Anda di halaman 1dari 6

TIGA TERLAMBAT PADA PENATALAKSANAAN RISIKO TINGGI

KEHAMILAN (TERLAMBAT MENGAMBIL KEPUTUSAN,


TERLAMBAT DIRUJUK, TERLAMBAT DITANGANI)

OLEH :

NAMA : ATRISIA AYUNING TYAS


NIM : K1A1 14 067

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2019
A. PENGANTAR
Tingginya resiko angka kehamilan yang dapat berlanjut pada tingginya
angka kematian ibu dan bayi menunjukkan rendahnya kualitas pelayanan
kesehatan pada ibu dan anak dan menyebabkan kemunduran ekonomi dan
sosial dimasyarakat. Banyak faktor penyebab kematian ibu bersalin antara
lain adalah diakibatkan karena keterlambatan penanganan dan pengambilan
keputusan mulai ditingkat rumah tangga sampai dipelayanan kesehatan
rujukan. Bila ibu meninggal saat melahirkan, kesempatan hidup yang dimiliki
bayinya menjadi semakin kecil. Kematian neonatal tidak dapat diturunkan
secara bermakna tanpa dukungan dan upaya menurunkan angka kematian
ibu dan meningkatkan kesehatan ibu.
B. PENDAHULUAN
Kesehatan Ibu sebagai bagian dari kesehatan masyarakat digambarkan
meningkat jika terjadi penurunan angka kematian ibu, meningkatnya
pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan dimana persalinan tersebut
terjadi di fasilitas kesehatan. Peningkatan kesehatan ibu di Indonesia
merupakan tujuan pembangunan millennium (MDGs) kelima berjalan lambat
dalam beberapa tahun terakhir (Kemenkes, 2009).
Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia tergolong sangat tinggi
dibandingkan Negara-negara lainnya saat ini diperkirakan mencapai 359 per
100.000 kelahiran hidup. Fakta ini menunjukkan adanya lonjakan yang
sangat signifikan dari hasil SDKI tahun 2007 yaitu sebesar 228 per 100.000
kelahiran hidup. Tingginya AKI ini disebabkan oleh banyak faktor salah
satunya dikarenakan 3 terlambat yang dimaksud 3 terlambat adalah
terlambat dalam mengambil keputusan terutama pengambilan keputusan
dalam keluarga, terlambat sampai ketempat rujukan terutama kesiapan
masyarakat dan geografi, dan terlambat dalam mendapat pelayanan di
fasilitas kesehatan terutama kesiapan petugas dalm melayani ( SDKI, 2012;
Kemenkes, 2010).
Masalah yang terjadi pada bayi baru lahir dapat menyebabkan kematian,
kesakitan dan kecacatan. Hal ini merupakan akibat dari kondisi kesehatan
ibu yang jelek, perawatan selama kehamilan yang tidak adekuat,
penanganan selama persalinan yang tidak tepat dan tidak bersih. Serta
perawatan neonatal yang tidak adekuat.
C. PEMBAHASAN
Kehamilan risiko tinggi adalah salah satu kehamilan yang didalamnya
kehidupan atau kesehatan ibu dan janin dalam bahaya akibat kehamilan
yang kebetulan unik (Bobak, 2005).
1. Permasalahan
Permasalahan terkait dengan keterlambatan penanganan
kehamilan beresiko tinggi antara ibu hamil dan rumah sakit masi sulit
diatasi dikarenakan empat hal. Pertama, tidak ada koneksi komunitas ibu
hamil. Kedua, informasi kehamilan yang beresiko terlambat diterima oleh
pihak rumah sakit karena baik ibu maupun keluarganya tidak muda
menyampaikan permasalahan seputar kandungan kepada pihak rumah
sakit. Ketiga, keterbatasan sumber daya rumah sakit, seperti
keterbatasan stock darah, peralatan, untuk menangani persaliinan
beresiko dokter spesialis, tempat tidur, dan lain-lain. Pihak rumah sakit
juga sulit menyediakan perlengkapan yang dibutuhkan karena informasi
kehamilan yang beresiko tidak diketahui sedari awal. Keempat,
kurangnya perhatian publik (Adiba, 2017).
Kepercayaan tradisional dan penundaan pengambilan keputusan
dalam mencari perawatan pada fasilitas kesehatan masih terjadi di
masyarakat. Kepercayaan tradisional yang dianut masyarakat tertentu
akan mempengaruhi pengambilan keputusan oleh suami sebagai kepala
keluarga atau orang yang memegang peranan penting didalam keluarga.
Akibatnya jika terjadi kasus kegawatdaruratan pada ibu hamil, melahiran
atau setelah melahirkan harus melibatkan beberapa pihak untuk
berumbu, hal ini akan mengakibatkan terjadinya keterlambatan di dalam
pengambilan keputusan yang mengakibatkan pada kematian ibu
(Hasnah dan triatnawati, 2003; hoelman dkk,2015).
Selain itu, kepanikan dan ketidaktahuan terhadap keadaan
emergensi saat hamil dan bersalin dapat menghambat tindakan yang
seharusnya dilakukan dengan cepat akibat ketelambatan pengambilan
keputusan oleh keluarga (BAPPEDA, 2016).
Penelitian yang dilakukan oleh Rahmawati, 2013 memperlihatkan
bahwa ibu dengan tingkat pengetahuan rendah lebih banyak mengalami
keterlambatan rujukan pada komplikasi kehamilan maupun persalinan.
Pengetahuan yang kurang dari ibu tentang tanda bahaya kehamilan
merupakan faktor yang mempengaruhi untuk ketepatan waktu merujuk
ketempat rujukan, sehingga mengakibatkan terlambatnya ibu mendapat
pelayanan kesehatan. Keterlambatan dalam merujuk ini dapat
mengakibatkan kematian pada bayi dan ibunya. Pengetahuan
merupakan bukti bagi seseorang melalui proses pengingtan atau
pengeanalan informasi. Pada umunya pengetahuan diperoleh dari
pengalaman sendiri maupun orang lain. Pengetahuan akan
menimbulkan minat untuk mengenal lebih jauh teentang suatu objek,
misalnya ibu akan segerah dating ke pelayanan kesehatan ketika
menemukan salah satu tanda bahaya kehamilan, setelah melihat
anggota keluarga atau teman yang juga segera dating ke pelayanan
kesehatan saat menemukan tanda bahaya kehamilan.
2. Penanganan
Pencegahan dan penanganan dapat dilakukan antara lain:
a. ibu segera mencari pertolongan ke tenaga kesehatan bila mengalami
komplikasi
b. tenaga kesehatan melakukan prosedur penganan yang sesuai,
seperti penggunaan partograf untuk memantau kemajuan persalinan
dan pelaksanaan manajemen aktif kala III untuk pencegahan
perdarahan
c. tenaga kesehatan mampu melakukan deteksi dini komplikasi
d. bila komplikasi terjadi, tenaga kesehatan dapat memberikan
perotolongan pertama dan melakuukan stabilisasi pasien sebelum
rujukan
e. proses rujukan efektif
f. pelayanan di rumah sakit yang efektif dan tepat guna (Hoelman dkk,
2015).
g. Peningkatan sosialisasi faktor risiko dan risiko tinggi kepada ibu
hamil. Membuat kelas ibu hamil sebagai sarana penyebarluasan
informasi dapat diikembangkan melalui kelas ayah atau kelas ibu
mertua, sebab ayah maupun orang tua berpngaruh terhadap setiap
keputusan pada ibu hamil.
h. Pendekatan budaya
i. Kemudahan askes menjangkau fasilitas kesehatan, pengaktifan desa
siaga, serta penempatan bidan di desa juga sangat diperlukan, agar
masyarakat tidak lagi bersalin di rumah (Sabatini dan Inayah, 2012).
D. PENUTUP
3 Terlambat merupakan penyumbang angka kematian ibu dan bayi di
Indonesia, yaitu terlambat pengambilan keputusan, terlambat mencapai
fasilitas kesehatan dan terlambat mendapatkan pertolongan yang adekuat
di fasilitas kesehatan. 3 T dapat dicegah bila ibu dipantau sejak
kehamilan dini hingga saat akan bersalin.
DAFTAR PUSTAKA
Adiba. N. R. N. 2017. Peningkatan Kualitas Penanganan Ibu Hamil Resiko
Tinggi Melalui Pelayanan SMS Gateaway di Kabupaten Gresik.
www.repository.unair.ac.id/67750/3/sec. 15 Februari 2019 (20:32)
BAPPEDA. 2016. Kajian Faktor Resiko Kematian Ibu dan Bayi Tahun 2016.
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah. Aceh
Bobak. I. L. 2005. Keperawatan Maternitas Ed. 4. EGC. Jakarta
Hasna., Trianawati. 2003. Penelusuran kasus-kasus kegawatdaruratan obsetri
yang berakibat kematin maternal. Kesehatan. 7(2): 35-44
Hoelman, M. dkk. 2015. Panduan SDGs Untuk Pemerintah Daerah (Kota Dan
Kabupaten) Dan Pemangku Kepentingan Daerah. International NGO
Forum On Indonesia Development
Kemenkes RI. 2010. Pertolongan Persalinan Oleh Tenaga Kesehatan Efektif
Turunkan AKI di Indonesia.
www.depkes.go.id/article/print/1076/pertolongan-persalinan-oleh tenaga-
ksesehatan-efektif-aki-di-indonesia.html. 13 Februari 2019 (16:55)
Kemenkes RI. 2009. Sistem Kesehatan Nasional: Bentuk dan Cara
Penyelenggaraan Pembangunan Kesehatan. Pusat Kajian
Pembangunan Kesehatan Depertemen Kesehatan. Jakarta
Rahmawati, L. 2013. Hubungan Pengambilan Keputusan Keluarga Dan
Pengetahuan Ibu Tentang Tanda Bahaya Kehamilan Dengan
Keterlambatan Rujukan. EKSAKTA .2: 61-69
Sabatini, K., Inayah, T. 2012. Determinan komplikasi persalinan pada ibu
pernah menikah usia 15-49 tahun di provinsi banten tahun 2007. Jurnal
Kesehatan Reproduksi. 3 (1): 38-44

Email: dr.putusudayasa@uho.ac.id
Subjek TPPK IKM_IKK FEB 2019

Anda mungkin juga menyukai