Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PRAKTEK LAPANG DI

PT. SYNGETA PASURUAN


INDONESIA

MATA KULIAH
TEKNIK PENYIMPANAN DAN PENGEMASAN BENIH

Disusun oleh :
Moh. Zaini Mu’in ( A41120370 )

Golongan :A
Dosen :1. Dwi Rahmawati, SP, MP
2. Mochamat Bintoro…
Pembimbing :1.Prayitno, SP
2. Saiful Muklis, SP

PROGAM STUDI TEKNIK PRODUKSI BENIH


JURUSAN PRODUKSI PERTANIAN
POLITEKNIK NEGERI JEMBER
2014
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Fieldtrip adalah sebuah perjalanan lapangan atau ekskursi, yang dikenal
sebagai perjalanan sekolah. Pengertian lainnya fieltrip adalah perjalanan oleh
sekelompok orang ke tempat jauh dari lingkungan yang normal mereka. Tujuan
perjalanan biasanya pengamatan untuk melakukan penelitian pendidikan, non
eksperimental atau untuk menyediakan mahasiswa diluar kegiatan yang biasa
dilaksanakan dimasing – masing perguruan tinggi. Field Trip yang dilaksanakan
adalah untuk mengetahui Teknik Penyimpanan Dan Pengemasan Benih. Dalam
Teknik Produksi Benih kegiatan terencana untuk pemeliharaan plasma nutfah
terhadap macam – macam benih tanaman sangatlah penting karena benih yang
disimpan dapat di tanam lagi pada saat musim tanamnya.
Praktek lapang merupakan kegiatan kampus yang wajib untuk dilaksanakan
difakultas pertanian yang dikenal dengan (FIELDTRIP), karena dengan adanya
praktek lapang semua mahasiswa dapat mengenal pabrik – pabrik, industri, instansi
benih dan teknologi yang di terapkan di pabrik, industri, dan instansi tersebut
khususnya mahasiswa Politeknik Negeri Jember yang lebih difokuskan pada
pengolahan (Teknik Penyimpanan Dan Pengemasan) benih setelah di panen,
pengujian mutu benih, hingga pengemasan benih. Sehingga mahasiswa mampu dan
dapat mengetahui proses perlakuan benih mulai dari panen hingga pengemasan
yang efektif dan efisien serta mendapatkan produktivitas yang optimum. Dalam
kunjungan praktek lapang ini mahasiswa Teknik Produksi Benih mengunjungi PT
Syngenta Indonesia yang berada di Jalan Raya Raci Bangil kota pasuruan Jawa
Timur.
1.2 Tujuan

Adapun tujuan dari kegiatan praktek lapang ini antara lain adalah :
Mengetahui informasi tentang Perusahaan dan Menambah wawasan atau
ilmu pengetahuan dan pengalaman mahasiswa dalam bidang atau ruang lingkup
perbenihan serta dapat mengetahui proses pengolahan benih mulai benih baru di
panen hingga siap untuk di kirim.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Sejarah Perusaan


Syngenta adalah sebuah nama baru yang lahir dari 2 akar berbeda. “Syn”
berasal dari bahasa Yunani, mencerminkan sinergi dan sintesa, integrasi dan
konsolidasi kekuatan. ‘Genta’ menyangkut kemanusiaan dan individu, berasal dari
bahasa Latin ‘gens’, untuk menyebut orang-orang atau komunitas. Sehingga, di
Syngenta kami berkomitmen ‘menyatukan orang-orang untuk mencapai satu tujuan
bersama’.
Meskipun Syngenta merupakan sebuah perusahaan dengan nama baru,
namun kami telah memiliki sejarah panjang. Senyatanya, bila akar kami ditelusuri
jauh ke belakang, semuanya bermula dari tahun 1758 ketika Johann Rudolf Geigy-
Gemuseus membuka sebuah bisnis kimia di Basel Swiss, diikuti pendirian Sandoz
pada tahun 1876, Ciba tahun 1884 dan Imperial Chemical Industries (ICI) pada
tahun 1926.
Periode selanjutnya, Ciba dan Geigy bergabung membentuk Ciba di tahun
1970, sedangkan pemecahan perusahaan ICI menghasilkan Zeneca di tahun 1993.
Di tahun 1996 Ciba dan Sandoz bergabung membentuk Novartis yang diikuti
penggabungan Zeneca dengan Astra membentuk Astra Zeneca di tahun 1999.
Warisan Syngenta dibentuk dari keahlian dan inovasi-inovasi dari Novartis
Agribusiness dan Zeneca Agrochemicals, dua nama terkemuka di dalam industri
agribisnis. Pengalaman dan pengetahuan Syngenta yang mendalam, memperkuat
posisi kami sebagai pemimpin dunia baru dalam penyediaan merek-merek dan
solusi-solusi inovatif kepada para petani, pangan dan rantai penyediaan pangan.
2.2 Visi Perusahaan
Kami yakin akan tersedianya pangan yang lebih baik bagi dunia yang terus
maju, melalui solusi terbaik masalah pertanaman, dan kami bangga dapat
memenuhi komitmen kami kepada berbagai pihak yang berkepentingan.
Tujuan kami adalah menjadi perusahaan global terkemuka sebagai sumber
penyedia produk-produk dan solusi inovatif bagi petani, pangan dan rantai
penyediaan pangan.

2.3 PT Syngenta Indonesia


Meski baru lahir pada November 2001, PT Syngenta Indonesia bukan
pemain baru di jagad agrobisnis Indonesia. Perusahaan ini, mengikuti induknya di
Swiss, merupakan penggabungan dari PT Novartis Agro Indonesia dan PT Zeneca
Agri Products Indonesia. Bisnis yang digeluti semua perusahaan ini sama: bibit,
pupuk, pestisida, dan bahan pelindung tanaman lainnya. Baik tanaman sayuran
maupun tanaman pangan dan perkebunan.
PT Syngenta Indonesia merupakan bagian dari Syngenta AG yang
berkedudukan di Swiss. Resmi berdiri sejak tanggal 1 November 2001, sebagai
hasil penggabungan usaha antara PT. Novartis Agro Indonesia dan PT. Zeneca Agri
Products Indonesia.
PT Novartis Agro Indonesia dikenal sebagai perusahaan terkemuka di
bidang perlindungan tanaman sayuran dataran tinggi dan dataran rendah, sedangkan
PT Zeneca Agri Products Indonesia sangat kompeten dalam bidang perlindungan
tanaman pangan dan perkebunan. Hasil penggabungan usaha antara dua perusahaan
yang saling melengkapi tersebut telah melahirkan sebuah sinergi usaha yang kuat.
Saat ini PT Syngenta Indonesia merupakan perusahaan perlindungan
tanaman terbesar di Indonesia. Mempekerjakan lebih dari 400 orang karyawan
untuk melayani petani-petani kecil di pedesaan sampai perkebunan besar berskala
nasional mulai dari ujung Barat Aceh sampai dengan ujung Timur Papua. Dengan
memiliki jangkauan produk yang lengkap untuk perlindungan tanaman pangan,
sayuran sampai dengan tanaman perkebunan, kami berharap dapat memberikan
solusi menyeluruh bagi perlindungan semua jenis komoditi tanaman di Indonesia.
Sejak Oktober 2010, Syngenta Indonesia tengah membangun pabrik benih
jagung hibrida (transgenik) di Pasuruan, Jawa Timur. Pabrik yang rencananya akan
beroperasi pertengahan 2011 itu menelan investasi senilai 26 juta dolar. Kelak
pabrik ini memproduksi 5.700 metric ton benih jagung hibrida. Benih ini diperoleh
dari jagung yang akan disetor oleh petani plasma di kawasan Pasuruan.
BAB III
METODELOGI
3.1 Waktu Dan Tempat
Praktik lapang yang telah dilaksanakan pada hari Jum’at, 14 November
2014 pukul 8.30 –11.30 WIB di PT. Syngeta yang beralamatkan Jalan Raya Raci
Bangil, kota Pasuruan, Indonesia.

3.2 Alat dan Bahan


Alat yang digunakan dalam pelaksanaan praktik lapang di PT. Syngenta
Seed Indonesia yaitu :
 Helm safety
 Kacamata safety
 Ear plugs
 Alat tulis

Bahan yang digunakan dalam pelaksanaan praktik lapang di PT. Syngenta


Seed Indonesia yaitu :
 Buku tulis

3.3 Prosedur Kerja


1. Setelah sampai di PT. Syngenta Seed Indonesia, langsung kita bersiap-siap
untuk menuju ke ruang tunggu dan di sana kita di beri pengarahan tentang profil
dan prosedur keselamatan PT. Syngenta Seed Indonesia.
2. Dan selanjutnya siapkan alat dan bahan yang talah di sediakan oleh perusahaan,
seperti memakai helm safety, kacamata safety, dan Ear Plugs saat berkeliling di
daerah perusaan PT.Syngenta Seed Indonesia.
3. Lakukan pengamatan di dalam perusahaan tersebut, seperti proses pengemasan,
penyimpanan dll.
4. Jika sudah selesai melakukan pengamatan di daerah produksi, langsung kita
menuju ke lab uji mutu benih.
5. Setelah itu kita melakukan pengamatan untuk proses uji mutu di sana dan
setelah selesai, kita kembali lagi ke tempat sebelumnya.
6. Dan kemudian lakukan penutupan dan langsung pulang.
BAB IV
PEMBAHASAN

4.1 Alur Produksi Benih Jagung di PT Syngenta Seed Indonesia


Dalam kunjungan lapang ini, kami berkunjung ke PT Syngenta Seed
Indonesia, kami telah di jelaskan bawasanya di PT Syngenta Seed, pada saat
menerima benih yang baru panen langsung di proses, karena jika setelah di panen
tidak boleh ada jarak waktu pengolahan benih hingga melebihi 8 jam, karena akan
merusak mutu dari benih itu sendiri, saat menerima benih, truk pengangkut benih
di cek terlebih dahulu sebelum di olah, karena untuk memastikan benih tidak di
tambah oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab, hal ini bertujuan untuk
melindungi kemurnian benih yang akan di olah.
Kemudian calon benih yang masih berbentuk tongkol di pindahkan dengan
escalator ke tempat pembersihan, di tempat pembersihan ini juga di lakukan seleksi
tongkol-tongkol yang terserang hama penyakit ataupun tongkol yang rusak serta
tidak masuk kriteria untuk di jadikan benih, di tempat tersebut juga membersihkan
rambut-rambut jagung serta kelobot yang ikut terpanen dan bercampur.
Setelah itu tongkol-tongkol jagung ini di pindahkan ke tempat pengeringan,
dan pengeringan yang di lakukan dengan suhu 40o C, peningkatan suhu secra
bertahap sampai kadar air benih 9% dan pengeringan di lakukan dengan tongkol,
dilanjut pemipilan, semua proses membutuhkan waktu kurang lebih 8 jam sampai
penyimpanan.
Setelah benih di pipil, benih jagung di sortasi berdasarkan warna, ukuran
dan graffiti atau berat agar benih-benih yang tidak masuk ke dalam kriteria yang
telah di tentukan tidak ikut tercampur saat benih di kemas. Setelah di sortasi benih
yang akan di kemas terlebih dahulu di uji daya kecambah dan vigornya di
laboratorium, pengujian di sana dilakukan dengan system antar kertas untuk
pengujian daya kecambahnya dan untuk menguji vigor benih di uji dengan pasir
yang telah di stressing terlebih dahulu agar benih dapat tumbuh dengan keadaan
yang sub optimal.
Jika dari lot benih telah lolos uji laboratorium, maka benih pun siap untuk
di kemas, namun sebelum di kemas benih di beri treatment yaitu dengan pemberian
ridomil yang berbentuk pasta sehingga mulanya benih berkadar air 9-10% menjadi
11% setelah di beri treatment tersebut. Tujuan dari treatment benih yaitu agar benih
tidak terserang dari hama penyakit benih saat benih di kirim ataupun saat benih di
dalam kemasan. Selain itu saat di tanam bertujuan agar benih tidak terserang
cendawan-cendawan yang akan merusak atau menggangu pertumbuhan benih
tersebut.
Dan untuk benih yang tidak di kirim, benih akan di simpan ke dalam ruang
penyimpanan yang sudah di desain khusus agar mutu benih tetap terjaga, ruangan
tersebut adalah cool storage. Benih-benih yang telah melalui proses pengeringan
sampai sortasipun di masukkan ke dalam wadah plastic dan karung sak. Tujuan dari
dua wadah untuk penyimpanan yaitu agar benih tetap terjaga kadar airnya dan juga
mutu dari benih tersebut, dan RH yang di gunakan di dalam ruangan tersebut adalah
45-55%. Dan jika benih yang telah di simpan akan di kirim, maka terlebih dahulu
benih di uji daya kecambah dan vigornya agar dapat di ketahui mutu benih yang
telah disimpan masih bagus ataupun tidak. Dan biasanya benih yang di kirim ke
luar negeri, benih yang di gunakan adalah benih yang masih baru, karena mutu dari
benih yang masih baru masih bagus dan untuk pengiriman benih di dalam negeri
bisa menggunakan benih yang masih baru maupun benih yang telah di simpan.
Keterangan Denah :
S

T B

1. Parking Area
2. Gate
3. Smoke Area
4. Office
5. Ballroom
6. Generator Listrik
7. Instalasi LPG
8. Recivied Area
9. Sorting Area
10. Dryng Area
11. Production Area
A. Scalping
B. Seed Sorting and Treatment
C. Packing
D. Laboratory
E. Cool Storage
F. Suplay Room
12. Water Tank
Denah lokasi PT SYNGENTA

2 3

4 8

5
13

10

7 11 D C B A

E
F

1
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Dari hasil pembahasan proses atau alur produksi di PT. Syngenta Seed
Indonesia yang telah kami kunjungi dapat di simpulkan bahwa saat menerima benih
yang baru panen langsung di proses, karena jika benih pada tanaman setelah di
panen tidak boleh ada jarak waktu pengolahan benih hingga melebihi 8 jam, karena
akan merusak mutu dari benih dan pengeringan yang di lakukan dengan suhu 40o
C, peningkatan suhu secara bertahap sampai kadar air benih 9% dan pengeringan
dilakukan dengan tongkol, dilanjut pemipilan, semua proses membutuhkan waktu
kurang lebih 8 jam sampai penyimpanan.
Dan saat dilakukan treatment, kadar air benih akan meningkat dari 9-10%
menjadi 11% karena treatment yang di berikan berbentuk pasta sehingga
mengakibatkan kadar air benih akan meningkat. Dan Benih-benih yang tidak di
kirim yang telah melalui proses pengeringan sampai sortasi pun di masukkan ke
dalam wadah plastic dan karung sak. Tujuan dari dua wadah untuk penyimpanan
yaitu agar benih tetap terjaga kadar airnya dan juga mutu dari benih tersebut, dan
RH yang di gunakan di dalam ruangan tersebut adalah 45-55%.

5.2 Saran

 Sebaiknya dari pihak perusahaan lebih terbuka dalam hal


dokumentasi foto agar dari pihak mahasiswa dapat membuat laporan
sesuai yang diharapkan.
 Saat presentasi materi yang disampaikan haruslah lengkap dan jelas
agar tidak berkesan seperti menutupi kemajuan yang telah didapat.
DAFTAR PUSTAKA

Aksi Agraris Kanisius. 1990. Penanganan Pasca Panen. Kanasius. Yogyakarta.

Anonim. TT. Melakukan Prosesing Benih. http://linkpendidikan.com. Diakses


pada 15 Juli 2012.

http://denoxcyber.blogspot.com/2008/11/about-syngenta.html.

http://pustaka.unpad.ac.id/wpcontent/uploads/2009/11/penanganan_pasca_panen_
hasil_pertanian.pdf

Kartasapoetra, G.A. 2003. Teknologi Benih, Pengolahan Benih, dan Tuntunan


Praktikum. Penerbit Rineka Cipta. Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai