Anda di halaman 1dari 10

TUGAS MAKALAH MATA KULIAH

KESEHATAN REPRODUKSI DAN KESEHATAN IBU DAN ANAK

TENTANG “SAFE MOTHERHOOD”

Dosen Pengampu Mata Kuliah : Ida Rumawat, S.SiT.,M.Kes

NAMA ANGGOTA KELOMPOK 4 :

ANDRI PRAYITNO (15110133)

INTAN FRANSISCA MILENIA (18110050)

TESSA THEOFILE SHARDA (18110064)

RIFKY UTOKOY (18110067)

RAHEL DESY NATALIA (18110076)

MARTA PANUMARU (18110083)

PROGRAM STUDI S1 KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS RESPATI YOGYAKARTA

2018/2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa yang senantiasa memberikan nikmat
kepada hamba-Nya, sehingga kita dapat menyelesaikan makalah mengenai perilaku
kesehatan ini dengan sebaik-baiknya.

Makalah ini berisi tentang pengertian, tujuan/manfaat, sasaran, ruang lingkup,


kegiatan/strategi, indikator, serta peran kita sebagai calon tenaga kesehatan masyarakat dalam
program safe motherhood di Indonesia.

Kami juga mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu
dalam menyelesaikan makalah ini, Khususnya untuk dosen mata kuliah kesehatan
reproduksi(kespro) dan kesehatan ibu dan anak (KIA) yang terhormat ibu Ida Rumawat,
S.SiT.,M.Kes.

Kami memohon maaf apabila dalam makalah ini terdapat kesalahan dalam penulisan
maupun materi yang dituliskan. Makalah ini jauh dari kata sempurna, untuk itu kami
mengharapkan kritik dan saran agar makalah ini bisa lebih baik lagi.

Yogyakarta, 11 April 2019

Penulis,
DAFTAR ISI

Kata Pengantar

Daftar Isi

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

1.2 Rumusan Masalah

1.3 Tujuan

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Safe Motherhood

2.2 Tujuan/manfaat Safe Motherhood

2.3 Sasaran Safe Motherhood

2.4 Ruang Lingkup

2.5 Strategi Untuk Menurunkan Angka Kematian Ibu

2.6 Indikator

2.7 Peran kita dalam program safe motherhood

BAB III PENUTUP

3.1 Simpulan

Daftar Pustaka
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Safe Motherhood merupakan upaya yang dilakukan untuk mencegah angka kematian
ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB) berkurang. Angka kematian ibu dan bayi di
negara berkembang dan negara maju ternyata masih tinggi. Banyak hal yang menyebabkan
angka kematian pada ibu dan bayi ini masih tinggi seperti kurangnya layanan kesehatan,
minimnya pengetahuan, dan faktor-faktor lain.

Sebagai seorang perempuan sangat penting untuk mengetahui hal-hal tentang


kehamilan dan kesehatan janinnya. Hal ini merupakan salah satu upaya untuk mencegah
angka kematian ibu dan bayi yang tinggi. Mendiagnosis secara dini ketika terjadi masalah
kehamilan, menangani secara cepat ketika dalam keadaan bahaya.

Pelayanan kesehatan mempunyai peranan penting dalam program-program yang


dijalankan pemerintah dalam mengatasi masalah angka kematian ibu dan bayi. Walaupun
program ini sudah dicanangkan sejak dulu, namun sampai saat ini program safe motherhood
belum menunjukkan hasil yang memuaskan dan hanya beberapa persen saja. Program safe
motherhood perlu mendapat dukungan dari semua pihak agar program ini dapat membuahkan
hasil yang baik.

1.2 Rumusan Masalah

 Apa definisi safe motherhood?


 Apa ruang lingkup safe motherhood?
 Apa tujuan dan strategi dari kegiatan safe motherhood?

1.3 Tujuan

 Untuk mengetahui definisi safe motherhood


 Untuk mengetahui ruang lingkup safe motherhood
 Untuk mengetahui tujuan dan strategi dalam program safe motherhood
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Safe Motherhood

Safe Motherhood adalah standar upaya atau tindakan yang dilakukan agar kehamilan
perempuan/wanita berjalan lancar atau dengan kata lain untuk menyelamatkan agar
kehamilan dan persalinannya sehat dan aman.

2.2 Tujuan/Manfaat
Dalam arti luas tujuan Safe Motherhood dan Making Pregnency Safer itu sama, yaitu
melindungi hak reproduksi dan hak asasi manusia dengan mengurangi beban kesakitan,
kecacatan dan kematian yang berhubungan dengan kehamilan dan persalinan yang
sebenarnya dapat dicegah dan tidak perlu terjadi.
Dapat dilihat bahwa Tujuan upaya Safe Motherhood adalah menurunkan angka
kesakitan dan kematian ibu hamil, bersalin, nifas, dan menurunkan angka kesakitan dan
kematian bayi baru lahir. Upaya ini terutama ditunjukan pada negara yang sedang
berkembang karena 99% kematian ibu di dunia terjadi di negara-negara tersebut.

2.3 Sasaran
Adapun sasaran dari Safe Motherhood adalah
1. Mencegah/memperkecil kemungkinan wanita menjadi hamil
2. Mencegah/memperkecil kemungkinan wanita hamil mengalami komplikasi
dalampersalinan
3. Mencegah/memperkecil kematian wanita yang mengalami komplikasi dalam
kehamilan/persalinan

2.4 Ruang Lingkup


WHO mengembangkan konsep Four Pillars of Safe Motherhood untuk
menggambarkan ruang lingkup upaya penyelamatan ibu dan bayi (WHO, 1994). Empat
pilar upaya Safe Motherhood tersebut adalah keluarga berencana, asuhan antenatal,
pelayanan bersih dan aman dan pelayanan obstetri esensial.

2.5 Kegiatan/Strategi Menurunkan Kematian Ibu


Tingginya angka kasus kematian ibu sebenarnya bukanlah masalah yang terbilang
baru. Upaya penanganan kasus kematian ibu merupakan diskursus level global yang telah
diperbincangkan sejak abad ke 17. Dalam penelitiannya yang berjudul “Death in
Childbed from the Eighteent Century to 1935,” Loudon menjelaskan bahwa catatan-
catatan terkait kasus kematian ibu mulai muncul pada awal abad ke-17, seiring dengan
berkembangnya praktik kebidanan di masyarakat Inggris (Loudon, 1986). Akan tetapi,
komitmen masyarakat global terkait penanganan kasus kematian ibu agaknya baru hadir
di akhir abad ke-20. Pada tahun 1987, kekhawatiran terkait dampak dari tingginya kasus
kematian ibu mendorong WHO dan organisasi-organisasi internasional lain untuk
melahirkan The Safe Motherhood Initiative (Women & Children First, 2015).

Konsep safe motherhood sendiri mencakup serangkaian upaya, praktik, protokol, dan
panduan pemberian pelayanan yang didesain untuk memastikan perempuan menerima
layanan ginekologis, layanan keluarga berencana, serta layanan prenatal, delivery, dan
postpartum yang berkualitas, dengan tujuan untuk menjamin kondisi kesehatan sang ibu,
janin, dan anak agar tetap optimal pada saat kehamilan, persalinan, dan pasca-melahirkan
(USAID, 2005). Mengacu pada modul yang disusun oleh The Health Policy Project
(2003), konsep safe motherhood sendiri memiliki enam pilar utama, yaitu:

1. Keluarga Berencana – Memastikan bahwa baik individu maupun pasangan memiliki


akses terhadap informasi, dan layanan keluarga berencana untuk merencanakan
waktu, jumlah, dan jarak kehamilan.
2. Perawatan Antenatal – Menyediakan vitamin, imunisasi, dan memantau faktor-faktor
risiko yang dapat menyebabkan komplikasi kehamilan; serta memastikan bahwa
segala bentuk komplikasi dapat terdeteksi secara dini, dan ditangani dengan baik.
3. Perawatan Persalinan – Memastikan bahwa tenaga kesehatan yang terlibat dalam
proses persalinan memiliki pengetahuan, kemampuan, dan alat-alat kesehatan untuk
mendukung persalinan yang aman; serta menjamin ketersediaan perawatan darurat
bagi perempuan yang membutuhkan, terkait kasus-kasus kehamilan berisiko dan
komplikasi kehamilan.
4. Perawatan Postnatal – Memastikan bahwa perawatan pasca-persalinan diberikan
kepada ibu dan bayi, seperti bantuan terkait cara menyusui, layanan keluarga
berencana, serta mengamati tanda-tanda bahaya yang terlihat pada ibu dan anak.
5. Perawatan Post-aborsi – Mencegah terjadinya komplikasi, memastikan bahwa
komplikasi aborsi terdeteksi sejak dini dan ditangani dengan baik, membahas tentang
permasalahan kesehatan reproduksi lain yang dialami oleh pasien, serta memberikan
layanan keluarga berencana jika dibutuhkan.
6. Kontrol Infeksi Menular Seksual (IMS), HIV dan AIDS – mendeteksi, mencegah, dan
mengendalikan penularan IMS, HIV dan AIDS kepada bayi; menghitung risiko
infeksi di masa yang akan datang; menyediakan fasilitas konseling dan tes IMS, HIV
dan AIDS untuk mendorong upaya pencegahan; dan – jika memungkinkan –
memperluas upaya kontrol pada kasus-kasus transmisi IMS, HIV dan AIDS dari ibu
ke bayinya.

The Safe Motherhood Initiative inilah yang kemudian digunakan sebagai basis
Program Gerakan Sayang Ibu, atau yang biasa disebut sebagai Program GSI. Program
Gerakan Sayang Ibu merupakan sebuah “gerakan” untuk mengembangkan kualitas
perempuan – utamanya melalui percepatan penurunan angka kematian ibu – yang
dilaksanakan bersama-sama oleh pemerintah dan masyarakat (Syafrudin dalam Priyadi
dkk, 2011). Tujuan utama dari Program GSI adalah peningkatan kesadaran masyarakat,
yang kemudian berdampak pada keterlibatan mereka secara aktif dalam program-program
penurunan AKI; seperti menghimpun dana bantuan persalinan melalui Tabungan Ibu
Bersalin (Tabulin), pemetaan ibu hamil dan penugasan donor darah pendamping, serta
penyediaan ambulan desa (Syafrudin dalam Priyadi dkk, 2011). Berbeda dengan The Safe
Motherhood Initiative yang terkesan sangat struktural, program GSI justru menekankan
keterlibatan masyarakat sipil dalam upaya-upaya untuk menurunkan AKI.

2.6 Indikator

Indikator Upaya Penurunan Angka Kematian Ibu

Indikator Dampak :

1. Angka Kematian Ibu (MMR/ Maternal Mortality Ratio)


2. Rate Kematian Ibu (MMR/Maternal Mortality Rate)
3. Resiko Kematian Ibu Seumur Hidup (lifetime Risk)
4. Proporsi Kematian Ibu Pada Wanita Usia Reproduksi (Proportinal Mortality Ratio)

Indikator Proses, Output, Outcome :

1. Indikator proses : % bidan terlatih penanganan kegawatan obstetric


2. Indikator output: indikator hasil layanan : cakupan yan. Antenatal dan pertolongan
linakes
3. Indikator outcome : proporsi komplikasi obstetri yg mendptkan pelayanan adekuat
dan case fatality rate dari komplikasi obstetri

2.7 Peran Tenaga Kesehatan Masyarakat dalam SAFE MOTHERHOOD

Peran petugas kesehatan masyarakat dalam pemberdayaan kader sangat penting. Upaya
dalam penurunan angka kematian ibu, bayi dan anak, petugas kesehatan wajib bermitra
dengan kader, karena kader yang berada dan dikenal oleh ma syarakat setempat. Pembinaan
dan pengemba ngan kader diperlukannya unsur kesukarelaan, karena kader bertugas secara
sosial. Akan tetapi tidak berarti seorang kader tidak memerlukan penghargaan baik yang
bersifat non-material ataupun yang bersifat material. Oleh karena itu, perlu dikembangkan
suatu sistem penghargaan, di mana fungsi sebagai kader merupakan sesuatu yang
menimbulkan kebanggaan dan kepuasan.

Adanya kader sebagai mitra, dapat membantu pemerintah dalam mengatasi masalah
kesehatan yang ada dimasyarakat terutama penurunan angka kematian ibu (AKI), karena
pemerintah tidak mungkin mangatasi masalah ini tanpa bantuan dari masyarakat. Apapun
peranan petugas kesehatan masyarakat dalam meningkatkan kesehatan masyarakat secara
mandiri tidak dapat berjalan lancar tanpa adanya partisipasi aktif dari kader dan masyarakat.
Pemberdayaan masyarakat telah diakui oleh Departemen Kesehatan untuk mendorong
kemandirian masyarakat agar hidup sehat mengetahui dan cepat tanggap terhadap
permasalahan kesehatan yang ada dimasyarakat, walaupun kader belum sepenuhnya
menggunakan tujuh prinsip pemberdayaan masyarakat sebagai upaya pemberdayaan
masyarakat. Kader dalam melakukan kegiatan pemberdayaan lebih berupa upaya
peningkatan pengetahuan, bukan pada cepat dalam mengambil keputusan dan memudahkan
akses terhadap pelayanan kesehatan.

Oleh karena itu, tenaga kesehatan perlu memberikan advokasi dalam meningkatkan
pemberdayaan masyarakat untuk melakukan pemasaran sosial tentang bagaimana menjaga
kesehatan selama masa kehamilan, secara periodik sehingga kader lebih percaya diri dalam
pemberdayaan masyarakat. Pendekatan secara kuratif dan rehabilitatif oleh petugas
kesehatan tidak mungkin dapat menuntaskan masalah penurunan angka kematian ibu, bayi
dan anak di Indonesia, akan tetapi peran petugas kesehatan masyarakat yang bermitra
dengan kader dan masyarakat secara aktif dan berkesinambngan yang berperan secara
promotif dan preventif, mungkin dapat meningkatkan kesehatan ibu dan menekan angka
kematian bayi dan anak di suatu masyarakat tanpa mengabaikan kuratif dan rehabilitatif.

Peran petugas kesehatan masyarakat dalam pemberdayaan masyarakat bidang kesehatan


bersama kader dan masyarakat diharapkan dapat menanggulangi empat terlalu dan tiga
terlambat melalui usaha promotif dan preventif. Upaya promotif dan preventif pada
kelompok remaja sangat diperlukan. Kehamilan yang terlalu muda masih terjadi yaitu pada
kelompok remaja (15-19 tahun) adalah 1,97 persen pada pedesaan (2,71%) lebih tinggi
dibandingkan perkotaan (1,28%). Pada pasangan usia subur pencegahan terjadinya
kehamilan juga harus terus dipromosikan dengan membentuk masyarakat mandiri sadar
dengan menggunakan alat kontrasepsi.

Proporsi penggunaan KB di Indonesia dari Rikesdas tahun 2010 (55,8%) dan Rikesdas
2013 (59,7%), secara umum terjadi peningkatan dalam tiga tahun terakhir. Penggunaan KB
di tahun 2013 bervariasi menurut propinsi. Proporsi penggunaan KB terendah di propinsi
Papua (19,8%) dan tertinggi di Lampung (70,5%)(2). Penanggulangan tiga terlambat juga
tidak terlepas dari pemberdayaan masyarakat, dengan program – program yang ada
dimasyarakat. Pembentukan desa yang mandiri membuat masyarakat tanggap terhadap
tanda bahaya persalinan, kultur masyarakat umumnya meminta nasihat kepada anggota
keluara yang dituakan, karena tingkat persepsi dan pengetahuan yang dituakan dalam
kondisi kritis ini terbatas, maka keputusan merujuk terlambat diambil. Membawa ibu hamil
ke pelayanan kesehatan dengan transportasi yangtersedia dari rumah, sehingga
keterlambatan
BAB III

KESIMPULAN

3.1 KESIMPULAN
1. Safe Motherhood adalah standar upaya atau tindakan yang dilakukan agar
kehamilan perempuan/wanita berjalan lancar atau dengan kata lain untuk
menyelamatkan agar kehamilan dan persalinannya sehat dan aman.
2. WHO mengembangkan konsep Four Pillars of Safe Motherhood untuk
menggambarkan ruang lingkup upaya penyelamatan ibu dan bayi (WHO, 1994).
Empat pilar upaya Safe Motherhood tersebut adalah keluarga berencana, asuhan
antenatal, pelayanan bersih dan aman dan pelayanan obstetri esensial.
3. Dalam arti luas tujuan Safe Motherhood dan Making Pregnency Safer itu sama,
yaitu melindungi hak reproduksi dan hak asasi manusia dengan mengurangi beban
kesakitan, kecacatan dan kematian yang berhubungan dengan kehamilan dan
persalinan yang sebenarnya dapat dicegah dan tidak perlu terjadi. Dapat dilihat
bahwa Tujuan upaya Safe Motherhood adalah menurunkan angka kesakitan dan
kematian ibu hamil, bersalin, nifas, dan menurunkan angka kesakitan dan
kematian bayi baru lahir. Upaya ini terutama ditunjukan pada negara yang sedang
berkembang karena 99% kematian ibu di dunia terjadi di negara-negara tersebut.

DAFTAR ISI
file:///C:/Users/Acer/Downloads/2849-6238-1-SM.pdf

https://www.academia.edu/11318817/Safe_Motherhood

https://www.google.com/search?safe=strict&biw=1366&bih=657&ei=XgW9XJL_MpL7z7s
PjL6t2A0&q=peran+tenaga+kesehatan+masyarakat+dalam+safe+motherhood&oq=peran
+tenaga+kesehatan+masyarakat+dalam+safe+motherhood&gs_l=psy-

http://jurnal.fkm.unand.ac.id/index.php/jkma/article/view/190/179

Anda mungkin juga menyukai