesia (SDKI) tahun 2012, angka kematian ibu (AKI) di Indonesia
Manggarai Timur angka kematian ibu (AKI) pada tahun 2016 adalah
tentu menjadi PR (pekerjaan rumah) yang serius bagi semua elemen yang
berperan dalam usaha menurunkan angka kematian ibu (AKI) agar dapat
tahun 2016, cakupan deteksi dini komplikasi kehamilan oleh nakes 100%,
dan oleh masyarakat hanya 37,5% dari target 100%. Sedangkan cakupan
yaitu mencapai 100%. Dari data tersebut dapat dilihat bahwa masih
dalam hal ini oleh ibu hamil itu sendiri. Hal ini dapat disebabkan oleh
2
Salah satu penyebab masih rendahnya pengetahuan ibu hamil akan
kebidanan.
termasuk pada trimester III kehamilan. Pada usia kehamilan trimester III
aktivitas ibu hamil tidak nyaman. Mulai dari susah tidur, susah BAB
(buang air besar), bahkan pusing dan muncul bengkak pada kaki ibu. Dari
dianggap wajar dan tidak berbahaya, namun ada juga yang termasuk dalam
kategori tanda bahaya kehamilan. Jika tanda bahaya kehamilan ini tidak
dideteksi secara dini oleh ibu hamil, diakibatkan ketidaktahuan ibu hamil
itu sendiri, maka ibu hamil tidak akan mencari pertolongan secara cepat
dan tepat, yang tentu saja akan berimbas pada tidak mendapatkan
kematian janin dan kematian ibu hamil itu sendiri. Hal ini tentu saja akan
3
Deteksi dini tanda bahaya kehamilan sangat diperlukan untuk
1 (satu) kali pada trimester II dan 2 (dua) kali pada trimester III.
antenatal saja, dimana hal ini kurang optimal dilihat dari segi waktu yang
bagi ibu hamil agar perlu waspada terhadap gejala yang menimpa
kehamilannya. Hal ini penting demi menjaga kehamilan tetap sehat, karena
dengan mengetahui gejala yang dialami, ibu hamil akan segera menangani
ini penting untuk dilakukan demi mencegah terjadinya kematian ibu. Oleh
4
mendeteksi tanda bahaya kehamilan trimester III di Puskesmas Borong,
Borong.
5
1.4 Manfaat Penelitian
1. Bagi Peneliti
promosi kesehatan.
6
4. Bagi Responden
7
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
sejumlah murid pada waktu dan tempat tertentu. Metode ini disebut juga
metode kuliah atau metode pidato. Metode ceramah merupakan salah satu
ceramah dapat diikuti atau tanpa diikuti tanya jawab. Sedangkan menurut
diterima pula oleh indera penglihatan) dan secara sensoris akan disimpan
sebagai memori atau ingatan jangka pendek. Bila diproses lebih lanjut ,
8
aktivitas secara berulang, menggunakan bahasa, menggunakan informasi
yang kita terima dari indera, serta memberikan identitas pada manusia
tiga jenis memori, yaitu memori sensor yang bekerja sebagai buffer yang
untuk indera visual, memori echoic untuk indera auditory, dan memori
haptic untuk indera peraba), memori jangka pendek yang disebut sebagai
singkat yang dapat diakses dengan cepat namun berkurang secara cepat,
waktu akses yang lebih lambat serta proses hilangnya lebih lambat
lain. Hal ini menunjukkan bahwa metode ceramah tidaklah buruk meski
9
berbagai hal yang perlu diperhatikan dalam menggunakan metode
ceramah:
1. Persiapan
diri dengan:
2. Pelaksanaan
10
Menjelaskan tujuan yang akan dicapai setelah ceramah
disampaikan.
11
Melaksanakan penilaian akhir/evaluasi untuk mengetahui sejauh
12
2.1.3 Kelebihan dan kekurangan metode ceramah
2.2.1 Pengertian
terdiri dari sejumlah fakta dan teori yang memungkinkan seseorang untuk
(Notoatmodjo, 2010).
13
2.2.2 Cara memperoleh Pengetahuan
lain. Apabila kemungkinan kedua ini gagal pula, akan dicoba lagi
metode “trial” (coba) and “error” (gagal atau salah) atau metode
b. Secara Kebetulan
14
tanpa melalui penalaran apakah yang dilakukan tersebut tersebut
15
memecahkan masalah yang dihadapi pada masa yang lalu. Apabila
kebenaran ini diterima oleh para Nabi adalah sebagai wahyu bukan
16
g. Melalui Jalan Pikiran
peristiwa yang terjadi pada setiap yang termasuk dalam kelas itu.
dewasa ini lebih sistematis, logis dan ilmiah. Cara ini disebut metode
17
mengembangkan metode berpikir induktif. Mula-mula ia mengadakan
method).
1. Pengalaman
cara tersebut.
2. Pendidikan
18
3. Kepercayaan
yang sama.
berikut:
1. Tahu (Knoweledge)
2. Memahami (Comprehension)
tentang hal yang sudah kita kenali. Karena sudah memahami yang
19
misalnya kemampuan menterjemahkan, menginterpretasikan,
3. Menerapkan (Aplication)
4. Analisa (Analysis)
5. Sintesis
6. Evaluasi
20
2.3 Konsep Kehamilan
ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Bila dihitung dari
dalam waktu 40 minggu atau 10 bulan lunar atau 9 bulan menurut kalender
hingga ke-40).
oleh sel sperma. Lamanya kehamilan mulai dari ovulasi sampai partus
adalah kira-kira 280 hari (40 minggu), dan tidak lebih dari 300 hari
(Sarwono, 2014).
kehamilan yang dihitung sejak hari pertama haid terakhir (HPHT) hingga
pertama haid terakhir hingga kelahiran bayi yang menandai awal periode
21
kalender. Pembagian waktu ini diambil dari ketentuan yang
hari, maka lama kehamilan menjadi 280 hari, bila dihitung dari haid
minggu), trimester kedua pada minggu ke-13 hingga ke-27 (15 minggu),
dan trimester ke tiga pada minggu ke-28 hingga ke-40 (13 minggu).
fisiologis yang dialami oleh wanita dan pada sebagian besar kasus
22
fisiologi, selain tanda-tanda dugaan kehamilan yang terdeteksi pada saat
pemeriksaan.
1. Sistem Reproduksi
a. Aksi Hipotalamus-Hipofisis-Ovarium
b. Uterus
paling nyata pada ibu hamil. Pembesaran uterus yang terjadi akibat
23
hipertrofi (pembesaran serabut otot dan fibroelastis) yang sudah
sebagainya.
jari di atas pusat atau 1/3 jarak antara pusat ke prosesus xipoideus.
rongga panggul.
24
Pada trimester III, istmus uteri lebih nyata menjadi corpus uteri
yang nyata antara bagian atas yang lebih tebal dan segmen bawah
fisiologik. Dinding uterus di atas lingkaran ini jauh lebih tebal dari
pada SBR.
2. Payudara
25
pengeluaran kolostrum (mulai terlihat sejak kehamilan memasuki
usia 12 minggu).
folikel disertai areola mulai terlihat jelas sejak dua bulan pertama
3. Sistem Kardiovaskuler
75% dan volume sel darah merah yang juga meningkat 33% dari
26
menjelang minggu ke-32. Setelah itu volume darah menjaadi relatif
duduk.
pembekuan.
27
5. Sistem Pernapasan
6. Sistem Ginjal
28
menurun, begitu juga dengan volume darah ke ginjal. Apabila
Pola normal berkemih wanita yang tidak hamil pada siang hari
lateral kiri.
tertekan kembali. Diasamping itu terdapat pula poli uri. Poli uri
seperti urea, uric acid, asam amino, asam folik lebih banyak yang
dikeluarkan.
7. Sistem Integumen
29
terdiri dari peningkatan ketebalan kulit dan lemak subdermal,
8. Sistem Muskuloskeletal
9. Sistem Neurologi
30
10. Metabolisme
31
Usus besar bergeser ke arah lateral ats dan posterior. Aktivitas
1. Trimester I
untuk hamil, merasa suka cita sekaligus tidak percaya bahwa dirinya
32
atau hasrat seksual, hal ini memerlukan komunikasi yang terbuka
bersama pasangan.
2. Trimester II
pada periode ini ibu hamil merasa nyaman dan bebas dari segala
kehamilannya, selain itu ibu hamil juga biasanya lebih percaya diri
dan tenang pada trimester ini. Ibu merasa sehat, mulai menerima
3. Trimester III
kelahiran sang bayi. Sejumlah ketakutan juga muncul pada trimester ini,
sendiri.
33
Sejumlah ketakutan muncul pada trimester ketiga. Wanita mungkin
berjalan lancar atau tidak. Pada periode ini ibu hamil kembali
tidak nyaman.
2.3.4 Perubahan yang dirasakan secara langsung terasa pada ibu hamil
trimeseter III.
punggung cepat lelah oleh sebab itulah ibu hamil tua tidak tahan
berjalan jauh.
2. Bengkak pada mata kaki atau betis, dapat mengganggu bagi sebagian
3. Nafas menjadi lebih pendek, ukuran bayi yang semakin besar didalm
34
Minum lebih banyak air dan makanlah dengan porsi yang lebih
pembuluh darah.
6. Strech Mark, yakini garis-garis putih dan parut pada daerah perut,
bisa juga terjadi di dada, bokong, paha dan lengan atas. Gunakan
½-2 kg.
8. Sering buang air kecil, dikarenakan kepala janin mulai turun ke PAP,
tertekan kembali.
1. Perdarahan Pervaginam
35
a. Plasenta Previa
1) Defenisi
(Sarwono, 2009).
2) Klasifikasi
3) Insiden
previa.
36
4) Etiologi
5) Patofisiologi
37
serviks mendatar dan membuka ada bagian tapak plasenta
6) Gambaran Klinik
7) Diagnosis
38
USG terlihat letak plasenta di segmen bawah rahim.
8) Komplikasi
9) Penanganan
39
istirahat baring yang lebih lama di rumah sakit, dalam
seksio sesarea.
10) Prognosis
b. Solusio Plasenta
1) Defenisi
(Sarwono, 2009).
2) Klasifikasi
40
plasenta parsialis), atau bisa seluruh permukaan maternal
lebih.
3) Insiden
mendapatkan pertolongan.
4) Etiologi
41
lain adalah usia ibu dan paritas tinggi, pernah mengalami
plasenta.
5) Patofisiologi
hipoksia.
6) Gambaran Klinik
partus prematurus.
7) Diagnosis
42
keluhan ibu tentang perdarahan pervaginam yang disertai
8) Komplikasi
9) Penanganan
yang lain.
43
10) Prognosis
prognosis yang baik bagi ibu dan janin, karena tidak ada
c. Vasa Previa
44
sangat jarang kira-kira 1 dalam 1.000 sampai 5.000 kehamilan.
d. Ruptura Uteri
1) Defenisi
abdomen.
2) Klasifikasi
3) Insiden
45
4) Etiologi
5) Patofisiologi
46
perluasan segmen bawah rahim ke atas. Dengan demikian
van Bandl).
6) Gambaran Klinik
7) Diagnosis
47
8) Komplikasi
9) Penanganan
rumah sakit.
10) Prognosis
pertolongan.
48
Penyebab: serviks inkompeten, ketegangan rahim berlebihan
refleks dan edema serta periksa suhu dan jika suhu tubuh tinggi,
malaria.
49
4. Penglihatan Kabur
disertai dengan keluhan fisik yang lain. Hal ini bisa merupakan
kaki yang biasanya muncul pada sore hari dan biasanya hilang
lain. Hal ini dapat merupakan pertanda anemia, gagal jantung atau
pre eklampsia.
50
Deteksi dini yang dapat dilakukan adalah dengan melakukan
anemia.
akan melemah. Gerakan janin akan lebih mudah terasa jika ibu
51
berkemungkinan menunjukkan masalah yang mengancam
8. Preeklampsia
yaitu:
a. Preeklampsia ringan
52
minggu, persalinan ditunggu sampai terjadi onset persalinan
b. Preeklampsia berat
53
BAB 3
meningkat menurun
kehamilan :
Umur Ibu
Pendidikan Ibu
Pekerjaan Ibu
Pengetahuan Ibu
Keterangan :
: Diteliti
: Tidak Diteliti
54
3.2 Hipotesis Penelitian
tahun 2017.
55
BAB 4
METODE PENELITIAN
56