Anda di halaman 1dari 6

PAPER MATA KULIAH KESEHATAN REPRODUKSI

PENCEGAHAN KEHAMILAN TIDAK DIINGINKAN (KTD)

DAN UNSAFE ABORTION

Dosen Mata Kuliah :

Desal Made Sintha Kurnia Dewi, S.KM., M.Kes.

Disusun oleh :

Eqia Arum Azzahro 101711535042

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

PSDKU UNIVERSITAS AIRLANGGA BANYUWANGI

2018
PENCEGAHAN KEHAMILAN TIDAK DIINGINKAN(KTD) DAN
UNSAFE ABORTION

Eqia Arum Azzahro (101711535042)

Fakultas Kesehatan Masyarakat


PSDKU Universitas Airlangga di Banyuwangi

Menurut kamus istilah program keluarga berencana, kehamilan tidak diinginkan adalah kehamilan yang
dialami oleh seorang perempuan yang sebenarnya belum menginginkan atau sudah tidak menginginkan hamil
(BKKBN,2007)1. Sedangkan menurut PKBI, kehamilan tidak diinginkan merupakan suatu kondisi dimana
pasangan tidak menghendaki adanya proses kelahiran akibat dari kehamilan. Kehamilan juga merupakan akibat
dari suatu perilaku seksual yang bias disengaja maupun tidak disengaja. Banyak kasus yang menunjukkan
bahwa tidak sedikit orang yang tidak bertanggung jawab atas kondisi ini. Kehamilan yang tidak diinginkan ini
dapat dialami, baik oleh pasangan yang sudah menikah maupun belum menikah (PKBI,1998) 2. Kehamilan
tidak diinginkan berhubungan dengan meningkatnya resiko morbiditas wanita dan dengan perilaku kesehatan
selama kehamilan yang berhubungan dengan efek yang buruk. Dapat disimpulkan bahwa kehamilan tidak
diinginkan adalah kehamilan yang dialami oleh seorang perempuan yang sebenarnya pasangan tersebut tidak
menginginkan atau menghendaki kehamilan dan adanya proses kelahiran.

Kehamilan tidak diinginkan dapat diminimalisir dengan dilakukannya pencegahan. Pencegahan yang
dapat dilakukan adalah :

1. Menambah pengetahuan melalui promosi kesehatan dari berbagai media baik media cetak ataupun
media elektronik mengenai perilaku seksual yang mengakibatkan kehamilan dan penggunaan alat
kontrasepsi pada saat melakukan hubungan seksual. Disaat seorang laki - laki dan perempuan memiliki
pengetahuan yang kurang mengenai perilaku seksual dan penggunaan alat kontrasepsi maka nantinya
akan berdampak pada kehamilan yang belum diharapkan. Hal tersebut juga dapat mengarah untuk
melakukan aborsi yang tidak aman yang mengakibatkan pada kesehatan perempuan dan bayinya.
2. Menjaga diri agar terhindar dari kejahatan pelecehan seksual dengan menjaga penampilan dengan
berpakaian sesuai dengan tata karma agar tidak terjadi sebuah perlakuan seksual serta menghindari
berduaan dengan lawan jenis, sebab pada saat berduaan dengan lawan jenis maka nantinya akan
menimbulkan dorongan seks yang kuat yang menyebabkan seseorang tidak mampu mengendalikan
dirinya sehingga terjadi pelecehan seksual. Pemerkosaan atau pelecehan seksualitas merupakan

1
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. INFODATIN ( Pusat Data dan Informasi Kementrian Kesehatan Republik Indonesia) Situasi Kesehatan Reproduksi
Remaja. Jakarta Selatan : Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Diakses di www.depkes.go.id/download.php?file=download/pusdatin/buletin/buletin-
kespro.pdf Pada tanggal 17 Mei 2018 Pada Pukul 00.23.

2
Muzdalifah, Eva. 2008. Hubungan Antara Kegagalan Kontrasepsi Dengan Kejadian Kehamilan Tidak Diinginkan (KTD) Pada Wanita Pernah Kawin Usia 15 –
49 Tahun Di Indonesia (Analisis Data SDKI 2002 – 2003). Depok : Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia Departemen Biostatistik dan
Informatika Kesehatan. Diakses di http://lib.ui.ac.id/file?file=digital/125910-S-5438-Hubungan%20antara-Literatur.pdf Pada tanggal 16 Mei 2018 Pada Pukul
23.45
peristiwa traumatis dan meninggalkan aib pada perempuan yang menjadi korban pelecehan seksual 3.
Dampak psikologis dari kejadian tersebut ini akan menetap seumur hidup, jika perempuan yang menjadi
korban dan menyebabkan kehamilan, maka kehamilan tersebut merupakan kehamilan yang tidak
diinginkan yang nantinya akan mengarah pada aborsi dimana melakukan aborsi tersebut tidak sesuai
dengan prosedur yang seharusnya atau aborsi yang tidak aman yang dapat mengakibatkan masalah
terhadap kesehatan korban itu sendiri dan bayinya.
3. Melakukan kontrol secara rutin bagi ibu hamil ke dokter kandungan untuk mengetahui kondisi bayi
dikhawatirkan bayi dalam kandungan menderita kecacatan majemuk yang berat sehingga bayi dalam
kandungan merupakan kehamilan yang tidak diinginkan. Kecacatan majemuk berat tersebut adalah
kelainan kromosom yang mengakibatkan Tumesis Syndrom, Fragele X Syndrom dan Down Syndrom 4.
Dimana kecacatan bawaan lain meliputi cacat terjadi di otak, tulang belakang, jantung, ginjal, dan
tangan atau kaki. Selain itu juga dapat terjadi penyakit keturunan seperti talasemia. Teknologi
kedokteran telah mampu mendeteksi adanya kelainan atau cacat pada janin sejak janin masih dalam usia
muda sehingga apabila dilakukan kontrol secara rutin maka dapat meminimalisir kecacatan majemuk
berat pada janin tersebut.
4. Merubah stigma masyarakat dan tradisi yang ada dimasyarakat. Stigma, kebiasaan dan adat istiadat
merupakan salah satu faktor pendukung yang sangat kuat dalam pencegahan kehamilan yang tidak
diinginkan. Namun yang terjadi saat ini di kalangan masyarakat terjadi sebaliknya, adat istiadan dan
kebiasaan serta stigma masyarakat yang kurang sesuai sebaiknya ditinggalkan seperti contohnya orang
tua yang mengharuskan anaknya untuk menikah diusia muda dan adanya pejodohan, tradisi yang
beranggapan bahwa membicarakan seks merupakan sesuatu yang tabu yang tidak pantas untuk
dibicarakan padahal hal tersebut dapat menghambat proses pengajaran pendidikan seks.
5. Meningkatkan kembali program Kementrian Kesehatan yaitu Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja
(PKPR) dan juga pendekatan melalui keluarga yaitu Bina Ketahanan Remaja (BKR), dimana pelayanan
tersebut digunakan untuk konseling dan peningkatan kemampuan remaja dalam menerapkan Pendidikan
dan Keterampilan Hidup Sehat (PKHS) dan lain sebagai yang terkait dengan kesehatan terutama
kesehatan reproduksi yang nantinya remaja akan lebih memiliki pengetahuan mengenai pendidikan seks
yang dapat mencegah kehamilan yang tidak diinginkan sebab sasaran dari program ini merupakan
penduduk usia 10 – 24 tahun5 .
6. Memanfaatkan waktu luang dengan melakukan hal yang positif seperti keagamaan, seni, dan
berolahraga agar tidak melakukan perbuatan yang menimbulkan dorongan seksual yang nantinya dapat
melakukan perbuatan seksual yang berdampak pada kehamilan yang tidak diinginkan dan mengarah
pada aborsi.
3
Muzdalifah, Eva. 2008. Hubungan Antara Kegagalan Kontrasepsi Dengan Kejadian Kehamilan Tidak Diinginkan (KTD) Pada Wanita Pernah Kawin Usia 15 – 49
Tahun Di Indonesia (Analisis Data SDKI 2002 – 2003). Depok : Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia Departemen Biostatistik dan Informatika
Kesehatan. Diakses di http://lib.ui.ac.id/file?file=digital/125910-S-5438-Hubungan%20antara-Literatur.pdf Pada tanggal 16 Mei 2018 Pada Pukul 23.45
4
Ibid
5
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. INFODATIN ( Pusat Data dan Informasi Kementrian Kesehatan Republik Indonesia) Situasi Kesehatan Reproduksi
Remaja. Jakarta Selatan : Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Diakses di www.depkes.go.id/download.php?file=download/pusdatin/buletin/buletin-
kespro.pdf Pada tanggal 17 Mei 2018 Pada Pukul 00.23.
Unsafe Abortion adalah suatu prosedur untuk mengakhiri atau penghentian kehamilan yang tidak diinginkan
oleh tenaga yang tidak memiliki keterampulan yang sesuai (tenaga medis atau tenaga non medis), alat tidak
memadahi, lingkungan tidak memenuhi standart minimal kesehatan (WHO,1998)6. Unsafe Abortion ini dapat
meningkatkan angka kematian ibu dan angka kematian bayi sehingga harus diminimalisir melalui pencegahan.
Beberapa pencegahan yang dapat dilakukan adalah :

1. Apabila diperlu untuk dilakukan aborsi, maka harus dilakukan oleh tenaga medis yang benar – benar
terlatih dan berpengalaman dalam melakukan aborsi. Dalam pelaksanaanya juga mempergunakan alat
kedokteran yang layak dan dilakukan dalam kondisi bersih apapun yang masuk dalam vagina atau
Rahim harus steril atau tidak terkontaminasi kuman dan bakteri serta mengusahakan untuk pelayanan
aborsi yang berstatus legal.
2. Penyuluhan promosi kesehatan melalui media cetak dan media elektronik mengenai aborsi dan bahaya
aborsi sehingga masyarakat akan lebih mengetahui mengenai aborsi, apabila masyarakat memahami
pengetahuan tentang bahaya aborsi maka nantinya juga akan berdampak pada penurunan unsafe
abortion karna masyarakat tahu dampak bahaya melakukan aborsi. Promosi kesehatan tidak hanya
merujuk pada bahaya aborsi dan definisi aborsi saja tetapi juga pada paradigma sehat yaitu mencegah
lebih baik daripada mengobati, meningkatkan upaya pencegahan dengan melakukan pendidikan seks,
pendidikan moral dan agama serta penggunaan alat kontrasepsi secara efektif.
3. Menegakkan dan menguatkan kembali dasar hukum tentang aborsi apabila seseorang melakukan
tindakan aborsi maka akan mendapat hukuman sesuai dengan ketentuan yang berlaku sehingga dengan
menegaknya dan menguatkan kembali dasar hukum ini maka akan mengurangi unsafe abortion.. Dasar
hukum tentang aborsi yaitu7 :
a. Undang – Undang kesehatan No.23 Tahun 1992 Pasal 15
b. Undang – Undang Hukum Pidana (KUHP) Bab XIX Tentang kejahatan terhadap nyawa orang pasal
299, Pasal 346, Pasal 347, Pasal 348, Pasal 349, dan Pasal 535
c. Undang – Undang Kesehatan Republik Indonesia No.36 Tahun 2009
4. Tidak melakukan hubungan seksual sebelum menikah sebab dengan adanya hubungan seksual sebelum
menikah maka akan menimbulkan kehamilan yang tidah diinginkan, dengan itu akan mengarah pada
aborsi, tetapi melakukan aborsi tidak aman yang menimbulkan masalah pada perempuan dan bayinya.
Penyebab seseorang melakukan aborsi tidak aman pada saat kehamilan sebelum menikah yaitu adanya
stigma buruk masyarakat yang menganggap bahwa kehamilan sebelum menikah merupakan tindakan
melanggar etika, moral, dan agama sehingga perempuan malu dan melakukan abortus tidak aman
dengan menggunakan tenaga non medis atau tenaga medis yang tidak memiliki kemampuan dan
berstastus illegal yang pastinya kurangnya fasilitas dan sarana yang memadahi.

6
Dini, Lisa Indrian, Pandu Riono dan Ning Sulistiyowati. 2016. Pengaruh Kehamilan Tidak Diinginkan Terhadap Perilaku Ibu Selama dan Setelah Kelahiran Di
Indonesia (Analisis Data SDKI 2012). Depok : Jurnal Kesehatan Reproduksi (ISSN 2087-703X) – Vol.7.No.2,(2016),pp 119-133. Diakses di
https://media.neliti.com/media/publications/108270-ID-pengaruh-status-kehamilan-tidak-diingink.pdf Pada tanggal 17 Mei 2018 Pada pukul 02.25.

7
Tarigan, Supriono.2013.Tindakan Aborsi dengan Alasan Indikasi Medis Karena terjadi Kehamilan Akibat Perkosaan. Medan : Departemen Hukum Pidana
Universitas Sumatra Utara. Diakses di http://download.portalgaruda.org/article.php?article=184188&val=4136&title=tindak Pada tanggal 17 Mei 2018 Pada Pukul
03..09
DAFTAR PUSTAKA

Dini, Lisa Indrian, Pandu Riono dan Ning Sulistiyowati. 2016. Pengaruh Kehamilan Tidak Diinginkan Terhadap
Perilaku Ibu Selama dan Setelah Kelahiran Di Indonesia (Analisis Data SDKI 2012). Depok : Jurnal Kesehatan
Reproduksi (ISSN 2087-703X) – Vol.7.No.2,(2016),pp 119-133. Diakses di
https://media.neliti.com/media/publications/108270-ID-pengaruh-status-kehamilan-tidak-diingink.pdf Pada tanggal 17
Mei 2018 Pada pukul 02.25.

Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. INFODATIN ( Pusat Data dan Informasi Kementrian Kesehatan Republik
Indonesia) Situasi Kesehatan Reproduksi Remaja. Jakarta Selatan : Kementrian Kesehatan Republik Indonesia.
Diakses di www.depkes.go.id/download.php?file=download/pusdatin/buletin/buletin-kespro.pdf Pada tanggal 17 Mei
2018 Pada Pukul 00.23.

Muzdalifah, Eva. 2008. Hubungan Antara Kegagalan Kontrasepsi Dengan Kejadian Kehamilan Tidak Diinginkan (KTD)
Pada Wanita Pernah Kawin Usia 15 – 49 Tahun Di Indonesia (Analisis Data SDKI 2002 – 2003). Depok : Fakultas
Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia Departemen Biostatistik dan Informatika Kesehatan. Diakses di
http://lib.ui.ac.id/file?file=digital/125910-S-5438-Hubungan%20antara-Literatur.pdf Pada tanggal 16 Mei 2018 Pada
Pukul 23.45

Saptarini, Ika, dan Suparmi. 2015. Determinan Kehamilan Tidak Diinginkan Di Indonesia (Analisis Data Sekunder
Rikesdas 2013). Jakarta : Pusat Penelitian dan Pengembangan Upaya Kesehatan Masyarakat. April 2016. Diakses di
https://media.neliti.com/media/publications/108065-ID-determinan-kehamilan-tidak-diinginkan-di.pdf Pada tanggal 16
Mei 2018 Pada Pukul 23.28.

Tarigan, Supriono.2013.Tindakan Aborsi dengan Alasan Indikasi Medis Karena terjadi Kehamilan Akibat
Perkosaan. Medan : Departemen Hukum Pidana Universitas Sumatra Utara. Diakses di
http://download.portalgaruda.org/article.php?article=184188&val=4136&title=tindak Pada tanggal 17 Mei
2018 Pada Pukul 03.09.

Anda mungkin juga menyukai