Anda di halaman 1dari 16

JIMFE (Jurnal Ilmiah Manajemen Fakultas Ekonomi)

Harmoko Sukayat:
Vol. 4 No.
Efisiensi
2, Des.Ekonomi
2018, Hal.
Penggunaan…
97-112
https://journal.unpak.ac.id/index.php/jimfe P-ISSN: 2502-1400, E-ISSN: 2502-5678

EFESIENSI EKONOMI PENGGUNAAN FAKTOR PRODUKSI


PADA USAHATANI PADI SAWAH DI KECAMATAN CIBEBER KABUPATEN CIANJUR

Harmoko Sukayat dan Agus Pranamulia


Fakultas Ekonomi Universitas Nusa Bangsa
Email: mocicomo@gmail.com

ARTICLE INFO ABSTRAK


Article History Penelitian ini bertujuan menganalisis efisiensi ekonomi
Received 3 November 2018 atas penggunaan faktor-faktor produksi usahatani padi
Revised 15 December 2018 sawah serta pengaruh faktor-faktor sosial ekonomi terhadap
Accepted 10 January 2019 produksi pengelola usahatani yang dilakukan di Desa
Cikondang dan Desa Sukamaju Kecamatan Cibeber
JEL Classification Kabupaten Cianjur. Data dikumpulkan menggunakan
D24 purposive random sampling dengan jumlah 50 responden
serta pengujian analisis menggunakan regresi linier
Kata Kunci: berganda dengan fungsi Cobb-Douglas dan perhitungan
Efesiensi, efisiensi ekonomi. Hasil penelitian diperoleh total Produksi
Faktor Produksi, dan selama 3 musim tanam dengan total luas sawah seluas
Pendapatan 196.300 m2 dan hasil produksi sebesar 357.400 kg. Nilai
produksi yang diperoleh adalah sebesar Rp1.288.980.000,-
dan total biaya tetap serta variabel sebesar Rp625.258.200,-
maka dihasilkan pendapatan bersih sebesar Rp657.296.800,-.
Keuntungan rata-rata dari total luas lahan memperoleh
tingkat keuntungan sebesar Rp1.116,14 per m2. Faktor
produksi yang berpengaruh secara signifikan di Desa
Cikondang dan Desa Sukamaju di Kecamatan Cibeber
Kabupaten Cianjur luas lahan, status lahan, pendidikan,
pengalaman, tenaga kerja, modal kerja dan biaya tahunan.
Penggunan faktor-faktor produksi untuk luas lahan dan
modal kerja secara ekonomi belum efisien. Penggunaan
faktor produksi tenaga kerja secara ekonomi tidak efisien.

PENDAHULUAN lancar dengan peningkatan produk pangan


Sektor pertanian di Indonesia baik melalui intensifikasi, ekstensifikasi, dan
memegang peranan penting dari keseluruhan diversifikasi pertanian yang diharapkan
jenis perekonomian nasional. Hal ini terjadi memperbaiki taraf hidup petani, memperluas
karena Indonesia mempunyai struktur sistem lapangan pekerjaan bagi golongan masyarakat
perekonomian agraris, dimana sebagian besar yang tergantung pada sektor pertanian.
penduduknya bekerja di sektor pertanian dan Kenaikan dan penurunan produksi dapat
menggantungkan kehidupannya pada sektor terjadi karena perubahan penggunaan faktor-
pertanian. Sasaran utama pembangunan faktor produksi. Produk-produk pertanian
pertanian adalah peningkatan produksi dihasilkan dari kombinasi faktor produksi
pertanian pendapatan petani, melalui kegiatan lahan, tenaga kerja, modal (pupuk, benih, dan
disektor pertanian diusahakan dapat berjalan obat-obatan). Dalam usahatani teknologi

97 97
97 97
penggunaan faktor-faktor produksi memegang tahun 2015. Kabupaten Cianjur menyumbang
peranan yang sangat penting, karena kurang 7,2 persen produksi padi di Jawa Barat yaitu
tepatnya penggunaan jumlah dan kombinasi sebesar 10.856,438 ton dan menjadikan
faktor produksi mengakibatkan rendahnya kontributor keenam se-Jawa Barat. (Statistik
produksi yang dihasilkan atau tingginya biaya Daerah Kabupaten Cianjur Tahun 2016).
produksi. Rendahnya produksi dan tingginya Usahatani padi sawah di Kabupaten
biaya produksi akan mengakibatkan Cianjur dengan responden 80 pengelola
rendahnya pendapatan petani. Karena usahatani padi sawah di 4 kecamatan, yaitu
keterbatasan pengetahuan petani dalam Kecamatan Cipanas, Kecamatan Ciranjang,
konsep-konsep usahatani, masih banyak Kecamatan Karangtengah dan Kecamatan
petani yang belum memahami bagaimana Cilaku. Sampel dalam penelitian diambil 8
faktor produksi digunakan secara efisien desa, yaitu Desa Cipanas dan Desa Cimacan,
(Soekartawi, 2003). Desa Ciranjang, Desa Mekarwangi, Desa
Pengelolaan penggunaan faktor Sabandar, Desa Bojong, Desa Cilaku dan Desa
produksi tepat dan efisien dapat Munjul yang akan diperoleh responden
meningkatkan produksi dan menjaga sejumlah 80 responden. Total produktivitas
keberlanjutan usahatani padi. Upaya selama 3 musim tanam total luas sawah seluas
peningkatan produksi tanaman pangan 841.695 m2 dan hasil produksi sebesar
melalui efisiensi produksi menjadi salah satu 523.740 kg. Produktivitas yang diperoleh
pilihan yang tepat. Efisiensi, petani adalah sebesar Rp1.888.164.000,- dan total
menggunakan input produksi sesuai dengan biaya tetap serta variabel sebesar
ketentuan untuk mendapat produksi yang Rp959.672.677,- maka dihasilkan pendapatan
optimal (Irawan et al., 2006). Sebagian besar bersih sebesar Rp964.682.989,- . Keuntungan
petani biasanya dalam penggunaan input atau rata-rata dari total luas lahan sebesar 841.695
faktor produksi tidak optimal sehingga m2 memperoleh tingkat keuntungan sebesar
pemeliharaan dalam aktivitas usahatani tidak Rp1.146,12 per m2. Faktor yang berpengaruh
memadai (Dewi, 2012). secara signifikan secara bersama-sama
Wilayah Kabupaten Cianjur merupakan terhadap terhadap variabel produktivitas (Y)
salah satu kabupaten sentra produksi padi di adalah variabel luas lahan (X1), status lahan
Jawa Barat. Luas wilayah Cianjur 361.434 Ha (X2), pendidikan (X3), pengalaman (X4), tenaga
memiliki desa berbatasan dengan laut kerja (X5), modal kerja (X6) dan biaya tahunan
sebanyak 18 Desa dan Desa bukan pesisir (X7) (Harmoko, 2017).
pantai sejumlah 342 desa. Jumlah penduduk
Salah satu upaya peningkatan
Kabupaten Cianjur berdasarkan sensus tahun
produktivitas padi sawah dengan kendala
2015 sebanyak 2.243.904 jiwa dengan
keterbatasan luas lahan adalah melalui
pertumbuhan penduduk sebesar 0,38 persen
pendekatan pengelolaan tanaman terpadu
dan jumlah rumah tangga sebanyak 630.932.
(PTT). Penelitian menganalisis dampak
Kelompok usia produktif antara 15-64 tahun
penerapan inovasi PTT terhadap produksi,
sebanyak 63,30 persen dan usia non produktif
efisiensi, dan sumber-sumber inefisiensi teknis
sebesar 36,70 persen (Statistik Daerah
usahatani padi sawah. Penelitian dilakukan di
Kabupaten Cianjur, 2016).
tiga kabupaten sentra produksi padi sawah di
Produksi padi di Kabupaten Cianjur pada
Provinsi Bali, yakni Tabanan, Buleleng, dan
tahun 2014 mencapai 830.545 ton dan
Gianyar, dengan melibatkan 216 responden,
mengalami peningkatan pada tahun 2015
selama dua musim tanam. Data dianalisis
mencapai 851.649 ton, sedangkan luas panen
menggunakan fungsi produksi stokastik
padi mengalami penurunan pada tahun 2014
frontier dengan metode Maximum Likelihood
seluas 151.890 Ha menjadi 143.363 Ha pada
Estimation (MLE). Hasil analisis menunjukkan
produksi padi sawah dipengaruhi oleh luas Analisis dengan menggunakan fungsi Produksi
lahan, jumlah benih, pupuk N, pupuk organik, Cobb-Douglas menyimpulkan bahwa efesiensi
pestisida, tenaga kerja, dan umur bibit. dengan tingkat produksi petani penyakap tidak
Produktivitas padi sawah lebih tinggi pada lebih buruk dibandingkan dengan petani
musim kemarau, dengan sistem tanam pemilik penggarap dan petani penyewa lahan
legowo, pengairan berselang, dengan usahatani. Status lahan mempunyai pengaruh
menerapkan PHT dan menggunakan varietas terhadap distribusi pendapatan, petani yang
selain IR64. Secara teknis, baik petani alumni memiliki penguasaan lahan lebih luas
SL-PTT maupun bukan alumni SL-PTT, telah cenderung memperoleh pendapatan yang
efisien dengan efisiensi lebih dari 70%, namun lebih besar disbanding penguasaan yang lebih
hanya petani alumni SL-PTT yang secara sempit. Produktivitas usahatani dapat dinaikan
alokatif efisien dan secara ekonomi tidak ada dengan menambah pemakaian beberapa
yang efisien. Faktor sosial ekonomi petani sarana produksi, terutama pemakaian pupuk
yang berpengaruh nyata terhadap inefisiensi urea, benih dan luas lahan. Kenaikan tingkat
teknis adalah umur, pendidikan, pengalaman keuntungan usahatani padi dapat ditingkatkan
usahatani, dan jumlah persil. Inefisiensi teknis dengan menurunkan beberapa harga sarana
padi sawah lebih rendah pada lahan milik produksi seperti benih, urea, pestisida dan
petani alumni SLPTT (Suharyanto, 2015). luas lahan (Mudakir, 2011).
Usahatani padi sawah di Kabupaten Usahatani Padi Sawah di Desa Mopuya
Cianjur dengan responden 400 petani. Analisis Utara Kecamatan Domuga Utara Kabupaten
yang digunakan dalam penelitian ini adalah Bolaang Mongondow. Tujuan penelitian untuk
Analisis Regresi Sederhana dan Berganda. mengetahui efesiensi penggunaan faktor
Hasil penelitian secara parsial faktor-faktor produksi pada usahatani padi sawah.
pengelolaan usahatani padi sawah yang Penelitian dilakukan secara stratifikasi random
berpengaruh nyata terhadap produksi sampling berdasarkan strata luas lahan
usahatani padi sawah adalah luas lahan garapan terhadap 33 petani sampel dari 305
usahatani padi sawah berkontribusi 92,4 petani padi sawah di Desa Mopuya Utara.
persen, status lahan usahatani padi sawah Analisis yang digunakan dalam penelitian ini
berkontribusi 8,7 persen, varietas musim adalah Analisis Regresi Berganda dan Analisis
tanam 3 berkontribusi 13,1 persen, Efesiensi Harga dengan menggunakan fungsi
penggunaan pupuk berkontribusi 74,5 persen, Produksi Cobb-Douglas. Hasil penelitian
tenaga kerja berkontribusi 60,8 persen dan menunjukan bahwa faktor produksi lahan,
modal petani berkontribusi 80,4 persen benih, pupuk dan tenaga kerja secara
berpengaruh nyata terhadap produksi bersama-sama maupun secara parsial
usahatani padi sawah (Y). Secara berganda berpengaruh nyata terhadap produksi padi
keseluruhan faktor-faktor pengelolaan usaha sawah di Desa Mopuya Utara. Penggunaan
tani yaitu luas lahan usahatani padi sawah, faktor produksi lahan, benih pupuk dan tenaga
varietas musim tanam 3, penggunaan pupuk, kerja belum efesien, sedangkan faktor
tenaga kerja, pengalaman petani, jarak lahan produksi benih tidak efesien dan perlu
ke pasar berkontribusi 94,9 persen pengurangan benih (Suzana, 2011).
berpengaruh nyata terhadap produksi Persoalan yang dihadapi adalah status
usahatani padi sawah (Y) (Harmoko, 2014). lahan mempunyai pengaruh terhadap
Produktivitas Lahan dan Distribusi distribusi pendapatan bagi petani pemilik
Pendapatan Berdasarkan Status Penguasaan penggarap dan petani penyewa lahan
Lahan pada Usahatani Padi Studi Kasus di usahatani, petani yang memiliki penguasaan
Kabupaten Kendal Propinsi Jawa Tengah. lahan lebih luas cenderung memperoleh
pendapatan yang lebih besar dibanding Sukayat, 2015), Factor effecting production
penguasaan yang lebih sempit. Kebijakan rice farming in the District Cianjur (Harmoko
dalam pengelolaan usahatani padi untuk Sukayat et al, 2014). Productivity analysis of
peningkatan produksi, berkaitan dengan paddy rice fields in District Bogor, Cianjur and
banyaknya masyarakat yang terlibat dalam Subang (West Java) (Elsanti, Harmoko Sukayat
proses pengelolaan usahatani tersebut, et al, 2013).
kenaikan tingkat keuntungan usahatani padi
dapat ditingkatkan dengan menurunkan TINJAUAN PUSTAKA
beberapa harga sarana produksi, oleh karena Usahatani padi sawah (termasuk petani
itu perlu dilakukan suatu penelitian untuk yang menggarap lahan dengan tenaganya
menganalisa efesiensi ekonomi penggunaan sendiri) adalah mengubah input menjadi
faktor produksi pada usahatani padi sawah di output sehingga tercipta produksi. Untuk
Kecamatan Cibeber Kabupaten Cianjur mendapatkan outputnya, pengelola usahatani
Propinsi Jawa Barat. harus menggunakan berbagai jenis input, yaitu
Penelitian ini merupakan bagian dari tenaga kerja, modal, sumber daya alam dan
rangkaian kegiatan penelitian berkelanjutan di sebagainya. Karena input-input yang langka,
Kabupaten Cianjur yang telah menghasilkan mereka harus menggunakan ukuran biaya
sebanyak 8 Kecamatan yaitu 4 Kecamatan yang diasosiakan dengan penggunaan input,
telah selesai dilaksanakan penelitian pada seperti petani mengkombinasikan tenaga
tahun 2015, yang menghasilkan tentang mereka dengan bibit, tanah, hujan, pupuk dan
produksi dari usahatani padi sawah sebagai peralatan mesin untuk memperoleh hasil
penggerak perekonomian pedesaan, panen (GN Adi Surya, 2011).
kemudian dilanjutkan 4 Kecamatan penelitian Fungsi produksi merupakan keterkaitan
untuk Dosen Pemula yang menghasilkan antara faktor-faktor produksi dan capaian
analisis pendapatan dan faktor ekonomi yang tingkat produksi yang dihasilkan, di mana
mempengaruhi pengelolaan usahatani padi faktor produksi disebut dengan istilah input
sawah telah disetujui dengan pembiayaannya dan jumlah produksi disebut dengan output
dilaksanakan Tahun Anggaran 2017, dan (Sukirno, 2000).
penelitian lanjutan kembali penelitian untuk Fungsi produksi adalah suatu fungsi
Dosen Pemula yang disetujui untuk Tahun yang menunjukkan hubungan antara hasil
Anggaran 2018 dan bertujuan menganalisa produksi fisik (output) dengan faktor produksi
efesiensi ekonomi penggunaan faktor produksi input (Mubyarto, 1995).
pada usahatani padi sawah di Kecamatan Fungsi produksi dinyatakan dalam
Cibeber Kabupaten Cianjur Provisnsi Jawab bentuk rumus sebagai berikut:
Barat.
Penelitian berkelanjutan yang telah Y = f (X1, X2, X3…… Xn) (1)
dilaksanakan, antara lain Analisis pendapatan
dan Faktor-Faktor Sosial Ekonomi yang Keterangan:
Mempengaruhi Hasil Produktivitas Pengelola Y = tingkat produksi (output) dipengaruhi oleh
Usahatani Padi Sawah di Kabupaten Cianjur faktor produksi
(Harmoko Sukayat, 2017), Partisipasi XX = input yang digunakan atau variabel yang
Masyarakat dalam Pelestarian Usahatani Padi mempengaruhi Y.
Pandan Wangi sebagai Salah Satu Plasma Penggunaan faktor produksi seperti luas
Nutfah Jawa Barat (Sari Anggarawati, Harmoko lahan, benih, pupuk, pestisida dan tenaga
Sukayat et al, 2016), Produksi usahatani padi kerja secara tepat dan efisien akan
sawah sebagai penggerak perekonomian memberikan keuntungan bagi petani. Efisiensi
pedesaan di Kabupaten Cianjur (Harmoko faktor produksi meliputi efisiensi teknis,

1001 1001
0010 0010
efisiensi harga dan efisiensi ekonomi. Efisiensi a. NPMxi / Pxi > 1, artinya penggunaan
ekonomi merupakan hasil kali antara seluruh masukan (x) belum efisiensi ekonomi
efisiensi harga/alokatif dari seluruh faktor tertinggi, pada kondisi ini masukan (x)
input. Usahatani padi dengan menggunakan masih bisa ditambah.
faktor produksi secara efisien maka akan b. NPMxi / Pxi < 1, artinya penggunaan
meningkatkan keuntungan yang maksimum masukan tidak efisiensi, masukan (x) perlu
(Soekartawi, 2003). dikurangi
Dalam ilmu ekonomi pengertian efisiensi Fungsi Produksi Cobb Douglas pada
dapat digolongkan menjadi 3 (tiga), yaitu penelitian ini menggunakan fungsi produksi
efisiensi teknis, efisiensi alokatif (efisiensi bentuk linear berganda dengan persamaan
harga) dan efisiensi ekonomi. Efisiensi harga fungsi produksi Cobb Douglas sebagai
berkaitan dengan pembuatan keputusan berikut: Ln Y = ln a + b1lnX1 + b2lnX2 + …. +
mengenai pengalokasian dari faktor-faktor bnlnXn +e
produksi variabel, yaitu faktor yang berbeda b1, b2, …, bn pada fungsi Cobb Douglas
dalam kontrol perusahaan. Efisiensi ini menunjukkan elastisitas X terhadap Y, dan
biasanya ditunjukkan dengan nilai produk jumlah elastisitas adalah merupakan return to
marginal untuk suatu input tertentu sama scale (Soekartawi, 2003)
dengan harga input tersebut. Efisiensi teknis
merupakan besaran yang menunjukkan METODE ANALISIS DATA
perbandingan antara produksi sebenarnya Data terdiri dari data primer dan data
dengan produksi maksimum. Sedangkan sekunder yang diperoleh dari hasil wawancara
efisiensi ekonomi adalah besaran yang dengan kuesioner terhadap responden dan
menunjukkan perbandingan antara Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan
keuntungan sebenarnya dengan keuntungan Hortikultura Kecamatan Cibeber Kabupaten
maksimum (Soekartawi, 2003). Cianjur serta Biro Pusat Statistik Jawa Barat.
Menurut Soekartawi (2003) efisiensi Metode penarikan sampel yang
ekonomis terjadi pada saat nilai produk digunakan simple random sampling.
marginal dari setiap unit tambahan masukan Penentuan jumlah responden dilakukan yang
sama dengan harga dari setiap unit masukan memiliki luas lahan usahatani seluas 2.000m²-
tersebut yang dapat dituliskan sebagai berikut: 8.000m². Semua populasi memiliki peluang
NPMx = Px (2) yang sama untuk menjadi sampel. Ukuran
Di mana: sampel per Desa adalah 25 orang yang diambil
NPMx = Nilai produk marginal dari masukan dari 2 Desa terpilih berdasarkan luas lahan
X Px = Harga masukan sawah. Ukuran sampel sebesar 50 orang dari 2
Desa penelitian dengan distribusi sampel.
Namun demikian kenyataan yang banyak
terjadi NPMx tdak selalu sama dengan Px yang
sering terjadi:

Tabel 1. Distribusi petani sampel berdasarkan Kecamatan dan Desa


Kecamatan Desa Sampel (Jiwa) Total (Jiwa)
Cibeber 1. Cikondang 25 50
2. Sukamaju 25
Analisis data yang digunakan pada Cobb-Douglas dan analisis efisiensi ekonomi.
penelitian adalah analisis fungsi linier model Analisis fungsi linier model Cobb-Douglas
dapat menjelaskan pengaruh penggunaan (X7) terhadap jumlah produksi usahatani padi
faktor produksi meliputi Luas lahan usahatani (Y) dalam satu kali musim tanam. Model
(X1), Status lahan usahatani (X2), Pengalaman persamaannya sebagai berikut:
bertani (X3), Pendidikan petani (X4), Tenaga (Sumodiningrat, 2001)
kerja (X5), Modal petani (X6) dan Biaya
tahunan

Y = aX₁ᵇ¹. X₂ᵇ². X₃ᵇ³. X₄ᵇ⁴. X₅ᵇ³. X₆ᵇ³. X₇ᵇ³.eᵘ (3)

Persamaan tersebut kemudian diubah ke bentuk persamaan linier sebagai

berikut:

LnY = Lna + b₁LnX₁ + b₁LnX₂ + b₁LnX₃ + b₁LnX₄ + b₁LnX₅ + b₁LnX₆ + b₁LnX₇ (4)
Keterangan: e = logarita natural (e=2,178)
Y = produksi padi (kg) u = kesalahan/eror
a = Konstanta
b1...b7 = Koefisien regresi X₁...X₇ Metode analisis efisiensi ekonomi
X₁ = luas lahan (ha) digunakan untuk menganalisis tingkat efisiensi
X₂ = Status lahan usahatani ekonomi penggunaan faktor produksi
X₃ = Pengalaman bertani usahatani padi. Efisiensi ekonomi tercapai bila
X₄ = Pendidikan petani nilai produk marginal (NPM) sama dengan
X₅ = Tenaga kerja Biaya Korbanan Marjinal (BKM) sehingga
X₆ = Modal petani dapat dirumuskan sebagai berikut (Mubyarto,
X₇ = Biaya tahunan 1995):
.
. .
= = =1 (5)
Kriteria pengujian sebagai berikut: masih di tambah.
a. Penggunaan faktor produksi tidak efisien b. (NPMxi / Pxi) < 1, artinya penggunaan
. faktor produksi input (xi) tidak efesien,
jika <1
maka perlu dilakukam pengurangan
penggunaan faktor produksi (input) x agar
b. Penggunaan faktor produksi sudah efisien
.
dapat mencapai efesien.
jika =1
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
c. Penggunaan faktor produksi belum efisien Penelitian tentang usahatani adalah
. karakteristik responden, karena identitas
jika >1
petani sampel dapat memberikan gambaran
secara umum tentang keadaaan dan latar
Soekarwati (2003) menyatakan bahwa belakang petani sampel. Karakteristik
sebenarnya NPMx tidak selalu sama dengan Px responden dalam penelitian ini meliputi umur,
dan tidak selalu sama dengan 1, namun yang lama bertani, pendidikan, pengalaman
sering terjadi: berusahatani dan luas lahan garapan.
a. (NPMxi / Pxi) > 1, artinya penggunaan
faktor produksi input (xi) belum efesien, 1. Karakteristik Responden
maka penggunaan faktor produksi (input) x a. Pada tabel 2 terlihat umur usia
produktif yaitu umur 30 tahun sampai 71-80 tahun dan yang tertinggi sejumlah
dengan 60 tahun. Jumlah responden 19 responden di rentang usia 51-60
usia pengelola usaha tani terendah tahun.
sejumlah 4 responden di rentang usia

Tabel 2. Usia
Usia Tahun Desa Cikondang Desa Sukamaju Jumlah
1 . 30 – 4 0 2 3 5
2 . 41 – 5 0 5 10 15
3 . 51 – 6 0 9 10 19
4 . 61 – 7 0 5 1 6
5 . 71 – 8 0 3 1 4
Jumlah 25 25 80
b. Pada tabel 3 terlihat pendidikan responden lulusan Strata 1 serta yang
pengelola usahatani terkecil sejumlah terbanyak sejumlah 47 responden
1 responden lulusan SMP, 1 lulusan SD/SR.
responden lulusan SMA/SPG dan 1

Tabel 3. Pendidikan
Pendidikan Petani Desa Cikondang Desa Sukamaju Jumlah
1. SD/SR 22 25 47
2. SMP 1 - 1
3. SMA/SPG 1 - 1
4. Strata 1 1 - 1
Jumlah 25 25 50
c. Pada tabel 4 terlihat pekerjaan utama responden bertani, 9 responden
responden dari pengelola usahatani pedagang, 9 responden buruh, 2
sebanyak 48 responden bertani dan 2 responden tukang ojek, 1 responden
responden Guru. Jumlah pekerjaan tukang kayu, 3 responden supir dan 1
sampingan responden sebanyak 2 responden Ketua RT.

Tabel 4. Pekerjaan utama dan sampingan


Responden Desa Cikondang Desa Sukamaju Jumlah
Pekerjaan Utama Sampingan Utama Sampingan Utama Sampingan
1. Petani 23 2 25 - 48 2
2. Pedagang - 5 - 4 - 9
3. Buruh - 3 - 6 - 9
4. Guru 2 - - - 2 -
5. Tk. Ojek - - - 2 - 2
6. Tk. Kayu - - - 1 - 1
7. Sopir - 2 - 1 - 3
8. RT - 1 - - - 1
Jumlah 25 13 25 14 50 26
Karakteristik responden adalah seperti model bibit padi terbaru maupun
identitas pengelola usahatani yang dapat teknologi baru yang bertujuan untuk
memberikan gambaran umum tentang meningkatkan produksi usahatani padi.
latar belakang petani sampel. Karateristik Pekerjaan pengelola usahatani
responden dalam penelitian ini meliputi merupakan pekerjaan utama demi
umur, pendidikan dan pekerjaan pengelola mencukupi kebutuhan hidupnya para
usahatani padi sawah di 2 desa kecamatan petani memiliki pekerjaan sampingan.
Cibeber. Tabel 4 menunjukan sampel pengelola
Umur merupakan salah satu faktor usahatani di dua Desa menunjukan 100
yang mempengaruhi tingkat kemampuan persen pekerjaan utama mengelola
petani dalam pengelolaan usahatani. Tabel usahatani 52% petani memiliki pekerjaan
2 menunjukkan 23,75% responden umur sampingan.
51-60 tahun merupakan respoden
terbanyak dan masih dinyatakan usia 2. Luas dan hasil panen
produktif. Usia produktif memungkinkan a. Pada tabel 5 terlihat hasil pertanian
petani untuk dapat mengelola daridesa Sukamaju lebih tinggi hasil
usahataninya dengan cukup baik. produksinya dari Desa Cikondang yaitu
Tingkat pendidikan turut dengan total produksi 225.200 kg
mempengaruhi kemampuan pengelolaan dengan tingkat produktivitas sebesar
usahatani. Tabel 3 menunjukkan 94 persen Rp657.296.800,- dan produksi pada
responden berlulusan Sekolah Dasar. Desa Cikondang sebesar 203.400 kg
Kesulitan yang dihadapi di tempat dengan tingkat produktivitas sebesar
penelitian responden yang berpendidikan Rp384.884.000,-.
rendah sulit menerima teknologi baru

Tabel 5. Luas dan Hasil Produksi serta Produktivitas


Lokasi Luas Sawah Produksi Produktivitas
(m2) (Kg) (Rp)
1. Desa 203.400 132.200 272.412.800
Cikondang
2. Desa Sukamaju 385.500 225.200 384.884.000
Jumlah 588.900 357.400 657.296.800
b. Pendapatan bruto pada tabel 6 terlihat Rp667.111.800,-. Pendapatan bruto
jumlah pendapatan bruto yang pada Desa Sukamaju sebesar
diperoleh dari usahatani padi sawah di Rp391.309.000,- lebih tinggi dari Desa
2 Desa Kecamatan Cibeber sebesar Cikondang sebesar Rp275.802.800,-.

Tabel 6. Pendapatan bruto pengelola usahatani padi sawah di 2 Desa


Penerimaan Biaya Nilai Usahatani
Lokasi Produksi Produksi Produktivitas
(Rp) (Rp) (Rp)
1. Desa 515.580.000 239.777.200 275.802.800
Cikondang
2. Desa 773.400.000 382.091.000 391.309.000
Sukamaju
Jumlah 1.288.980.000 621.868.200 667.111.800
c. Pendapatan netto pada tabel 7 terlihat Rp657.296.800,-. Pendapatan netto
jumlah pendapatan netto yang pada Desa Sukamaju sebesar
diperoleh dari usahatani padi sawah di Rp384.884.000,- lebih tinggi dari Desa
2 Desa Kecamatan Cibeber sebesar Cikondang sebesar Rp272.412.800,-.

Tabel 7. Pendapatan netto pengelola usahatani padi sawah di 2 Desa


Nilai Biaya Nilai Bersih
Lokasi Usahatani PBB Usahatani
(Rp) (Rp) (Rp)
1. Desa 275.802.800 3.390.000 272.412.800
Cikondang
2. Desa Sukamaju 391.309.000 6.425.000 384.884.000
Jumlah 667.111.800 9.815.000 657.296.800
d. Harga rata-rata usahatani pada tabel 8 Harga rata-rata usahatani padi sawah
terlihat jumlah harga rata-rata pada Desa Cikondang sebesar
usahatani padi sawah di 2 Desa Rp2.060,- lebih tinggi dari Desa
Kecamatan Cibeber sebesar Rp3.797,-. Sukamaju sebesar Rp1.737,-.

Tabel 8. Harga rata-ratadusahatani padi sawah di 2 Desa


Total Nilai Produksi Total Biaya Harga Harga Harga
Lokasi Produksi Usahatani Usahatani Pendapatan Biaya Rata-rata
(Kg) (Rp) (Rp) Usahatani Usahatani Usahatani
(Rp) (Rp) (Rp)
1. Desa 132.200 515.580.000 243.167.200 3.900 1.840 2.060
Cikondang
2. Desa 225.200 773.400.000 382.091.000 3.434 1.697 1.737
Sukamaju
Jumlah 357.400 1.288.980.000 625.258.200 7.335 3.537 3.797
e. Analisis Keuntungan eada tabel 9 rata-rata dari total luas lahan
terlihat penerimaaan dikurangi total penelitian di 2 Desa Kecamatan
biaya usahatani padi, maka diperoleh Cibeber sebesar 588.900 m2
keuntungan penerimaan sebesar memperoleh tingkat keuntungan
Rp657.296.800,-. dan keuntungan sebesar Rp1.116,14 per m2.

Tabel 9. Total rata-rata penerimaan, biaya dan keuntungan usahatani padi sawah did2 Desa
Luas Total Harga Penerimaan Total Biaya Keuntungan Nilai per
Uraian Sawah Produksi /Kg Usahatani Usahatani Usahatani m2
(m2) (Kg) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp)
Produksi 588.900 357.400 3.607 1.288.980.000 625.258.200 657.296.800 1.116,14
Lahan merupakan faktor produksi responden total luas sawah yang menjadi
yang mutlak dibutuhkan dan tidak dapat sampel penelitian 588.900 m2. Tabel 5
tergantikan dalam pengelolaan usahatani. menunjukan luas lahan Desa Cikondang
Dalam penelitian ini sejumlah 50 203.400 m2 dan 385.500 m2 luas lahan
desa Sukamaju. Tingkat produksi Desa persen dan desa Sukamaju sebesar 45,755
Cikondang 36,99 persen dan desa sedangkan nilai produksi usahatani padi
Sukamaju 63,01 persen. Hasil produksi desa sukamaju lebih besar yaitu
berbanding dengan total luas sawah Rp773.400.000,- sedangkan Desa
dalam penelitian menunjukan 22,45 Cikondang sebesar Rp515.580.000,-. Dari
persen desa Cikondang dan 38,25 persen hasil penelitian menujukan bahwa harga
Desa Sukamaju selisih luas tanah dari dua pendapatan usahatani pada Desa
desa penelitian seluas 182.100 m2. Cikondang lebih besar yaitu Rp1.840,-
Hasil penelitian menghasilkan dibandingkan Desa Sukamaju sebesar
pendapatan dari hasil penjualan usahatani Rp1.697,-. Perbedaan ini disebabkan nilai
pada tabel 6 dari kedua desa diperoleh jual hasil pertanian di Desa Cikondang
sebesar Rp1.288.980.000,-. Pendapatan lebih tinggi dan nilai biaya tenaga kerja
kotor diperoleh dari total pendapatan lebih rendah dari pada desa Sukamaju.
dikurangi biaya produksi yang terdiri dari Analisis kenuntungan yang diperoleh
biaya tenaga kerja yaitu biaya tanam, dari pengelolaan usahatani di dua desa
biaya pemeliharaan, biaya panen dan pada tabel 9 menunjukan total usaha tani
biaya pasca panen selain itu biaya modal dengan luas 588.900 m2 menghasilkan
kerja juga termasuk kedalam biaya total produksi sebesar 357.400 kg dengan
produksi yaitu biaya olah lahan, biaya rata-rata nilai harga perkilogramnya
benih, biaya pupuk, biaya pestisida, biaya sebesar Rp3.607,- menghasilkan
iuran irigasi dan biaya iuran desa. Total pendapatan sebesar Rp1.288.980.000,-
biaya produksi dari kedua desa sebesar dan total biaya usahatani sebesar
Rp621.868.200,-. Rp625.258.200,- sehingga nilai
Pendapatan bersih dari pengelolaan keuntungan yang diperoleh sebesar
usahatani pada tabel 7 menunjukan dari Rp657.296,800.
kedua desa diperoleh sebesar
Rp657.296.800,-. Pendapatan bersih 3. Faktor sosial ekonomi yang
diperoleh dari pendapatan kotor dikurangi mempengaruhi produksi
biaya Pajak tanah sawah dari kedua desa Hubungan faktor ekonomi yang
sebesar Rp9.815.000,-. mempengaruhi produksi dapat diketahui
Rata-rata perolehan usahatani padi dengan model Cobb-Douglas dengan hasil
di kedua desa berbeda pada tabel 8 analisis data menghasilkan model sebagai
menunjukan nilai produksi usahatani di berikut:
Desa Cikondang yaitu sebesar 54,25

LnY = 6,363 + 1,323LnX1 + 0,260LnX2 + 0,380LnX3 + 0,105LnX4 + 0,495LnX5 + 0,208LnX6 +


0,046LnX7 (6)
Keterangan: X₅ = Tenaga kerja
Y = produksi padi (kg) X₆ = Modal petani
X₁ = luas lahan (ha) X₇ = Biaya tahunan
X₂ = Status lahan usahatani
X₃ = Pengalaman bertani a. Uji Normalitas data
X₄ = Pendidikan petani Hasil pengujian dari data penelitian:
Tabel 10. Uji Normalitas Data
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N
Normal Parametersa,b Mean .0000000
Std. 3848522.22035299
Deviation
Most Extreme Absolute
Differences Positive
Negative
Kolmogorov-Smirnov Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Berdasar pengujian dari hasil terdistribusi normal.
penelitian diketahui nilai Kolmogorov
Smirnof adalah 0,856 dan signifikansi b. Uji Determinasi
pada 0,456 atau 0,456 > 0,005 Hasil pengujian dari penelitian:
sehingga dapat disimpulkan residual

Tabel 11. Uji koefisien determinasi


Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R Std. Error of the Estimate
Square
1 .926a .857 .837 4108258.955
a. Predictors: (Constant), Biaya Tahunan, Status Lahan, Pendidikan,
Pengalaman, Modal Kerja, Tenaga Kerja
b. Dependent Variable: Hasil Produksi
Hasil analisis menunjukan bahwa c. Pengaruh faktor sosial ekonomi
nilai koefisien determinasi mengukur terhadap hasil produksi:
derajat hubungan variabel X1, X2, X3, X4, 1) Uji regresi sederhana
X5, X6 dan X7 secara bersama-sama Pengujian ini digunakan untuk
dengan variabel Y. Koefisien mengetahui pengaruh faktor sosial
determinasi ini ditulis Rx1.x2.x3.x4.x5.x6.x7.Y, ekonomi terhadap hasil produksi
2
yaitu (0.857) = 0.7344. Hal ini berarti secara parsial dan diperoleh hasil
konstribusi variabel luas lahan (X1), variabel luas lahan (X1) sebesar
status lahan (X2), pendidikan (X3), 0,690 sehingga dapat dikatakan
bahwa luas lahan berpengaruh
pengalaman (X4), tenaga kerja (X5),
terhadap produksi sebesar 69%,
modal kerja (X6) dan biaya tahunan
variabel status lahan (X2) sebesar
(X7) secara bersama-sama terhadap 0,263 sehingga dapat dikatakan
variabel produksi (Y) sebesar 73,44 % bahwa status lahan berpengaruh
dan sisanya sebesar 26,56% terhadap produksi sebesar 26,3%,
dipengaruhi oleh variabel lain.
variabel pengalaman (X4) sebesar terhadap produksi sebesar 80,6%
0,050 sehingga dapat dikatakan dan variabel biaya tahunan (X7)
bahwa pengalaman berpengaruh sebesar 0,690 sehingga dapat
terhadap produksi sebesar 5%, dikatakan bahwa biaya tahunan
variabel tenaga kerja (X5) sebesar berpengaruh terhadap produksi
0,828 sehingga dapat dikatakan sebesar 69%.
bahwa tenaga kerja berpengaruh 2) Uji regresi berganda
terhadap produksi sebesar 82,8%, Pengujian ini digunakan untuk
variabel modal kerja (X6) sebesar mengetahui pengaruh faktor sosial
0,806 sehingga dapat dikatakan ekonomi terhadap hasil produksi
bahwa modal kerja berpengaruh secara bersama-sama.

Tabel 12. Hasil analisis Uji F Usahatani di Desa Cikondang dan Desa Sukamaju
ANOVAa
Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
Regression 4349620501253014.000 6 724936750208835.600 42.952 .000b
1 Residual 725745040746984.900 43 16877791645278.719
Total 5075365541999999.000 49
a. Dependent Variable: Hasil Produksi
b. Predictors: (Constant), Biaya Tahunan, Status Lahan, Pendidikan, Pengalaman, Modal
Kerja, Tenaga Kerja
Dari perhitungan uji F 4. Efesiensi ekonomi penggunaan faktor-
tersebut menghasilkan Fhitung = faktor produksi pada usahatani padi
42.952. Dengan demikian sesuai sawah di 2 Desa Kecamatan Cibeber
kriteria pengujian signifikansi Analisis efesiensi diperlukan untuk
regresi, bahwa Fhitung harus lebih membantu petani mengalokasikan faktor-
besar dari Ftabeldiperoleh hasil faktor produksi agar tidak terjadi
perhitungan 42.952 > 4.034. Hal pemborosan. Efesiensi dalam penggunan
ini menunjukan penggunaan input sangat penting dan berpengaruh
faktor sosial ekonomi yaitu luas terhadap hasil produksi dan keuntungan.
lahan, status lahan, pendidikan, Efesiensi ekonomi tertinggi dari
pengalaman, tenaga kerja, modal penggunaan faktor-faktor produksi
kerja dan biaya tahunan secara tercapai apabila perbandingan nilai produk
bersama-sama mempunyai marginal dengan harga masing-masing
pengaruh yang nyata terhadap faktor-faktor produksi sama dengan satu.
variabel produksi.

Tabel 13. Perhitungan efesiensi ekonomi


Faktor Xi Bi PMxi NPMxi Pxi NPMxi
Prodksi Pxi
Luas lahan 58,89 1,323 20.482,3 71.835.340,8 3.931.054 18,2
Tenaga kerja 170,9 0,105 1,6 5.996,3 50.000 0,12
Modal kerja 280,9 0,495 0,5 1.873,4 1.107 1,69
Produksi 7.148
Harga Padi 3.607
Hasil analisis efesiensi ekonomi produksi tenaga kerja lebih kecil dari satu
penggunaan faktor-faktor produksi yaitu 0,12 yang berarti secara ekonomis
usahatani padi sawah di 2 Desa di alokasi penggunaan faktor produksi
Kecamatan Cibeber menunjukan bahwa tenaga kerja tidak efesien sehingga perlu
untuk faktor produksi luas lahan 18,2, pengurangan input dan untuk mencapai
faktor produksi tenaga kerja 0,12, faktor efisiensi ekonomi sehingga diperoleh
produksi modal kerja 1,69, faktor produksi keuntungan yang maksimal, sehingga
biaya tahunan 1,11. Hal ini menunjukan tenaga kerja perlu dikurangi. Penggunaan
bahwa nilai perbandingan faktor produksi tenaga kerja yang bisa dikurangi yaitu saat
tenaga kerja tidak sama dengan satu yang pengolahan tanah, dengan bantuan
berarti belum mencapai tingkat efesiensi traktor untuk membajak tanah.
maksimal sedangkan untuk faktor Penggunaan traktor akan menghemat
produksi luas lahan, faktor produksi modal pemakaian tenaga kerja bahkan waktu
kerja dan faktor produksi biaya tahunan yang diperlukan untuk mengolah tanah
sudah mencapai tingkat efesiensi yang pun lebih singkat. Penggunaan teknologi
maksimal, hal ini ditunjukan dengan nilai pertanian yang dapat menghemat tenaga
perbandingan sama dengan satu. kerja namun membutuhkan modal yang
Nilai efesiensi ekonomi untuk faktor besar, sehingga perlu dipertimbangkan
produksi luas lahan lebih besar dari satu pemberian bantuan modal kepada petani.
yaitu 18,2 yang berarti secara ekonomis Nilai efesiensi ekonomi untuk faktor
alokasi penggunaan faktor produksi luas produksi modal kerja lebih besar dari satu
lahan pada tingkat 58,89 ha belum efisien. yaitu 1,69 yang berarti secara ekonomis
Lahan merupakan salah satu faktor alokasi penggunaan faktor produksi modal
produksi yang mempunyai kontribusi kerja belum efesien. Rata-rata
cukup besar dalam kegiatan usahatani. penggunaan benih dalam musim tanam
Luas lahan akan menentukan skala sebanyak 3.051 kg per usahatani 19,63 ha
usahatani tersebut. luas lahan merupakan atau 51,80 kg/ha. Penggunaan benih yang
faktor produksi yang mempunyai peranan baik tentu akan meningkatkan produksi
besar terhadap peningkatan produksi usahatani. Produksi padi yang dihasilkan
karena mempengaruhi skala usahatani. secara kualitas dan kuantitas akan lebih
Apabila perluasan lahan tidak dapat baik dibandingkan benih yang tidak
dilakukan, petani dapat meningkatkan bersertifikat. Penggunaan pupuk dalam
produktivitasnya melalui kegiatan usahatani termasuk dalam faktor produksi
intensifkasi pertanian dan memperbaiki modal kerja, rata-rata dalam musim tanam
serta meningkatkan kualitas lahan dengan penggunaan pupuk sebanyak 9.345 kg per
menggunakan bahan organik. Intensifikasi usahatani 19,63 ha atau 476 kg/ha.
pertanian bertujuan untuk meningkatkan Penggunaan pupuk terutama pupuk
hasil pertanian melalui optimalisasi lahan kandang perlu ditambah agar kandungan
pertanian yang sudah ada dengan cara unsur hara dan bahan organik tetap
penerapan panca usahatani. Kegiatan terjaga. penggunaan pupuk kandang pada
panca usahatani meliputi pengolahan lahan sawah sangat penting karena lahan
tanah yang baik, pengairan/irigasi yang sawah yang kurang baik memiliki ciri-ciri
teratur, pemilihan bibit unggul, yaitu kandungan unsur hara dan bahan
pemupukan dan pemberantasan hama organik serta tingkat kesuburan tanah
serta penyakit tanaman. kurang optimal. Anjuran penggunaan
Nilai efesiensi ekonomi untuk faktor pupuk kandang yaitu sebesar 2 ton/ha
untuk menjaga unsure hara dalam lahan pendidikan, pengalaman, tenaga kerja,
sawah (Badan Litbang, 2007). Penggunaan modal kerja dan biaya tahunan.
pupuk urea sebaiknya dikurangi karena 3. Penggunan faktor-faktor produksi untuk
penggunaan pupuk urea yang berlebihan luas lahan dan modal kerja secara ekonomi
akan mengakibatkan tanah menjadi belum efisien. Penggunaan faktor produksi
masam sehingga penyerapan unsur hara tenaga kerja secara ekonomi tidak efisien.\
akan terhambat dan biaya usahatani
menjadi lebih banyak. Anjuran Saran
penggunaan pupuk Urea yaitu sebesar 100 Setiap desa dalam pengelolaan
kg/ha karena usahatani juga usahatani dan pengelolaan lahan sawahnya
menggunakan pupuk NPK (Badan Litbang, berbeda. Untuk itu disarankan penggunaan
2007). Pupuk urea yang berlebihan akan lahan, benih, pupuk dan pengolahannya
menghambat penyerapan unsur hara dan dilakukan secara maksimal karena
tanaman akan mudah terserang hama dan berpengaruh terhadap hasil produksi. Selain
penyakit. Penggunaan pestisida dalam itu penggunaan faktor produksi yang tepat
usahatani termasuk dalam faktor produksi dapat lebih mengefisiensikan secara ekonomi
modal kerja. Pestisida digunakan untuk serta peningkatan pengetahuan dan
mengendalikan hama dan penyakit yang keterampilan petani dalam pengelolaan
menyerang tanaman budidaya. usahatani padi sawahnya sehingga dapat
Penggunaan pestisida harus sesuai dosis memaksimalkan keuntungan dalam usahanya.
yang tepat agar tidak merugikan petani.
Pestisida sangat dibutuhkan petani untuk REFERENSI
mencegah serta membasmi hama dan Badan Pusat Statistik. (2016). Statistik Daerah
penyakit tanaman yang dibudidayakan. Kabupaten Cianjur dalam Angka 2016.
Pestisida dapat menjadi kerugian bagi Jawa Barat
petani jika terjadi kesalahan pemakaian Dewi, I.G.A.C. (2012). Analisis efisiensi
baik dari cara maupun komposisi yang usahatani padi sawah studi kasus di
diaplikasikan ke tanaman. Subak Pacung Babakan, Kecamatan
Mengwi, Kabupaten Badung. Jurnal
PENUTUP Agribisnis dan Agrowisata 1 (1) hlm.: 1-
Simpulan 10.
1. Total Produksi selama 3 musim tanam yang Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan
diperoleh berdasarkan 50 responden Hoktikultura Kabupaten Cianjur. (2012).
pengelola usahatani di 2 Desa di Laporan Tahunan Tahun 2012. Cianjur:
Kecamatan Cibeber Kabupaten Cianjur Laporan Dinas Pertanian Kabupaten
dengan total luas sawah seluas 196.300 m2 Cianjur.
dan hasil produksi sebesar 357.400 kg. Nilai Mubyarto. 1995. Pengantar Ekonomi
produksi yang diperoleh adalah sebesar Pertanian. Edisi Ketiga. LP3ES, Jakarta
Rp1.288.980.000,- dan total biaya tetap Mudakir, B, 2011. Produktivitas Lahan dan
serta variabel sebesar Rp625.258.200,- Distribusi Pendapatan Berdasarkan
maka dihasilkan pendapatan bersih sebesar Status Penguasaan Lahan Pada Usaha
Rp657.296.800,-. Keuntungan rata-rata dari tani Padi (Kasus di Kabupaten Kendal
total luas lahan memperoleh tingkat Provinsi Jawa tengah). Jurnal Dinamika
keuntungan sebesar Rp. 1.116,14 per m2. Ekonomi Pembangunan, 1 (1) : 74-83
2. Faktor produksi yang berpengaruh secara Sukayat, H. (2014). Analisis Pendapatan dan
signifikan di 2 Desa di Kecamatan Cibeber Faktor-faktor Sosial Ekonomi yang
Kabupaten Cianjur luas lahan, status lahan, Mempengaruhi Hasil Produktivitas

1101 1101
1011 1011
Pengelola Usahatani Padi Sawah di Penelitian Pertanian Tanaman Pangan,
Kabupaten Cianjur. Jurnal Ilmiah 34 (2) hlm.: 131-143
Manajemen Fakultas Ekonomi, 3 (2) Sukirno, S. (2000). Pengantar Teori Mikro
hlm.: 37-48 Ekonomi. Jakarta: PT Raja Grafindo
. (2014). Produksi Usahatani Padi Persada.
Sawah sebagai Penggerak Sumodiningrat. (2001). Metode Statistika.
Perekonomian Pedesaan di Kabupaten Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.
Cianjur. Jurnal Nusa Esda, 12 (1) : 1-17 Suzana. (2011). Analisis Efsiensi Penggunaan
Surya, G.N. Adi. (2011). Analisis Pendapatan Faktor Produksi Pada Usahatani Padi
dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi Sawah di Desa Mopuya Utara
Penguasaan Lahan Sawah. Skripsi. Kecamatan Domuga Kabupaten
Bogor: Departemen Agribisnis Fakultas Bolaang Mongondow. Jurnal ASE, 7 (1)
Ekonomi dan Manajemen Institut hlm.: 38-47.
Pertanian Bogor. Soekartawi. (2003). Teori Ekonomi Produksi
Suharyanto (2015). Analisis Produksi dan Dengan Pokok Bahasan Analisi Fungsi
efesiensi Pengelolaan Tanaman Terpadu Cobb-Douglas. Jakarta: PT Raja Grafindo
Padi Sawah di Provinsi Bali. Jurnal Persada.
Harmoko Sukayat: Efisiensi Ekonomi Penggunaan…

112

Anda mungkin juga menyukai