Anda di halaman 1dari 47

SKRIPSI

PENGARUH EDUKASI TERHADAP PENGETAHUAN IBU HAMIL


TENTANG RISIKO 4 T (TERLALU) DI WILAYAH KERJA
UPT PUSKESMAS SUKAMAJU

OLEH :
MUTMAINNAH
NIM 042020046

PROGRAM STUDI SARJANA KEBIDANAN


INSTITUT KESEHATAN DAN BISNIS
KURNIA JAYA PERSADA
PALOPO
2022
1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kehamilan merupakan suatu kondisi fisiologis yang terjadi pada

wanita, namun dapat diikuti dengan proses patologis yang mengancam

kondisi ibu dan janin. Saat ini angka kematian ibu (AKI) merupakan

indikator yang mengukur tingkat kesehatan masyarakat dan keberhasilan

pembangunan di bidang kesehatan. AKI lokal tinggi atau rendah digunakan

sebagai indikator tingkat masalah kesehatan lokal, kualitas pelayanan medis,

dan sumber daya. Menurut WHO (2019), rasio kematian ibu adalah jumlah

kematian ibu akibat kehamilan, persalinan, dan persalinan, dan digunakan

sebagai indikator status kesehatan perempuan. Rasio kematian ibu (MMR)

adalah salah satu Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDG) global untuk

menurunkan rasio kematian ibu (AKI) menjadi 70 per 100.000 kelahiran

hidup pada tahun 2030.

Menurut WHO (2019), rasio kematian ibu (AKI) adalah 303.000 di

seluruh dunia. Rasio kematian ibu (AKI) ASEAN adalah 235 per 100.000

kelahiran hidup (Sekretariat ASEAN, 2020). Menurut data Survei Demografi

dan Kesehatan Indonesia (SDKI), Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia

meningkat dari 228 per 100.000 kelahiran pada tahun 2002-07 menjadi 10

per 100.000 kelahiran pada tahun 2007-2012 meningkat menjadi 359 per

10.000. Angka kematian ibu (AKI) menurun menjadi 305 per 100.000

kelahiran hidup dari tahun 2012 hingga 2015, dan pada tahun 2019 terdapat
2

4.221 kematian ibu di Indonesia. (Kemenkes RI, 2019).

Penyebab utama kematian ibu di Indonesia tahun 2021 antara lain

perdarahan (1.320 kasus), hipertensi dalam kehamilan (1.077 kasus), infeksi

(207 kasus), dan gangguan metabolisme (Kemenkes RI, 2022). Dalam hal

ini perilaku reproduksi salah satu penyebab MMR adalah 4T. Menurut

Demografi dan Sensus 2017, sekitar 32,5% AKI disebabkan oleh kelahiran

prematur atau dini, dan sekitar 34% karena terlalu banyak kehamilan (4 anak

atau lebih) (Demografi dan Sensus 2017). Menurut

data di Sulawesi Selatan, risiko kematian ibu dan kematian bayi

sekitar 1.039. Sebaliknya, kehamilan yang kurang ideal (terlalu banyak

anak, terlalu muda, terlalu tua, terlalu dekat dengan anak), yang sangat

berbahaya bagi kesehatan ibu atau karena

disebut “4T”. di Indonesia dapat dinilai dari faktor seperti

perdarahan, keguguran, jam kerja yang panjang, eklampsia, dan penyakit

infeksi (Kemenkes, 2019). Saat lahir, ini menyebabkan lebih banyak

kematian. Yaitu dari perdarahan dan empat (4T), yaitu terlalu muda, terlalu

tua, terlalu dekat dengan kehamilan, terlalu banyak anak. Ada tiga

keterlambatan (3T). lambat mengenali gejala, lambat mendapatkan

pertolongan, lambat menghubungi layanan dukungan yang mendukung

kondisi tersebut. Faktor yang menentukan kesehatan dan keselamatan saat

lahir (4T dan 3T). (Kemenkes, 2019). Untuk itu, pemerintah telah

menerbitkan Peraturan Pemerintah Nomor 61 Tahun 2014 tentang

Kesehatan Reproduksi untuk menjamin akses pelayanan kesehatan

reproduksi yang berkualitas, aman dan bertanggung jawab. Menciptakan


3

generasi yang sehat dan berkualitas serta menurunkan angka kematian ibu.

(Kemenkes RI, 2017)

Langkah-langkah untuk mencegah kehamilan berisiko tinggi termasuk

deteksi dini kehamilan. Kehamilan risiko tinggi merupakan kondisi yang

dapat membahayakan kesehatan ibu dan anak. Ada beberapa faktor yang

dapat menyebabkan kondisi ini, di antaranya adalah kurangnya pengetahuan

tentang risiko kehamilan. Pengetahuan kehamilan merupakan faktor yang

mempengaruhi tingginya kematian ibu, dan pengetahuan merupakan faktor

penting dalam menunjang kesehatan. Kematian dapat diturunkan jika ibu

hamil memiliki pengetahuan kesehatan yang luas, membantu ibu

menghindari, menghindari atau mengatasi resiko kehamilan, dan mengetahui

penatalaksanaan selama kehamilan. . pekerja (Nuraisyah, 2019).

Studi terkait risiko kehamilan 4T (juga) telah dilakukan oleh beberapa

peneliti sebelumnya. Salah satunya dilakukan pada tahun 2018 oleh Shella

Marcelya dengan judul penelitian Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Risiko

Kehamilan 4T pada Ibu Hamil. Disini, berdasarkan hasil penelitian, hubungan

antara pendidikan dengan risiko kehamilan adalah '4T' dengan p-value 0,022

< . 0,05 Ada hubungan antara status ekonomi dengan risiko kehamilan '4T', p-

value < 0,032. 0,05 maka terdapat hubungan antara keinginan memiliki anak

dengan risiko kehamilan, dengan p-value 0,001 < '4T'. 0,05. Namun, hasil

penelitian ini masih memiliki kekurangan. Para peneliti hanya memberikan

gambaran tentang hubungan antara pencapaian pendidikan ibu dan risiko

kehamilan 4-T dan tidak memberikan intervensi sebelumnya dalam bentuk

konseling/edukasi. Tingkat pengetahuan ibu hanya diukur dari spreadsheet


4

yang mengelompokkan responden menurut tingkat pendidikannya.

Berdasarkan hasil survei pendahuluan AKI (Kematian Ibu) yang

dilakukan di Prefektur Hokurokubu dari tahun 2018 hingga 2021, terdapat 28

kasus. Dari hasil wawancara dengan UPT Puskesmas Sukamaju yang

merupakan koordinator Program KIA (Kesehatan Ibu dan Anak), diperoleh

data bahwa pada tahun 2021, 178 dari 470 ibu hamil akan berada di bawah

4T. Akan ada 213 ibu hamil pada Juni 2022, dimana 103 (48,4%) termasuk

dalam kategori 4T. 4 anak). Wawancara dengan ibu hamil mengungkapkan

bahwa 7 dari 10 ibu tidak mengetahui tentang 4T dan risikonya selama

kehamilan, sementara 3 lainnya mengatakan bahwa mereka pernah

mendengar tentang 4T tetapi tidak mengetahui sebab dan akibat dari 4T.

Permasalahan di atas membuat peneliti tertarik untuk menelitinya. “

Pengaruh edukasi terhadap pegetahuan ibu hamil tentang risiko 4T (Terlalu) di

Wilayah Kerja UPT Puskemas Sukamaju ”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan maka rumusan

masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana pengaruh edukasi

terhadap pegetahuan ibu hamil tentang risiko 4T (Terlalu) di wilayah kerja

UPT Puskesmas Sukamaju.

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui pengaruh edukasi 4T (terlalu) terhadap pengetahuan

ibu hamil tentang risiko 4 T (terlalu).

2. Tujuan Khusus
5

Menganalisis perbedaan tingkat pengetahuan ibu hamil sebelum dan

sesudah diberikan edukasi risiko 4T (Terlalu) pada kelompok perlakuan.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Institusi

Sumber tambahan yang dapat dijadikan acuan bagi perguruan tinggi

negeri dan swasta khususnya Institut Kesehatan dan Bisnis Kurnia

Persada Palopo untuk menambah pengetahuan tentang dampak

pendidikan terhadap pengetahuan ibu hamil UPT Puskesmas Skamaju

risiko dari 4T (juga) di area kerja sebagai bahan atau masukan dan

informasi.

2. Bagi Tempat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah informasi dampak

penyuluhan terhadap pengetahuan ibu hamil risiko 4T (TERLALU) di

wilayah kerja UPT Puskesmas Sukamaju.

3. Bagi Peneliti

Melalui penelitian ini peneliti dapat memperoleh gambaran apakah

pendidikan berpengaruh terhadap pengetahuan ibu hamil tentang risiko

4T (TERLALU) di wilayah kerja UPT Puskesmas Sukamaju. Selain itu,

hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan atau prasyarat untuk

menyelesaikan program Sarjana Kebidanan di Institut Kesehatan dan

Bisnis Kurnia Jaya Persada Palopo.

4. Bagi Peneliti Selanjutnya

Diharapkan hasil penelitian ini dapat digunakan pada penelitian

selanjutnya untuk mengkaji dampak penyuluhan terhadap pengetahuan


6

risiko 4T (Terlalu) pada ibu hamil di UPT Puskesmas Sukamaju wilayah

kerja.
7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teori

1. Edukasi

Promosi kesehatan atau pendidikan adalah proses yang

memungkinkan orang untuk mengontrol faktor penentu kesehatan

mereka dengan meningkatkan status kesehatan mereka. Hal ini dapat

dicapai melalui cara-cara persuasif seperti persuasi, himbauan, iklan,

pemberian informasi, dan sosialisasi kesehatan melalui kegiatan

yang dikenal dengan pendidikan kesehatan. (Maisyarah, Salman, et

al. 2021)

Pendidikan kesehatan adalah kegiatan pendidikan kesehatan

masyarakat yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran dan

mengubah sikap dan perilaku masyarakat untuk mencapai derajat

kesehatan yang diinginkan. (Kamus Bahasa Indonesia, 2019)

Mempengaruhi orang lain, individu, kelompok, keluarga dan

masyarakat untuk mencapai hidup sehat. Definisi di atas

menunjukkan bahwa pendidikan adalah proses perubahan perilaku

terencana pada individu, kelompok, keluarga, atau masyarakat untuk

mencapai tujuan hidup sehat, yaitu proses belajar dari ketidaktahuan

akan nilai kesehatan menjadi ketidaktahuan akan pengetahuan, dari

ketidak mampuan menjadi ketidaktahuan. mengelola kesehatan

menuju kemandirian.
8

2. Pengetahuan

Pengetahuan adalah hasil seseorang mengetahui tentang

sesuatu melalui proses belajar yang disengaja maupun tidak

disengaja. (Maisyarah, Salman, dkk. 2021).

a. Domain Pengetahuan

1) Pengetahuan merupakan tingkatan pengetahuan yang paling

rendah, karena pengetahuan diartikan sebagai mengingat

kembali materi yang telah dipelajari sebelumnya.

2) pemahaman (comprehension). Didefinisikan sebagai

kemampuan untuk menggambarkan subjek yang sudah

dikenal dengan benar dan menafsirkan materi dengan benar.

3) Kemampuan menggunakan materi yang dipelajari dalam

penerapan (aplikasi), situasi atau kondisi nyata (nyata).

4) Analisis, kemampuan untuk mendeskripsikan bahan dan

barang dalam bagian-bagian komponennya, tetapi masih

dalam suatu struktur organisasi dan saling terkait satu sama

lain.

5) Sintesis mengacu pada kemampuan menyusun atau

menggabungkan bentuk utuh baru.

6) evaluasi, berkaitan dengan kemampuan membenarkan atau

menilai bahan atau benda.

b. Faktor yang mempengaruhi Pengetahuan

1) Pendidikan

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk


9

menciptakan lingkungan belajar dari proses pembelajaran di

mana peserta didik secara aktif mengembangkan dan

mengembangkan karakter religius-spiritual, disiplin diri,

karakter intelektual, akhlak mulia, dan disiplin diri.

kemampuan.

2) Umur

Usia adalah variabel konstan dalam studi epidemiologi, dan

hampir semua morbiditas dan mortalitas menunjukkan

hubungan dengan usia. Dengan cara ini orang dapat dengan

mudah membacanya dan melihat pola morbiditas atau

mortalitas menurut kelompok umur. Apakah pertemuan tatap

muka dikomunikasikan dan dilaporkan dengan benar, apakah

panjang interval pengelompokan cukup untuk tidak menutupi

peran usia dalam pola morbiditas atau mortalitas, dan

kelompok usia dalam penelitian lain apakah dapat

dibandingkan dengan kelompok.

3) Jenis Kelamin

Angka internasional menunjukkan prevalensi yang lebih tinggi

pada wanita daripada pria, dan kematian yang lebih tinggi

pada pria di semua kelompok umur. Di Indonesia yang

memerlukan penelitian lebih lanjut, perbedaan mortalitas ini

mungkin disebabkan oleh faktor endogen..

4) Pekerjaan

Bekerja adalah kegiatan atau aktivitas seseorang untuk


10

menghasilkan pendapatan guna memenuhi kebutuhan hidup

sehari-hari. Pekerja/karyawan adalah orang yang menerima

upah dan gaji berupa uang atau barang atas nama orang lain

atau instansi, kantor atau perusahaan.

5) Sumber Informasi

Sumber informasi adalah data yang diolah dalam bentuk yang

memiliki makna sebagai penerima dan memiliki nilai nyata

dan dirasakan untuk keputusan saat ini.Ini menjelaskan bahwa

itu adalah sesuatu yang dipahami, misalnya melihat dan

mencium asap memberi kita informasi bahwa sesuatu sedang

terbakar. Sumber media adalah:

1) Media cetak

2) Media elektronik

3) Petugas kesehatan (Maisyarah, Salman, dkk. 2021)

c. Cara Memperoleh Pengetahuan

Cara memperoleh pengetahuan menurut Purba (2021) dapat

dikelompokkan menjadi dua yaitu:

1) Metode tradisional atau non-ilmiah Metode ini digunakan

untuk memperoleh kebenaran, pengetahuan sebelum metode

ilmiah atau penemuan dianjurkan secara sistematis dan logis.:

a) Cara Coba Salah (Trial and Error)

b) Cara kekuasaan atau otoritas

c) Berdasarkan pengalaman pribadi

d) Melalui jalan pikiran (Induksi, Deduksi)


11

d. Cara Modern atau Cara Ilmiah

Metode ini disebut metode penelitian ilmiah, atau lebih umum

disebut “metodologi penelitian”. Pertama, ia mengamati langsung

fenomena alam atau sosial. Pengamatan kemudian dikumpulkan,

diklarifikasi, dan akhirnya ditarik kesimpulan umum.

e. Pengukuran Pengetahuan

Pengetahuan dapat diukur melalui wawancara atau kuesioner

yang menanyakan subjek penelitian atau responden tentang isi

materi yang diukur (Imas. M, 2018). Peringkat tingkat

pengetahuan dapat ditentukan dengan mengambil nilai skor rata-

rata dan standar deviasi tingkat pengetahuan dan

mengelompokkannya menjadi:

1) Baik,

2) Cukup, dan

3) Kurang

Menurut Purba (2021), pengetahuan dapat diukur dengan

menggunakan kuesioner skala Guttman. Menggunakan skala

pengukuran jenis ini memberikan jawaban yang jelas. Yaitu, ya

atau tidak, benar atau salah, tidak ada atau tidak ada, positif atau

negatif, dan seterusnya. Jika soal berbentuk positif, jawaban benar

mendapat nilai 1 dan jawaban salah mendapat nilai 0, tetapi jika

soal negatif, jawaban benar mendapat nilai 0 dan jawaban salah

mendapat nilai 1. . Hasil skor pengukuran dikonversi menjadi

persentase, sehingga Anda dapat mengonversinya menjadi skor 1


12

= 1 x 100% = 100% benar dan skor 0 = 0 x 100% = 0% salah.

Untuk pengukuran, skala persentase berkisar antara 0% dan 50%,

digunakan 50% dan 50% hingga 100%. Skor antara 50% dan

100% dianggap baik, dan 50 sudah cukup baik. Jika skor berada

dalam kisaran 0% hingga 50%, % atau kurang berbohong.

3. Kehamilan

a. Defenisi kehamilan

Kehamilan adalah masa dari konsepsi sampai lahirnya janin, masa

kehamilan normal adalah 280 hari (40 minggu/9 bulan 7 hari)

dihitung dari triwulan pertama/trimester sejak konsepsi sampai 3

bulan, ke-4 Memasuki aterm ke-11/ke-2 istilah dari istilah. 1

bulan selama 6 bulan dan Triwulan III/Semester selama 7 sampai

9 bulan (Wulandari Leny, dkk 2021).

Kehamilan adalah suatu rangkaian peristiwa yang terjadi hanya

pada saat sel telur dibuahi dan sel telur (sel telur) yang telah

dibuahi itu akhirnya berkembang menjadi janin (fetus) yang

matang. Kehamilan juga dapat diartikan sebagai lahirnya janin

sebagai akibat pembuahan sel telur oleh sel sperma, dan masa

kehamilan adalah sejak konsepsi (bertemunya sel telur dan sel

sperma) sampai lahirnya janin. (Wulandari Leny, dkk. 2021)

b. Periode kehamilan

Periode kehamilan terbagi menjadi 3 semester atau dikenal

dengan istilah trimester menurut Fijri (2021), yaitu:


13

1) Trimester I/Pertama (TM1), yaitu periode dari minggu

pertama kehamilan sampai dengan minggu ke-13 kehamilan.

2) Trimester II/Kedua (TM2), yaitu trimester kedua kehamilan

yang berlangsung dari minggu ke-14 sampai dengan minggu

ke-27 kehamilan. Melalui pengiriman atau minggu ke-40 atau

ke-42.

3) Trimester III/ ketiga (TM3) yaitu periode akhir kehamilan

yang berlangsung mulai dari minggu ke 28 hingga saat

kelahiran atau pada minggu ke 40 atau 42. (Wulandari Leny,

dkk. 2021)

c. Tanda dan Gejala Pasti Kehamilan

Kurniawan dan Agustini (2021) menjelaskan bahwa ketika

kehamilan terjadi, tubuh wanita merespon berbagai perubahan

fisik dan psikologis yang digunakan sebagai penanda hamil

tidaknya seorang wanita. Ada tiga kategori tanda kehamilan yang

harus waspadai.:

1) Tanda dan gejala pasti (positive sign)

Tanda dan gejala kehamilan yang jelas merupakan tanda

objektif bahwa kehamilan dipastikan pasti. (dipastikan

sebagai kehamilan).

2) Tanda dan gejala (mungkin) tidak pasti (presumptive /

probable sign)

Berbeda dengan tanda kehamilan yang jelas, tanda dan gejala

yang tidak pasti ini bersifat subyektif dan timbul dari


14

persepsi/keluhan ibu terhadap perubahan fisik atau psikis

yang dialami atau dirasakannya. tanda kehamilan yang jelas.

3) Tanda dan gelaja palsu

Tanda dan gejala pseudopregnancy umumnya bersifat

psikologis dan kepercayaan bahwa seorang wanita sedang

hamil. Keadaan ini biasanya terjadi pada wanita yang sangat

ingin dan terobsesi untuk hamil. Pengalaman buruk seperti

aborsi, IUFD, dan riwayat infertilitas dapat menyebabkan

gejala yang mirip dengan wanita hamil pada umumnya,

seperti perut membesar, mual, muntah, pembesaran payudara,

dan perasaan subjektif dari gerakan janin. Secara psikologis,

wanita menginterpretasikan dirinya hamil. Kondisi ini bisa

disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain

ketidakseimbangan hormon, stres atau depresi, dan masalah

interpersonal dengan orang terdekat. Seorang wanita yang

mengalami hal ini membutuhkan banyak perhatian dan

motivasi dari orang-orang di sekitarnya, terutama orang-

orang terdekatnya seperti suami, orang tua, dan

mertuanya.Begitu juga dengan gejala kehamilan lainnya

seperti nyeri tekan dan pembesaran perut, perut membesar ,

mual, muntah, penambahan berat badan, dan perasaan

subjektif dari gerakan janin. (Wulandari Leny, dkk. 2021)

4. Konsep kehamilan

Kehamilan mengubah segalanya dalam sistem tubuh yang cukup


15

sederhana. Tentu saja, perubahan tersebut mendukung proses

pertumbuhan dan perkembangan janin di dalam kandungan. Begitu

bayi lahir, perubahan ini perlahan kembali ke keadaan semula.

Pada dasarnya perubahan sistem tubuh wanita pada masa

kehamilan terjadi karena berbagai pengaruh hormonal. Organ-

organ yang mengalami perubahan selama kehamilan. (Wulandari

Leny, dkk. 2021)

a. Perubahan Perut

Saat Anda semakin dekat untuk melahirkan, perut Anda akan

membesar. Pembesaran perut biasanya tidak terlihat sampai

bulan keempat kehamilan. Setelah 5 bulan kehamilan, perut

Anda akan membesar. Pada tahap akhir kehamilan, perut

membengkak dan menonjol di tengah. (Wulandari Leny, dkk.

2021)

b. Rahim (uterus)

Dalam kondisi normal, rahim berlubang dengan diameter sekitar

10 ml, strukturnya hampir padat dan beratnya sekitar 70 gram,

tetapi selama kehamilan sel-sel otot di dalam rahim meregang

dan membesar. Pada awal kehamilan, pembesaran rahim

distimulasi atau dirangsang oleh hormon estrogen. Perubahan

lain adalah peningkatan aliran darah uteroplasenta secara

bertahap, antara 450 dan 650 ml/menit pada akhir kehamilan

(sekitar 10°rd. output). Rahim yang membesar memberikan

tekanan pada organ di sekitarnya sehingga menyebabkan


16

beberapa penyakit seperti saluran cerna, pernapasan,

kardiovaskular, dan saluran kemih. (Wulandari Leny, dkk. 2021)

c. Serviks/ Leher Rahim

Selama kehamilan, serviks menjadi lunak dan sianotik. Kelenjar

di leher rahim berkembang biak (tumbuh). Segera setelah

pembuahan, lendir dikeluarkan dan serviks ditutup. Pada awal

persalinan, dihasilkan lendir yang ditandai dengan perdarahan.

d. Indung telur (ovarium)

Wanita hamil biasanya hanya memiliki satu korpus luteum

(kelenjar endokrin kuning) di ovariumnya. Korpus luteum

bekerja paling baik selama minggu keenam hingga ketujuh

kehamilan (4 hingga 5 minggu setelah ovulasi) dengan

membantu memproduksi progesteron. Korpus luteum

mengalami regresi pada usia kehamilan 8 minggu.

e. Vagina

Di antara perubahan yang terjadi pada vagina selama kehamilan

adalah peningkatan vaskularisasi dan hiperemia (peningkatan

tekanan darah) pada kulit dan otot perineum dan vulva,

pelunakan jaringan ikat, dan munculnya tanda Chadwick.

Adanya vulva dan adanya daerah vagina yang disebabkan oleh

adanya pembengkakan dan keputihan akibat peningkatan sekresi

serviks akibat rangsangan estrogen.

f. Payudara

Payudara mengalami pertumbuhan dan perkembangan sebagai


17

persiapan untuk menyusui. Hal ini berkaitan erat dengan efek

hormon progesteron, estrogen dan somatomamotropin.

g. Volume Darah

Perubahan fisiologis yang paling menonjol selama kehamilan

adalah peningkatan volume darah. Peningkatan kejadian varises

pada ibu hamil dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain

jumlah kehamilan, jumlah bayi yang pernah dilahirkan, dan

jumlah janin yang hamil. Peningkatan volume darah berlanjut

hingga akhir kehamilan. Peningkatan rata-rata volume darah

saat janji temu adalah 45-50%. Peningkatan ini diperlukan untuk

mengisi kembali aliran darah yang berlebih ke rahim, memenuhi

kebutuhan metabolisme janin/janin, dan meningkatkan aliran

darah (aliran nutrisi) ke organ lain terutama ginjal. Jumlah

tambahan juga diperlukan untuk mengkompensasi kehilangan

darah selama persalinan. Kehilangan darah rata-rata selama

persalinan adalah 500-600 ml, dibandingkan dengan sekitar

1000 ml untuk operasi caesar.

h. Volume dan kapasitas paru

Selama kehamilan terjadi perubahan kapasitas paru-paru dan

kapasitas vital. Volume mati (dead space) dan volume tidal

meningkat secara bertahap (35-50%) dengan bertambahnya usia

kehamilan. Volume paru total berkurang 4-5% dengan elevasi

diafragma. Sekitar 20% pengurangan kapasitas residu

fungsional, kapasitas residu, dan cadangan pernapasan. Volume


18

tidal yang lebih tinggi dan volume residu yang lebih rendah

menghasilkan peningkatan ventilasi alveolar sebesar 65% dan

peningkatan volume hisapan sebesar 5-10% selama kehamilan.

Fungsi pernapasan juga berubah. Laju pernapasan meningkat

50%, volume tidal meningkat 40%, dan konsumsi oksigen

meningkat 15-20% di atas kebutuhan wanita tidak hamil.

Hiperventilasi yang terjadi pada ibu hamil menyebabkan

penurunan CO2 alveolar sehingga menurunkan tekanan CO2

darah, sedangkan tekanan oksigen alveolar tetap dalam batas

normal. Hiperventilasi ibu melindungi janin dari paparan CO2

yang berlebihan. (Wulandari Leny, dkk. 2021)

i. Saluran Urinaria

Selama kehamilan, setiap ginjal tumbuh sekitar 1-1,5 cm dan

bertambah berat pada saat bersamaan. Ureter meluas ke bagian

atas tulang panggul. Ureter juga memanjang, melebar, dan

melengkung (curve). Hal ini meningkatkan frekuensi retensi urin

yang menyebabkan infeksi dan membuat tes fungsi ginjal sulit

diinterpretasikan. Saat rahim tumbuh, kandung kemih naik.

Angiogenesis kandung kemih meningkat dan tonus otot

menurun. Kapasitas kandung kemih meningkat menjadi 1500ml.

j. Gastrointestinal (sistem Pencernaan)

Sistem pencernaan mengalami beberapa perubahan, seperti

peningkatan nafsu makan, mual dan muntah, perubahan rasa,

peningkatan penyerapan nutrisi, dll. Perubahan estrogen


19

meningkatkan sekresi saliva, sehingga sifatnya lebih asam.

k. Pigmentasi

Selama kehamilan, perubahan pigmentasi dan pigmentasi terjadi

pada kulit akibat efek hormon perangsang melanofor. Secara

umum, garis tengah kulit perut jelas berpigmen dan hitam

kecoklatan (lineanigra). Bintik-bintik coklat tidak beraturan

dengan berbagai ukuran muncul di wajah dan leher (melasma

kehamilan). Bintik-bintik ini berkurang atau hilang setelah

melahirkan. Peregangan kulit (striae), atau garis ungu, muncul di

perut, dada, bokong, dan selangkangan. Bentuk striae lebih

bergantung pada jenis kulit seseorang daripada perluasan perut,

kecuali jika perluasannya terlalu besar. Setelah pengiriman,

goresan menjadi perak. Ada dua bentuk striae. Stria livida (garis

biru) dan Stria albicans. (Wulandari Leny, dkk. 2021)

l. Perubahan Kelenjar

Kelenjar gondok membesar sehingga leher ibu berbentuk

seperti leher pria. Perubahan ini tidak selalu terjadi pada wanita

hamil.

m. Metabolisme

Perubahan metabolisme juga terjadi saat janin tumbuh di

plasenta dan membutuhkan lebih banyak ruang. 16 Perubahan

fisik yang signifikan adalah perubahan berat badan dan bentuk

tubuh. Pertambahan berat badan tidak hanya disebabkan oleh

perubahan dalam rahim, tetapi juga karena peningkatan jumlah


20

air yang membentuk jaringan payudara, darah, dan cairan

intraseluler dan ekstraseluler.

n. Perubahan pada tulang

Selama kehamilan, kondisi tulang juga berubah, dan bentuk

tulang belakang berubah sesuai dengan keseimbangan tubuh

seiring pertumbuhan rahim. Oleh karena itu, postur tubuh ibu

tampak lordotik setelah usia kehamilan enam bulan. (Wulandari

Leny, dkk. 2021)

5. Pengertian 4 Terlalu

4T terlalu muda (prime young) umur ibu <20>35 tahun, hamil dan

melahirkan terlalu dekat <20>35 tahun. Lebih dari 2 tahun, terlalu

banyak anak (anak lebih dari 4) (Kemenkes RI, 2021).

a) Terlalu muda

Terlalu muda untuk hamil pertama kali<<> 20 tahun. Wanita

muda biasanya memiliki masalah psikologis. Mereka kaget dan

enggan menghadapi perubahan yang terjadi pada mereka.

Kurangnya persiapan mental tentu berpengaruh pada kesehatan

ibu dan janinnya. Juga, rahim tidak mau menerima konsekuensi

pembuahan. Oleh karena itu, risiko perdarahan pada kelompok

ini sangat tinggi.

b) Terlalu tua

Lansia hamil atau melahirkan pada usia 35 tahun atau lebih.

Pada usia ini, jeroan rahim menua, jalan lahir mengeras, ibu

hamil lebih mungkin melahirkan bayi cacat, persalinan terhenti,


21

dan terjadi perdarahan.

c) Terlalu banyak anak (Grande Multi)

Terlalu banyak anak ( Grande Multi) adalah ibu yang pernah

hamil atau melahirkan sebanyak 4 kali atau lebih. Anda

mungkin mengalami masalah kesehatan, kelemahan dinding

perut, terlihat pada ibu dengan perut lembek.

d) Usia kehamilan terlalu pendek

Usia kehamilan terlalu pendek adalah jarak antar kehamilan

kurang dari 2 tahun (24 bulan). Sayang.(Susanti Dewi, Adnani

Q.ES, 2021)

1) Manfaat yang akan diperoleh dalam menghindari 4 Terlalu

a. Kehamilan adalah kehamilan yang diinginkan, sehingga anda

dapat menjalani kehamilan dan persalinan dengan aman dan

sehat.

b. Ibu memiliki kesehatan reproduksi yang baik dan memiliki

waktu yang cukup untuk mengurus dirinya sendiri dan

keluarganya.

c. Anak tumbuh secara optimal, sehat, cerdas dan memiliki

kesempatan untuk memperoleh pendidikan yang lebih baik.

d. Keluarga memiliki kesempatan untuk menjadi lebih mandiri

dalam pengembangan kesejahteraan. (Kemenkes RI, 2021)

2). Faktor yang mempengaruhi Resiko kehamilan

a. Umur ibu terlalu mudah (< 20 tahun )

Pada usia ini, rahim dan panggul belum berkembang dengan


22

baik dan masih relatif kecil

b. Usia ibu terlalu tua (>35 tahun)

Komplikasi kehamilan dan persalinan lebih sering terjadi pada

primata yang lebih tua daripada primata yang berusia kurang

dari 35 tahun. Pada usia 35 tahun, hal ini diketahui berisiko

tinggi, menyebabkan hipertensi, diabetes melitus, anemia, jam

kerja panjang, perdarahan, dan risiko cacat lahir.

c. Mendekati Kehamilan <2> 4

Ibu dengan 4 anak atau lebih harus mewaspadai kemungkinan

persalinan lama karena hamil kembali, karena semakin banyak

anak yang dimiliki ibu, semakin lemah rahim ibu.

d. Ibu dengan tinggi badan kurang dari 145 cm

Ibu hamil dengan tinggi kurang dari 145 cm dapat

menyebabkan kesulitan saat melahirkan, sehingga panggul

yang sempit diperlukan dalam kasus tersebut.. (Kemenkes RI,

2021)

3). Cara Mencegah dan penanganan 4 Terlalu

a. Pelayanan KB pasca melahirkan dan pasca aborsi yang

bermutu tinggi

b. Meningkatkan partisipasi aktif dan akses kerjasama lintas

program dan lintas sektor, termasuk melalui kemitraan dengan

pemerintah daerah dan lembaga profesional.

c. Meningkatkan partisipasi perempuan, keluarga dan

masyarakat. Termasuk menambah pengetahuan Anda tentang

tiga tanda peringatan pencegahan terakhir, yaitu


23

1) Keterlambatan tiba di fasilitas (transfer ke RS/Puskesmas

jauh).

2) Keterlambatan bantuan yang cepat dan tepat di fasilitas

pelayanan (staf medis tidak lengkap atau tidak ada).

3) Tertundanya pengenalan tanda bahaya pada kehamilan dan

persalinan Persiapan keluarga dan masyarakat dalam

menghadapi keadaan darurat untuk mencegah risiko selama

kehamilan Mutu Pelayanan.

d. diseminasi dan pencerahan dengan menyusun hasil wawancara

program dan data informasi masalah.


24

B. Hasil Penelitian Terkait


Tabel 2. 1 Hasil
Penelitian Terkait

Judul/Penelitian/
No Desain Penelitian
Lokasi
Compariso
Populasi Intervensi Outcomes Time
n
1 Gambaran Penelitian ini Jumlah Berdasarkan
menggunakan Populasi penelitian di Puskesmas
pengetahuan ibu
penelitian kuantitatif seluruh Ibu Afulu dengan jumlah 60
hamil tentang dengan desain hamil dari responden didapatkan bahwa
Resiko 4t selama deskriptif bulan januari- mayoritas responden
menggunakan April 2017 di berpengetahuan kurang
kehamilan di penelitian kuantitatif wilayah 10
puskesmas dengan desain Puskesmas (16,70%), cukup 34 (56,60%)
penelitian afulu kabupaten dan baik 16 (26,70%). Setelah
Afulu kabupaten deskriptifyang Nias Utara. dilakukan penelitian mengenai
nias utara “Gambaran
Pengetahuan Ibu Tentang
Resiko 4 T Selama
Kehamilan di Puskesmas
Afulu
Nias Utara”. Hasil
penelitian didapatkan
bahwa mayoritas responden
memiliki
tingkat pengetahuan cukup 34
(56,60%) dan minoritas
25

berpengetahuan kurang
10 (16,70%). Saran sebagai
bahan evaluasi bagi Lokasi
penelitian agar
meningkatkan penyuluhan
tentang resiko 4T selama
kehamilan.
2 Faktor-faktor yang Desain penelitian ibu atau wanita Berdasarkan hasil analisis
cross sectional. Data usia subur ditemukan
berpengaruh yang dianalisis (WUS) yang bahwa variabel yang paling
Terhadap risiko merupakan data hasil pernah dominan dalam hubungan antara
Riset Kesehatan Dasar melahirkan faktor tidak langsung dengan
kehamilan “4 (Riskesdas) tahun minimal 1 anak kejadian
2010 yang telah dalam kurun fisiko kehamilan 4-T (terlalu
terlalu
dilaksanakan oleh waktu tua, terlalu muda, terlalu banyak
(4-t)” pada wanita Badan Litbangkes 5 tahun terakhir dan terlalu dekat) adalah
sampai dengan variabel tempat
usia 10-59 tahun saat wawancara. tinggal (desa/kota), tingkat
(analisis riskesdas pendidikan, status ekonomi, dan
keinginan hamil. Ibu yang
2010) tinggal di
perdesaan berpeluang 1,1 kali
berisiko kehamilan 4T,
sementara ibu yang
berpendidikan rendah (SD ke
bawah) berpeluang 1,4 kali
untuk mengalami risiko
kehamilan. Ibu dari keluarga
miskin berpeluang 1,3
26

kali mengalami risiko


kehamilan, sedangkan
ibu yang sulit akses
ke pelayanan
kesehatan berpeluang
1,9 kali berisiko
hamil dengan kondisi
4-T, dan ibu yang
tidak/belum ingin
hamil berpeluang 4,9
kali
mengalami risiko kehamilan.
BAB III
KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS

A. Kerangka Konsep

Dalam penelitian ini, seperti terlihat pada gambar di bawah

ini, kami membangun pola pikir setelah memahami pendidikan

metode konseling dengan menggunakan pamflet yang merupakan

salah satu model pembelajaran untuk memperluas pengetahuan 4Ts

(TERLALU) ibu hamil:

EDUKASI PENGETAHUAN 4T (Terlalu)

Keterangan :

= variabel independen

= variabel dependen

Gambar 1 : Kerangka penelitian


28

B. Hipotesis
Ada peningkatan pengetahuan pada ibu hamil sesudah
mendapatkan edukasi 4T (TERLALU) pada kelompok perlakuan
dan kontrol.
BAB IV

METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada ibu hamil di wilayah kerja UPT

Puskesmas Sukamaju. Survei dilakukan mulai 27 hingga 29 Juli 2022.

B. Jenis Penelitian

Desain penelitian yang digunakan peneliti adalah kuantitatif dengan

pendekatan one group pre-post test.

Pretest Perlakuan Posttest

Kelompok
01 X 02
Eksperimen

Tabel 4.1 Pre - Post

Keterangan :

• 01 : Pre-test pengetahuan ibu hamil sebelum diberikan edukasi

4T

• X : Edukasi

• 02 : Post-test pengetahuan ibu hamil setelah diberikan edukasi

4T

Sebelum pelatihan 4T, kami melakukan uji pendahuluan untuk

melihat apakah itu efektif. Wanita hamil akan diberitahu dan tes

lanjutan akan dilakukan. Nilai pre dan post parenting diberikan dan

dibandingkan untuk melihat apakah ada pengaruh 4T terhadap

pengetahuan ibu hamil.


30

C. Populasi dan Sampel

Populasi studi dikenal sebagai kumpulan orang atau hal yang

terdefinisi dengan baik yang diketahui memiliki karakteristik yang

sama. Semua individu atau objek dalam populasi tertentu biasanya

memiliki kesamaan sifat atau karakteristik yang mengikat (Roflin,

2021).

Populasi penelitian ini adalah ibu hamil di wilayah kerja UPT

Puskesmas Sukamaju yang berjumlah 30.

1. Sampel

Dalam penelitian, sampel adalah sekelompok orang, benda, atau

barang yang diambil dan diukur dari populasi yang lebih besar.

Sampel harus mewakili populasi sehingga hasil survei sampel

dapat digeneralisasikan untuk populasi umum (Roflin, 2021)

2. Teknik Sampling

Sampling adalah pemilihan sebagian dari populasi yang akan

diteliti. Sebagian besar upaya penelitian tidak dapat melibatkan

seluruh populasi yang diminati, sehingga digunakan kelompok

yang lebih kecil untuk mengumpulkan data (Roflin, 2021).

Pengambilan sampel dilakukan dengan total random sampling.

Artinya, jumlah sampel yang diambil sesuai dengan jumlah

populasi yang ada. Besar sampel untuk penelitian ini adalah 30

orang.
31

Variabel Definisi
Alat Ukur Hasil Ukur Skala Ukur
Penelitian Operasional
Variabel Edukasi adalah
Independen: pemberian
Edukasi informasi dengan
menggunakan
media poster
(Mohammad
Roshin, 2017)
Edukasi diberikan
satukali selama
penelitian
Variabel Pegetahuan seorang Kuesioner 1. Baik Ordinal
Dependen : ibu hamil tentang 4T 2. Kurang Baik (75-100)
Pengetahuan adalah Hamil terlalu Kurang (0-70)
4T(Terlalu) muda (primi muda)
usia ibu < 20
tahun, hamil/
bersalin terlalu tua
(grande multi) usia
ibu > 35 tahun,
terlalu dekat jarak
kehamilan atau
persalinannya < dari
2 tahun, dan terlalu
banyak anak (anak
lebih dari 4)
D. Defenisi Operasional

Tabel 4.2 Definisi Operasional

E. Instrumen penelitian

1. Surat permohonan dan pernyataan bersedia menjadi

responden (terlampir)

2. Leaflet 4T (TERLALU) (terlampir)

3. Laptop

4. Alat tulis

5. Buku register, kohort ibu

6. Kuesioner penelitian
32

Peneliti memberikan kuesioner melalui dua tahap yaitu :

Tahap I:

a. Responden menerima kuesioner awal untuk diisi sendiri.

Sebelumnya, peneliti menjelaskan cara mengisi kuesioner.

b. Selain itu, peneliti mengumpulkan dan mengecek ulang

kelengkapan kuesioner.

c. Setelah sampel mencukupi, investigator akan melakukan uji

statistik untuk menguji pengetahuan ibu tentang 4T

(Terlalu) pada kelompok kontrol non-advisory.

Tahap II :

a. Responden menerima kuesioner awal untuk diisi sendiri.

Sebelumnya, peneliti menjelaskan cara pengisian kuesioner.

b. Responden menerima saran dan brosur tentang 4T

(TERLALU)

c. Setelah mendengarkan saran, responden diberi kesempatan

untuk mengisi kuesioner yang dibagikan.

d. Selain itu, peneliti mengumpulkan Kuesioner

e. mengecek ulang kelengkapannya. Setelah sampel yang

cukup tersedia, peneliti akan melakukan uji statistik untuk

mengetahui apakah ada pengaruh pendidikan pra dan pasca

4T (TERLALU) terhadap pengetahuan dan sikap ibu hamil

tentang 4T (TERLALU).
33

Adapun metode penyuluhan sebagai berikut :

1) Ceramah

Perkuliahan ibu hamil dilakukan secara tatap muka setelah

pre test secara interaktif dimana pertanyaan dapat diajukan

2) Dokumentasi

Metode dokumentasi dilakukan oleh bidan terkait dengan

jumlah ibu hamil Digunakan untuk mengumpulkan sekunder

data dengan meminta dokumen ke.

F. Pengolahan dan Analisa Data

1. Pengolahan data

a) Editing

Hasil wawancara, kuesioner, atau observasi lapangan harus

diolah terlebih dahulu. Secara umum, pengeditan adalah

proses meninjau dan mengoreksi isi formulir atau survei.

b) Coding

Coding dilakukan setelah semua kuesioner diisi atau diedit.

Artinya, data dalam bentuk kalimat atau karakter diubah

menjadi angka atau data numerik. Contoh: jenis kelamin 1

= laki-laki, 2 = perempuan. Pendidikan 1 = SMA ke atas

(tinggi), 2 = SMP ke bawah (rendah).

c) Entri Data

Data, yaitu setiap tanggapan responden berupa 'kode (angka

atau huruf), dimasukkan ke dalam 'perangkat lunak'

komputer. Perangkat lunak yang umum digunakan untuk


34

studi "entri data" adalah program SPSS untuk Windows.

d) Pembersihan

Setelah semua data dari setiap sumber data atau responden

telah dimasukkan, kode harus diperiksa ulang untuk

kemungkinan kesalahan, ketidaklengkapan, dll. (Imas. M,

2018)

2. Analisa Data

a. Analisa univariat

Analisis univariat bertujuan untuk mendeskripsikan atau

menjelaskan karakteristik dari masing-masing variabel

penelitian (Imas.M, 2018). Univariat dilakukan untuk

menampilkan data variabel bebas dan terikat secara deskriptif

atau rasio. Variabel yang dianalisis dengan Univariat adalah

pendidikan dan 4T (juga) dan diperhitungkan dalam tabel

frekuensi dan analisis berbasis persentase.

b. Analisis bivariat

Analisis bivariat untuk mengetahui pengaruh pendidikan

terhadap pengetahuan 4-T(to)risiko pada ibu hamil. Untuk

memeriksa hubungan ini dengan program komputer, lanjutkan

dengan uji-t berpasangan. 0,05 (ada pengaruh).

G. Etika Penelitian

1. Informed concent

Peneliti akan memberikan informasi secara detail mengenai

penelitian yang dilakukan, dan hal tersebut tidak akan


35

merugikan responden. Dinyatakan juga bahwa responden

memiliki hak untuk berpartisipasi secara bebas atau menolak

menjadi responden dengan informed consent, dan data yang

diperoleh hanya akan digunakan untuk pengembangan

pengetahuan.

2. Anonimitas

Dalam penelitian ini peneliti menganonimkan nama responden

dengan memberikan masing-masing responden hanya satu

kode. Jika ada sesuatu atau anomali yang tidak ingin

dipublikasikan, penting untuk menjaga kerahasiaan.

3. Kerahasiaan (confidentialty)

Kerahasian informasi yang diambil oleh subjek dijamin oleh

peneliti. (Imas. M, 2018)


36

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

Bab ini menyajikan hasil penelitian dengan judul 'Pengaruh Pendidikan Terhadap

Pengetahuan Ibu Hamil Risiko 4 T(to) di UPT Puskesmas Sukamaju'. Kajian ini

selesai pada tanggal 27 s/d 29 Juli 2022, UPT Puskesmas Sukamaju wilayah kerja

Kabupaten Luwu Utara.

A. Hasil Penelitian
1. Karakteristik demografi responden

Jumlah responden yang memenuhi syarat sampel survei adalah 30

orang. Responden ini dicirikan oleh data umum seperti umur,

pendidikan tertinggi dan pekerjaan.

a. Umur

Tabel 5.1
Distribusi Responden Berdasarkan Umur

Umur N %
18-25 Tahun 5 16,7
26-35 Tahun 18 60,0
36-40 Tahun 7 23,3
Total 30 100
Sumber: Data Primer 2022

Melihat Tabel 5.1, terdapat 5 (16,7%) responden berusia 18-25

dan 18 (60,0%) berusia 26-35. 7 (23,3%) berusia antara 36-40 tahun.


37

b. Pendidikan Terakhir

Tabel 5.2
Distribusi Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir

Pendidikan terakhir N %
SD-SMA 20 66,7
D3-S1 10 33,3
Total 30 100
Sumber: Data Primer 2022
Tabel 5.2 menunjukkan bahwa terdapat 20 (66,7%) responden

yang berpendidikan terakhir SD-SMA dan 10 (33,3%) responden

berpendidikan D3-S1.

c. Pekerjaan

Tabel 5.3
Distribusi Responden Berdasarkan Pekerjaan

Status Pekerjaan N %
Kerja 9 30,0
Tidak Kerja 21 70,0
Total 30 100
Sumber: Data Primer 2022
Tabel 5.3 menunjukkan bahwa 9 (30,0%) dan 21 (70,0%)

bekerja.

d. Pre Test

Tabel 5.4
Distribusi Responden Berdasarkan Pre-Test

Pre-Test N %
Baik 5 16,7
Kurang 25 83,3
Total 30 100
Sumber: Data Primer 2022
38

Tabel 5.4 menunjukkan bahwa 5 orang (16,7%) memberikan

jawaban baik pada pretest dan 25 orang (83,3%) memberikan

jawaban kurang.

e. PostTest

Tabel 5.5
Distribusi Responden Berdasarkan Post-Test

PostTest N %
Baik 27 90,0
Kurang 3 10,0
Total 30 100
Sumber: Data Primer 2022

Berdasarkan Tabel 5.5, 27 (90,0%) responden memberikan

jawaban baik pada post-test, kurang dari 3 (10,0%).

2. Analisis Bivariat

Tabel 5.6
Pengaruh edukasi terhadap pengetahuan ibu hamil tentang risiko 4T
(Terlalu) di wilayah kerja UPT Puskesmas Sukamaju

Pengetahuan
Kuran
Edukasi Baik % % Total % p
g
Pre test 5 16,7 25 83,3 30 100
000,00
Post test 27 90 3 10 30 100
Sumber: Data Primer 2022
Tabel 5.6 menunjukkan bahwa pada saat pre-test, 5 responden

(16,7%) memiliki pengetahuan yang baik. Setelah dilakukan

pelatihan pengetahuan 4T, pengetahuan responden yang baik

meningkat menjadi 27 orang (90,0%).


39

Dari hasil analisis statistik dengan menggunakan uji t

berpasangan ρ = 0,000 <; α = 0,05 artinya Ha diterima, sehingga

pendidikan berpengaruh terhadap pengetahuan ibu hamil.

B. Pembahasan

1. Pengetahuan Tentang 4T (Terlalu) Ibu hamil sebelum diberikan

Edukasi

Hasil penelitian menunjukkan bahwa 5 orang (16,7%) memiliki

pengetahuan baik sebelum pelatihan (pre-test) dan 25 orang (83,3%)

memiliki pengetahuan kurang baik. Artinya pengetahuan ibu hamil

sebelum pelatihan 4T (Terlalu) sebagian besar adalah pengetahuan

yang kurang.

Pengetahuan dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya

pendidikan. Pengetahuan ibu hamil sangat mempengaruhi kemampuan

ibu hamil dalam mengenali tanda bahaya kehamilan dan tanda bahaya

pada masa kehamilan. Informasi dapat diperoleh baik secara formal

maupun informal dari pelatihan. Dari hasil beberapa penelitian yang

dilakukan oleh Ensor, T., Quigley, P., dan Fulani, P.A., Altman

menyimpulkan bahwa sebagian besar ibu hamil tidak mengetahui tanda

bahaya kehamilan, karena tingkat pendidikan yang rendah dan

kurangnya. pengetahuan tentang tanda-tanda bahaya selama kehamilan.

Berdasarkan hasil penelitian ini, tujuannya adalah untuk meningkatkan

pengetahuan dan keterampilan ibu melalui informasi dan pelatihan

selama pemeriksaan kehamilan rutin. Selain itu, tingkatkan

pengetahuan ibu tentang tanda bahaya kehamilan dengan bantuan buku


40

KIA. (Rachmawati Ika Sukarsih, Munisah, 2022)

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa sebagian besar

responden memiliki tingkat pendidikan formal yang rendah yaitu.

H. tingkat sekolah dasar, dan sebagian besar menganggur, sehingga

peneliti berasumsi bahwa mereka kurang terpapar informasi. dan

mereka cenderung memiliki kemampuan kognitif yang lebih rendah.

Hal ini sesuai dengan penelitian Siti Komariah terhadap 66

responden yang menemukan bahwa semakin rendah pengetahuan

semakin tinggi kejadian komplikasi kehamilan. (Siti Komariah,

2019).

2. Pengetahuan Tentang 4T (Terlalu) pada Ibu hamil setelah diberikan

Edukasi

Hasil penelitian menunjukkan bahwa 27 orang (90,0%)

memiliki pengetahuan baik dan 3 orang (10,0%) memiliki

pengetahuan buruk setelah mengikuti pelatihan. Artinya responden

yang memiliki keterampilan baik lebih dominan dibandingkan

dengan responden yang keterampilannya rendah. Hal ini sesuai

dengan penelitian tentang implikasi pendidikan “tanda bahaya

kehamilan” untuk meningkatkan pengetahuan dan pemahaman ibu

hamil serta mengubah sikap dan harga diri wanita menopause agar

mampu: Melakukan pemantauan diri dan pengendalian diri. dan

harga diri. reward) untuk meningkatkan pemahaman dan

kemampuan untuk mengetahui tanda-tanda bahaya kehamilan

(Sharfina Haslin, 2022)


41

Metode ceramah dan diskusi digunakan dalam pelatihan penelitian

ini. Pelatihan melalui metode brainstorming mengharuskan semua

subjek berpartisipasi aktif dalam mengungkapkan pendapat dan

pengalamannya serta dalam mendiskusikan materi 4T (TERLALU)

untuk menarik kesimpulan yang tepat. Prinsip belajar dengan cara

mengasosiasikan dengan pengalaman atau perilaku lama (stimulasi

asosiatif) memudahkan dalam menerima dan memahami pesan.

Subjek yang diberi objek atau stimulus dalam proses selanjutnya

memiliki atau bersikap terhadap stimulus atau objek tersebut. Dalam

penelitian ini, konsultasi melalui metode brainstorming merupakan

stimulus atau objek yang dapat memotivasi responden untuk

bertindak sesuai dengan pesan atau isi diskusi, sehingga informasi

tentang risiko 4T (terlalu) bagi ibu hamil. (Wahyurin, Aqmarina,

Silaen, 2019).

3. Pengaruh edukasi tentang pengetahuan 4T (Terlalu) terhadap ibu

hamil.

Hasil uji statistik dengan menggunakan uji t berpasangan

diperoleh nilai ρ = 0,000 <; α = 0,05 artinya Ha diterima, sehingga ada

pengaruh pengetahuan pasca pelatihan. Hal ini ditunjukkan setelah

pelatihan responden dan dapat diamati bahwa mayoritas responden

mengalami kesadaran akan risiko 4T (terlalu), yaitu. H.27 (90.0%)

melatih 4T (to) information pada ibu hamil. Dari sini dapat disimpulkan

bahwa ada perbedaan yang signifikan antara informasi pendidikan pra

kesehatan
42

Pendidikan kesehatan dengan media presentasi ini

menampilkan gerak, slide dan gambar, sedangkan media brosur

menampilkan teks dan gambar secara langsung dan membuatnya

formal. Pada saat penelitian, responden relatif baru mendapatkan

pendidikan kesehatan melalui media presentasi dan brosur, sebagian

besar responden sangat penasaran dan antusias. Penggunaan media

dimaknai sebagai perantara yang sering terjadi dalam berbagai kegiatan

seperti proses belajar mengajar, seminar, konferensi dan kegiatan

perkuliahan lainnya. Seperti halnya media sebagai sumber berita

dengan penerima berita atau informasi, maka media dapat diartikan

sebagai perantara atau contact person antara dua pihak.

Pada dasarnya pendidikan kesehatan merupakan upaya untuk

menyampaikan pesan kesehatan kepada individu, kelompok dan

masyarakat agar mereka mendapatkan informasi kesehatan yang lebih

baik. Informasi yang diperoleh pada akhirnya harus mempengaruhi

perilaku. Hal ini membuktikan bahwa pengetahuan merupakan output

yang terjadi setelah seseorang mempersepsikan objek/stimulus tertentu.

Hal ini sesuai dengan penelitian (Reni Istiqomah & Yulia

paramita, 2020) bahwa pendidikan kesehatan secara signifikan

mempengaruhi pengetahuan sebelum dan sesudah pendidikan

kesehatan, artinya pendidikan kesehatan mempengaruhi pengetahuan..

C. Keterbatasan Penelitian

Keterbatasan yang dapat diamati dalam penelitian ini adalah kualitas

informasi yang diperoleh sangat bergantung pada kemampuan dan


43

kemauan responden untuk bekerja sama..

D. Implikasi Kebidanan

Penelitian ini bertujuan untuk menjadi acuan bagi rekan-rekan bidan

khususnya pelatihan informasi 4T (TERLALU) resiko bagi ibu hamil..


44

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan hasil kajian pengaruh

pelatihan kesadaran risiko 4T pada ibu hamil (juga di wilayah kerja UPT

Puskesmas Sukamaju), dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Pada pre test 5 orang (16,7%) memiliki pengetahuan baik dan 25 orang

(83,3%) pengetahuan kurang.

2. Pada post test, 27 orang (90,0%) memiliki pengetahuan baik dan 3 orang

(10,0%) tidak memiliki pengetahuan.

3. Hasil uji-t diperoleh nilai ρ = 0,000 < α = 0,05, menunjukkan bahwa

pendidikan berpengaruh terhadap pengetahuan risiko 4T (juga) pada ibu hamil.

Pengetahuan tentang ibu hamil meningkat karena ibu hamil mendapatkan

pendidikan kesehatan dan pemahaman tentang informasi risiko 4T

(TERLALU).

B. Saran

1. Bagi Responden

Dapat dijadikan sebagai informasi dan informasi tambahan bagi

responden untuk menambah pengetahuan dan informasi tentang 4T (Too)

risk pada ibu hamil.

2. Untuk tempat penelitian

Untuk tempat penelitian Dapat digunakan sebagai bahan masukan bagi

otoritas kesehatan untuk memberikan informasi dan saran tentang risiko


45

4T (TERLALU) pada ibu hamil

3. Studi lebih lanjut

Diharapkan penelitian ini dapat memberikan manfaat yang dapat

dijadikan bahan referensi tambahan bagi peneliti lain untuk membantu

peneliti lain melakukan penelitian yang lebih baik lagi..

Anda mungkin juga menyukai