Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

KEMAJUAN DAN TANTANGAN DALAM


MAKING PREGNANCY SAFER

Dosen Pembimbing : Marliah S.ST.,M.Keb


Disusun oleh:
Aprilda Mitha Nuryyah (A1A220002)
Melinda Tiifu Hehega (A1A220012)
Reski Amelia Putri Agustin (A1A220026)

PROGRAM STUDI SARJAN KEBIDANAN


FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
UNIVERSITAS MEGAREZKY MAKASSAR
TAHUN AJARAN 2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat ALLAH SWT yang telah melimpahkan rahmat
dan hidayahnya sehingga kami dari kelompok sepuluh dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul “KEMAJUAN DAN TANTANGAN DALAM MAKING PREGNANVY SAFER".
Makalah ini diajukan guna memenuhi tugas semester enam dan bertujuan untuk sebagai
informasi serta untuk menambah wawasan khususnya untuk mengetahui apa kemajuan dan
tantangan dalam making pregnanvy safer. Kami menyadari dalam penyusunan makalah ini
masih jauh dari sempurna karena kurangnya pengalaman, pengetahuan, dan terbatasnya
referensi yang kami dapatkan. Oleh karena itu, kami mohon maaf yang sebesar-besarnya atas
kesalahan maupun kekurangan yang terdapat dalam makalah ini.

Kami akan menerima dengan senang hati masukan-masukan, kritik serta saran yang
membangun untuk penyempurnaan makalah ini. Akhir kata, kami berharap semoga makalah
ini bermanfaat, menambah wawasan, dan dapat digunakan sebagai pembelajaran bagi kita
semua.

Makassar, 22 Maret 2023

penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR……………………………………………………………………………………………………………………………2
DAFTAR ISI………………………………………………………………………………………………………………………………………..3
BAB I PENDAHULUAN……………………………………………………………………………………………………………………….4
A. Latar Belakang…………………………………………………………………………………………………………………….…4
B. Rumusan Masalah……………………………………………………………………………………………………………………..4
C. Tujuan………………………………………………………………………………………………………………………………………..4

BAB II PEMBAHASAN………………………………………………………………………………………………………………………...6
A. Trend global dan distribusi angka kesakitan dan kematia ibu…………………………………………………6
B. Dampak HIV/AIDS, malaria, dan tuberculosis terhadap angka kematian ibu………………………………8
C. Strategi dan teknik yang sering digunakan dalam memperbaiki angka kematian ibu…….…….10

D. Hambatan dan tantangan dalam usaha mengurangi angka kematian ibu ……………………………….11

BAB III PENUTUP………………………………………………………………………………………………………………………………14


A. Kesimpulan…………………………………………………………………………………………………………………………..14
B. Saran…………………………………………………………………………………………………………………………….........14

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………………………………………………………………….15
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
MPS (Making Pregnancy Safer) merupakan suatu program yang dimana fokus
terhadap kehamilan yang aman, agar mengurangi resiko yang terjadi terhadap ibu dan
anak. Ini merupakan suatu komitmen untuk mengurangi beban global akibat
kematian, kesakitan, dan kecacatan yang tidak perlu terjadi, yang berhubungan
dengan komplikasi kehamilan, persalinan, dan selama nifas. MPS mengharapkan agar
ibu hamil, melahirkan dan dalam masa setelah persalinan mempunyai akses terhadap
tenaga kesehatan yang terlatih, yaitu profesi kesehatan yang terakreditasi seperti
bidan, dokter, atau perawat yang telah menempuh pendidikan dan dilatih untuk
menguasai keterampilan.
Keterampilan yang dibutuhkan dalam menangani kehamilan normal tanpa
komplikasi, persalinan dan periode segera setelah melahirkan dan dalam
pengidentifikasian, pengelolaan dan rujukan atas komplikasi yang diderita oleh ibu
dan anak. Bagian departemen MPS, dengan lebih dari 120 staf di seluruh dunia
memiliki tujuan untuk mengurangi AKI, dalam mengurangi resiko kematian saat
kehamilan dan di saat melahirkan. MPS bekerja dalam koridor untuk mencapai
Millennium Development Goals (MDGs) dalam poin 4 yaitu mengurangi kematian
anak dan 5 meningkatkan kesehatan ibu, dengan meningkatkan kerjasama dan
mengimplementasikan esensi-esensi dasar dari MPS untuk menyelamatkan proses
kehamilan dan melahirkan yang aman di negara-negara berkembang tersebut. Dalam
kerjasamanya dengan pihak-pihak terkait MPS juga mendukung upaya-upaya negara
berkembang1untuk1memperkuat sistem kesehatan mereka.

B. Rumusan Masalah
1. Tren global dan distribusi angka kesakitan dan kematian ibu?
2. Dampak HIV/AIDS, malaria, tuberculosis terhadap angka kematian ibu?
3. Stratedi dan teknik yang sering digunakan dalam memperbaiki angka kematian
ibu?
4. Hambatan dan tantangan dalam usaha untuk mengurangi angka kematian ibu?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui tren global dan distribusi angka kesakitan dan kematian ibu.
2. Untuk mengetahui dampak HIV/AIDS, malaria, tuberculosis terhadap angka
kematian ibu.
3. Untuk mengetahui stratedi dan teknik yang sering digunakan dalam memperbaiki
angka kematian ibu.
4. Untuk mengetahui hambatan dan tantangan dalam usaha untuk mengurangi angka
kematian ibu.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Tren Global Dan Distribusi Angka Kesakitan Dan Kematian Ibu
Peningkatan Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) merupakan salah satu upaya
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) guna mencapai tujuan
pembangunan kesehatan melalui RPJMN 2010-2015 dan mendukung pencapaian
Millenium Development Goals (MDG's) tahun 2015 (UNDP, 2014). Angka kematian
ibu merupakan salah satu target yang telah ditentukan dalam tujuan MDG's yaitu
tujuan kelima, meningkatkan kesehatan ibu di mana target yang akan dicapai sampai
tahun 2015 adalah mengurangi sampai 34 resiko jumlah kematian ibu (UNDP, 2014).
AKI di Indonesia berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013 sebesar
359/100.000 KH, meningkat dibandingkan data Riskesdas tahun 2010 sebesar
226/100.000 KH (Riskesdas, 2013),
Penyebab utama kematian ibu secara global diklasifikasikan menjadi penyebab
langsung dan penyebab tidak langsung (WHO, 2014c). Penyebab langsung biasanya
berkaitan dengan komplikasi obstetri dari kehamilan, persalinan atau nifas. Penyebab
tidak langsung seperti anemia, malaria dan penyakit jantung dan kondisi ibu yang
yang mempersulit kehamilan seperti sifilis, TBC, diabetes, ketergantungan obat, dan
gangguan kardiovaskular bawaan (CDC, 2014). Penyebab kematian ibu di Indonesia
antara lain disebabkan oleh perdarahan sebanyak 28%, eklampsi sebanyak 24%,
infeksi sebanyak 11%, komplikasi masapuerperium sebanyak 8%, Abortus 5%, partus
lama 5%, Emboli obstetrik 3 % dan lain-lain 11% (Kemenkes RI, 2011b).
Kematian ibu merupakan permasalahan dinamis, semakin meningkat jumlah
populasi ibu hamil, semakin meningkat pula jumlah kematian ibu (Campbell dan
Wendy, 2006). Meningkatnya populasi ibu hamil seharusnya diimbangi dengan
peningkatan kualitas dan kuantitas penyediaan layanan kesehatan (Pettersson dan
Lidbom, 2014). Banyak faktor yang ikut berkontribusi terhadap angka kematian ibu
adalah kemiskinan, tingkat pendidikan ibu, penyakit yang diderita ibu, jumlah tenaga
kesehatan yang tersedia, pelayanan kesehatann yang didapatkan oleh ibu maternal
(hamil, bersalin, dan nifas) dan lain-lain (Sooka et al, 2011).
 Penyebab Kematian Ibu

Menurut Mochtar (1998) dalam Kirana (2013), penyebab kematian ibu


dapat dikelompokkan menjadi:
1. Sebab Obstetri Langsung Sebab obstetri langsung adalah kematian ibu
karena akibat langsung dari penyakit penyulit pada kehamilan, persalinan, dan
nifas; misalnya karena infeksi, eklampsi, perdarahan, emboli air ketuban,
trauma anastesi, trauma operasi, dan sebagainya.
2. Sebab Obstetri Tidak Langsung Sebab obstetri tidak langsung adalah
kematian ibu akibat penyakit yang timbul selama kehamilan, persalinan, dan
nifas. Misalnya anemia, penyakit kardiovaskular, serebrovaskular, hepatitis
infeksiosa, penyakit ginjal, dan sebagainya. Termasuk juga penyakit yang
sudah ada dan bertambah berat selama kehamilan.
3. Sebab Bukan Obstetri Sebab bukan obstetri adalah kematian ibu hamil,
bersalin, dan nifas akibat kejadian-kejadian yang tidak ada hubungannya
dengan proses reproduksi dan penanganannya. Misalnya karena kecelakaan,
kebakaran, tenggelam, bunuh diri, dan sebagainya.
4. Sebab Tidak Jelas Sebab tidak jelas adalah kematian ibu yang tidak dapat
digolongkan pada salah satu yang tersebut di atas. Dari penyebab- penyebab di
atas, dapat pula dibagi dalam dua golongan, yaitu:
a. Kematian yang dapat dicegah disebut juga preventable maternal death atau
avoidable factors, adalah kematian ibu yang seharusnya dapat dicegah jika
penderita mendapat pertolongan atau datang pada saat yang tepat sehingga
dapat ditolong secara profesional dengan fasilitas dan sarana yang cukup.
b. Kematian yang tidak dapat dicegah atau unpreventable maternal death,
adalah kematian ibu yang tidak dapat dihindari walaupun telah dilakukan
segala daya upaya yang baik.

 Skema Terjadinya Kematian Ibu

Skema kondisi kematian ibu yaitu:


1. Seorang wanita harus dalam periode masa subur Semakin banyak ibu
melahirkan, semakin banyak bayi yang lahir maka akan menambah jumlah
populasi. populasi jumlah wanita usia subur mempengaruhi jumlah kehamilan
2. Ada konsepsi maka kehamilan terjadi Saat terjadi konsepsi maka kehamilan
akan terjadi, kehamilan dapat di cegah dengan menggunakan alat kontrasepsi
3. Kehamilan menyebabkan komplikasi muncul Saat terjadi kehamilan, ibu
lebih berisiko untuk mengalami komplikasi sehingga perlu untuk melakukan
pemeriksaan ANC, pemeriksaan ANC bertujuan untuk mendeteksi peluang
komplikasi yang munkin akan terjadi saat persalinan maupun pascapersalin.
4. Kegagalan mengelola komplikasi memuncak menjadi kematian ibu.
Kegagalan mengelola komplikasi sering terjadi pada ibu yang melahirkan
tanpa bantuan tenaga kesehatan dan persalinan bukan di fasilitas kesehatan.

 Faktoryang mempengaruhi kematian ibu

Faktor-faktor yang mempengaruhi kematian ibu adalah sebagai berikut


(Mochtar, 1998).
1. Faktor Umum
Perkawinan, kehamilan, dan persalinan di luar kurun waktu reproduksi yang
sehat, terutama pada usia muda. Risiko kematian pada kelompok umur di
bawah 20 tahun dan pada kelompok di atas 35 tahun adalah tiga kali lebih
tinggi dari kelompok umur reproduksi sehat, yaitu 20-34 tahun.
2. Faktor Paritas
Ibu dengan riwayat hamil dan bersalin lebih dari enam kali (grande multipara)
berisiko delapan kali lebih tinggi mengalami kematian.
3. Faktor Perawatan Antenatal
Kesadaran ibu hamil untuk memeriksakan kandungannya masih rendah. Hal
ini menyebabkan faktor risiko yang sebenarnya dapat dicegah menjadi
meningkat atau memperburuk keadaan ibu.
4. Faktor Penolong
Sekitar 70-80% persalinan masih ditolong oleh dukun beranak. Setelah
persalinan terlantar dan tidak dapat maju dengan disertai komplikasi kemudian
dikirim ke fasilitas kebidanan yang memadai.
5. Faktor Sarana dan Fasilitas
Sarana dan fasilitas rumah sakit, penyediaan darah dan obat-obatan yang
murah masih ada yang belum terjangkau oleh masyarakat.
2.2 Dampak HIV/AIDS, Malaria, Dan Tuberculosis Terhadap Angka Kematian Ibu

a. Dampak HIV/AIDS
Penyakit HIV/AIDS bisa menurunkan produktivitas ibu hamil usia produktif dan
berisiko pula dalam menghasilkan generasi bangsa yang juga menderita penyakit
menular tersebut. Kejadian HIV/AIDS pada ibu hamil akan menghambat pencapaian
target Rancangan Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019 di
bidang kesehatan pada 3 poin meliputi: angka kematian ibu, angka kematian bayi
serta prevalensi kasus HIV.
1. Dampak Pada Anak
a. Gangguan tumbuh kembang.
b. Kematian meningkat.
C. Penyakit seumur hidup, isu kepatuhan berobat.
d. Stigma sosial.

2. Dampak Pada Ibu


a. Stigma sosial.
b. Kematian meningkat.
Bayi yang mendapat ASI eksklusif mengalami kemungkinan tes HIV (+)
lebih tinggi setelah usia 200 hari setelah lahir di bandingkan dengan bayi yang
tidak pernah mendapat ASI.

b. Dampak Malaria
Proses kehamilan yang menjadi faktor individu akan memperberat kasus malaria
yang dialami oleh ibu hamil, dan seorang ibu hamil yang menderita malaria akan
berpengaruh pada proses kehamilan dan kelainan pada bayi yang baru dilahirkan.
Infeksi malaria pada ibu hamil dapat menyebabkan anemia pada ibu dan janinnya,
serta bayi dengan berat badan lahir rendah. Risiko Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR)
pada ibu dengan malaria meningkat dua kali dibandingkan dengan ibu hamil tanpa
malaria. Hal ini dapat meningkatkan angka kematian ibu dan bayi. Komplikasi infeksi
malaria pada kehamilan dapat berupa abortus, bayi dengan berat badan lahir rendah,
anemia, edema paru (sembab atau penimbunan cairan di jaringan paru- paru),
gangguan fungsi ginjal, dan malaria kongenital.
c. Tuberculosis
Tuberkulosis paru pada kehamilan seperti tuberkulosis paru umumnya masih
merupakan problem kesehatan masyarakat Indonesia maupun negara-negara yang
sedang berkembang lainnya. Penyakit ini perlu diperhatikan dalam kehamilan, karena
penyakit ini masih merupakan penyakit rakyat sehingga masalah pada wanita itu
sendiri, bayinya dan masyarakat sekitarnya. Adanya infeksi dapat dibuktikan dengan
terjadinya perubahan reaksi tuberkulin dari negatif menjadi positif.
Kelanjutan setelah infeksi primer tergantung kuman yang masuk dan besarnya
respon daya tahan tubuh (imunitas seluler). Pada umumnya daya tahan reaksi tersebut
dapat menghentikan kuman TBC. Meskipun demikian ada beberapa kuman akan
menetap sebagai kuman persisten atau dormant (tidur). Kadang-kadang daya tahan
tubuh tidak mampu menghentikan pekembangan kuman, akibatnya dalam beberapa
bulan, yang bersangkutan akan menjadi penderita tuberkulosis. Masa inkubasi, yaitu
waktu yang diperlukan mulai terinfeksi sampai menjadi sakit, diperkirakan sekitar 6
bulan.
2.3 Strategi Dan Teknik Yang Sering Digunakan Dalam Memperbaiki Angka Kematian
Ibu
Dalam rangka menurunkan angka kematian ibu (AKI) di Indonesia, Kementerian
Kesehatan menetapkan lima strategi operasional yaitu penguatan Puskesmas dan
jaringannya; penguatan manajemen program dan sistem rujukannya; meningkatkan
peran serta masyarakat; kerjasama dan kemitraan; kegiatan akselerasi dan inovasi
tahun 2011; penelitian dan pengembangan inovasi yang terkoordinir.
Menkes menambahkan terkait strategi keempat yaitu kegiatan akselerasi dan
inovasi tahun 2011, upaya yang dilakukan Kementerian Kesehatan yaitu:
1. Kerjasama dengan sektor terkait dan pemerintah daerah telah menindaklanjuti
Inpres no. 1 Tahun 2010 Tentang Percepatan Pelaksanaan Prioritas Pembangunan
Nasional dan Inpres No. 3 tahun 2010 ” Tentang Program Pembangunan Yang
Berkeadilan melalui kegiatan sosialisasi, fasilitasi dan advokasi terkait percepatan
pencapaian MDGs. Akhir tahun 2011, diharapkan propinsi dan kabupaten/kota telah
selesai menyusun Rencana Aksi Daerah dalam percepatan pencapaian MDGs yaitu
mengentaskan kemiskinan ekstrim dan kelaparan, mengurangi tingkat kematian anak,
meningkatkan kesehatan ibu, memerangi HIV/AIDS dan penyakit menular lainnya.
2. Pemberian Bantuan Operasional Kesehatan (BOK), dengan adanya BOK,
pelayanan “outreach” di luar gedung terutama pelayanan KIA-KB dapat lebih
mendekati masyarakat yang membutuhkan.
3. Kesehatan Masyarakat (IPKM) berupa indikator komposit (status kesehatan,
perilaku, lingkungan dan akses pelayanan kesehatan) yang digunakan untuk
menetapkan kabupaten/kota yang mempunyai masalah kesehatan.
4. Penempatan tenaga strategis (dokter dan bidan) dan penyediaan fasilitas kesehatan
di Daerah Terpencil, Perbatasan, Kepulauan (DTPK), termasuk dokter plus, “mobile
team”.
Selain itu menurut Menkes, pada tahun 2011 Kementerian Kesehatan akan
meluncurkan Jaminan Persalinan (Jampersal) yang mencakup pemeriksaan
kehamilan, pelayanan persalinan, nifas, KB pasca persalianan, dan neonatus. Melalui
program ini, persalinan oleh tenaga kesehatan di fasilitas diharapkan meningkat,
demikian pula dengan pemberian ASI dini, perawatan bayi baru lahir, pelayanan nifas
dan KB pasca persalinan.
2.4 Hambatam Dan Tantangan Dalam Usaha Untuk Mengurangi Angka Kematian Ibu

Sebagian masyarakat terkendala dengan iuran dan kepesertaan BPJS, ibu hamil
yang tinggal dipedesaan mengalami kesulitan dalam mengakses pelayanan kesehatan
karena keterbatasan biaya transportasi untuk pergi ke pusat pelayanan kesehatan.
Telah diketahui bahwa ada beberapa penyebab kematian ibu, karena sebab langsung
dan tidak langsung. Alasan utama kematian ibu adalah preeklamsi, penyakkit jantung,
penyakit lain, infeksi dan pendarahan. Kematian akibat preeklamsi ibu meningkat,
dan penyakit jantung. Dalam penelitian ini penyakit jantung menjadi penyebab utama
kematian pada ibu tertinggi sejumlah 25 % dan berdampak signifikan tentang angka
kematian ibu. Kematian ibu juga sebagian besar disebabkan penyakit yang
memperburuk kondisi ibu, emboli air ketuban, kehamilan ektopik, baby blues+
malnutrisi dan ketuban pecah dini cakupan bahan kependudukan semacam KTP dan
Kartu Kelurag,sehingga tidak dapat didaftrakan sebagai peserta BPJS.
Upaya penurunan kematian ibu sesuai perencanaan dengan menjaga kegiatan usaha
kenaikan presentase ibu hamil seperti: kelompok ibu hamil, bekerjasama dengan
PKK,pemerintah daerah,mengantar jemput ibu hamil dan bersalin dengan ambulance
desa ( Cuma-cuma), pelayanan terpadu bagi ibu hamil, dan pertemuan kader. Rapat
penataan tersebut meliputi promosi kesehatan, penyuluhan wanita hamil serta
bersalin, memeriksa wanita hamil serta bersalin,kelengkapan serta pengunaan catatan
KIA, pendaftaran dan pelaporan. Dari sisi pelaksanaan mengembangkan partisipasi
lewat sector, lewat program dan warga dalam kegaiatan promosi kesehatan melalui
pertemuan- pertemuan, sedangkan sisi pengendalian tetap berfungsi dengan baik
untuk mengatur jadwal rutin agar dipatuhi.
Pada umumnya sebagaian ibu hamil sudah ada pengetahuan, tetapi sedikit kurang
menguasai serta harapan untuk mengenali tanda bahaya sudah ada. Oleh karena itu,
diperlukan upaya untuk memberdayakan dan mensosialisasikan ibu hamil untuk
mengubah perilaku merawat diri selama proses masa kehamilan. Ketersediaan
pelayanan kesehatan juga dapat mengurangi risiko kematian ibu, sebagai pertahanan,
jumlah bidan yang bekerja dipedasaan dapat ditingkatkan sehingga mengurangi
kemungkinan kematian ibu. Dengan meningkatnya pengetahuan dan kesadaran ibu
hamil, diharapkan dapat menurunkan angka kematian ibu.
Ada bebrapa hambatan dan tantangan yang di miliki oleh tenaga kesehatan dalam
usaha untuk mengurangi angka kematian ibu:
a.Sosial dan Budaya:
Masih kurangnya pengetahuan masyarakat terkait perawatan kehamilan, persalinan
dan pasca persalinan. Pemahaman masyarakat tentang kehamilan adalah persoalan
yang kesehatannya, di mana ketika ibu sudah hamil besar tidak ada perlakuan khusus
terhadap ibu tersebut, dan tetap saja masih menjalankan aktifitasnya. Masyarakat
beranggapan pekerjaan tersebut sudah hal yang biasa.

Persepsi masyarakat terhadap tenaga bidan bahwa bidan masih relatif muda, dan
masyarakat cenderung merasa kurang percaya dengan bidan tersebut karena belum
berpengalaman dalam membantu persalinan. Begitu juga dengan bidan, tampaknya
juga merasa kurang percaya diri dan lebih bersikap hati-hati dengan dukun setempat.
Mereka masih ada perasaan khawatir terhadap dukun yang dianggap mempunyai
kemampuan lebih, dimana dukun tidak hanya membantu ibu melahirkan tapi dia juga
ilmu untuk bisa menahan kelahiran. Selanjutnya masyarakat menyatakan bahwa
pendekatan tenaga kesehatan kepada masyarakat masih dianggap kurang dan perlu
peningkatan.

b. Masih rendahnya pengembangan dan pemanfaatan potensi lokal dalam upaya


perawatan kesehatan ibu hamil dan bersalin.
Rendahnya pengembangan dan pemanfaatan potensi lokal yang bisa digunakan
dalam mengatasi berbagai persoalan kehamilan, sementara lembaga kesehatan yang
ada di nagari ini justru belum bisa dimanfaatkan secara maksimal. Persoalan
transportasi misalnya kondisi jalan dan jarak yang harus ditempuh akan memakan
biaya cukup besar.
Persoalan pemahaman akan kemampuan dan pengalaman seorang bidan sangat
menentukan sistem pelayanan kesehatan yang dilakukan tenaga kesehatan tersebut.
Keterbatasan ekonomi juga sering menjadi alasan mengapa masyarakat relatif enggan
dan jarang meminta pelayanan persalinan kepada bidan, disamping persoalan
kepercayaan yang relatif masih sulit untuk dihilangkan. Masih kuatnya kepercayaan
masyarakat terhadap tenaga dukun ini, juga didukung oleh masih lemahnya
penyuluhan kesehatan yang terprogram yang dilakukan oleh tenaga kesehatan dan
fasilitas kesehatan yang ada.
c. Potensi Sumber Daya Lokal Yang Bisa Dimanfaatkan Dalam Upaya Mengurangi
Resiko Kematian Ibu.
Potensi sumberdaya lokal yang bisa dimanfaatkan di lokasi penelitian antara lain
adalah;
1) keberadaan dukun beranak di dalam masyarakat di lokasi penelitian masih
dipercayai oleh masyarakat;
2) jumlah dukun beranak lebih banyak dibandingkan dengan tenaga kesehatan.

Persoalan yang sering dihadapi selama ini adalah masih kuatnya beberapa tradisi
yang harus dilakukan ibu hamil ketika meminta pertolongan dengan dukun, yang
dalam ilmu kesehatan dianggap bertentangan dan tidak sesuai dengan petunjuk
kesehatan. Misaltradisi adanya kewajiban mandi bagi seorang ibu yang baru selesai
persalinan untuk mandi, walaupun di tengah malam sekalipun. Sebagai sebuah tradisi,
maka persoalan seperti ini seharusnya dipahami secara arif, karena bisa saja dibalik
kebiasaan tersebut terselip sebuah pesan dan tujuan tertentu. Sebagai sebuah tradisi,
maka “melarang” dan “meniadakan” kebiasaan ini juga akan membuat pengetahuan
dengan faham bertolak belakang yang ingin disodorkan juga akan mengalami
resistensi. Pentingnya memiliki tabungan menjelang persalinan, tetap harus
disosialisasikan sebagai pemahaman dasar kepada ibu hamil dan keluarganya.

d. Pola interaksi dan komunikasi yang berbasiskan sosial budaya masyarakat.


Terkait dengan pola interaksi dan komunikasi yang dilakukan di tengah masyarakat,
perlu adanya pemahaman mendalam akan nilai-nilai sosial-budaya yang berkembang
ditengah masyarakat. Pemahaman akan nilai-nilai sosial-budaya ini tidak saja terkait
dengan tata cara berkehidupan di tengah masyarakat, tetapi juga terkait dengan tata
cara dalam menjalankan dan melaksanakan pekerjaan dan program yang ada
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pemberdayaan masyarakat khususnya pemberdayaan dukun, posyandu, polindes,
pemberdayaan pos obat desa atau warung obat desa merupakan strategi yang paling
jitu dalam rangka menuju persalinan aman 2010 mengingat prioritas pembangunan
kesehatan dewasa ini di arahkan pada penurunan angka kematian ibu bersalin.
Menurut kami pendapat tokoh masyarakat dan pamong, dampaknya belum terlalu
dirasakan oleh masyarakat, tetapi pendapat masyarakat bahwa hasilnya telah
dirasakan oleh masyarakat dengan naiknya jumlah kunjungan ibu hamil ke fasilitas
pelayanan kesehatan maternal di didesa.
B. Saran
Demikianlah pokok bahasan makalah ini yang dapat kami paparkan. Besar harapan
kami makalah ini dapat bermanfaat untuk orang banyak. Karena keterbatasan
pengetahuan dan referensi, Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna.
Oleh karena itu saran dan kritik yang membangun sangat diharapkan agar makalah ini
dapat disusun menjadi lebih baik lagi dimasa yang akan datang.
DAFTAR PUSTAKA
https://scholar.google.co.id/scholar?
hl=id&as_sdt=0%2C5&q=trend+global+dan+distribusi+angka+kesakitan+ibu
&btnG=#d=gs_qabs&t=1679375144699&u=%23p%3Dmaoi69Y9BgUJ
https://books.google.co.id/books?
id=vRaUEAAAQBAJ&pg=PA20&dq=faktorfaktor+yang+mempengaruhi+an
gka+kematian+ibu.&hl=id&newbks=1&newbks_redir=0&source=gb_mobile_
search&sa=X&ved=2ahUKEwiY6f6yh-
39AhXfTmwGHVsxBHsQuwV6BAgIEAc
https://scholar.google.co.id/scholar?hl=id&as_sdt=0%2C5&q=dampak+HIV
%2FAIDS+malaria+dan+tuberculosis+terhadap+angka+kematian+ibu&btnG=
#d=gs_qabs&t=1679375786351&u=%23p%3Dv9Sl_3MSsbAJ
https://books.google.co.id/books?
id=hhrIDwAAQBAJ&printsec=frontcover&dq=dampak+hiv/
aids+pada+angka+kematian+ibu&hl=id&newbks=1&newbks_redir=0&source
=gb_mobile_search&sa=X&ved=2ahUKEwjt2IGPnO39AhX_UWwGHU6dA
TEQ6AF6BAgDEAM#v=onepage&q=dampak%20hiv%2Faids%20pada
%20angka%20kematian%20ibu&f=false
https://books.google.co.id/books?
id=jbCcEAAAQBAJ&pg=PA63&dq=dampak+malaria+pada+angka+kematia
n+ibu&hl=id&newbks=1&newbks_redir=0&source=gb_mobile_search&sa=X
&ved=2ahUKEwj07pbFmO39AhXnTmwGHf4AyMQ6AF6BAgIEAM#v=on
epage&q=dampak%20malaria%20pada%20angka%20kematian
%20ibu&f=false
https://scholar.google.co.id/scholar?
hl=id&as_sdt=0%2C5&q=Manajemen+TBC+dalam+Kehamilan+&btnG=#d=
gs_qabs&t=1679408751692&u=%23p%3DFc5ALLyB07sJ
https://books.google.com/books?
hl=id&lr=&id=5IzrDwAAQBAJ&oi=fnd&pg=PP1&dq=hambatan+dan+tanta
ngan+dalam+usaha+untuk+mengurangi+angka+kematian+ibu&ots=esWxQL
b2mA&sig=JrXi6UWd5k4mekLaEoyIBYKYSmI
https://books.google.com/books?
hl=id&lr=&id=AAavEAAAQBAJ&oi=fnd&pg=PA45&dq=hambatan+dan+ta
ntangan+dalam+usaha+untuk+mengurangi+angka+kematian+ibu&ots=_K8W
ccBJIs&sig=HPDZn73bZNQVXX4V4ijPh4bCiXk
http://ejournal.litbang.kemkes.go.id/index.php/kespro/article/viewFile/
3878/3723

Anda mungkin juga menyukai