Anda di halaman 1dari 7

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG Kehamilan merupakan masa dimulainya konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari hari pertama haid terakhir. (Prawirohardjo, 2008, p. 89). Kehamilan sebagai keadaan fisiologis dapat diikuti proses patologis yang mengancam keadaan ibu dan janin. Tenaga kesehatan harus dapat mengenal perubahan yang mungkin terjadi sehingga kelainan yang ada dapat dikenal lebih dini. Misalnya perubahan yang terjadi adalah edema tungkai bawah pada trimester terakhir dapat merupakan fisiologis. Namun bila disertai edema ditubuh bagian atas seperti muka dan lengan terutama bila diikuti peningkatan tekanan darah dicurigai adanya pre eklamsi. Perdarahan pada trimester pertama dapat merupakan fisiologis dengan adanya tanda Hartman yaitu akibat proses nidasi blastosis ke endometrium yang menyebabkan permukaan perdarahan berlangsung sebentar, sedikit dan tidak membahayakan kehamilan tetapi dapat merupakan hal patologis yaitu abortus, kehamilan ektopik atau mola hidatidosa (Mansjor, dkk, 2001, p. 254). Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan di seluruh dunia lebih dari 585.000 ibu meninggal tiap tahun saat hamil atau bersalin. Di Indonesia menurut Survai Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2007, angka kematian ibu masih cukup tinggi, yaitu 228 per 100.000 kelahiran hidup.

Prioritas penyebab langsung kematian ibu adalah perdarahan (28%), eklampsia (24%), infeksi (11%), abortus (5%) dan partus lama (5%). Pendarahan menempati persentase tertinggi penyebab kematian ibu, anemia dan kekurangan energi kronis (KEK) pada ibu hamil menjadi penyebab utama terjadinya perdarahan dan infeksi (Profil Kesehatan Indonesia, 2008). Persentase ibu hamil risiko ditangani di Provinsi Jawa Tengah tahun 2006 sebesar 82,92%, lebih tinggi bila dibandingkan dengan target Ibu hamil risiko yang ditangani di Provinsi Jawa Tengah tahun 2005 sebesar 40%. Artinya kejadian kehamilan risiko mengalami peningkatan dari tahun 2005 ke tahun 2006 (Profil Provinsi Jateng, 2006). Kehamilan risiko adalah kehamilan patologi yang dapat

mempengaruhi keadaan ibu dan janin. Dengan demikian, untuk menghadapi kehamilan risiko harus diambil sikap proaktif, berencana dengan upaya promotif dan preventif sampai dengan waktunya harus diambil sikap tegas dan cepat untuk dapat menyelamatkan ibu dan bayinya (Manuaba, 2007, p. 44). Penyebab dari kejadian kehamilan risiko pada ibu hamil adalah karena kurangnya pengetahuan ibu tentang kesehatan reproduksi, rendahnya status sosial ekonomi dan pendidikan yang rendah. Dengan adanya pengetahuan ibu tentang tujuan atau manfaat pemeriksaan kehamilan dapat memotivasinya untuk memeriksakan kehamilan secara rutin. Pengetahuan tentang cara pemeliharaan kesehatan dan hidup sehat meliputi jenis makanan bergizi, menjaga kebersihan diri, serta pentingnya istirahat cukup sehingga dapat mencegah timbulnya komplikasi dan tetap mempertahankan derajat kesehatan

yang sudah ada. Selain itu, ibu dapat meningkatkan pengetahuan tentang tanda kehamilan risiko baik melalui tenaga kesehatan terutama bidan, petugas Posyandu, media massa (televisi, koran, dll), sehingga dapat mengenal risiko kehamilan dan mengunjugi bidan atau dokter sedini mungkin untuk mendapatkan asuhan antenatal (Maulana, 2008, p. 183). Kasus kehamilan risiko banyak ditemukan di masyarakat, tetapi tenaga kesehatan tidak bisa menemukannya satu persatu, karena itu peran serta bidan sangat dibutuhkan dalam mendeteksi ibu hamil risiko. Salah satu tindakan bidan yaitu melalui promosi kesehatan dan pencegahan risiko, seperti pemberian suplemen nutrisi, zat besi, imunisasi tetanus toksoid dan pemberian konseling tentang tanda bahaya kehamilan, dan keluarga berencana. Mendeteksi dan melakukan penatalaksanaan penyakit hipertensi dan diabetes mellitus (Muslihatun, 2009, p. 133). Berdasarkan data yang diperoleh dari Dinas Kesehatan Kota Semarang pada tahun 2009, jumlah ibu hamil sebanyak 25.803 jiwa, ibu hamil yang mengalami risiko sebanyak 1422 jiwa dan tidak risiko sebanyak 24.381 jiwa yang bersumber dari 37 Puskesmas. Dari 37 Puskesmas tersebut, Puskesmas yang tertinggi jumlah ibu hamil risiko adalah Puskesmas Bangetayu sebanyak 132 jiwa dari 1297 ibu hamil (Dinas Kesehatan Kota Semarang, 2009). Dari data PWS-KIA yang diperoleh di Puskesmas Bangetayu tahun 2009 jumlah ibu hamil sebanyak 809 orang, yang mengalami risiko sebanyak 154 orang yang terdiri dari 6 kelurahan meliputi Kelurahan Bangetayu Kulon

jumlah ibu hamil sebanyak 153 orang yang mengalami risiko sebanyak 40 (26%) dan tidak risiko sebanyak 113 (74%) ibu hamil, Bangetayu Wetan jumlah ibu hamil 160 orang yang mengalami risiko sebanyak 57 (36%) dan tidak risiko sebanyak 103 (64%) ibu hamil, Sembungharjo jumlah ibu hamil 147 orang yang mengalami risiko sebanyak 21 (14%) dan tidak risiko sebanyak 126 (86%) ibu hamil, Penggaron Lor jumlah ibu hamil 105 orang yang mengalami risiko sebanyak 14 (13%) dan tidak risiko sebanyak 91 (87%) ibu hamil, Kudu jumlah ibu hamil 112 orang yang mengalami risiko sebanyak 9 (8%) dan tidak risiko sebanyak 103 (92%) ibu hamil, dan Kelurahan Karangroto jumlah ibu hamil 132 orang yang mengalami risiko sebanyak 13 (9,8%) dan tidak risiko sebanyak 119 (90,2%) ibu hamil. Dari studi pendahuluan yang di laksanakan pada tanggal 4 Maret 2010 dengan metode wawancara dari 4 orang ibu hamil yang memeriksakan kehamilan, didapatkan hasil 3 orang (75%) berpengetahuan kurang baik dan 1 orang (25%) berpengetahuan cukup tentang kehamilan risiko. Berdasarkan latar belakang diatas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai Gambaran Pengetahuan Ibu Hamil tentang Kehamilan Risiko di Puskesmas Bangetayu Kecamatan Genuk Kota Semarang Tahun 2010.

B. RUMUSAN MASALAH Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat diambil rumusan masalah yaitu: Bagaimana Gambaran Pengetahuan Ibu Hamil tentang Kehamilan Risiko di Puskesmas Bangetayu Kecamatan Genuk Kota Semarang Tahun 2010?.

C. TUJUAN PENELITIAN 1. Tujuan Umum Untuk mengetahui gambaran pengetahuan ibu hamil tentang kehamilan risiko di Puskesmas Bangetayu Kecamatan Genuk Kota Semarang. 2. Tujuan Khusus a. Mengidentifikasi karakteristik ibu hamil risiko meliputi umur, pendidikan, pekerjaan dan pendapatan. b. Mengidentifikasi tingkat pengetahuan ibu hamil risiko tentang pengertian, tanda dan macam-macam kehamilan berisiko c. Mengidentifikasi tingkat pengetahuan ibu hamil risiko berdasarkan umur d. Mengidentifikasi tingkat pengetahuan ibu hamil risiko berdasarkan pendidikan e. Mengidentifikasi tingkat pengetahuan ibu hamil risiko berdasarkan pekerjaan. f. Mengidentifikasi tingkat pengetahuan ibu hamil risiko berdasarkan pendapatan.

D. MANFAAT PENELITIAN Hasil penelitiam ini diharapkan dapat memberikan manfaat: 1. Bagi Peneliti Peneliti dapat mengaplikasikan ilmu yang diperoleh selama mengikuti pembelajaran. 2. Bagi Puskesmas Bangetayu Kecamatan Genuk Kota Semarang a. Sebagai masukan bagi tenaga kesehatan serta bantuan dalam memberikan materi penyuluhan mengenai pengetahuan ibu hamil tentang kehamilan risiko. b. Sebagai bahan program selanjutnya terutama mengenai kehamilan risiko. 3. Bagi Institusi a. b. Sebagai referensi, bacaan dan pengarah bagi penelitian kebidanan. Dapat digunakan sebagai tambahan ilmu dan dasar untuk melakukan penelitian lebih lanjut. c. Melalui kader kesehatan diharapkan hasil penelitian ini dapat menambah pengetahuan dan pemahaman ibu hamil tentang kehamilan risiko.

E. KEASLIAN PENELITIAN Tabel 1.1 keaslian penelitian


Judul Tingkat pengetahuan kader kesehatan tentang deteksi dini risiko tinggi ibu hamil di Kecamatan Banyubiru Kabupaten Semarang. (Permatasari,Lina, 2005) Gambaran pengetahuan ibu hamil tentang kehamilan risiko tinggi di Polindes Kemuning Desa Tasikmadu Kecamatan Palang Tuban. (Nuryanti, Iin, 2006) Tujuan Untuk mengetahui tingkat pengetahuan kader kesehatan tentang deteksi dini risiko tinggi ibu hamil. Untuk mengetahui gambaran pengetahuan ibu hamil tentang risiko tinggi kehamilan. Objek Kader kesehatan di Kecamatan Banyubiru Kabupaten Semarang. Ibu hamil di Polindes Kemuning Desa Tasikmadu Kecamatan Palang Tuban. Variabel Tingkat pengetahuan kader kesehatan tentang deteksi dini risiko tinggi ibu hamil. Gambaran pengetahuan ibu hamil tentang kehamilan risiko tinggi. Jenis penelitian Jenis penelitian ini adalah deskriptif. Hasil penelitian Hasil penelitian yang diketahui bahwa dari 191 kader, sebagian besar tingkat pengetahuan kader tentang deteksi dini risiko tinggi ibu hamil adalah berpengetahuan cukup (45,03%), terkecil (20,94%) adalah tingkat pengetahuan kader kurang. Hasil penelitian yang diketahui bahwa responden paling banyak terdapat pada usia reproduksi yaitu umur antara 20-30 tahun (usia produktif) dengan latar belakang pendidikan SMA sedangkan dilihat dari pekerjaan didapatkan paling banyak ibu hamil sebagai ibu rumah tangga.

Jenis penelitian ini adalah deskriptif dengan responden 20 ibu hamil.

Dalam penelitian sebelumnya objek yang diteliti adalah Kader kesehatan di Kecamatan Banyubiru Kabupaten Semarang, karateristik kader berdasarkan umur dan pendidikan. Ibu hamil di Polindes Kemuning Desa Tasikmadu Kecamatan Palang Tuban, jumlah responden 20 ibu hamil, karakteristik ibu hamil berdasarkan umur, pendidikan dan pekerjaan. Dalam penelitian sekarang objek yang diteliti adalah Ibu hamil di Puskesmas Bangetayu Kecamatan Genuk Kota Semarang dengan jumlah responden 57 ibu hamil, karateristik ibu hamil berdasarkan umur, pendidikan, pekerjaan dan pendapatan. 7

Anda mungkin juga menyukai