Menjamin kehidupan yang sehat dan mendorong kesejahteraan bagi semua orang disegala usia merupakan salah satu dari empat tujuan SDGs (Sustainable Development Goals) yang berkaitan dengan kesehatan yang termasuk dalam indikator Sistem Kesehatan Nasional yaitu Angka kematian Ibu dan Bayi di Indonesia masih menempati posisi tertinggi bila dibandingkan negara-negara tetangga di Asia Tenggara. Menurut SDKI tahun 2012 AKI di Indonesia sebesar 359/100.000 KH dan AKB sebesar 32/1.000 KH. Jawa Timur menempati posisi ke lima di Indonesia dalam menyumbang AKI sebesar 93,25/100.000 KH. dan Kabupaten Malang menempati posisi ke enam dari 38 kabupaten dan kota di Jawa Timur dalam menyumbang AKI dan AKB yaitu sebesar 27/100.000 KH dan 162/1.000 KH. Faktor yang berkontribusi terhadap kematian ibu, secara garis besar dapat dikelompokkan menjadi penyebab langsung dan penyebab tidak langsung. Penyebab langsung kematian ibu adalah faktor yang berhubungam dengan komplikasi kehamilan, persalinan dan nifas seperti perdarahan, preeklamsia/eklamsia, infeksi, persalinan macet dan abortus. sedangkan penyebab tidak langsung kematian ibu adalah faktor-faktor yang memperberat keadaan ibu hamil seperti Empat Terlalu (Terlalu Muda, Terlalu Tua, Terlalu sering Melahirkan dan Terlalu Dekat Jarak Kelahiran) dan yang mempersulit proses penanganan kedaruratan kehamilan, persalinan dan nifas seperti Tiga Terlambat (Terlambat mengenali tanda bahaya dan mengambil keputusan, Terlambat mencapai fasilitas kesehatan dan Terlambat dalam penanganan kegawatdaruratan). Faktor lain yang berpengaruh adalah ibu hamil yang menderita penyakit menular seperti malaria, HIV/AIDS, Tuberkulosis, Sifilis dan penyakit tidak menular seperti Hipertensi, Diabetes Militus, Jantung, Gangguan Jiwa maupun yang mengalami Kekurangan Gizi. Selain itu masih terdapat masalah dalam penggunaan konrasepsi. Menurut data SDKI tahun 2012, angka unmet-need sebesar 8,5 %. Kondisi ini merupakan salah satu
1 2
faktor penyebab terjadinya kehamilan yang tidak diinginkan dan aborsi
yang tidak aman, yang pada akhirnya dapat menyebabkan kesakitan dan kematian ibu. Menurut SDKI tahun 2012 jumlah kematian ibu muda kebanyakan meninggal akibat melakukan aborsi. Hal ini dikarenakan tingginya kawin mudan dan perilaku seks bebas yang mencapai 77%. Selain itu, faktor kematian ibu hamil juga dikarenakan terjadinya eklamsia atau kejang karena tekanan darah tinggi pada kehamilan, yang disebabkan tidak mendapat penanganan yang tepat akibat minimnya pengetahuan ibu terhadap tanda dan bahaya pada kehamilan. Faktor kedua yang paling rentan adalah perdarahan. Apabila perdarahan pada ibu bersalin terlambat ditangani, kematian menjadi resiko yang tidak terelakkan, karena seorang ibu yang mengalami perdarahan usai melahirkan perlu bantuan darah dengan golongan darah yang sesuai. Hal ini erat kaitannya dengan faktor yang mempersulit ibu yang lebih dikenal dengan 3T. Angka Kematian Bayi menurut Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012 adalah 32 kematian per 1.000 kelahiran hidup dan kematian balita adalah 40 kematian per 1.000 kelahiran hidup. Penyebab kematian bayi paling banyak terjadi karena asfiksia, BBLR, infeksi dan kelainan kongenital. Salah satu faktor yang sangat mempengaruhi terjadinya kematian pada bayi kemampuan dan keterampilan penolong persalinan, sesuai dengan pesan pertama kunci Making Pregnancy Safer (MPS) yaitu setiap persalinan hendaknya ditolong oleh tenaga kesehatan terlatih. Faktor lainnya karena kurangnya pengetahuan dan perilaku masyarakat yang tidak mengenali tanda bahaya dan terlambat membawa bayi dan balita yang sakit ke fasilitas kesehatan. Berbagai upaya yang aman dan dan efektif untuk mencegah dan mengatasi penyebab utama kematian BBL adalah pelayanan antenatal yang berkualitas, asuhan persalinan normal/dasar dan pelayanan kesehatan neonatal oleh tenaga profesional. Dalam hal menurunkan AKI dan AKB di Indonesia, pemerintah telah banyak meluncurkan program-program Kesehatan untuk menekan AKI dan AKB. Program-program tersebut sangat dibutuhkan kerjasama dari berbagai sektor dimana terjadi kesinambungan antara fasilitas 3
kesehatan dan tenaga kesehatan. Bidan merupakan salah satu ujung
tombak dalam menurunkan AKI dan AKB karena bidan yang bersentuhan langsung dengan ibu dan bayi. Untuk itu sangat diperlukan asuhan yang komprehensif atau berkesinambungan sehingga kasus yang terjadi di lapangan tidak hanya mengobati tetapi juga mencegah dan menangani secara dini jika ditemukan suatu komplikasi.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka didapatkan rumusan
masalah “Bagaimana gambaran Asuhan Kebidanan Pada Ny”K” Usia 25 Tahun secara komprehensif Dari Hamil Trimester III sampai dengan Penggunaan Alat Kontrasepsi?”.
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan Umum Mampu memberikan asuhan yang komprehensif mulai dari kehamilan Trimester III, persalinan, Nifas, BBL, dan KB sehingga bisa mencegah komplikasi, meningkatkan derajat kesehatan ibu dan bayinya, dengan menggunakan pendekatan manajemen kebidanan. 1.3.2 Tujuan Khusus 1. Melakukan Pengkajian Antenatal Care secara komprehensif menggunakan metode SOAP 2. Melakukan Pengkajian Intranatal Care secara komprehensif menggunakan metode SOAP 3. Melakukan Pengkajian Postnatal Care secara komprehensif menggunakan metode SOAP 4. Melakukan Pengkajian pada Bayi baru lahir secara komprehensif menggunakan metode SOAP 5. Melakukan Pengkajian KB secara komprehensif menggunakan metode SOAP 4
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Bagi Responden Dapat memahami tentang pentingnya berpartisipasi, mengetahui tanda dan gejala serta komplikasi dalam kehamilan Trimester III, persalinan, masa nifas, neonates dan KB, Sehingga dapat segera ditangani.
1.4.2 Bagi Peneliti
Dapat menerapkan pengetahuan seputar kehamilan Trimester III, persalinan, masa nifas, neonatus dan KB untuk meningkatkan derajat kesehatan ibu dan keluarga. 1.4.3 Bagi Institusi Pendidikan Sebagai masukan bagi ilmu kebidanan terutama asuhan terhadap ibu hamilTrimester III, bersalin, nifas, BBL, dan KB serta pola hidup sehat khususnya. 1.4.4 Bagi Institusi Kesehatan Sebagai tambahan informasi tentang pola hidup yang sehat dan asuhan yang diberikan pada ibu hamilTrimester III sampai penggunaan kontrasepsi. 1.4.5 Bagi Masyarakat Sebagai tambahan informasi dan pemahaman dari masyarakat yang kurang memahami tentang asuhan mulai dari kehamilanTrimester III, bersalin, nifas, BBL, dan KB.
1.4.6 Bagi Peneliti Selanjutnya
Sebagai data awal untuk penelitian selanjutnya dan sebagai informasi tentang asuhan kebidanan yang benar pada ibu hamil hingga penggunaan kontrasepsi KB.