Anda di halaman 1dari 41

TUGAS AGAMA ISLAM II

Kuliah Online Mengenai Hijrah dan Ukhuwah Sebagai Pilar Kebangkitan

Nama : Eqia Arum Azzahro


NIM : 101711535042

PEMBUKAAN (MUQADIMMAH)
1. QS. Al Baqarah Ayat 168 (Tayyib)

Artinya :
“Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di
bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaitan; karena Sesungguhnya
syaitan itu adalah musuh yang nyata bagimu.”

Tafsir Ayat :
Wahai manusia Makanlah dari rizki Allah yang Dia halalkan bagi kalian yang
terdapat di bumi, dalam keadaan bersih dan bukan najis, yang bermanfaat dan
tidak memadorotkan, dan janganlah kalian mengikuti jalan-jalan setan dalam
penetapan halal dan haram, bid’ah serta maksiat-maksiat. Sesungguhnya ia
adalah musuh kalian yang amat nyata permusuhannya.

2. QS. Ali Imraan Ayat 110 (Khoir)

Artinya :
“kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada
yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya
ahli kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara mereka ada yang
beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik.”

Tafsir Ayat :
Kalian itu (wahai umat Muhammad), adalah sebaik – baik umat dan orang –
orang paling bermanfaat bagi sekalian manusia, kalian memerintahkan kepada
yang ma’ruf, yaitu segala yang diketahui kebaikannya menurut syariat maupun
akal, dan kalian melarang kemungkaran, yaitu segala yang diketahui
keburukannya menurut syariat maupun akal, dan beriman kepada Allah dengan
keimanan mantap yang dikuatkan dengan amal perbuatan nyata. Seandainya
ahli kitab dari kalangan Yahudi dan Nasrani mau beriman kepada Muhammad
dan kepada risalah yang dia bawa kepada mereka dari sisi Allah, sebagaimana
kalian telah beriman kepadanya, niscaya itu akan benar-benar lebih baik bagi
mereka di dunia dan akhirat. Di antara mereka ada orang-orang yang beriman,
membenarkan risalah Muhammad lagi mengamalkannya, namun jumlah
mereka sedikit. Sedangkan kebanyakan dari meraka adalah orang-orang yang
keluar dari ajaran agama Allah dan ketaatan kepadaNya .

3. QS. Ali Imraan Ayat 104 (Ma’ruf)

Artinya :
“dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada
kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar;
merekalah orang-orang yang beruntung.”

Tafsir Ayat :
Dan hendaklah di antara kalian (wahai kaum Mukminin), ada segolongan orang
yang mengajak kepada kebaikan dan memerintahkan kepada yang ma’ruf, yaitu
sesuatu yang telah diketahui kebaikannya menurut syariat dan akal, dan
melarang dari kemungkaran, yaitu apa-apa yang diketahui keburukannya dari
segi syariat maupun akal. Mereka itu adalah orang-orang yang beruntung
menggapai surga yang penuh kenikmatan.

4. QS. Al Israa Ayat 23 (Ihsan)

Artinya :
“dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan
hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. jika salah
seorang di antara keduanya atau Kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam
pemeliharaanmu, Maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya
Perkataan "ah" dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada
mereka Perkataan yang mulia.”
Tafsir Ayat :
Dan tuhanmu (wahai manusia) telah memerintah, mengharuskan dan
mewajibkan untuk diesakan dalam peribadahan kepadaNya, dan Dia
memerintahkan untuk berbuat baik kepada bapak-ibu, terutama di saat mereka
berusia lanjut, janganlah engkau berkeluh kesah, jangan merasa kesal terhadap
sesuatu yang engkau lihat dari mereka atau salah satu dari mereka, dan jangan
memperdengarkan kepada mereka ucapan yang buruk, bahkan jangan pula
berkata (ah) sekaliapun ia merupakan tingkat terendah dari ucapan yang buruk.
Dan janganlah muncul darimu tindakan buruk kepada mereka berdua. Akan
tetapi bersikaplah lembu kepada mereka berdua. Dan katakanlah kepada
mereka berdua selalu perkataan lembut bagi tulus.

5. QS. Al A’raf Ayat 189

Artinya :
“Dialah yang menciptakan kamu dari diri yang satu dan dari padanya Dia
menciptakan isterinya, agar Dia merasa senang kepadanya. Maka setelah
dicampurinya, isterinya itu mengandung kandungan yang ringan, dan teruslah Dia
merasa ringan (Beberapa waktu). kemudian tatkala Dia merasa berat, keduanya
(suami-isteri) bermohon kepada Allah, Tuhannya seraya berkata: "Sesungguhnya
jika Engkau memberi Kami anak yang saleh, tentulah Kami terraasuk orang-orang
yang bersyukur".

Tafsir Ayat :
Dia lah Dzat yang menciptakan kalian (wahai sekalian manusia), dari satu jiwa,
yaitu Adam  dan darinya Dia menciptakan istrinya hawaa, supaya dia merasa
nyaman dan memperoleh ketenangan bersamanya. Ketika dia menyetubuhi
istrinya, (maksudnya sepasang suami istri dari keturunan adam), lalu istrinya
mengandung air (bakal kandungan) yang masih ringan, dia berdiri dan duduk
bersamanya, sampai menyempurnakan usia kandungan. Ketika masa persalian
sudah dekat dan dia merasa kian berat, sepasang suami istri itu berdoa
memohon kepada tuhan mereka, sesungguhnya apabila engkau memberikan
kepada kami seorang anak manusia yang normal lagi shalih, pastilah kami
benar-benar termasuk orang-orang yang bersyukur kepadaMU atas apa yang
engkau berika bagi kami berupa anak shalih.
6. QS. Al Kausar Ayat 1

Artinya : “Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu nikmat yang banyak.”

Tafsir Ayat :
Perintah melaksanakan shalat dan berqurban karena Allah memberikan banyak
kenikmatan untuk mereka yang beriman, sedangkan bagi orang-orang kafir
pembenci Nabi SAW yang mengatakan keturunan Nabi terputus karena semua
putranya wafat maka sesungguhnya merekalah yang terputus.

7. QS. Al Baqarah Ayat 127

Artinya :
“dan (ingatlah), ketika Ibrahim meninggikan (membina) dasar-dasar Baitullah
bersama Ismail (seraya berdoa): "Ya Tuhan Kami terimalah daripada Kami (amalan
kami), Sesungguhnya Engkaulah yang Maha mendengar lagi Maha Mengetahui".

Tafsir Ayat :
Dan Ingatlah -wahai nabi- ketika Ibrahim dan Ismail meninggikan pondasi
Ka'bah sambil mereka berdua memohon kepada Allah dengan penuh
kehusyuan, “wahai Tuhan kami, terimalah dari kami amal shaleh kami dan
Do’a kami, Sesungguhnya Engkau Maha Mendengar ucapan-ucapan  hamba-
hamba Mu, lagi maha mengetahui kondisi-kondisi mereka.

8. Kalimat Rabbana Taqobbal Minna Innaka Antas Sami’ul Alim

Artinya : “Ya Tuhan kami terimalah daripada kami (amalan kami)”

Tafsir Penggalan Ayat ini yaitu :


Dalam doa ini yaitu diterimanya amal shalih merupakan fokus perhatian
seorang hamba yang shalih. Perhatikan bagaimana nabi Allah, Ibrahim ‘alaihi
as-salam, pribadi yang disifati Allah sebagai seorang teladan, tunduk kepada
Allah lagi hanif, tetap meminta kepada Allah agar amalnya dapat diterima.
Dan amal shalih dapat diterima ketika memenuhi dua syarat, yaitu ikhlas dan
pelaksanaannya sesuai dengan ketentuan syari’at.
9. QS. Ali Imraan Ayat 33

Artinya :
“Sesungguhnya Allah telah memilih Adam, Nuh, keluarga Ibrahim dan keluarga
'Imran melebihi segala umat (di masa mereka masing-masing),”

Tafsir Ayat :
Allah menyatakan dalam ayat ini bahwa dia telah memilih Adam dan keluarga
Ibrahim, serta keluarga Imran, dan menjadikan mereka manusia pilihan di
masanya masing-masing, lagi pula diberikan kepada mereka nubuwwah dan
risalah. Adam as, adalah Rasul pertama sebagai bapak dari segala manusia
yang telah dipilih Allah sebagai Nabi.

10. QS. An Nisa Ayat 36 – 40

Artinya :
36. sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun.
dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapa, karib-kerabat, anak-anak
yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh, dan
teman sejawat, Ibnu sabil dan hamba sahayamu. Sesungguhnya Allah tidak
menyukai orang-orang yang sombong dan membangga-banggakan diri,

37. (yaitu) orang-orang yang kikir, dan menyuruh orang lain berbuat kikir, dan
Menyembunyikan karunia Allah yang telah diberikan-Nya kepada mereka. dan
Kami telah menyediakan untuk orang-orang kafir siksa yang menghinakan.
38. dan (juga) orang-orang yang menafkahkan harta-harta mereka karena riya
kepada manusia, dan orang-orang yang tidak beriman kepada Allah dan kepada
hari kemudian. Barangsiapa yang mengambil syaitan itu menjadi temannya,
Maka syaitan itu adalah teman yang seburuk-buruknya.

39. Apakah kemudharatannya bagi mereka, kalau mereka beriman kepada Allah dan
hari kemudian dan menafkahkan sebahagian rezki yang telah diberikan Allah
kepada mereka ? dan adalah Allah Maha mengetahui Keadaan mereka.

40. Sesungguhnya Allah tidak Menganiaya seseorang walaupun sebesar zarrah, dan
jika ada kebajikan sebesar zarrah, niscaya Allah akan melipat gandakannya dan
memberikan dari sisi-Nya pahala yang besar.

Tafsir Ayat :

Mengabdi dan menyembah kepada Allah dinamakan ibadah.


Beribadah dengan penuh keikhlasan hati, mengakui keesaan Nya dan tidak
mempersekutukan Nya dengan sesuatu, itulah kewajiban seseorang kepada Allah.
Melakukan ibadah kepada Allah nampak dalam amal perbuatan setiap hari seperti
mengerjakan apa yang telah ditetapkan oleh Rasulullah dan telah dicontohkannya,
seperti salat, puasa, zakat. naik haji dan lain-lain yang dinamakan ibadah khusus.
Kemudian ibadah umum, yaitu semua pekerjaan yang baik yang dikerjakan dalam
rangka patuh dan taat kepada Allah saja, bukan karena yang lainnya, seperti
membantu fakir miskin, menolong dan memelihara anak yatim, mengajar orang,
menunjukkan jalan kepada orang yang sesat dalam perjalanan, menyingkirkan hal-hal
yang dapat mengganggu orang di tengah jalan dan sebagainya.
Dalam mengerjakan ibadah itu, harus dengan ikhlas, memurnikan ketaatan kepada
Nya dan tidak mempersekutukan Nya dengan yang lain. Ada bermacam-macam
pekerjaan manusia yang menyebabkan dia menjadi musyrik, di antaranya ialah,
menyembah berhala sebagai perantara agar permohonannya disampaikan kepada
Allah. Mereka bersembah sujud dihadapan berhala-hala itu untuk menyampaikan
hajat dan maksud mereka. Perbuatan manusia yang seperti itu banyak disebutkan
Allah dalam Alquran.

11. Surat Al Zalzalah

Artinya :
1. apabila bumi digoncangkan dengan goncangan (yang dahsyat),
2. dan bumi telah mengeluarkan beban-beban berat (yang dikandung)nya,
3. dan manusia bertanya: "Mengapa bumi (menjadi begini)?",
4. pada hari itu bumi menceritakan beritanya,
5. karena Sesungguhnya Tuhanmu telah memerintahkan (yang sedemikian itu)
kepadanya.
6. pada hari itu manusia ke luar dari kuburnya dalam Keadaan bermacam-macam,
supaya diperlihatkan kepada mereka (balasan) pekerjaan mereka,
7. Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrahpun, niscaya Dia akan
melihat (balasan)nya.
8. dan Barangsiapa yang mengerjakan kejahatan sebesar dzarrahpun, niscaya Dia
akan melihat (balasan)nya pula.

Tafsir ayat :
Apabila Allah hendak menyudahi dunia ini dan memulai Kiamat, Allah
memerintahkan bumi dan ia pun terguncang dengan sangat keras, tidak seperti
biasanya. Semua yang tersimpan di dalamnya keluar; api, air, tambang, dan
sisa-sisa bangkai. Saat itu, orang yang menyaksikannya berkata, “Apa ini?”
Maksudnya, apa yang terjadi dengan bumi ini. Ini tidak seperti biasanya dan
tidak diketahui sebabnya. Pada saat itu bumi menceritakan, berbicara dengan
kejadian itu dan bukan dengan kata-kata. Sebagaimana yang dikatakan Al-
Allamah At-Thabari dalam tafsirnya, “Ia melaksanakan perintah. Apa yang
terjadi di muka bumi dan tidak biasa terjadi disebabkan karena Tuhanmu
menitahkan kepadanya. Perintah-Nya yang sampai kepada bumi. Perintah
semacam itu merupakan perintah kejadian. Semua yang terjadi di alam semesta
ini akibat dari perintah kejadian yang datang dari Allah. Hanya saja ada
peristiwa yang terjadi tanpa sebab lahiriah maka ia dinisbatkan kepada perintah
kejadian, sedangkan yang terjadi akibat perkara biasa ia tidak dinisbatkan
kepadanya, walaupun sejatinya ia juga bersumber dari Allah.
Pada hari itu manusia dikeluarkan dari perut bumi, mereka berbeda-
beda, masing-masing sesuai dengan amal perbuatannya untuk melihat akibat
perbuatan mereka. Barangsiapa melakukan perbuatan baik sebesar dzarrah akan
dibalas dan barangsiapa melakukan perbuatan buruk sebesar dzarrah pun akan
dibalas.

12. Hadist Riwayat Ibnu Majah No. Hadist 223 Tentang Niatan Menuntun Ilmu dengan
Sungguh – Sungguh

Artinya : ”Menuntut ilmu wajib atas semua muslim”(HR. Ibnu Majah)


Kandungan isi hadist :
Menuntut ilmu itu hukumnya wajib bagi setiap orang islam, baik laki-laki
maupun perempuan, baik anak-anak, remaja atapun dewasa. Dengan demikian,
jika menuntut ilmu itu hukumnya adalah wajib maka orang-orang yang tidak
melaksanakannya akan mendapat dosa. Sedangkan orang yang menuntut ilmu
akan dimisalkan seperti orang-orang yang berjuang di jalan Allah dan jika ia
mati pada saat menuntut imu itu, maka ia akan mati dalam keadaan syahid.

13. QS. At Taubah Ayat 122

Artinya :
“tidak sepatutnya bagi mukminin itu pergi semuanya (ke medan perang). mengapa
tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka beberapa orang untuk
memperdalam pengetahuan mereka tentang agama dan untuk memberi peringatan
kepada kaumnya apabila mereka telah kembali kepadanya, supaya mereka itu dapat
menjaga dirinya.”

Tafsir Ayat :
Dan tidak patut bagi kaum mukminin semuanya keluar memerangi musuh
mereka, sebagaimana yang tidak dibenarkan bagi mereka untuk tinggal semua.
Mengapa tidak keluar untuk berperang dan berjihad dari setiap golongan
sejumlah orang yang memadai dan mewujudkan mashlahat;tujuannya agar
orang-orang yang tinggal bisa mendalami agama Allah dan mengetahui apa
yang terbaru dari hokum-hukum agama Allah dan wahyu yang diturunkan pada
rasulNya, agar mereka nanti memperingatkan kaum mereka dengan ilmu yang
mereka pelajari tatkala mereka kembali kepada kaumnya itu. Mudah-mudahan
mereka takut kepada siksaan Allah dengan menjalankan perintah-perintahNya
dan menjauhi larangan-laranganNya.

14. QS. Al Hasyr Ayat 18

Artinya :
“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah Setiap
diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan
bertakwalah kepada Allah, Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang kamu
kerjakan.”

Tafsir Ayat :
Wahai orang-orang yang membenarkan Allah dan RasulNya, serta
melaksanakan syariatNya, takutlah kalian kepada Allah, waspadalah
hukumanNYa dengan melaksanakan apa yang Allah perintahkan kepada kalian
dan meninggalkan apa yang Allah larang bagi kalian. Hendaknya setiap jiwa
merenungkan apa yang telah dilakukannya berupa amal perbuatan untuk
menghadapi Hari Kiamat. Sesungguhnya Allah Mahateliti terhadap apa yang
kalian kerjakan, tidak ada sedikit pun dari amal kalian yang samar bagi Allah,
dan Dia akan membalas kalian karenanya.

15. Kalimat Ya Ayyuhalladzina Amanu

Artinya : “Wahai orang – orang yang beriman”

Tafsir penggalan ayat :


Dalam penggalan ayat tersebut dimana pelaku/subjek yang perintahkan adalah orang
– orang yang beriman/ Ya Ayyuhalladzina Amanu . Ini artinya, perintah yang
dijelaskan pada ayat tersebut hanya ditunjukkan dan bisa dilakukan oleh orang –
orang yang beriman (amanu) saja, artinya perintah ini khusus dan spesifik

16. QS. Al Anam Ayat 160

Artinya :
“Barangsiapa membawa amal yang baik, Maka baginya (pahala) sepuluh kali lipat
amalnya; dan Barangsiapa yang membawa perbuatan jahat Maka Dia tidak diberi
pembalasan melainkan seimbang dengan kejahatannya, sedang mereka sedikitpun
tidak dianiaya (dirugikan).”

Tafsir Ayat :

(Siapa membawa amal yang baik) yakni zikir laa ilaaha illallaah/tidak ada tuhan
selain Allah (maka baginya pahala sepuluh kali lipat amalnya) balasan pahalanya
adalah sepuluh kali kebaikan (dan siapa membawa perbuatan yang jahat, maka dia
tidak diberi pembalasan melainkan seimbang dengan kejahatannya) balasannya yang
setimpal (sedang mereka sedikit pun tidak dianiaya atau dirugikan) dikurangi sesuatu
dari pembalasan yang sebenarnya. Barangsiapa melakukan perbuatan tidak baik hanya
akan disiksa seberat dosanya, atas dasar keadilan Allah. Kelak tidak akan ada
kecurangan dengan mengurangi pahala atau menambah hukuman.
ISI KAJIAN Ust. ADI HIDAYAT

1. QS. An Nisa Ayat 100

Artinya :
” Barangsiapa berhijrah di jalan Allah, niscaya mereka mendapati di muka bumi ini
tempat hijrah yang Luas dan rezki yang banyak. Barangsiapa keluar dari rumahnya
dengan maksud berhijrah kepada Allah dan Rasul-Nya, kemudian kematian
menimpanya (sebelum sampai ke tempat yang dituju), Maka sungguh telah tetap
pahalanya di sisi Allah. dan adalah Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang ”

Tafsir Ayat :
(Dan siapa yang berhijrah di jalan Allah, maka mereka akan menemukan di
muka bumi ini tempat hijrah yang banyak dan kelapangan) dalam rezeki. (Dan
siapa yang keluar dari rumahnya dengan tujuan berhijrah kepada Allah dan
Rasul-Nya lalu ia ditimpa oleh kematian) di tengah jalan seperti terjadi atas
Junda bin Dhamrah Al-Laitsi (maka sungguh, telah tetaplah pahalanya di sisi
Allah, dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang).

2. QS. An Nisa Ayat 77

Artinya :
“tidakkah kamu perhatikan orang-orang yang dikatakan kepada mereka: "Tahanlah
tanganmu (dari berperang), dirikanlah sembahyang dan tunaikanlah zakat!" setelah
diwajibkan kepada mereka berperang, tiba-tiba sebahagian dari mereka (golongan
munafik) takut kepada manusia (musuh), seperti takutnya kepada Allah, bahkan lebih
sangat dari itu takutnya. mereka berkata: "Ya Tuhan Kami, mengapa Engkau
wajibkan berperang kepada kami? mengapa tidak Engkau tangguhkan (kewajiban
berperang) kepada Kami sampai kepada beberapa waktu lagi?" Katakanlah:
"Kesenangan di dunia ini hanya sebentar dan akhirat itu lebih baik untuk orang-
orang yang bertakwa, dan kamu tidak akan dianiaya sedikitpun.”

Tafsir Ayat :
Riwayat sejarah menjelaskan, manakala Muslimin berada di Mekah,
mereka berada di bawah tekanan dan gangguan orang-orang Musyrik. Tekanan
ini membuat mereka menghadap Rasul. Mereka mengatakan, "Wahai Rasul!
Sebelum kami masuk Islam, kami aman, namun kini kami tidak aman lagi dan
senantiasa mendapat siksaan dan gangguan musuh. Izinkanlah  kami
memerangi mereka agar kami peroleh lagi keamanan dan kemuliaan
kami".  Rasulullah Saw menjawab, "Untuk sementara ini, kita tidak
diperintahkan untuk berperang. Jadi, kalian tunaikan kewajiban-kewajiban
pribadi dan sosial kalian semisal shalat dan zakat!"
Ketika  Rasul Saw dan sahabat diperintahkan untuk berjihad, mereka
yang sebelumnya ingin berperang justru mencari-cari alasan untuk tidak
berjihad. Ayat ini turun dan mengkritisi sikap ganda ini. Kendati  sebab
turunya  ayat ini berkenaan dengan kelompok Muslimin di awal Islam, namun
substansi ayat ini dapat dijumpai pada setiap zaman. Senantiasa ada manusia
yang bersikap ifrat (berlebihan) dan  tafrit (pengurangan) dalam perilaku
sosial. Adakalanya mereka melangkah lebih ekstrim dari pemimpin sosial
mereka dan ada juga yang lebih lambat dari masyarakat umum.
Sebenarnya tipe manusia seperti ini tidak ingin tahu apa tugas dan
kewajibannya. Suatu saat mereka bersemangat bagaikan ombak laut yang
menggelegar,namun ketika ombak itu tiba di tepi pantai, berubah menjadi busa
yang tidak dapat bertahan lama. Manusia seperti ini bagaikan tong kosong
nyaring bunyinya, dari luar begitu ramai namun dari dalam mereka tidak berani
apa apa. Dari ayat tadi terdapat dua pelajaran yang dapat dipetik:
a. Hukum-hukum agama  diturunkan secara bertahan. Orang yang memiliki
kemampuan jihad adalah  orang-orang yang sebelumnya telah terdidik
dengan shalat dan zakat serta  telah memerangi hawa nafsu dan setan dari
batin.
b. Kesulitan dan problema sosial tidak boleh disikapi dengan emosional,
melainkan harus mengikuti pandangan para pemuka yang adil dan
berpikiran jauh ke depan.

3. QS. Al Israa Ayat 78

Artinya :
“dirikanlah shalat dari sesudah matahari tergelincir sampai gelap malam dan
(dirikanlah pula shalat) subuh. Sesungguhnya shalat subuh itu disaksikan (oleh
malaikat).”

Tafsir Ayat :
Matahari di tengah dirikanlah shalat dengan sempurna dari waku tergelincirnya
hingga waktu datangnya malam. Dan masuk dalam pengertian ini shalat dzhur,
ashar, maghrib, Qur;an di dalam sholat dan isya. Dan laksanakan sholat subuh
dan panjangkanlah bacaan, malaikat penjaga malam dan malaikat shubuh,
karena sesungguhnya sholat subuh dihadiri penjaga siang dan malam

4. QS. An Nisa Ayat 103

Artinya :
“ Maka apabila kamu telah menyelesaikan shalat(mu), ingatlah Allah di waktu
berdiri, di waktu duduk dan di waktu berbaring. kemudian apabila kamu telah
merasa aman, Maka dirikanlah shalat itu (sebagaimana biasa). Sesungguhnya shalat
itu adalah fardhu yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman.”

Tafsir Ayat :
Apabila kalian telah mengerjakan shlaat, maka tetaplah kalian mengingat Allag
dalam seluruh kondisi kalian. Kemudian apabila telah hilang rasa ketakutan itu
maka kerjakanlah shalat menyepelekan, karena sesungguhnya sholat itu wajin
dengan sempurna, dan janganlah kalian meninggalkan pada waktu yang telah
di maklumi dalam syariat

5. QS. Al Baqarah Ayat 2 – 5

Artinya :
2. Kitab (Al Quran) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang
bertaqwa,
3. (yaitu) mereka yang beriman kepada yang ghaib, yang mendirikan shalat, dan
menafkahkan sebahagian rezki yang Kami anugerahkan kepada mereka.
4. dan mereka yang beriman kepada kitab (Al Quran) yang telah diturunka
kepadamu dan Kitab-Kitab yang telah diturunkan sebelummu, serta mereka yakin
akan adanya (kehidupan) akhirat.
5. mereka Itulah yang tetap mendapat petunjuk dari Tuhan mereka, dan merekalah
orang - orang yang beruntung.

Tafsir Ayat :
Al-Qur’an itu ada-lah kebenaran yang tidak dapat diban-tah manusia
sepanjang masa, baik dari sisi bahasa, isi, berbagai data ilmiah dan informasi
sejarah yang ada di dalamnya. Namun, yang dapat menjadikan Al-Qur’an itu
sebagai petunjuk hidup hanyalah orang-orang yang bertaqwa. Ciri – ciri orang
bertaqwa adalah mengimani hal yang gaib seperti surge dan neraka,
menegakkan shalat, menginfakkan sebagian rezeki yang Allah berikan
padanya, mengimani Al Quran dan kitab – kitab sebelumnya (taurat, Zabur,
dan Injil) dan menyakini hari dan kehidupan akhirat. Orang yang berada di
atas petunjuk Al-Qur’an dijamin sukses di dunia dan akhirat.

6. QS. Taha Ayat 14

Artinya :
“Sesungguhnya aku ini adalah Allah, tidak ada Tuhan (yang hak) selain Aku, Maka
sembahlah aku dan dirikanlah shalat untuk mengingat aku.”

Tafsir Ayat :
Sesungguhnya Aku adalah Allah, tidak ada yang berhak diibadahi kecuali Aku,
tiada sekutu bagiKu, maka sembahlah Aku saja, dan tegakkanlah shalat untuk
mengingatKu di dalamnya.

7. QS. Maryam Ayat 31 – 33

Artinya :
31. dan Dia menjadikan aku seorang yang diberkati di mana saja aku berada, dan
Dia memerintahkan kepadaku (mendirikan) shalat dan (menunaikan) zakat
selama aku hidup;
32. dan berbakti kepada ibuku, dan Dia tidak menjadikan aku seorang yang sombong
lagi celaka.
33. dan Kesejahteraan semoga dilimpahkan kepadaKu, pada hari aku dilahirkan,
pada hari aku meninggal dan pada hari aku dibangkitkan hidup kembali".
Tafsir Ayat :
(Dan kesejahteraan) dari Allah (semoga dilimpahkan kepadaku, pada hari aku
dilahirkan, pada hari aku meninggal dan pada hari aku dibangkitkan hidup
kembali)" hal ini telah dikatakan pada kisah yang lalu, yaitu dalam doa Nabi
Yahya.

8. QS. Maryam Ayat 56

Artinya :
“dan ia menyuruh ahlinya untuk bersembahyang dan menunaikan zakat, dan ia
adalah seorang yang diridhai di sisi Tuhannya.”

Tafsir Ayat :
(Dan ia menyuruh ahlinya) yakni kaumnya (untuk salat dan menunaikan zakat
dan ia adalah seorang yang diridai di sisi Rabbnya) lafal Mardhiyyan asalnya
Mardhuwwun, kedua huruf Wawunya diganti menjadi Ya. Selanjutnya harakat
Dhammah Dhadhnya diganti menjadi Kasrah, akhirnya jadi Mardhiyyun, oleh
karena kedudukannya menjadi Khabar Kaana maka bacaannya menjadi
Mardhiyyan.

9. QS. Al Hashr Ayat 9 – 10

Artinya :
9. dan orang-orang yang telah menempati kota Madinah dan telah beriman
(Anshor)
sebelum (kedatangan) mereka (Muhajirin), mereka (Anshor) 'mencintai' orang
yang
berhijrah kepada mereka (Muhajirin). dan mereka (Anshor) tiada menaruh
keinginan dalam hati mereka terhadap apa-apa yang diberikan kepada mereka
(Muhajirin); dan mereka mengutamakan (orang-orang muhajirin), atas diri
mereka sendiri, Sekalipu mereka dalam kesusahan. dan siapa yang dipelihara
dari kekikiran dirinya, mereka Itulah orang orang yang beruntung
10. dan orang-orang yang datang sesudah mereka (Muhajirin dan Anshor), mereka
berdoa: "Ya Rabb Kami, beri ampunlah Kami dan saudara-saudara Kami yang
telah beriman lebih dulu dari Kami, dan janganlah Engkau membiarkan
kedengkian dalam hati Kami terhadap orang-orang yang beriman; Ya Rabb
Kami, Sesungguhnya Engkau Maha Penyantun lagi Maha Penyayang."

Tafsir Ayat :
Orang-orang beriman yang datang sesudah kaum Muhajirin dan Anshar
angkatan pertama berkata, “Wahai Tuhan kami, ampunilah dosa-dosa kami.
Ampunilah saudara-saudara kami seagama yang telah mendahului kami dalam
beriman, dan jangan menjadikan di dalam hati kami hasad dan dengki kepada
seorang pun dari orang-orang beriman. Wahai Tuhan kami, sesungguhnya
Engkau merahmati hamba-hambaMu dengan rahmat yang luas di dunia dan
akhirat. Dalam ayat ini terkandung dalil yang menunjukkan bahwa hendaklah
setiap Muslim memuji para pendahulunya dengan kebaikan, mendoakan
mereka, mencintai para sahabat Rasulullah, memuji mereka dan mendoakan
semoga Allah meridhai mereka.

10. QS. Ali Imraan Ayat 110

Artinya :
“kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada
yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya
ahli kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara mereka ada yang
beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik”.

Tafsir Ayat :
Kalian itu (wahai umat Muhammad), adalah sebaik-baik umat dan orang-orang
yang paling bermanfaat bagi sekalian manusia, kalian memerintahkan kepada
yang ma’ruf, yaitu segala yang diketahui kebaikannya menurut syariat maupun
akal, dan kalian melarang kemungkaran, yaitu segala yang diketahui
keburukannya menurut syariat maupun akal, dan beriman kepada Allah dengan
keimanan mantap yang dikuatkan dengan amal perbuatan nyata. Seandainya
ahli kitab dari kalangan Yahudi dan Nasrani mau beriman kepada Muhammad
 dan kepada risalah yang dia bawa kepada mereka dari sisi Allah, sebagaimana
kalian telah beriman kepadanya, niscaya itu akan benar-benar lebih baik bagi
mereka di dunia dan akhirat. Di antara mereka ada orang-orang yang beriman,
membenarkan risalah Muhammad lagi mengamalkannya, namun jumlah
mereka sedikit. Sedangkan kebanyakan dari meraka adalah orang-orang yang
keluar dari ajaran agama Allah dan ketaatan kepadaNya.

11. QS. Al Baqarah Ayat 4

Artinya :
“dan mereka yang beriman kepada kitab (Al Quran) yang telah diturunkan
kepadamu dan Kitab-Kitab yang telah diturunkan sebelummu, serta mereka yakin
akan adanya (kehidupan) akhirat.”

Tafsir Ayat :
Dan orang-orang  yang membenarkan semua yang diturunkan kepadamu wahai
Rasul dari  Alquran dan segala yang diturunkan kepadamu berupa Al Hikmah
yaitu as-sunnah. Dan kepada semua yang yang diturunkan kepada para rasul
sebelum mu  berupa kitab-kitab seperti taurot, Injil dan kitab-kitab lainnya. dan
mereka juga membenarkan adanya Negeri kehidupan setelah kematian dan
segala yang akan terjadi di sana berupa perhitungan dan pembalasan amal
perbuatannya. pembenaran ini dengan hati mereka yang kemudian
diperlihatkan  oleh lisan dan anggota tubuh mereka. Secara khusus hari akhir
disebutkan disini karena iman kepadanya termasuk diantara dorongan paling
penting untuk berbuat ketaatan, menjauhi perkara-perkara yang diharamkan
dan melakukan introspeksi diri.

12. QS. Al Hijr Ayat 9

Artinya : “Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al Quran, dan Sesungguhnya


Kami benar-benar memeliharanya.”
Tafsir Ayat :
Sesungguhnya Kami telah menurunkan al-qur’an pada nabi Muhammad dan
Kamilah yang menjaga dan memeliharanya dari tambahan yang akan
dibubuhkan padanya atau dikurangi, maupun akan hilangnya sesuatu darinya.

13. QS. Al Qamar Ayat 17, 22, 32 dan 40

Artinya : “dan Sesungguhnya telah Kami mudahkan Al-Quran untuk pelajaran, Maka
Adakah orang yang mengambil pelajaran?”

Tafsir Ayat :
Dan sesunggungnya telah Kami mudahkan Al Quran untuk pelajar. Kami telah
memudahkannya untuk dihafal dan kami telah mempersiapkannya untuk mudah
diingat (maka adakah orang yang mengambil pelajaran ?) yang mau
mengambilnyanya sebagai pelajaran dan menghafalnya. Istifham disini mengandung
makna perintah yakni, hafalkan Alquran itu oleh kalian dan ambillah sebagai nasihat
buat diri kalian. Sebab tidak ada orang yang lebih hafal tentang Al Quran selain
daripada orang yang mengambilnya sebagai nasihat buat dirinya.

14. QS. Faatir Ayat 32 – 33

Artinya :
32. kemudian kitab itu Kami wariskan kepada orang-orang yang Kami pilih di antara
hamba-hamba Kami, lalu di antara mereka ada yang Menganiaya diri mereka
sendiri dan di antara mereka ada yang pertengahan dan diantara mereka ada
(pula) yang lebih dahulu berbuat kebaikan dengan izin Allah. yang demikian itu
adalah karunia yang Amat besar.

33. (bagi mereka) syurga 'Adn mereka masuk ke dalamnya, di dalamnya mereka
diberi perhiasan dengan gelang-gelang dari emas, dan dengan mutiara, dan
pakaian mereka didalamnya adalah sutera.

Tafsir Ayat :
Surah ini mengandung tiga pelajaran yang menarik bagi seorang muslim. Pertama, Al-
Qur’an ini diwariskan kepada orang-orang yang dipilih. Secara umum, Al-Qur’an
memang diperuntukkan bagi seluruh umat manusia, namun dalam pelaksanaannya isi
dan kandungan dalam Al-Qur’an ini hanya berguna bagi mereka yang meyakini
kebenaran Al-Qur’an itu sendiri. Orang-orang yang beriman kepada kandungan isi Al-
Qur’an itulah yang disebut sebagai kelompok pilihan sebagaimana yang dinyatakan
pada awal ayat. Mereka yang menolak Al-Qur’an, kelompok ini disebut sebagai
kelompok yang menzalimi diri sendiri, artinya yaitu kelompok orang yang
Menganiaya dirinya sendiri ialah orang yang lebih banyak kesalahannya daripada
kebaikannya. Kelompok yang menerima Al-Qur’an setengah-setengah atau disebut
muqtashid, yaitu orang-orang yang memilih-milih ajaran Al-Qur’an sesuai dengan
kepentingan nafsunya sendiri. Kelompok orang yang menerima Al-Qur’an
sepenuhnya dan mereka berlomba-lomba dalam kebajikan.

15. QS. Ar Ra’d Ayat 23 – 24

Artinya :
23. kamu tidak lain hanyalah seorang pemberi peringatan.

24. Sesungguhnya Kami mengutus kamu dengan membawa kebenaran sebagai


pembawa berita gembira dan sebagai pemberi peringatan. dan tidak ada suatu
umatpun melainkan telah ada padanya seorang pemberi peringatan.

Tafsir ayat :

Tempat kesudahan (yang terpuji) itu adalah surga-surga Adn, mereka tinggal
disana, tidak berpindah darinya. dan tinggal bersama mereka, orang-orang
shalih dari orangtua, istri dan anak keturunan mereka, baik yang lelaki maupun
perempuan. Dan malaikat-malaikat datang masuk menemui mereka dari semua
pintu, untuk memberi selamat kepada mereka atas keberhasilan memasuki
surga.

16. Hadist Riwayat At – Tirmidzi No. 2910

‫ – بَابُ َما َجا َء فِي َم ۡن قَ َرأَ َح ۡرفًا ِمنَ ۡالقُ ۡرآ ِن َما َلهُ ِمنَ اأۡل َ ۡج ِر‬١٦
16. Bab tentang balasan bagi orang yang membaca satu huruf Al-Qur`an
َ ‫ ع َۡن أي‬، َ‫ك ۡبنُ ع ُۡث َمان‬
‫ُّوب‬ َ َّ ‫ َح َّدثَنَا ال‬:‫ قَا َل‬،‫ َح َّدثَنَا أَبُو بَ ۡك ٍر ۡال َحنَفِ ُّي‬:‫ قَا َل‬،‫ار‬
ُ ‫ضحَّا‬ ٍ ‫ – (صحيح) َح َّدثَنَا ُم َح َّم ُد ۡبنُ بَ َّش‬٢٩١٠
ِ‫ قَا َل َرسُو ُل هللا‬:ُ‫ت ع َۡب َد هللاِ ۡبنَ َم ۡسعُو ٍد يَقُول‬ ُ ‫ َس ِم ۡع‬:ُ‫ي يَقُول‬ َّ ‫ب ۡالقُ َر ِظ‬ٍ ‫ت ُم َح َّم َد ۡبنَ َك ۡع‬ ُ ‫ َس ِم ۡع‬:‫ قَا َل‬،‫ۡب ِن ُمو َسى‬
ٰ
‫ َول ِك ۡن‬،‫ف‬ َ َ ۡ ۡ ٌ
ٌ ‫ اَل أقُو ُل ا ٓلـ ٓم َح ۡر‬،‫ َوال َح َسنَةُ بِ َعش ِر أمۡ ثَالِهَا‬،‫ب هللاِ فَلَهُ بِ ِه َح َسنَة‬ َ
ِ ‫ ( َم ۡن قَ َرأ َح ۡرفًا ِم ۡن ِكتَا‬:‫ﷺ‬
َ ‫أۡل‬ َ ۡ ۡ ُ ۡ ٌ ِ‫أَل‬
ِ ‫ َر َواهُ أبُو ا ۡح َو‬،‫ف) َوي ُۡر َوى ٰه َذا ال َح ِديث ِمن غ َۡي ِر ٰه َذا ال َو ۡج ِه ع َِن ۡاب ِن َم ۡسعُو ٍد‬
‫ص‬ ٌ ‫ف َو ِمي ٌم َح ۡر‬ ٌ ‫ف َواَل ٌم َح ۡر‬ ٌ ‫ف َح ۡر‬
.‫َريبٌ ِم ۡن ٰه َذا ۡال َو ۡج ِه‬ ِ ‫ص ِحي ٌح غ‬ َ ‫يث َح َس ٌن‬ ٌ ‫ ٰه َذا َح ِد‬.‫ضهُمۡ َع ِن ۡاب ِن َم ۡسعُو ٍد‬ ُ ‫ َو َوقَفَهُ بَ ۡع‬، ۡ‫ضهُم‬ ُ ‫ع َِن ۡاب ِن َم ۡسعُو ٍد َرفَ َعهُ بَ ۡع‬
ُ‫ َو ُم َح َّم ُد ۡبن‬،‫ي ُولِ َد فِي َحيَا ِة النبِ ِّي ﷺ‬ َّ َّ ‫ب الق َر ِظ‬ُ ۡ َ
ٍ ‫ بَلَ َغنِي أ َّن ُم َح َّم َد ۡبنَ َك ۡع‬:ُ‫ت قُت َۡيبَةَ ۡبنَ َس ِعي ٍد يَقُول‬ ُ ‫َس ِم ۡع‬
])٢١٣٧( )‫ (المشكاة‬،)١٣٩( )‫ [(تخريج الطحاوية‬.َ‫ب يُكنَى أبَا َحمۡ َزة‬ َ ۡ ٍ ‫ َك ۡع‬.
Arti dan kandungan hadist :
Muhammad bin Basysyar telah menceritakan kepada kami, beliau berkata: Abu
Bakr Al-Hanafi menceritakan kepada kami, beliau berkata: Adh-Dhahhak bin
'Utsman menceritakan kepada kami, dari Ayyub bin Musa, beliau berkata: Aku
mendengar Muhammad bin Ka'b Al-Qurazhi berkata: Aku mendengar
'Abdullah bin Mas'ud berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam
bersabda, “Barangsiapa membaca satu huruf dari Kitab Allah, maka baginya
satu kebaikan. Dan satu kebaikan dilipatgandakan sepuluh kali lipat
semisalnya. Aku tidak mengatakan Alif Laam Miim itu satu huruf. Tetapi alif
satu huruf, lam satu huruf, dan mim satu huruf.” Hadits ini juga diriwayatkan
dari selain jalan ini dari Ibnu Mas'ud. Abul Ahwash meriwayatkannya dari Ibnu
Mas'ud. Sebagian perawi menyambungkannya sampai kepada Nabi dan
sebagian yang lain ada yang hanya berhenti sampai Ibnu Mas'ud. Ini adalah
hadits hasan shahih gharib dari jalan ini. Aku mendengar Qutaibah bin Sa'id
berkata: Telah sampai kabar kepadaku bahwa Muhammad bin Ka'b Al-Qurazhi
dilahirkan pada masa hidup Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, dan Muhammad
bin Ka'b diberi kuniah Abu Hamzah.

17. Hadist Riwayat At – Tirmidzi No. 2915


Diantara surat albaqarah

َ ‫ـرةَ قَـ‬
‫ـال‬ َ ‫از ٍم ع َْن أَبِي ه َُر ْيـ‬ ِ ‫ت ع َْن أَبِي َحـ‬ ٍ ِ‫ي ب ِْن ثَاب‬ ِّ ‫ق ع َْن َع ِد‬ ٍ ‫ض ْي ُل بْنُ َمرْ ُزو‬ َ ُ‫َح َّدثَنَا َع ْب ُد بْنُ ُح َم ْي ٍد َح َّدثَنَا أَبُو نُ َعي ٍْم َح َّدثَنَا ف‬
‫ـر بِـ ِه‬ َ ‫ـؤ ِمنِينَ بِ َمـا أَ َم‬ ْ ‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِ َّن هَّللا َ طَيِّبٌ اَل يَ ْقبَـ ُل إِاَّل طَيِّبًـا َوإِ َّن هَّللا َ أَ َمـ َر ْال ُم‬ َ ِ ‫ال َرسُو ُل هَّللا‬ َ َ‫ق‬
َ‫صـالِحًا إِنِّي بِ َمــا تَ ْع َملُــونَ َعلِي ٌم } َوقَــا َل { يَــا أَيُّهَــا الَّ ِذين‬ َ ‫ت َوا ْع َملُــوا‬ ِ ‫ْال ُمرْ َسلِينَ فَقَا َل { يَا أَيُّهَا الرُّ ُس ُل ُكلُوا ِم ْن الطَّيِّبَــا‬
ِّ‫السـ َما ِء يَــا َربِّ يَــا َرب‬ َّ ‫ث أَ ْغبَ َر يَ ُم ُّد يَـ َدهُ إِلَى‬ َ ‫ال َو َذ َك َر ال َّر ُج َل ي ُِطي ُل ال َّسفَ َر أَ ْش َع‬ َ َ‫ت َما َر َز ْقنَا ُك ْم } ق‬ ِ ‫آ َمنُوا ُكلُوا ِم ْن طَيِّبَا‬
‫يث َح َسـ ٌن‬ ٌ ‫يسـى هَـ َذا َحـ ِد‬ َ
َ ‫ك قَـا َل أبُـو ِع‬ َ ْ
َ ِ‫ي بِال َح َر ِام فَأنَّى يُ ْستَ َجابُ لِ َذل‬ ْ
َ ‫ط َع ُمهُ َح َرا ٌم َو َم ْش َربُهُ َح َرا ٌم َو َملبَ ُسهُ َح َرا ٌم َو ُغ ِّذ‬ ْ ‫َو َم‬
‫از ٍم ه َُو اأْل َ ْش َج ِع ُّي ا ْس ُمهُ َس ْل َمانُ َموْ لَى َع َّزةَ اأْل َ ْش َج ِعيَّ ِة‬ ِ ‫ق َوأَبُو َح‬ ٍ ‫ض ْي ِل ب ِْن َمرْ ُزو‬ َ ُ‫ث ف‬ ِ ‫ْرفُهُ ِم ْن َح ِدي‬ ِ ‫َريبٌ َوإِنَّ َما نَع‬
ِ ‫غ‬
Arti dan kandungan hadist tersebut :
Telah menceritakan kepada kami 'Abd bin Humaid telah menceritakan kepada
kami Abu Nu'aim telah menceritakan kepada kami Fudlail bin Marzuq dari Adi
bin Tsabit dari Abu Hazim dari Abu Hurairah ia berkata; Rasulullah shallallahu
'alaihi wasallam bersabda: "Wahai sekalian manusia, sesungguhnya Allah
Maha Baik dan hanya menerima yang baik, sesungguhnya Allah
memerintahkan kaum mukminin seperti yang diperintahkan kepada para rasul,
Dia berfirman: "Wahai para rasul, Makanlah dari yang baik-baik dan
berbuatlah kebaikan, sesungguhnya Aku mengetahui yang kalian lakukan." Dia
juga berfirman: "Hai orang-orang yang beriman, makanlah yang baik-baik dari
rizki yang Ku berikan padamu." Lalu beliau menyebutkan tentang orang yang
memperlama perjalanannya, rambutnya acak-acakan dan berdebu, ia
membentangkan tangannya ke langit sambil berdo'a; "Ya Rabb, ya Rabbi, "
sementara makanannya haram, minumannya haram, pakaiannya haram dan
diliputi dengan yang haram, lalu bagaimana akan dikabulkan do'anya." Abu Isa
berkata; Hadits ini hasan gharib. Kami hanya mengetahuinya dari hadits
Fudlail bin Marzuq. Abu Hazim adalah Al Asyja'i, namanya adalah Salman,
bekas budak 'Azzah Al Asyja'i.

18. Hadist Riwayat At – Tirmidzi No. 2920


Diantara surat ali imran

‫اس ِم ْب ِن ُم َح َّم ٍد ع َْن‬ ِ َ‫َح َّدثَنَا َع ْب ُد بْنُ ُح َم ْي ٍد أَ ْخبَ َرنَا أَبُو ْال َولِي ِد الطَّيَالِ ِس ُّي َح َّدثَنَا يَ ِزي ُد بْنُ إِب َْرا ِهي َم َح َّدثَنَا ابْنُ أَبِي ُملَ ْي َكةَ ع َْن ْالق‬
ٌ ‫ـاب ِم ْنـهُ آيَـ‬
‫ـات‬ َ ‫ك ْال ِكتَـ‬ َ ‫صـلَّى هَّللا ُ َعلَ ْيـ ِه َو َس ـلَّ َم ع َْن هَ ـ ِذ ِه اآْل يَ ـ ِة { هُـ َو الَّ ِذي أَ ْنــزَ َل َعلَ ْيـ‬ َ ِ ‫ت ُس ـئِ َل َر ُسـو ُل هَّللا‬ ْ َ‫عَائِ َش ـةَ قَــال‬
َ ‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم إِ َذا َرأَ ْيتُ ْم الَّ ِذينَ يَتَّبِعُونَ َمــا ت ََش ـابَهَ ِم ْنـهُ فَأُولَئِ ـ‬
َ‫ك الَّ ِذين‬ َ ِ ‫آخ ِر اآْل يَ ِة فَقَا َل َرسُو ُل هَّللا‬ِ ‫ات } إِلَى‬ ٌ ‫ُمحْ َك َم‬
‫ُّوب ع َْن اب ِْن أَبِي ُملَ ْي َكةَ ع َْن عَائِ َشةَ هَ َك َذا‬ َ ‫ص ِحي ٌح َور ُِوي ع َْن أَي‬ َ ‫يث َح َس ٌن‬ ٌ ‫َس َّماهُ ْم هَّللا ُ فَاحْ َذرُوهُ ْم قَا َل أَبُو ِعي َسى هَ َذا َح ِد‬
ِ َ‫يث ع َْن ا ْب ِن أَبِي ُملَ ْي َكةَ ع َْن عَائِ َشةَ َولَ ْم يَ ْذ ُكرُوا فِي ِه ع َْن ْالق‬
ُ‫اس ِم ْب ِن ُم َح َّم ٍد َوإِنَّ َما َذ َك َر يَ ِزي ُد بْن‬ َ ‫اح ٍد هَ َذا ْال َح ِد‬
ِ ‫َر َوى َغ ْي ُر َو‬
َ‫ث َوابْنُ أَبِي ُملَ ْي َكةَ هُ َو َع ْب ُد هَّللا ِ بْنُ ُعبَ ْي ِد هَّللا ِ ب ِْن أَبِي ُملَ ْي َكةَ َس ِم َع ِم ْن عَائِ َشــة‬ ْ ْ
ِ ‫إِ ْب َرا ِهي َم التُّ ْست َِريُّ عَن القا ِس ِم فِي هَذا ال َح ِدي‬
َ َ ْ
‫أَ ْيضًا‬

Arti dan kandungan hadist tersebut


Telah menceritakan kepada kami 'Abd bin Humaid telah kepada kami Abu Al
Walid Ath Thayalisi telah menceritakan kepada kami Yazid bin Ibrahim telah
menceritakan kepada kami Ibnu Abu Mulaikah dari Al Qasim bin Muhammad
dari 'Aisyah ia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pernah ditanya
tentang ayat ini: Dia-lah yang menurunkan Al Kitab (Al Qur'an) kepada kamu.
Di antara (isi) nya ada ayat-ayat yang muhkamaat." QS Ali 'Imraan: 7, beliau
bersabda: "Jika kalian melihat orang-orang yang mengikuti sebahagian ayat-
ayat yang mutasyabihat daripada (al Qur'an), merekalah yang Allah sebut
(dalam ayat ini), oleh karena itu hendaklah kalian berhati-hati terhadap
mereka." Abu Isa mengatakan; bahwa hadits ini hasan shahih. Dan telah
diriwayatkan dari Ayyub dari Ibnu Abu Mulaikah dari Aisyah seperti ini, tidak
satu orang yang meriwayatkan hadits ini dari Ibnu Abu Mulaikah dari Aisyah
dan tidak menyebutkan di dalamnya dari Al Qasim bin Muhammad dan hanya
menyebutkan Yazid bin Ibrahim At Tustari dari Al Qasim di dalam hadits ini,
dan Ibnu Abu Mulaikah adalah Abdullah bin Ubaidullah bin Abu Mulaikah, dia
mendengar dari Aisyah juga.

19. QS. Fath Ayat 48

Artinya : “Qaaf. demi Al Quran yang sangat mulia.”


Tafsir Ayat :
Allah menganugerahkan nikmat-Nya dengan menanamkan ketenangan
dalam hati orang-orang yang beriman, terutama dalam hati para sahabat yang
ikut bersama Rasulullah ‫ ﷺ‬dalam Perjanjian Hudaibiyyah.
Dengan ketenangan hati itu, para sahabat patuh kepada hukum Allah dan
keputusan Rasul-Nya. Dengan ketenangan hati itu juga, Allah menambah iman
para sahabat.
Imam Bukhari menetapkan kesimpulan berdasarkan ayat ini bahwa iman itu
tidak sama kadarnya dalam setiap hati orang beriman, ada yang tebal, ada yang
sedang, dan ada pula yang tipis. Di samping itu, iman dapat pula bertambah
dan berkurang pada diri seseorang. Sebagian ahli tafsir berpendapat bahwa
yang dimaksud dengan menurunkan ketenangan dalam hati orang-orang yang
beriman ialah menghilangkan perbedaan pendapat yang terjadi di antara para
sahabat Rasulullah ‫ ﷺ‬tentang Perjanjian Hudaibiyyah. Dengan
timbulnya ketenangan hati, semua sahabat Nabi akhirnya mengikuti keputusan
Rasulullah.
Diriwayatkan bahwa ‘Umar bin al-Khaththab termasuk di antara sahabat
yang tidak menyetujui Perjanjian Hudaibiyyah sehingga beliau berkata,
“Bukankah kita pada jalan yang hak, sedangkan mereka di jalan yang batil?”
Dengan rahmat Allah, perbedaan pendapat itu hilang. Para sahabat menyadari
kebenaran pendapat Rasulullah ‫ﷺ‬, termasuk ‘Umar bin al-
Khaththab yang akhirnya menyetujui pendapat Rasulullah. Ayat ini dapat
berarti umum dan dapat pula berarti khusus. Dalam arti umum, ayat ini berarti
bahwa Allah akan menanamkan ketenangan hati, kesabaran, dan ketabahan
bagi setiap orang yang beriman sehingga tidak ada lagi perbedaan pendapat di
antara mereka yang dapat menimbulkan perpecahan. Hanya orang-orang yang
kurang imannya saja yang mudah berselisih dengan orang yang beriman
lainnya.
Sedangkan arti khususnya adalah bahwa Allah menimbulkan ketenangan hati
pada setiap orang yang bersama Rasulullah ‫ ﷺ‬dalam menghadapi
Perjanjian Hudaibiyyah.
Arti khusus inilah yang dimaksud dalam ayat ini karena ini yang sesuai
dengan sebab turunnya. Allah menerangkan bahwa Dialah yang mengatur dan
menguasai langit dan bumi. Dia mempunyai “tentara langit” dan “tentara
bumi”, yang dapat melaksanakan segala sesuatu yang dikehendaki-Nya.
Tidak ada satu pun dari tentara-Nya yang mengingkari perintah-Nya.
Di antara “tentara-tentara” itu ada yang berupa malaikat, binatang, angin topan,
gempa yang dahsyat, banjir, aneka rupa penyakit, dan sebagainya.
Jika Allah menghendaki, Dia dapat menghancurkan segala sesuatu dengan satu
macam tentara-Nya saja termasuk menghancurkan setan.
Tetapi Dia tidak berbuat demikian, bahkan Dia memerintahkan kepada kaum
Muslimin agar berjihad dan berperang di jalan-Nya. Semuanya itu ditetapkan
sesuai dengan hikmah, tujuan, dan kemaslahatan yang diketahui-Nya,
sedangkan manusia boleh jadi tidak mengetahuinya.

20. QS. Al Hujarat Ayat 11

Artinya :
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah sekumpulan orang laki-laki
merendahkan kumpulan yang lain, boleh Jadi yang ditertawakan itu lebih baik dari
mereka. dan jangan pula sekumpulan perempuan merendahkan kumpulan lainnya,
boleh Jadi yang direndahkan itu lebih baik. dan janganlah suka mencela dirimu
sendiri. dan jangan memanggil dengan gelaran yang mengandung ejekan. seburuk-
buruk panggilan adalah (panggilan) yang buruk sesudah iman dan Barangsiapa yang
tidak bertobat, Maka mereka Itulah orang-orang yang zalim.”

Tafsir Ayat :
Wahai orang-orang yang membenarkan Allah dan RasulNya serta
melaksanakan syariatNya, janganlah orang-orang Mukmin mengejek orang-
orang Mukmin lainnya, karena boleh jadi orang-orang yang diejek adalah lebih
baik daripada yang mengejek. Dan janganlah wanita-wanita yang beriman
mengejek janganlah wanita-wanita yang beriman lainnya, karena boleh jadi
orang-orang yang diejek adalah lebih baik daripada yang mengejek. Janganlah
pula sebagian dari kalian mencela sebagian lainnya, jangan pula sebagian dari
kalian memanggil memanggil sebagian yang lain dengan panggilan (gelar)
yang dia benci. Seburuk-buruk nama dan sifat adalah kefasikan, yaitu
penghinaan, perendahan dan pemanggilan dengan gelar buruk, sesudah kalian
masuk Islam dan memahaminya. Barangsiapa tidak bertaubat dari penghinaan,
perendahan dan pemanggilan dengan julukan buruk, maka mereka adalah
orang-orang yang menzhalimi diri mereka sendiri dengan melanggar larangan-
larangan ini.

21. QS. Ali Imraan Ayat 110


Artinya :
“kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada
yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya
ahli kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara mereka ada yang
beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik”.

22. QS. An Nisa Ayat 77

Artinya :
“tidakkah kamu perhatikan orang-orang yang dikatakan kepada mereka: "Tahanlah
tanganmu (dari berperang), dirikanlah sembahyang dan tunaikanlah zakat!" setelah
diwajibkan kepada mereka berperang, tiba-tiba sebahagian dari mereka (golongan
munafik) takut kepada manusia (musuh), seperti takutnya kepada Allah, bahkan lebih
sangat dari itu takutnya. mereka berkata: "Ya Tuhan Kami, mengapa Engkau
wajibkan berperang kepada kami? mengapa tidak Engkau tangguhkan (kewajiban
berperang) kepada Kami sampai kepada beberapa waktu lagi?" Katakanlah:
"Kesenangan di dunia ini hanya sebentar dan akhirat itu lebih baik untuk orang-
orang yang bertakwa, dan kamu tidak akan dianiaya sedikitpun.”

23. QS. An Nisa Ayat 100

Artinya :
” Barangsiapa berhijrah di jalan Allah, niscaya mereka mendapati di muka bumi ini
tempat hijrah yang Luas dan rezki yang banyak. Barangsiapa keluar dari rumahnya
dengan maksud berhijrah kepada Allah dan Rasul-Nya, kemudian kematian
menimpanya (sebelum sampai ke tempat yang dituju), Maka sungguh telah tetap
pahalanya di sisi Allah. dan adalah Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang ”
24. QS. Ali Imraan Ayat 9

Artinya :
"Ya Tuhan Kami, Sesungguhnya Engkau mengumpulkan manusia untuk (menerima
pembalasan pada) hari yang tak ada keraguan padanya". Sesungguhnya Allah tidak
menyalahi janji.

25. QS. Al Baqarah Ayat 222

Artinya :
“mereka bertanya kepadamu tentang haidh. Katakanlah: "Haidh itu adalah suatu
kotoran". oleh sebab itu hendaklah kamu menjauhkan diri dari wanita di waktu
haidh; dan janganlah kamu mendekati mereka, sebelum mereka suci. apabila mereka
telah Suci, Maka campurilah mereka itu di tempat yang diperintahkan Allah
kepadamu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertaubat dan menyukai
orang-orang yang mensucikan diri.”

26. QS. Ali Imraan Ayat 31

Artinya :
“Katakanlah: "Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah Aku, niscaya Allah
mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu." Allah Maha Pengampun lagi Maha
Penyayang.”

27. QS. Al Ankabut Ayat 45


Artinya :
“bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, Yaitu Al kitab (Al Quran) dan
dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan- perbuatan)
keji dan mungkar. dan Sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar
(keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain). dan Allah mengetahui apa yang kamu
kerjakan.”

28. QS. Taha Ayat 14

Artinya :
“Sesungguhnya aku ini adalah Allah, tidak ada Tuhan (yang hak) selain Aku, Maka
sembahlah aku dan dirikanlah shalat untuk mengingat aku.”

29. QS. Ar Ra’d Ayat 28

Artinya :
“(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan
mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi
tenteram.”

30. QS. Al Baqarah Ayat 125

Artinya :
”dan (ingatlah), ketika Kami menjadikan rumah itu (Baitullah) tempat berkumpul
bagi manusia dan tempat yang aman. dan Jadikanlah sebahagian maqam Ibrahim
tempat shalat. dan telah Kami perintahkan kepada Ibrahim dan Ismail:
"Bersihkanlah rumah-Ku untuk orang-orang yang thawaf, yang i'tikaf, yang ruku'
dan yang sujud".

31. QS. Ali Imraan Ayat 96 – 97


Artinya:
96. Sesungguhnya rumah yang mula-mula dibangun untuk (tempat beribadat)
manusia, ialah Baitullah yang di Bakkah (Mekah) yang diberkahi dan menjadi
petunjuk bagi semua manusia.

97. Padanya terdapat tanda-tanda yang nyata, (di antaranya) maqam Ibrahim;
Barangsiapa memasukinya (Baitullah itu) menjadi amanlah dia; mengerjakan
haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah, Yaitu (bagi) orang yang sanggup
Mengadakan perjalanan ke Baitullah. Barangsiapa mengingkari (kewajiban
haji), Maka Sesungguhnya Allah Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari
semesta alam.

32. QS. At Talaq akhir ayat ke – 2 dan awal ayat ke – 3

Artinya :
2. Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan Mengadakan baginya jalan
keluar.

3. Dan memberinya rezki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. dan Barangsiapa
yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya.
Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan yang (dikehendaki)Nya. Sesungguhnya
Allah telah Mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu.

33. QS. Al Baqarah Ayat 31

Artinya :
“dan Dia mengajarkan kepada Adam Nama-nama (benda-benda) seluruhnya,
kemudian mengemukakannya kepada Para Malaikat lalu berfirman: "Sebutkanlah
kepada-Ku nama benda-benda itu jika kamu mamang benar orang-orang yang
benar!"

34. Tafsir Al Khosim, diriwayatkan oleh Imam Bukhori


35. QS. At Tahrim Ayat 6

Artinya :
“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api
neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-
malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang
diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.”

36. QS. Yusuf Ayat 53

Artinya :
“dan aku tidak membebaskan diriku (dari kesalahan), karena Sesungguhnya nafsu itu
selalu menyuruh kepada kejahatan, kecuali nafsu yang diberi rahmat oleh Tuhanku.
Sesungguhnya Tuhanku Maha Pengampun lagi Maha Penyanyang.”

37. QS. At Tin Ayat 4

Artinya : “Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang


sebaik-baiknya.”
38. QS. Al Baqarah Ayat 30

Artinya :
“ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada Para Malaikat: "Sesungguhnya aku
hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi." mereka berkata: "Mengapa
Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat
kerusakan padanya dan menumpahkan darah, Padahal Kami Senantiasa bertasbih
dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya
aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui."

39. QS. Al Hijr Ayat 28

Artinya :
“dan (ingatlah), ketika Tuhanmu berfirman kepada Para Malaikat: "Sesungguhnya
aku akan menciptakan seorang manusia dari tanah liat kering (yang berasal) dari
lumpur hitam yang diberi bentuk.”

40. QS. Ali Imraan Ayat 33

Artinya :
“Sesungguhnya Allah telah memilih Adam, Nuh, keluarga Ibrahim dan keluarga
'Imran melebihi segala umat (di masa mereka masing-masing)”

41. QS. Al Alaq Ayat 1

Artinya : “bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan”

Tafsir Ayat :
Surat ini adalah yang pertama kali turun pada Rasul –shallallahu ‘alaihi wa
sallam-. Surat tersebut turun di awal-awal kenabian. Ketika itu beliau tidak
tahu tulis menulis dan tidak mengerti tentang iman. Lantas Jibril datang dengan
membawa risalah atau wahyu. Lalu Jibril memerintahkan nabi untuk
membacanya.

42. QS. Al Baqarah Ayat 282


Artinya :
“Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu bermu'amalah tidak secara tunai
untuk waktu yang ditentukan, hendaklah kamu menuliskannya. dan hendaklah
seorang penulis di antara kamu menuliskannya dengan benar. dan janganlah penulis
enggan menuliskannya sebagaimana Allah mengajarkannya, meka hendaklah ia
menulis, dan hendaklah orang yang berhutang itu mengimlakkan (apa yang akan
ditulis itu), dan hendaklah ia bertakwa kepada Allah Tuhannya, dan janganlah ia
mengurangi sedikitpun daripada hutangnya. jika yang berhutang itu orang yang
lemah akalnya atau lemah (keadaannya) atau Dia sendiri tidak mampu
mengimlakkan, Maka hendaklah walinya mengimlakkan dengan jujur. dan
persaksikanlah dengan dua orang saksi dari orang-orang lelaki (di antaramu). jika
tak ada dua oang lelaki, Maka (boleh) seorang lelaki dan dua orang perempuan dari
saksi-saksi yang kamu ridhai, supaya jika seorang lupa Maka yang seorang
mengingatkannya. janganlah saksi-saksi itu enggan (memberi keterangan) apabila
mereka dipanggil; dan janganlah kamu jemu menulis hutang itu, baik kecil maupun
besar sampai batas waktu membayarnya. yang demikian itu, lebih adil di sisi Allah
dan lebih menguatkan persaksian dan lebih dekat kepada tidak (menimbulkan)
keraguanmu. (Tulislah mu'amalahmu itu), kecuali jika mu'amalah itu perdagangan
tunai yang kamu jalankan di antara kamu, Maka tidak ada dosa bagi kamu, (jika)
kamu tidak menulisnya. dan persaksikanlah apabila kamu berjual beli; dan
janganlah penulis dan saksi saling sulit menyulitkan. jika kamu lakukan (yang
demikian), Maka Sesungguhnya hal itu adalah suatu kefasikan pada dirimu. dan
bertakwalah kepada Allah; Allah mengajarmu; dan Allah Maha mengetahui segala
sesuatu.”

Tafsir Ayat :
Ayat ini adalah ayat yang terpanjang dalam al-Quran dan berbicara soal hak manusia.
Yaitu memelihara hak keuangan masyarakat. Menyusuli ayat-ayat sebelumnya
mengenai hukum-hukum ekonomi Islam yang dimulai dengan memacu masyarakat
supaya berinfak dan memberikan pinjaman dan dilanjutkan dengan mengharamkan
riba, ayat ini menjelaskan cara yang benar bertransaksi supaya transaksi masyarakat
terjauhkan dari kesalahan dan kedzaliman dan kedua pihak tidak merugi.
Syarat-syarat yang ditetapkan oleh ayat ini untuk transaksi adalah sebagai berikut
1. Untuk setiap agama, baik hutang maupun jual beli secara hutang, haruslah tertulis
dan berdokumen.
2. Harus ada penulis selain dari kedua pihak yang bertransaksi, namun berpijak pada
pengakuan orang yang berutang.
3. Orang yang berhutang dan yang memberikan pinjaman haruslah memperhatikan
Tuhan dan tidak meremehkan kebenaran dan menjaga kejujuran
4. Selain tertulis, harus ada dua saksi yang dipercayai oleh kedua pihak yang
menyaksikan proses transaksi.
5. Dalam transaksi tunai, tidak perlu tertulis dan adanya saksi sudah mencukupi.

43. QS. Al Baqarah Ayat 2 – 3

Artinya :
2. Kitab (Al Quran) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang
bertaqwa,

3. (yaitu) mereka yang beriman kepada yang ghaib, yang mendirikan shalat, dan
menafkahkan sebahagian rezki yang Kami anugerahkan kepada mereka.

Tafsir Ayat :

Alquran itu adalah kitab yang agung yang tidak ada keraguan
bahwasanya  ia datang dari sisi Allah, maka tidak benar bila ada seseorang
yang ragu-ragu terhadap nya karena begitu jelasnya alquran itu. Dimana orang-
orang yang bertaqwa dapat mengambil manfaat dengannya berupa ilmu yang
bermanfaat dan amal sholeh dan mereka itu adalah orang-orang yang takut
kepada Allah dan mengikuti hukum-hukum-Nya.
Beriman kepada yang gaib. Termasuk di dalamnya beriman kepada
Allah dengan sesungguhnya, menundukkan diri serta menyerahkannya sesuai
dengan yang diharuskan oleh iman itu. Tanda keimanan seseorang, ialah
melaksanakan semua yang diperintahkan oleh imannya itu. Yang gaib, ialah
sesuatu yang tidak dapat dicapai oleh pancaindra.
Pengetahuan tentang yang gaib itu semata-mata berdasar kepada petunjuk-
petunjuk Allah subhanahu wa ta’ala Karena kita telah beriman kepada Allah,
maka kita beriman pula kepada firman-firman dan petunjuk-petunjuk-Nya
Termasuk yang gaib ialah : Allah, Malaikat, hari kiamat, surga, neraka,
mahsyar dan sebagainya. Pangkal iman kepada yang gaib ialah iman kepada
Allah subhanahu wa ta’ala Iman kepada Allah adalah dasar dari pembentukan
watak dan sifat-sifat seseorang manusia agar ia menjadi manusia yang
sebenarnya, sesuai dengan maksud Allah menciptakan manusia.

Mendirikan salat ialah, mengerjakan dan menunaikan salat dengan


menyempurnakan rukun-rukun dan syarat-syaratnya, terus-menerus
mengerjakannya sesuai dengan yang diperintahkan Allah, baik lahir maupun
batin. Yang dimaksud dengan lahir ialah mengerjakan salat sesuai dengan
ketentuan-ketentuan yang telah ditentukan sunah Rasul dan yang dimaksud
dengan batin ialah mengerjakan salat dengan hati, dengan segala ketundukan
dan kepatuhan kepada Allah karena merasakan keagungan dan kekuasaan
Allah yang menguasai dan menciptakan seluruh alam ini sebagai yang
dikehendaki oleh agama. Yang dimaksud Iqamatussalah ialah mengerjakan
salat dengan sempurna, sempurna rukun-rukun, syarat-syarat dan ketentuan-
ketentuan yang lain yang ditentukan oleh agama. Arti asal dari
perkataan salat ialah doa, kemudian dipakai sebagai istilah yang
berarti salat sebagai ibadat yang telah terkenal di dalam agama Islam karena
salat itu banyak mengandung doa.

Menafkahkan sebahagian rezeki yang telah dianugerahkan Allah.


Rezeki ialah segala sesuatu yang dapat diambil manfaatnya. Menafkahkan
sebahagian rezeki ialah memberikan sebahagian rezeki atau harta yang telah
direzekikan Allah kepada orang-orang yang telah ditentukan oleh agama. Harta
yang akan dinafkahkan itu ialah sebahagiannya, tidak seluruh harta. Dalam ayat
ini tidak disebutkan berapa banyak yang dimaksud dengan sebahagian itu,
apakah seperdua, sepertiga, seperempat dan sebagainya. Dalam pada itu Allah
melarang berlaku kikir dan melarang berlaku boros.

44. QS. Ali Imraan Ayat 38 – 39


Artinya :
38. di sanalah Zakariya mendoa kepada Tuhannya seraya berkata: "Ya Tuhanku,
berilah aku dari sisi Engkau seorang anak yang baik. Sesungguhnya Engkau
Maha Pendengar doa".

39. kemudian Malaikat (Jibril) memanggil Zakariya, sedang ia tengah berdiri


melakukan shalat di mihrab (katanya): "Sesungguhnya Allah menggembirakan
kamu dengan kelahiran (seorang puteramu) Yahya, yang membenarkan kalimat
(yang datang) dari Allah, menjadi ikutan, menahan diri (dari hawa nafsu) dan
seorang Nabi Termasuk keturunan orang-orang saleh".

Tafsir Ayat :

(Di sanalah) artinya tatkala Zakaria melihat hal itu dan mengetahui
bahwa Tuhan yang berkuasa mendatangkan sesuatu bukan pada waktu yang
semestinya pasti akan mampu pula mendatangkan anak keturunan dalam usia
lanjut karena kaum keluarganya telah hampir musnah (maka Zakaria pun
berdoa kepada Tuhannya) yakni ketika ia memasuki mihrab untuk salat di
tengah malam (katanya, "Tuhanku! Berilah aku dari sisi-Mu keturunan yang
baik) maksudnya anak yang saleh (sesungguhnya Engkau Maha Mendengar)
dan mengabulkan doa permohonan.

Ketika Zakaria masih berdiri di mihrab, dan baru selesai berdoa.


datanglah kepadanya Malaikat Jibril memberitahukan bahwa Allah subhanahu
wa ta’ala akan menganugerahkan kepadanya seorang anak laki-laki bernama
Yahya. Dialah kelak yang akan membenarkan nabi yang diciptakan dengan
titah Allah, yang lahir tidak menurut sunah Tuhan yang biasa yaitu dengan
melalui adanya ibu dan bapak, yaitu Nabi Isa ‘alaihis salam.
Yahya adalah seorang nabi yang memimpin kaumnya ke arah kemuliaan dan
kebahagiaan. Nabi yang menjauhkan dirinya dari nafsu dan syahwat, karena
semata-mata mengabdi kepada Tuhan. Dia adalah seorang nabi yang lahir dari
keturunan yang mulia yakni nabi-nabi Salawatullahi’alaihim. Diriwayatkan,
bahwa Nabi Yahya sewaktu masih kanak-kanak, pernah berjalan melewati
anak-anak yang sedang bermain. Mereka mengajaknya bermain. Beliau
berkata: Aku diciptakan bukan untuk bermain-main”.
45. QS. Al Mu’minun Ayat 1 – 2

Artinya :
1. Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman,

2. (yaitu) orang-orang yang khusyu' dalam sembahyangnya,

Tafsir Ayat :

46. QS. Al Baqarah Ayat 45 – 46

Artinya :
45. Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. dan Sesungguhnya yang
demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu',

46. (yaitu) orang-orang yang meyakini, bahwa mereka akan menemui Tuhannya, dan
bahwa mereka akan kembali kepada-Nya.

Tafsir Ayat :

Dan mintalah pertolongan atas segala urusan kalian melalui  kesabaran


dengan seluruh jenisnya dan juga shalat, sesungguhnya hal tersebut  amat berat
kecuali bagi orang-orang yang khusyu. Yaitu orang  yang takut kepada Allah
dan mengharapkan apa-apa yang ada di sisi-Nya, serta meyakini bahwa mereka
benar-benar akan berjumpa dengan Tuhan mereka setelah  kematian, dan
bahwasanya mereka akan kembali kepadanya pada hari kiamat untuk
menghadapi perhitungan dan pembalasan amal perbuatan mereka. Yaitu orang
yang takut kepada Allah dan mengharapkan apa-apa yang ada di sisi-Nya, serta
meyakini bahwa mereka benar-benar akan berjumpa dengan Tuhan mereka
setelah  kematian, dan bahwasanya mereka akan kembali kepadanya pada hari
kiamat untuk menghadapi perhitungan dan pembalasan amal perbuatan mereka.

47. Hadist Riwayat Abu Daud No. Hadist 857

Kandungan hadist tersebut :


Telah menceritakan kepada kami 'Ubaidullah bin Mu'adz telah menceritakan
kepada kami ayahku telah menceritakan kepada kami Syu'bah dari Sa'd bin
Ibrahim dia mendengar Abu Salamah bin Abdurrahman dari Abu
Hurairah bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam mengerjakan shalat dluhur
kemudian salam di raka'at kedua, maka di beritahukan kepadanya; "Apakah
anda mengurangi jumlah raka'at shalat?" kemudian beliau melanjutkan dua
raka'at lagi lalu sujud dua kali."

48. QS. Al Ankabut Ayat 45

Artinya :
“bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, Yaitu Al kitab (Al Quran) dan
dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan- perbuatan)
keji dan mungkar. dan Sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar
(keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain). dan Allah mengetahui apa yang kamu
kerjakan.”

Tafsir Ayat :
Dan bacalah apa yang diturunkan kepadamu dari al-Qur’an ini dan amalkanlah
kandungannya, serta laksanakanlah shalat dengan seluruh aturannya.
Sesungguhnya menjaga shalat dengan baik akan menahan orang yang
melakukannya dari terjerumus di dalam maksiat-maksiat dan perbuatan-
perbuatan mungkar. Hal itu dikarenakan orang yang menegakannya, yang
menyempurnakan rukun-rukun dan syarat-syaratnya, hatinya akan bercahaya,
dan keimanan, ketakwaan dan kecintaannya terhadap kebaikan akan
bertambah, dan (sebaliknya) keinginannya terhadap keburukan akan semakin
berkurang atau hilang sama sekali. Dan sungguh mengingat Allah di dalam
shalat dan di tempat lainnya lebih agung dan lebih utama dari segala sesuatu.
Dan Allah mengetahui apa saja yang kalian perbuat, yang baik maupun yang
buruk. Lalu Dia memberikan balasan kepada kalian atas perbuatan tersebut
dengan balasan yang sempurna lagi penuh.

49. QS. Ali Imraan Ayat 102 – 105


Artinya :
102. Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa
kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam Keadaan
beragama Islam.

103. dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah
kamu bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu
dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan, Maka Allah mempersatukan
hatimu, lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah, orang-orang yang
bersaudara; dan kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah
menyelamatkan kamu dari padanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-
Nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk.

104. dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada
kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar;
merekalah orang-orang yang beruntung.

105. dan janganlah kamu menyerupai orang-orang yang bercerai-berai dan


berselisih sesudah datang keterangan yang jelas kepada mereka. mereka Itulah
orang-orang yang mendapat siksa yang berat,

Tafsir Ayat :

Ayat ini merupakan penjelasan terhadap hak Allah Ta’ala dalam takwa,
adapun yang diwajibkan bagi hamba dari ketakwaan itu adalah sebagaimana
yang difirmankan Allah Ta’ala, “fattaqullah mas tatha’tum” (Maka
bertakwalah kepada Allah semampu kamu). Rincian ketakwaan yang terkait
dengan hati dan anggota badan sangat banyak sekali, namun terhimpun dalam
“mengerjakan semua yang diperintahkan Allah dan meninggalkan semua yang
dilarang-Nya”. Kemudian Allah Ta’ala memerintahkan mereka melakukan hal
yang membantu ketakwaan, yaitu bersatu dan berpegang teguh dengan agama
Allah, di samping itu perkataan kaum mukmin adalah sama sambil bersatu
tidak berpecah belah. Bersatunya kaum muslimin di atas agama mereka serta
bersamanya hati dapat memperbaiki agama dan dunia mereka.

Maka dalam ayat ini terdapat larangan untuk bercerai berai dan
perpecahan, dan perintah untuk bermufakat dan bersatu, karena yang
Hak/kebenaran hanya satu, selainnya adalah kejahilan dan kesesatan. Sehingga
menjadi wajib menghilangkan perbedaan dalam agama dan berkelompok,
karena hal itu merupakan kebiasaan jahiliyah. Bahkan tidak hanya itu, segala
sarana yang menjadikan sempurna amr ma’ruf dan nahi munkar, sama
diperintahkan, misalnya menyediakan perlengkapan jihad untuk dapat
mengalahkan musuh, mempelajari ilmu agar dapat mengajak manusia kepada
kebajikan, menuliskan buku-buku yang berisikan ajaran Islam, membangun
madrasah untuk mengajarkan agama, membantu pihak berwenang (dewan
hisbah) mewujudkan syari’at, dsb. Mereka inilah orang-orang yang beruntung,
yakni memperoleh apa yang mereka inginkan dan selamat dari hal yang mereka
khawatirkan. Pada ayat selanjutnya, Allah Subhaanahu wa Ta’aala melarang
mereka bertasyabbuh (menyerupai) Ahli Kitab yang berpecah belah dalam
beragama, terlebih perpecahan mereka terjadi setelah datang keterangan yang
jelas.

50. QS. Al Hasyr Ayat 8

Artinya :
“(juga) bagi orang fakir yang berhijrah yang diusir dari kampung halaman dan dari
harta benda mereka (karena) mencari karunia dari Allah dan keridhaan-Nya dan
mereka menolong Allah dan RasulNya. mereka Itulah orang-orang yang benar.”

Tafsir Ayat :
Ayat ini menerangkan bahwa orang yang berhak memperoleh
pembagian harta fai’ dalam ayat 7 di atas, adalah orang-orang Muhajirin karena
mereka dianggap kerabat Rasulullah ‫ ﷺ‬Mereka sebagai Muhajirin
telah datang ke Medinah mengikuti Rasulullah ‫ ﷺ‬berhijrah
dengan meninggalkan kampung halaman, sanak keluarga, harta benda, dan
handai tolan yang biasa membantu mereka. Di Medinah mereka hidup dalam
keadaan miskin, tetapi mereka adalah pembela Rasul dan pejuang di jalan
Allah. Seakan-akan dengan ayat ini, Allah memerintahkan Nabi Muhammad
agar memperhatikan mereka dengan menyerahkan sebagian fai’ ini untuk
mereka. Kemudian Allah menerangkan sifat-sifat orang-orang Muhajirin itu
sebagai berikut:
1. Orang-orang yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, mereka
menunjukkan ketaatan mereka hanya kepada Allah saja dengan
mengorbankan semua yang mereka miliki hanya untuk mencari keridaan-
Nya.
2. Orang-orang yang rela meninggalkan rumah dan harta bendanya untuk
melaksanakan perintah Allah dan Rasul-Nya
3. Orang-orang yang berani mengorbankan jiwa dan raganya untuk membela
Allah dan Rasul-Nya.
Diriwayatkan bahwa kemiskinan dan penderitaan orang-orang Muhajirin
sedemikian rupa sehingga ada yang mengikatkan tali ke perut mereka untuk
mengurangi rasa lapar. Namun demikian, mereka tidak menampakkan
kemiskinan dan penderitaan mereka kepada orang lain.

51. QS. An Nisa Ayat 77

Artinya :
“tidakkah kamu perhatikan orang-orang yang dikatakan kepada mereka: "Tahanlah
tanganmu (dari berperang), dirikanlah sembahyang dan tunaikanlah zakat!" setelah
diwajibkan kepada mereka berperang, tiba-tiba sebahagian dari mereka (golongan
munafik) takut kepada manusia (musuh), seperti takutnya kepada Allah, bahkan lebih
sangat dari itu takutnya. mereka berkata: "Ya Tuhan Kami, mengapa Engkau
wajibkan berperang kepada kami? mengapa tidak Engkau tangguhkan (kewajiban
berperang) kepada Kami sampai kepada beberapa waktu lagi?" Katakanlah:
"Kesenangan di dunia ini hanya sebentar dan akhirat itu lebih baik untuk orang-
orang yang bertakwa, dan kamu tidak akan dianiaya sedikitpun.”

52. QS. Ar Ra’d Ayat 24

Artinya :
“(sambil mengucapkan): "Salamun 'alaikum bima shabartum". Maka Alangkah
baiknya tempat kesudahan itu.”

53. QS. An Nisa Ayat 103

Artinya :
“Maka apabila kamu telah menyelesaikan shalat(mu), ingatlah Allah di waktu
berdiri, di waktu duduk dan di waktu berbaring. kemudian apabila kamu telah
merasa aman, Maka dirikanlah shalat itu (sebagaimana biasa). Sesungguhnya shalat
itu adalah fardhu yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman.”

54. QS. Al Baqarah Ayat 238

Artinya :
“peliharalah semua shalat(mu), dan (peliharalah) shalat wusthaa. Berdirilah untuk
Allah (dalam shalatmu) dengan khusyu'.”

55. QS. Ar Ra’d Ayat 23

Artinya :
“(yaitu) syurga 'Adn yang mereka masuk ke dalamnya bersama-sama dengan orang-
orang yang saleh dari bapak-bapaknya, isteri-isterinya dan anak cucunya, sedang
malaikat-malaikat masuk ke tempat-tempat mereka dari semua pintu”

56. Hadist Riwayat Bukhari, dari Sayyidina Aiyah Hadist No. Hadist 2008
Kandungan hadist tersebut :
Yahya bin Bukhair telah menceritakan kepada kami : Al – Laits menceritakan
kepada kami, dari ‘Uqail, dari Ibnu Syihab, beliau mengatakan : Abu Salamah
mengabarkan kepadaku : Bahwa Abu Hueairah radhiyallahu ‘anhu
mengatakan Aku mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabsa mengenai bulan ramadhan, “ Siapa saya yang salat terawih dalam
keadaan beriman dan mengharap pahala, maka segala dosanya yang lalu akan
diampuni.

57. Hadist Riyawat Abu Dawud No. Hadist 1369 dan dishahihkan oleh Ibnu Abbas

Kandungan hadist tersebut : Telah menceritakan kepada Kami Muhammad bin


Yahya bin Faris, telah menceritakan kepada Kami Sa'id? bin Sulaiman, telah
menceritakan kepada Kami 'Abbad dari Sufyan bin Husain dari Az Zuhri dari Abu
Umamah bin Sahl dari ayahnya, ia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam
melarang untuk mengambil Ju'rur dan Launu Al Hubaiki (keduanya adalah jenis
kurma yang jelek) untuk zakat. Az Zuhri berkata: itu adalah dua macam kurma
madinah. Abu Daud berkata: Abu Al Walid juga menyebutkan sanad hadits tersebut
dari Sulaiman bin Katsir dari Az Zuhri.

58. Hadist Riwayat Bukhari No. Hadist 181


59. Hadist Riwayat Abu Dawud Mengenai Sholat dibelakang Nabi

60. Hadist Riwayat Muslim No. Hadist 749 diriwayatkan Hadist Riwayat Umar

Artinya : “Shalat malam dua rakaat-dua rakaat. Jika salah seorang dari kalian
khawatir masuk waktu Shubuh, hendaknya dia shalat satu rakaat untuk mengganjilkan
shalat yang telah dia lakukan.” (HR. Bukhari, no. 911, dan Muslim, no. 749)

61. Hadist Riwayat Tirmidzi No. Hadist 586

Artinya :
“Barangsiapa yang melaksanakan shalat shubuh secara berjama’ah lalu ia
duduk sambil berdzikir pada Allah hingga matahari terbit, kemudian ia
melaksanakan shalat dua raka’at, maka ia seperti memperoleh pahala haji dan
umroh.” Beliau pun bersabda, “Pahala yang sempurna, sempurna dan
sempurna.” (HR. Tirmidzi no. 586. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits
ini hasan)

Kandungan isi hadist Mubaarakfuri rahimahullah dalam Tuhfatul Ahwadzi bi Syarh


Jaami’ At Tirmidzi (3: 158) menjelaskan, “Yang dimaksud ‘kemudian ia
melaksanakan shalat dua raka’at’ yaitu setelah matahari terbit. Ath Thibiy berkata,
“Yaitu kemudian ia melaksanakan shalat setelah matahari meninggi setinggi tombak,
sehingga keluarlah waktu terlarang untuk shalat. Shalat ini disebut pula shalat Isyroq.
Shalat tersebut adalah waktu shalat di awal waktu.

62. QS Ali Imraan Ayat 103

Artinya :
“dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu
bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa
Jahiliyah) bermusuh-musuhan, Maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah
kamu karena nikmat Allah, orang-orang yang bersaudara; dan kamu telah berada di
tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari padanya. Demikianlah
Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk.”

63. QS. Al Hujarat Ayat 13


Artinya :
“Hai manusia, Sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan
seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa - bangsa dan bersuku-suku
supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia
diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu.
Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal.”

64. QS. As Saff Ayat 6

Artinya :
“dan (ingatlah) ketika Isa Ibnu Maryam berkata: "Hai Bani Israil, Sesungguhnya aku
adalah utusan Allah kepadamu, membenarkan kitab sebelumku, Yaitu Taurat, dan
memberi khabar gembira dengan (datangnya) seorang Rasul yang akan datang
sesudahku, yang namanya Ahmad (Muhammad)." Maka tatkala Rasul itu datang
kepada mereka dengan membawa bukti-bukti yang nyata, mereka berkata: "Ini
adalah sihir yang nyata."

Anda mungkin juga menyukai