Harmoko Sukayat:
Vol. 4 No.
Efisiensi
2, Des.Ekonomi
2018, Hal.
Penggunaan…
97-112
https://journal.unpak.ac.id/index.php/jimfe P-ISSN: 2502-1400, E-ISSN: 2502-5678
97 97
97 97
penggunaan faktor-faktor produksi memegang tahun 2015. Kabupaten Cianjur menyumbang
peranan yang sangat penting, karena kurang 7,2 persen produksi padi di Jawa Barat yaitu
tepatnya penggunaan jumlah dan kombinasi sebesar 10.856,438 ton dan menjadikan
faktor produksi mengakibatkan rendahnya kontributor keenam se-Jawa Barat. (Statistik
produksi yang dihasilkan atau tingginya biaya Daerah Kabupaten Cianjur Tahun 2016).
produksi. Rendahnya produksi dan tingginya Usahatani padi sawah di Kabupaten
biaya produksi akan mengakibatkan Cianjur dengan responden 80 pengelola
rendahnya pendapatan petani. Karena usahatani padi sawah di 4 kecamatan, yaitu
keterbatasan pengetahuan petani dalam Kecamatan Cipanas, Kecamatan Ciranjang,
konsep-konsep usahatani, masih banyak Kecamatan Karangtengah dan Kecamatan
petani yang belum memahami bagaimana Cilaku. Sampel dalam penelitian diambil 8
faktor produksi digunakan secara efisien desa, yaitu Desa Cipanas dan Desa Cimacan,
(Soekartawi, 2003). Desa Ciranjang, Desa Mekarwangi, Desa
Pengelolaan penggunaan faktor Sabandar, Desa Bojong, Desa Cilaku dan Desa
produksi tepat dan efisien dapat Munjul yang akan diperoleh responden
meningkatkan produksi dan menjaga sejumlah 80 responden. Total produktivitas
keberlanjutan usahatani padi. Upaya selama 3 musim tanam total luas sawah seluas
peningkatan produksi tanaman pangan 841.695 m2 dan hasil produksi sebesar
melalui efisiensi produksi menjadi salah satu 523.740 kg. Produktivitas yang diperoleh
pilihan yang tepat. Efisiensi, petani adalah sebesar Rp1.888.164.000,- dan total
menggunakan input produksi sesuai dengan biaya tetap serta variabel sebesar
ketentuan untuk mendapat produksi yang Rp959.672.677,- maka dihasilkan pendapatan
optimal (Irawan et al., 2006). Sebagian besar bersih sebesar Rp964.682.989,- . Keuntungan
petani biasanya dalam penggunaan input atau rata-rata dari total luas lahan sebesar 841.695
faktor produksi tidak optimal sehingga m2 memperoleh tingkat keuntungan sebesar
pemeliharaan dalam aktivitas usahatani tidak Rp1.146,12 per m2. Faktor yang berpengaruh
memadai (Dewi, 2012). secara signifikan secara bersama-sama
Wilayah Kabupaten Cianjur merupakan terhadap terhadap variabel produktivitas (Y)
salah satu kabupaten sentra produksi padi di adalah variabel luas lahan (X1), status lahan
Jawa Barat. Luas wilayah Cianjur 361.434 Ha (X2), pendidikan (X3), pengalaman (X4), tenaga
memiliki desa berbatasan dengan laut kerja (X5), modal kerja (X6) dan biaya tahunan
sebanyak 18 Desa dan Desa bukan pesisir (X7) (Harmoko, 2017).
pantai sejumlah 342 desa. Jumlah penduduk
Salah satu upaya peningkatan
Kabupaten Cianjur berdasarkan sensus tahun
produktivitas padi sawah dengan kendala
2015 sebanyak 2.243.904 jiwa dengan
keterbatasan luas lahan adalah melalui
pertumbuhan penduduk sebesar 0,38 persen
pendekatan pengelolaan tanaman terpadu
dan jumlah rumah tangga sebanyak 630.932.
(PTT). Penelitian menganalisis dampak
Kelompok usia produktif antara 15-64 tahun
penerapan inovasi PTT terhadap produksi,
sebanyak 63,30 persen dan usia non produktif
efisiensi, dan sumber-sumber inefisiensi teknis
sebesar 36,70 persen (Statistik Daerah
usahatani padi sawah. Penelitian dilakukan di
Kabupaten Cianjur, 2016).
tiga kabupaten sentra produksi padi sawah di
Produksi padi di Kabupaten Cianjur pada
Provinsi Bali, yakni Tabanan, Buleleng, dan
tahun 2014 mencapai 830.545 ton dan
Gianyar, dengan melibatkan 216 responden,
mengalami peningkatan pada tahun 2015
selama dua musim tanam. Data dianalisis
mencapai 851.649 ton, sedangkan luas panen
menggunakan fungsi produksi stokastik
padi mengalami penurunan pada tahun 2014
frontier dengan metode Maximum Likelihood
seluas 151.890 Ha menjadi 143.363 Ha pada
Estimation (MLE). Hasil analisis menunjukkan
produksi padi sawah dipengaruhi oleh luas Analisis dengan menggunakan fungsi Produksi
lahan, jumlah benih, pupuk N, pupuk organik, Cobb-Douglas menyimpulkan bahwa efesiensi
pestisida, tenaga kerja, dan umur bibit. dengan tingkat produksi petani penyakap tidak
Produktivitas padi sawah lebih tinggi pada lebih buruk dibandingkan dengan petani
musim kemarau, dengan sistem tanam pemilik penggarap dan petani penyewa lahan
legowo, pengairan berselang, dengan usahatani. Status lahan mempunyai pengaruh
menerapkan PHT dan menggunakan varietas terhadap distribusi pendapatan, petani yang
selain IR64. Secara teknis, baik petani alumni memiliki penguasaan lahan lebih luas
SL-PTT maupun bukan alumni SL-PTT, telah cenderung memperoleh pendapatan yang
efisien dengan efisiensi lebih dari 70%, namun lebih besar disbanding penguasaan yang lebih
hanya petani alumni SL-PTT yang secara sempit. Produktivitas usahatani dapat dinaikan
alokatif efisien dan secara ekonomi tidak ada dengan menambah pemakaian beberapa
yang efisien. Faktor sosial ekonomi petani sarana produksi, terutama pemakaian pupuk
yang berpengaruh nyata terhadap inefisiensi urea, benih dan luas lahan. Kenaikan tingkat
teknis adalah umur, pendidikan, pengalaman keuntungan usahatani padi dapat ditingkatkan
usahatani, dan jumlah persil. Inefisiensi teknis dengan menurunkan beberapa harga sarana
padi sawah lebih rendah pada lahan milik produksi seperti benih, urea, pestisida dan
petani alumni SLPTT (Suharyanto, 2015). luas lahan (Mudakir, 2011).
Usahatani padi sawah di Kabupaten Usahatani Padi Sawah di Desa Mopuya
Cianjur dengan responden 400 petani. Analisis Utara Kecamatan Domuga Utara Kabupaten
yang digunakan dalam penelitian ini adalah Bolaang Mongondow. Tujuan penelitian untuk
Analisis Regresi Sederhana dan Berganda. mengetahui efesiensi penggunaan faktor
Hasil penelitian secara parsial faktor-faktor produksi pada usahatani padi sawah.
pengelolaan usahatani padi sawah yang Penelitian dilakukan secara stratifikasi random
berpengaruh nyata terhadap produksi sampling berdasarkan strata luas lahan
usahatani padi sawah adalah luas lahan garapan terhadap 33 petani sampel dari 305
usahatani padi sawah berkontribusi 92,4 petani padi sawah di Desa Mopuya Utara.
persen, status lahan usahatani padi sawah Analisis yang digunakan dalam penelitian ini
berkontribusi 8,7 persen, varietas musim adalah Analisis Regresi Berganda dan Analisis
tanam 3 berkontribusi 13,1 persen, Efesiensi Harga dengan menggunakan fungsi
penggunaan pupuk berkontribusi 74,5 persen, Produksi Cobb-Douglas. Hasil penelitian
tenaga kerja berkontribusi 60,8 persen dan menunjukan bahwa faktor produksi lahan,
modal petani berkontribusi 80,4 persen benih, pupuk dan tenaga kerja secara
berpengaruh nyata terhadap produksi bersama-sama maupun secara parsial
usahatani padi sawah (Y). Secara berganda berpengaruh nyata terhadap produksi padi
keseluruhan faktor-faktor pengelolaan usaha sawah di Desa Mopuya Utara. Penggunaan
tani yaitu luas lahan usahatani padi sawah, faktor produksi lahan, benih pupuk dan tenaga
varietas musim tanam 3, penggunaan pupuk, kerja belum efesien, sedangkan faktor
tenaga kerja, pengalaman petani, jarak lahan produksi benih tidak efesien dan perlu
ke pasar berkontribusi 94,9 persen pengurangan benih (Suzana, 2011).
berpengaruh nyata terhadap produksi Persoalan yang dihadapi adalah status
usahatani padi sawah (Y) (Harmoko, 2014). lahan mempunyai pengaruh terhadap
Produktivitas Lahan dan Distribusi distribusi pendapatan bagi petani pemilik
Pendapatan Berdasarkan Status Penguasaan penggarap dan petani penyewa lahan
Lahan pada Usahatani Padi Studi Kasus di usahatani, petani yang memiliki penguasaan
Kabupaten Kendal Propinsi Jawa Tengah. lahan lebih luas cenderung memperoleh
pendapatan yang lebih besar dibanding Sukayat, 2015), Factor effecting production
penguasaan yang lebih sempit. Kebijakan rice farming in the District Cianjur (Harmoko
dalam pengelolaan usahatani padi untuk Sukayat et al, 2014). Productivity analysis of
peningkatan produksi, berkaitan dengan paddy rice fields in District Bogor, Cianjur and
banyaknya masyarakat yang terlibat dalam Subang (West Java) (Elsanti, Harmoko Sukayat
proses pengelolaan usahatani tersebut, et al, 2013).
kenaikan tingkat keuntungan usahatani padi
dapat ditingkatkan dengan menurunkan TINJAUAN PUSTAKA
beberapa harga sarana produksi, oleh karena Usahatani padi sawah (termasuk petani
itu perlu dilakukan suatu penelitian untuk yang menggarap lahan dengan tenaganya
menganalisa efesiensi ekonomi penggunaan sendiri) adalah mengubah input menjadi
faktor produksi pada usahatani padi sawah di output sehingga tercipta produksi. Untuk
Kecamatan Cibeber Kabupaten Cianjur mendapatkan outputnya, pengelola usahatani
Propinsi Jawa Barat. harus menggunakan berbagai jenis input, yaitu
Penelitian ini merupakan bagian dari tenaga kerja, modal, sumber daya alam dan
rangkaian kegiatan penelitian berkelanjutan di sebagainya. Karena input-input yang langka,
Kabupaten Cianjur yang telah menghasilkan mereka harus menggunakan ukuran biaya
sebanyak 8 Kecamatan yaitu 4 Kecamatan yang diasosiakan dengan penggunaan input,
telah selesai dilaksanakan penelitian pada seperti petani mengkombinasikan tenaga
tahun 2015, yang menghasilkan tentang mereka dengan bibit, tanah, hujan, pupuk dan
produksi dari usahatani padi sawah sebagai peralatan mesin untuk memperoleh hasil
penggerak perekonomian pedesaan, panen (GN Adi Surya, 2011).
kemudian dilanjutkan 4 Kecamatan penelitian Fungsi produksi merupakan keterkaitan
untuk Dosen Pemula yang menghasilkan antara faktor-faktor produksi dan capaian
analisis pendapatan dan faktor ekonomi yang tingkat produksi yang dihasilkan, di mana
mempengaruhi pengelolaan usahatani padi faktor produksi disebut dengan istilah input
sawah telah disetujui dengan pembiayaannya dan jumlah produksi disebut dengan output
dilaksanakan Tahun Anggaran 2017, dan (Sukirno, 2000).
penelitian lanjutan kembali penelitian untuk Fungsi produksi adalah suatu fungsi
Dosen Pemula yang disetujui untuk Tahun yang menunjukkan hubungan antara hasil
Anggaran 2018 dan bertujuan menganalisa produksi fisik (output) dengan faktor produksi
efesiensi ekonomi penggunaan faktor produksi input (Mubyarto, 1995).
pada usahatani padi sawah di Kecamatan Fungsi produksi dinyatakan dalam
Cibeber Kabupaten Cianjur Provisnsi Jawab bentuk rumus sebagai berikut:
Barat.
Penelitian berkelanjutan yang telah Y = f (X1, X2, X3…… Xn) (1)
dilaksanakan, antara lain Analisis pendapatan
dan Faktor-Faktor Sosial Ekonomi yang Keterangan:
Mempengaruhi Hasil Produktivitas Pengelola Y = tingkat produksi (output) dipengaruhi oleh
Usahatani Padi Sawah di Kabupaten Cianjur faktor produksi
(Harmoko Sukayat, 2017), Partisipasi XX = input yang digunakan atau variabel yang
Masyarakat dalam Pelestarian Usahatani Padi mempengaruhi Y.
Pandan Wangi sebagai Salah Satu Plasma Penggunaan faktor produksi seperti luas
Nutfah Jawa Barat (Sari Anggarawati, Harmoko lahan, benih, pupuk, pestisida dan tenaga
Sukayat et al, 2016), Produksi usahatani padi kerja secara tepat dan efisien akan
sawah sebagai penggerak perekonomian memberikan keuntungan bagi petani. Efisiensi
pedesaan di Kabupaten Cianjur (Harmoko faktor produksi meliputi efisiensi teknis,
1001 1001
0010 0010
efisiensi harga dan efisiensi ekonomi. Efisiensi a. NPMxi / Pxi > 1, artinya penggunaan
ekonomi merupakan hasil kali antara seluruh masukan (x) belum efisiensi ekonomi
efisiensi harga/alokatif dari seluruh faktor tertinggi, pada kondisi ini masukan (x)
input. Usahatani padi dengan menggunakan masih bisa ditambah.
faktor produksi secara efisien maka akan b. NPMxi / Pxi < 1, artinya penggunaan
meningkatkan keuntungan yang maksimum masukan tidak efisiensi, masukan (x) perlu
(Soekartawi, 2003). dikurangi
Dalam ilmu ekonomi pengertian efisiensi Fungsi Produksi Cobb Douglas pada
dapat digolongkan menjadi 3 (tiga), yaitu penelitian ini menggunakan fungsi produksi
efisiensi teknis, efisiensi alokatif (efisiensi bentuk linear berganda dengan persamaan
harga) dan efisiensi ekonomi. Efisiensi harga fungsi produksi Cobb Douglas sebagai
berkaitan dengan pembuatan keputusan berikut: Ln Y = ln a + b1lnX1 + b2lnX2 + …. +
mengenai pengalokasian dari faktor-faktor bnlnXn +e
produksi variabel, yaitu faktor yang berbeda b1, b2, …, bn pada fungsi Cobb Douglas
dalam kontrol perusahaan. Efisiensi ini menunjukkan elastisitas X terhadap Y, dan
biasanya ditunjukkan dengan nilai produk jumlah elastisitas adalah merupakan return to
marginal untuk suatu input tertentu sama scale (Soekartawi, 2003)
dengan harga input tersebut. Efisiensi teknis
merupakan besaran yang menunjukkan METODE ANALISIS DATA
perbandingan antara produksi sebenarnya Data terdiri dari data primer dan data
dengan produksi maksimum. Sedangkan sekunder yang diperoleh dari hasil wawancara
efisiensi ekonomi adalah besaran yang dengan kuesioner terhadap responden dan
menunjukkan perbandingan antara Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan
keuntungan sebenarnya dengan keuntungan Hortikultura Kecamatan Cibeber Kabupaten
maksimum (Soekartawi, 2003). Cianjur serta Biro Pusat Statistik Jawa Barat.
Menurut Soekartawi (2003) efisiensi Metode penarikan sampel yang
ekonomis terjadi pada saat nilai produk digunakan simple random sampling.
marginal dari setiap unit tambahan masukan Penentuan jumlah responden dilakukan yang
sama dengan harga dari setiap unit masukan memiliki luas lahan usahatani seluas 2.000m²-
tersebut yang dapat dituliskan sebagai berikut: 8.000m². Semua populasi memiliki peluang
NPMx = Px (2) yang sama untuk menjadi sampel. Ukuran
Di mana: sampel per Desa adalah 25 orang yang diambil
NPMx = Nilai produk marginal dari masukan dari 2 Desa terpilih berdasarkan luas lahan
X Px = Harga masukan sawah. Ukuran sampel sebesar 50 orang dari 2
Desa penelitian dengan distribusi sampel.
Namun demikian kenyataan yang banyak
terjadi NPMx tdak selalu sama dengan Px yang
sering terjadi:
berikut:
LnY = Lna + b₁LnX₁ + b₁LnX₂ + b₁LnX₃ + b₁LnX₄ + b₁LnX₅ + b₁LnX₆ + b₁LnX₇ (4)
Keterangan: e = logarita natural (e=2,178)
Y = produksi padi (kg) u = kesalahan/eror
a = Konstanta
b1...b7 = Koefisien regresi X₁...X₇ Metode analisis efisiensi ekonomi
X₁ = luas lahan (ha) digunakan untuk menganalisis tingkat efisiensi
X₂ = Status lahan usahatani ekonomi penggunaan faktor produksi
X₃ = Pengalaman bertani usahatani padi. Efisiensi ekonomi tercapai bila
X₄ = Pendidikan petani nilai produk marginal (NPM) sama dengan
X₅ = Tenaga kerja Biaya Korbanan Marjinal (BKM) sehingga
X₆ = Modal petani dapat dirumuskan sebagai berikut (Mubyarto,
X₇ = Biaya tahunan 1995):
.
. .
= = =1 (5)
Kriteria pengujian sebagai berikut: masih di tambah.
a. Penggunaan faktor produksi tidak efisien b. (NPMxi / Pxi) < 1, artinya penggunaan
. faktor produksi input (xi) tidak efesien,
jika <1
maka perlu dilakukam pengurangan
penggunaan faktor produksi (input) x agar
b. Penggunaan faktor produksi sudah efisien
.
dapat mencapai efesien.
jika =1
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
c. Penggunaan faktor produksi belum efisien Penelitian tentang usahatani adalah
. karakteristik responden, karena identitas
jika >1
petani sampel dapat memberikan gambaran
secara umum tentang keadaaan dan latar
Soekarwati (2003) menyatakan bahwa belakang petani sampel. Karakteristik
sebenarnya NPMx tidak selalu sama dengan Px responden dalam penelitian ini meliputi umur,
dan tidak selalu sama dengan 1, namun yang lama bertani, pendidikan, pengalaman
sering terjadi: berusahatani dan luas lahan garapan.
a. (NPMxi / Pxi) > 1, artinya penggunaan
faktor produksi input (xi) belum efesien, 1. Karakteristik Responden
maka penggunaan faktor produksi (input) x a. Pada tabel 2 terlihat umur usia
produktif yaitu umur 30 tahun sampai 71-80 tahun dan yang tertinggi sejumlah
dengan 60 tahun. Jumlah responden 19 responden di rentang usia 51-60
usia pengelola usaha tani terendah tahun.
sejumlah 4 responden di rentang usia
Tabel 2. Usia
Usia Tahun Desa Cikondang Desa Sukamaju Jumlah
1 . 30 – 4 0 2 3 5
2 . 41 – 5 0 5 10 15
3 . 51 – 6 0 9 10 19
4 . 61 – 7 0 5 1 6
5 . 71 – 8 0 3 1 4
Jumlah 25 25 80
b. Pada tabel 3 terlihat pendidikan responden lulusan Strata 1 serta yang
pengelola usahatani terkecil sejumlah terbanyak sejumlah 47 responden
1 responden lulusan SMP, 1 lulusan SD/SR.
responden lulusan SMA/SPG dan 1
Tabel 3. Pendidikan
Pendidikan Petani Desa Cikondang Desa Sukamaju Jumlah
1. SD/SR 22 25 47
2. SMP 1 - 1
3. SMA/SPG 1 - 1
4. Strata 1 1 - 1
Jumlah 25 25 50
c. Pada tabel 4 terlihat pekerjaan utama responden bertani, 9 responden
responden dari pengelola usahatani pedagang, 9 responden buruh, 2
sebanyak 48 responden bertani dan 2 responden tukang ojek, 1 responden
responden Guru. Jumlah pekerjaan tukang kayu, 3 responden supir dan 1
sampingan responden sebanyak 2 responden Ketua RT.
Tabel 9. Total rata-rata penerimaan, biaya dan keuntungan usahatani padi sawah did2 Desa
Luas Total Harga Penerimaan Total Biaya Keuntungan Nilai per
Uraian Sawah Produksi /Kg Usahatani Usahatani Usahatani m2
(m2) (Kg) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp)
Produksi 588.900 357.400 3.607 1.288.980.000 625.258.200 657.296.800 1.116,14
Lahan merupakan faktor produksi responden total luas sawah yang menjadi
yang mutlak dibutuhkan dan tidak dapat sampel penelitian 588.900 m2. Tabel 5
tergantikan dalam pengelolaan usahatani. menunjukan luas lahan Desa Cikondang
Dalam penelitian ini sejumlah 50 203.400 m2 dan 385.500 m2 luas lahan
desa Sukamaju. Tingkat produksi Desa persen dan desa Sukamaju sebesar 45,755
Cikondang 36,99 persen dan desa sedangkan nilai produksi usahatani padi
Sukamaju 63,01 persen. Hasil produksi desa sukamaju lebih besar yaitu
berbanding dengan total luas sawah Rp773.400.000,- sedangkan Desa
dalam penelitian menunjukan 22,45 Cikondang sebesar Rp515.580.000,-. Dari
persen desa Cikondang dan 38,25 persen hasil penelitian menujukan bahwa harga
Desa Sukamaju selisih luas tanah dari dua pendapatan usahatani pada Desa
desa penelitian seluas 182.100 m2. Cikondang lebih besar yaitu Rp1.840,-
Hasil penelitian menghasilkan dibandingkan Desa Sukamaju sebesar
pendapatan dari hasil penjualan usahatani Rp1.697,-. Perbedaan ini disebabkan nilai
pada tabel 6 dari kedua desa diperoleh jual hasil pertanian di Desa Cikondang
sebesar Rp1.288.980.000,-. Pendapatan lebih tinggi dan nilai biaya tenaga kerja
kotor diperoleh dari total pendapatan lebih rendah dari pada desa Sukamaju.
dikurangi biaya produksi yang terdiri dari Analisis kenuntungan yang diperoleh
biaya tenaga kerja yaitu biaya tanam, dari pengelolaan usahatani di dua desa
biaya pemeliharaan, biaya panen dan pada tabel 9 menunjukan total usaha tani
biaya pasca panen selain itu biaya modal dengan luas 588.900 m2 menghasilkan
kerja juga termasuk kedalam biaya total produksi sebesar 357.400 kg dengan
produksi yaitu biaya olah lahan, biaya rata-rata nilai harga perkilogramnya
benih, biaya pupuk, biaya pestisida, biaya sebesar Rp3.607,- menghasilkan
iuran irigasi dan biaya iuran desa. Total pendapatan sebesar Rp1.288.980.000,-
biaya produksi dari kedua desa sebesar dan total biaya usahatani sebesar
Rp621.868.200,-. Rp625.258.200,- sehingga nilai
Pendapatan bersih dari pengelolaan keuntungan yang diperoleh sebesar
usahatani pada tabel 7 menunjukan dari Rp657.296,800.
kedua desa diperoleh sebesar
Rp657.296.800,-. Pendapatan bersih 3. Faktor sosial ekonomi yang
diperoleh dari pendapatan kotor dikurangi mempengaruhi produksi
biaya Pajak tanah sawah dari kedua desa Hubungan faktor ekonomi yang
sebesar Rp9.815.000,-. mempengaruhi produksi dapat diketahui
Rata-rata perolehan usahatani padi dengan model Cobb-Douglas dengan hasil
di kedua desa berbeda pada tabel 8 analisis data menghasilkan model sebagai
menunjukan nilai produksi usahatani di berikut:
Desa Cikondang yaitu sebesar 54,25
Tabel 12. Hasil analisis Uji F Usahatani di Desa Cikondang dan Desa Sukamaju
ANOVAa
Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
Regression 4349620501253014.000 6 724936750208835.600 42.952 .000b
1 Residual 725745040746984.900 43 16877791645278.719
Total 5075365541999999.000 49
a. Dependent Variable: Hasil Produksi
b. Predictors: (Constant), Biaya Tahunan, Status Lahan, Pendidikan, Pengalaman, Modal
Kerja, Tenaga Kerja
Dari perhitungan uji F 4. Efesiensi ekonomi penggunaan faktor-
tersebut menghasilkan Fhitung = faktor produksi pada usahatani padi
42.952. Dengan demikian sesuai sawah di 2 Desa Kecamatan Cibeber
kriteria pengujian signifikansi Analisis efesiensi diperlukan untuk
regresi, bahwa Fhitung harus lebih membantu petani mengalokasikan faktor-
besar dari Ftabeldiperoleh hasil faktor produksi agar tidak terjadi
perhitungan 42.952 > 4.034. Hal pemborosan. Efesiensi dalam penggunan
ini menunjukan penggunaan input sangat penting dan berpengaruh
faktor sosial ekonomi yaitu luas terhadap hasil produksi dan keuntungan.
lahan, status lahan, pendidikan, Efesiensi ekonomi tertinggi dari
pengalaman, tenaga kerja, modal penggunaan faktor-faktor produksi
kerja dan biaya tahunan secara tercapai apabila perbandingan nilai produk
bersama-sama mempunyai marginal dengan harga masing-masing
pengaruh yang nyata terhadap faktor-faktor produksi sama dengan satu.
variabel produksi.
1101 1101
1011 1011
Pengelola Usahatani Padi Sawah di Penelitian Pertanian Tanaman Pangan,
Kabupaten Cianjur. Jurnal Ilmiah 34 (2) hlm.: 131-143
Manajemen Fakultas Ekonomi, 3 (2) Sukirno, S. (2000). Pengantar Teori Mikro
hlm.: 37-48 Ekonomi. Jakarta: PT Raja Grafindo
. (2014). Produksi Usahatani Padi Persada.
Sawah sebagai Penggerak Sumodiningrat. (2001). Metode Statistika.
Perekonomian Pedesaan di Kabupaten Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.
Cianjur. Jurnal Nusa Esda, 12 (1) : 1-17 Suzana. (2011). Analisis Efsiensi Penggunaan
Surya, G.N. Adi. (2011). Analisis Pendapatan Faktor Produksi Pada Usahatani Padi
dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi Sawah di Desa Mopuya Utara
Penguasaan Lahan Sawah. Skripsi. Kecamatan Domuga Kabupaten
Bogor: Departemen Agribisnis Fakultas Bolaang Mongondow. Jurnal ASE, 7 (1)
Ekonomi dan Manajemen Institut hlm.: 38-47.
Pertanian Bogor. Soekartawi. (2003). Teori Ekonomi Produksi
Suharyanto (2015). Analisis Produksi dan Dengan Pokok Bahasan Analisi Fungsi
efesiensi Pengelolaan Tanaman Terpadu Cobb-Douglas. Jakarta: PT Raja Grafindo
Padi Sawah di Provinsi Bali. Jurnal Persada.
Harmoko Sukayat: Efisiensi Ekonomi Penggunaan…
112