Anda di halaman 1dari 10

J.

Agroland 22 (3) : 216 – 225, Desember 2015 ISSN : 0854 – 641X


E-ISSN : 2407 – 7607

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI


PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI CENGKEH
(Studi Kasus di Kecamatan Ogodeide Kabupaten Tolitoli)
Factors Influencing CloveFarmingProduction and Income
(Case Study at Ogodeide District Tolitoli Regency)
Fatmah1) Made Antara2) Saiful Darman2)
1)
Program Studi Magister Agribisnis Pascasarjana Universitas Tadulako, email: fatmahdjalal@gmail.com
2)
Fakultas Pertanian Universitas Tadulako

ABTRACT

This research aimed to determinefactors influencing the production of clove farmingsand


their income at Ogodeide district ofTolitoli regency. This research was conducted from August to
October 2015. Data wasobtainedfrom 84 clove farmers who were selected using a simple random
technique. The data was processed and analyzed by using production function of Cobb-Douglass.
The results showed that simultaneously, the independent variables (X) significantly influence the
dependent variable (Y) and the coefficient of determination (R2) was 0.90. Based on the partial test,
it is obvious that there are four variables significantly influence the cloves production including the
number of productive trees (X1), the use of ZA fertilizers (X3), the use of ponska fertilizer(X4), and
the labors (X5) while the age of cloves variable (X2) has no significant influence to the clove
production at Ogodeide district of Tolitoli regency. The income analysis suggests that the income
generated by the farmer was IDR58,102,598.98/year, in average.

Keywords: Clove farming, income, production factors.

LATAR BELAKANG sumber pendapatan devisa bagi negara.


Komoditas tersebut berasal dari perkebunan,
Pertanian memegang peranan penting salah satunya adalah produk perkebunan
dari seluruh perekonomian nasional. cengkeh (Hendra, 2013).
Banyaknya penduduk yang hidup dan Cengkeh merupakan salah satu
bekerja pada sektor pertanian atau dari komoditas perkebunan yang mempunyai
produk nasional yang berasal dari pertanian, kedudukan penting bagi kehidupan ekonomi
sehingga pembangunan bangsa dititik rakyat Indonesia (Nella, 2004). Indonesia
beratkan pada sektor pertanian. Pembangunan merupakan negara produsen dan konsumen
sektor pertanian merupakan bagian yang tak cengkeh terbesar di dunia dengan produksi
terpisahkan dari pembangunan nasional sebesar 80%, kemudian Tanzania, Madagaskar,
secara keseluruhan. Pembangunan sektor India dan Sri Lanka. Indonesia dengan
pertanian sangat penting karena menyangkut produksi sebesar 73.000 ton per tahun,
hajat hidup lebih dari setengah penduduk Tanzania dan Madagaskar dengan produksi
Indonesia yang menggantungkan perekonomian sebesar 20.000-27.000 ton cengkeh per
keluarga pada sektor ini (Ramli, 2014). tahun, India dan Sri Lanka dengan produksi
Sektor pertanian di Indonesia sebesar 5.000-7.000 ton cengkeh per tahun.
merupakan sektor yang cukup tangguh Tingginya produksi cengkeh di Indonesia,
dibandingkan dengan sektor lainnya. Produk dikarenakan cengkeh merupakan tanaman
dari sektor pertanian menjadi salah satu asli Indonesia, didukung oleh kondisi alam,

216
iklim serta topografi yang mendukung cengkeh tertinggi pertama dengan luas
dilakukannya agribisnis cengkeh di Indonesia panen 8.296 ha, produksi 4.284 ton dan
(DepartemenPertanian, 2005). produktivitas 0,516 ton/ha (BPS Kabupaten
Pemerintah telah menetapkan cengkeh Tolitoli, 2014).
sebagai salah satu komoditi yang memiliki Tingginya produksi cengkeh di
prospek untuk dikembangkan di bidang Kecamatan Ogodeide tidak menjamin dapat
pertanian. Komoditi ini merupakan salah memberikan pendapatan yang tinggi pula
satu komoditi andalan kedua, setelah kelapa bagi petani cengkeh. Faktor-faktor produksi
sawit, dan salah satu bahan baku utama usahatani cengkeh sangat berperan dalam
rokok kretek yang mencakup 80% produksi menentukan tingkat pendapatan petani
rokok nasional. Peranan rokok kretek dalam cengkeh. Salah satu faktor untuk mencapai
perekonomian nasional sangat nyata, antara produksi dan pendapatan yang maksimal
lain menyumbang sekitar Rp 23,3 triliun ialah faktor banyaknya tanaman. banyaknya
dari perkiraan Rp 29 triliun penerimaan tanaman cengkeh di Kecamatan Ogodeide
cukai rokok. Sumbangannya yang besar tampak pada desa Pulias 546.939 pohon,
tehadap penerimaan negara melalui cukai Batuilo 169.080 pohon dan Bilo 154.038
dan kemampuannya menyediakan lapangan pohon dimana jumlah tanaman cengkeh dari
kerja berskala besar menempatkan industri ketiga desa tersebut berada di atas rata-rata
ini pada posisi penting dan strategis dalam 116,36 pohon. Produksi cengkeh dapat
perekonomian Indonesia. Tenaga kerja yang dipertahankan bahkan ditingkatkan dengan
terkait baik langsung maupun tidak langsung memperhatikan beberapa faktor diantaranya
dengan industri rokok kretek yaitu di sektor : jumlah pohon cengkeh yang masih
pertanian, industri rokok dan perdagangan produktif, umur pohon cengkeh, berbagai
serta sektor informal sekitar 6 juta tenaga jenis pupuk yang digunakan, serta tenaga
(Anggoro, 2011). kerja yang digunakan dalam usahatani
Sulawesi Tengah merupakan wilayah cengkeh.
yang memiliki potensi pengembangan Berdasarkan latar belakang tersebut
komoditi cengkeh, sehingga menjadi salah maka untuk meningkatkan produksi dan
satu wilayah penghasil cengkeh di Indonesia. pendapatan petani cengkeh di Kecamatan
Wilayah yang menjadi potensi pengembangan Ogodeide akan di lakukan penelitian dengan
komoditi cengkeh di Sulawesi Tengah salah judul “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
satunya Kabupaten Tolitoli. Produksi Dan Pendapatan Usahatani
Kabupaten Tolitoli merupakan Cengkeh (Studi kasus di Kecamatan
wilayah yang memiliki potensi pengembangan Ogodeide Kabupaten Tolitoli)’’.
komoditi cengkeh seluas 7.629 ha. Kabupaten
Tujuan Penelitian
Tolitoli didukung oleh kondisi alam, iklim
dan topografi yang mendukung, dengan Untuk mengetahui besar pengaruh
Luas Wilayah 4.079,77 km² secara geografis faktor-faktor produksi cengkeh di
ditandai oleh jajaran pengunungan dan Kecamatan Ogodeide Kabupaten Tolitoli,
hamparan laut. Dalam peta Sulawesi dan Untuk mengetahui besar pendapatan
membentang dari timur ke barat, terletak usahatani cengkeh di Kecamatan Ogodeide
pada ketinggian 0-2.500 m dpl dengan Kabupaten Tolitoli.
topografi datar hingga pengunungan. Kegunaan Penelitian
Kondisi topografi tersebut sangat potensial
membudidayakan tanaman cengkeh(BPS Memberikan informasi mengenai
Sulawesi Tengah, 2014). faktor-faktor yang mempengaruhi produksi
Kecamatan Ogodeide merupakan dan pendapatan usahatani cengkeh,
salah satu kecamatan yang terdapat di sehingga dapat memberikan hasil yang
Kabupaten Tolitoli yang memiliki produksi optimal khususnya kepada petani cengkeh,

217
dan Sebagai referensi kepada mahasiswa n = Jumlah sampel
lain yang akan melakukan penelitian lebih d = Tingkat kesalahan yang dikehendaki
lanjut tentang masalah sejenis ataupun (10%).
pihak lain yang membutuhkan. Besarnya sampel dari masing-masing
sub populasi, dilakukan distribusi dengan
METODE PENELITIAN alokasi proporsional (Bungin, 2006) dengan
rumus sebagai berikut:
Penelitian ini adalah penelitian
deskriptif yang memberi gambaran fakta-fakta Ni
ni= xn
yang diperoleh dilapangan, pengumpulan N
data dilakukan dengan metode survey dan Dimana :
observasi langsung dilapangan. Data yang Ni = Besarnya ukuran sampel dari masing-
terkumpul dari responden, ditabulasi, diedit masing strata
dan dianalisis serta dijelaskan secara deskriptif. Ni = Banyaknya Petani di sub populasi
Penentuan lokasi penelitian ditetapkan N = Jumlah populasi keseluruhan
secara sengaja (Purposive) yaitu di Kecamatan N = Banyaknya Petani yang dijadikan
Ogodeide Kabupaten Tolitoli, dengan sampel.
pertimbangan bahwa di Kecamatan Ogodeide Maka jumlah sampel petani secara
merupakan salah satu kecamatan yang proporsional pada tiap desa adalah sebagai
termasuk daerah sentral produksi. Penelitian berikut : Ni
ini dilaksanakan selama tiga bulan yaitu (1) Desa Pulias : ni= x n
N
bulan Agustus - Oktober 2015.
254
Populasi yang ditetapkan dalam ni= 543 x 84=40,32 atau 40 Petani cengkeh
penelitian ini adalah seluruh petani cengkeh
yang ada pada 3 desa di Kecamatan Ni
(2) Desa Batuilo : ni= xn
OgodeideKabupaten Tolitoli yaitu : desa N
Pulias, Batuilodan Bilo dimana jumlah
177
tanaman dan produksi cengkeh dari ketiga ni= 543 x 84=27,38 atau 27 Petani cengkeh
desa tersebut berada di atas rata-rata.
Dengan rincian populasi sebagai berikut : (3) Desa Bilo : Ni
(1) Desa Pulias : 254 Petani ni= xn
N
(2) Desa Batuilo : 177 Petani
112
(3) Desa Bilo : 112 Petani ni= 543 x 84=17,32 atau 17 Petani cengkeh
Jumlah : 543 Petani
Sampel adalah bagian dari populasi, Teknik pengambilan sampel dalam
pengambilan sampel yaitu dengan menarik penelitian ini adalah Proporsional random
sampel secara proporsi dari total populasi sampling, sehingga penentuan petani yang
yang ada (Arikunto, 2006). Untuk memberikan menjadi sampel dilakukan dengan cara acak
secara pasti jumlah sampel yang akan sederhana atau melalui teknik pengundian.
ditarik digunakan rumus (Slovin) sebagai Data yang digunakan dalam
berikut : penelitian ini, yaitu data primer dan data
N sekunder. Data primer diperoleh dan
n=
N d 2 +1 dikumpulkan langsung dari 84 responden,
melalui wawancara berdasarkan daftar
543 pertanyaan. Sementara data sekunder, yaitu
n= =84,44 atau 84 orang data yang diperoleh dari instansi-instansi
543 0.1 2 +1
terkait yang telah tersedia dalam bentuk
Dimana: dokumen dan studi literatur, meliputi: BPS
N = Jumlah populasi Provinsi Sulawesi Tengah, BPS Kabupaten

218
Tolitoli, Dinas Pendidikan, Pelatihan, yang berproduksi dalam satu luasan areal
Penelitian dan Pengembangan Kabupaten pertanaman. Jumlah pohon produktif di
tolitoli, Dinas Perkebunan Kabupaten Kecamatan Ogodeide setiap hektarnya
Tolitoli, Dinas Kecamatan Ogodeide. bervariasi dikarenakan jaraktanam yang
Penelitian ini menggunakan analisis digunakan responden juga bervariasi, jarak
fungsi produksi Cobb-Douglass, adalah tanam yang digunakan diantaranya : 6 m x 7
suatu analisis untuk mengetahui faktor- m (238 pohon per ha), 7 m x 8 m (178
faktor produksi yang berpengaruh terhadap pohon per ha), 8 m x 6 m (200 pohon per
produksi cengkeh, atau alat analisis yang ha) dan 8 m x 8 m (156 pohon per ha).
menjelaskan hubungan input produksi (X), Jumlah pohon cengkeh yang dimiliki
dengan produksi (Y). Dimana input responden tidak semuanya produktif
produksi tersebut adalah X1 = Jumlah pohon dikarenakan pohon cengkeh yang dimiliki
cengkeh yang masih produktif (pohon), X2 responden ada yang baru ditanam dan ada
= umur cengkeh (tahun), X3= Pengunaan pohon cengkeh yang mengalami kekeringan
pupuk ZA (Kg), X4= Pengunaan pupuk diakibatkan musim kemarau yang panjang
Ponska (Kg), X5 = Tenaga kerja (HOK) dan serta persediaan air di Kecamatan Ogodeide
Y= Produksi cengkeh (Kg). Secara kurang.
matematik bentuk persamaan fungsi
produksi Cobb-Douglass dapat ditulis Umur Tanaman. Umur tanaman erat
sebagai berikut. (Soekartawi, 2003) : kaitannya dengan tingkat produksi. Umur
tanaman cengkeh di Kecamatan Ogodeide
InY = In bo + b₁ In X₁ + b₂ InX₂ + b₃ InX₃
bervariasi, karena waktu penanaman petani
+ b₄ InX₄ + b5 InX5 + 𝑒
tidak bersamaan dana dapetani yang sudah
Besarnya pendapatan usahatani mengganti pohon cengkehnya yang sudah
cengkeh di Kecamatan Ogodeide Kabupaten tua dengan pohon cengkeh yang muda.
Tolitoli, digunakan analisis pendapatan Klasifikasi umur tanaman dapat dilihat pada
dengan formulasi sebagai berikut : tabel 1.
π = TR – TC (Soekartawi, 2003). Tabel 1 menunjukkan bahwa umur
tanaman cengkeh terbanyak di Kecamatan
Keterangan : Ogodeide yaitu pada interval umur 28 – 36
π = Pendapatan usahatani tahun sebesar 46,43%. Rata-rata umur
TR = Total penerimaan tanaman cengkeh di Kecamatan Ogodeide
TC = Total biaya berumur 24,74 tahun, ketinggian tanaman
yang berumur di atas 20 tahun sudah
HASIL DAN PEMBAHASAN
mencapai lebih dari 15 m, sehingga sulit
Keadaan Usahatani untuk tenaga kerja pemetikan untuk memetik
dan juga besarnya resiko kecelakaan pada
Jumlah Pohon Produktif. Jumlah pohon ketinggian tanaman tersebut.
produktif disini adalah banyaknya pohon

Tabel 1. Umur Tanaman Cengkeh Petani Responden di Kecamatan Kabupaten Tolitoli Tahun 2015.
No UmurTanaman Jumlah Responden (Jiwa) Persentase (%)
(Tahun)
1 10 – 18 20,00 23,81
2 19 - 27 25,00 29,76
3 28 – 36 39, 00 46,43
Jumlah 84,00 100,00
Sumber : diolah dari data primer, 2015

219
Akibat dari ketinggian tanaman di konversikan ke sak maka penggunaan
sehingga kebanyakan dari tenaga kerja pupuk ponska per 1 ha sebesar ± 9,59 sak (1
pemetikan di Kecamatan Ogodeide tidak sak = 50kg). Harga pupuk ponska per sak
memetik keseluruhan cengkeh pada bagian sebesar Rp 175.000,00, harga pupuk ponska
atas dan produksinyapun menurun. Upaya per kg sebesar Rp 3.500,00. Rata-rata
untuk menghindari masalah tersebut dapat penggunaan pupuk ponska secara
dilakukan dengan pemangkasan. keseluruhan sebesar 820,40 kg, sehingga
biya penggunaan pupuk ZA di Kecamatan
PenggunaanPupuk.
Ogodeide Sebesar Rp 2.871.400,00.
Pupuk merupakan salah satu
faktor produksi yang dapat meningkatkan Tenaga Kerja
produksi.Pupuk yang digunakan oleh petani Penggunaan tenaga kerja merupakan
responden adalah pupuk ZA dan pupuk salah satu faktor penentu keberhasilan
ponska. usahatani cengkeh. Tenaga kerja yang
digunakan petani responden berasal dari
Pupuk ZA. Penggunaan pupuk ZA di
keluarga sendiri dan dari luar keluarga.
Kecamatan Ogodeide per pohonnya bervariasi,
Jumlah penggunaan tenaga kerja
antara 2-6 kg, sehingga rata-rata dari jumlah
untuk petani responden sebanyak 19.294,13
penggunaan pupuk ZA per pohon diperoleh
hari orang kerja (HOK) dengan rata-rata
sebesar 4,74 kg. Penggunaan pupuk ZA jika
229,69 HOK / 1,71 ha dan upah HOK
di konversikan keluasan areal pertanaman,
sebesar Rp 50.000,00. sehingga biya
maka penggunaan pupuk ZA per 1 ha
penggunaan tenaga kerja di Kecamatan
sebesar 596,81 kg dan jika di konversikan
Ogodeide Sebesar Rp 11.484.500,00.
ke sak maka penggunaan pupuk ZA per 1
ha sebesar ± 11,93 sak (1 sak = 50kg). Faktor-faktor Produksi Usahatani Cengkeh
Harga pupuk ZA per sak sebesar Rp Untuk melihat pengaruh variabel
75.000,00, harga pupuk ZA per kg independen (X) secara simultan terhadap
sebesarRp 1.500,00. Rata-rata penggunaan variabel dependen (Y) digunakan uji F (F-
pupuk ZA secara keseluruhan sebesar test). Untuk lebih jelasnya terlihat pada
1.023,11 kg, sehingga biya penggunaan Tabel 2.
pupuk ZA di Kecamatan Ogodeide Sebesar Tabel 2 menunjukkan bahwa secara
Rp 1.534.665,00. simultan variabel independen X ( jumlah
PupukPonska. Penggunaan pupuk ponska pohon produktif, umur cengkeh, penggunaaan
di Kecamatan Ogodeide per pohonnya pupuk ZA, penggunaaan pupuk Ponska dan
bervariasi, antara 2-6 kg, sehingga rata-rata penggunaaan tenaga kerja) secara bersama-
dari jumlah penggunaan pupuk ponska per sama berpengaruh nyata terhadap variabel
pohon diperoleh sebesar 3,80 kg. Penggunaan dependen Y (produksi cengkeh Kecamatan
pupuk ponska jika di konversikan ke luasan Ogodeide) pengaruh tersebut dapat dilihat
areal pertanaman, maka penggunaan pupuk dimana nilai F-hitung sebesar 148,720lebih
ponska per 1 ha sebesar 479,76 kg dan jika besar dari F-tabel ɑ 5% sebesar 2,33

Tabel 2. Anova Faktor-faktor yang Mempengruhi Produksi Usahatani Cengkeh di Kecamatan


Ogodeide Kabupaten Tolitoli tahun 2015.
Sumber DB JK KT F-hitung F-tabel 5%
Regresi 5 5,534 1,107 148,720 2,33
Sisa 78 0,581 0,007
Total 83 6,115
R²= 0,90
Sumber : diolah dari data Primer 2015.

220
Tabel 3. Koefisien Regresi Berganda dari Faktor-faktor yang mempengaruhi Produksi Usahatani
Cengkeh di Kecamatan Ogodeide Kabupaten Tolitoli tahun 2015.
Variabel Koefisien Regresi t-hitung t-tabel
ɑ = 5%
Konstanta 0,162 1,511 2,57
Jumlah pohon produktif (X1) 0,619 5,923 2,57
Umur cengkeh (X2) -0,109 -1,524 2,57
Pupuk ZA(X3) 0,137 3,255 2,57
Pupuk Ponska (X4) 0,243 3,046 2,57
Tenaga Kerja (X5) 0,162 2,820 2,57
R²= 0,90
n = 84
Sumber : diolah dari data Primer 2015.

Selain itu nilai koefisien determinasi Ho: variabel mempunyai pengaruh tidak
(R²) sebesar 0,90 yang berarti variasi nyata terhadap jumlah produksi
jumlah pohon produktif, umur cengkeh, cengkeh.
penggunaaan pupuk ZA, penggunaaan H1: variabel mempunyai pengaruh nyata
pupuk ponska dan penggunaaantenaga kerja terhadap jumlah produksi cengkeh.
dapat menjelaskan variasi produksi cengkeh
90% sedangkan sisanya 10% disebabkan Jumlah pohon produktif (X1). Hasil
oleh faktor lain diluar model fungsi analisis menunjukkan bahwa Jumlah pohon
produksi yang dianalisis. produktif (X1) berpengaruh nyata terhadap
Pengaruh dari masing-masing variabel produksi cengkeh (Y) hal ini terlihat dari
independen (X) terhadap variabel dependen nilai t-hitung sebesar 5,923lebih besar
(Y) dihitung menggunakan uji t, tampak dari nilai t-tabel sebesar 2,57 sehingga Ho
pada Tabel 3. ditolak dan H1 diterima. Nilai koefisien
Tabel 3 menunjukkan menunjukkan regresi Jumlah pohon produktif sebesar 0,
bahwa hasil pengujian t-test dari 5 variabel 619berarti dengan bertambahnya Jumlah
yang diteliti, terdapat 4 variabel yang pohon produktif sebesar 1% (2,158 pohon,
berpengaruh nyata terhadap produksi diperoleh dari rata-rata jumlah pohon
cengkeh yaitu jumlah pohon produktif (X1), produktif sebesar 215,80 pohon), akan
penggunaan pupuk ZA (X3) dan penggunaan meningkatkan produksi cengkeh sebesar
pupuk ponska (X4) dan tenaga kerja (X5), 0,619% (5,67 kg, diperoleh dari rata-rata
sedangkan umur cengkeh (X2) berpengaruh jumlah produksi sebesar 917,04 kg), dengan
tidak nyata terhadap produksi cengkeh di asumsi bahwa faktor lain dianggap konstan.
Kecamatan Ogodeide Kabupaten Tolitoli. Hasil penelitian ini sejalan dengan
Hasil estimasi poduksi cengkeh di Kecamatan penelitian yang dilakukan oleh Arinda dan
Ogodeide adalah sebagai berikut :
Yantu (2015), yang menyatakan bahwa
Ln Y = 0,162+ 0, 619 X1 – 0,109 X2+ variabel jumlah pohon produktif berpengaruh
0,137X3 + 0,243X4 + 0,162X5 nyata terhadap produksi. Penambahan jumlah
Dari persamaan tersebut dapat pohon produktif akan diikuti oleh kenaikan
diketahui besarnya pengaruh variabel produksi cengkeh.
independen (X) terhadap variabel dependen Umur Cengkeh (X2). Hasil analisis
(Y) yang ditunjukkan dari nilai koefisien menunjukkan bahwa umur cengkeh (X2)
regresinya. Pengaruh masing-masing faktor berpengaruh tidak nyata terhadap produksi
produksi terhadap produksi cengkeh adalah cengkeh (Y) hal ini terlihat dari nilai t-
sebagai berikut : hitungsebesar -1,524 lebih kecil dari nilai t-

221
tabel sebesar 2,57. Nilai koefisien regresi 2,57 sehingga Ho ditolak dan H1 diterima.
umur cengkeh sebesar -0,109 berarti dengan Nilai koefisien regresi pupuk ponska
bertambahnya umur cengkeh sebesar1% sebesar 0,243 berarti dengan bertambahnya
(0,24 tahun, diperoleh dari rata-rata umur pupuk ponska sebesar 1% (8,20 kg, diperoleh
cengkeh 24,74 tahun), akan menurunkan dari rata-rata penggunaan pupuk ponska
produksi cengkeh sebesar 0,109% (0,99 kg, sebesar 820,40 kg), akan meningkatkan
diperoleh dari rata-rata jumlah produksi produksi cengkeh sebesar 0,243% (2,14 kg,
sebesar 917,04 kg), dengan asumsi bahwa diperoleh dari rata-rata jumlah produksi
faktor lain dianggap konstan. sebesar 917,04 kg), dengan asumsi bahwa
Hasil penelitian ini sejalan dengan faktor lain dianggap konstan.
pendapat Indra (2011), yang menyatakan Hasil penelitian ini sejalan dengan
bahwa semua nilai parameter masukan yang penelitian yang dilakukan oleh Darmansyah
ada dalam model bertanda positif kecuali (2013), menyatakan bahwa penggunaan
umur tanaman, hal ini bukan merupakan pupuk ponska berpengaruh nyata terhadap
kesalahan spesifikasi karena dalam produksi. Arinda dan Yantu (2015), juga
kenyataannya memang ada hubungan menyatakan bahwa penggunaan pupuk ponska
negatif antara umur tanaman dengan berpengaruh nyata terhadap produksi.
besarnya tingkat produksi usahatani. Hasil Tenaga Kerja (X5). Hasil analisis
penelitian Rinaldi (2013), juga menyatakan menunjukkan bahwa tenaga kerja (X5)
bahwa setiap penambahan 1% umur berpengaruh nyata terhadap produksi
tanaman akan menurunkan produksi. cengkeh (Y) hal ini terlihat dari nilai
Pupuk Za (X3). Hasil analisis menunjukkan t-hitung sebesar 2,820 lebih besar dari nilai
bahwa Pupuk ZA(X3) berpengaruh nyata t-tabel sebesar 2,57 sehingga Ho ditolak
terhadap produksi cengkeh (Y) hal ini dan H1 diterima. Nilai koefisien regresi
terlihat dari nilai t-hitung sebesar 3,225 tenaga kerja sebesar 0,162 berarti dengan
lebih besar dari nilai t-tabel sebesar 2,57 bertambahnya tenaga kerja sebesar 1% (2,29
sehingga Ho ditolak dan H1 diterima. Nilai HOK, diperoleh dari rata-rata jumlah tenaga
koefisien regresi Pupuk ZA sebesar 0,137 kerja sebesar 229,69 HOK), akan
berarti dengan bertambahnya Pupuk ZA meningkatkan produksi cengkeh sebesar
sebesar 1% (10,23 kg, diperoleh dari rata-rata 0,162% (1,48 kg, diperoleh dari rata-rata
penggunaan pupuk ZA sebesar 1.023,11 jumlah produksi sebesar 917,04 kg), dengan
kg), akan meningkatkan produksi cengkeh asumsi bahwa faktor lain dianggap konstan.
sebesar 0,137% (1,25 kg, diperoleh dari
Analisis Pendapatan Usahatani Cengkeh
rata-rata jumlah produksi sebesar 917,04 kg),
dengan asumsi bahwa faktor lain dianggap Analisis Pendapatan Usahatani
konstan. cengkeh bertujuan untuk mengetahui
Penggunaan pupuk ZA berpengaruh bagaimana besarnya pendapatan yang
nyata terhadap produksi cengkeh,dikarena diperoleh petani responden dalam usahatani
rata-rata penggunaan pupuk ZA per pohon cengkeh di Kecamatan Ogodeide yakni
sebesar 4,74 kg yang melebihi rekomendasi dengan menghitung selisih antara jumlah
dari Dinas Perkebunan Kabupaten Tolitoli, penerimaan yang diperoleh, biaya tetap
anjuran penggunaan pupuk ZA per pohon yang digunakan serta biaya variabel yang
sebanyak 2,25 Kg (Dinas Perkebunan, 2015). ada.
Biaya panen cengkeh merupkan
Pupuk Ponska (X4). Hasil analisis biaya yang harus dikeluarkan selama masa
menunjukkan bahwa pupuk ponska (X4) panen cengkeh berlangsung. Memperhitungkan
berpengaruh nyata terhadap produksi cengkeh keseluruhan biaya yang dikeluarkan saat
(Y) hal ini terlihat dari nilai t-hitung sebesar panen maka akan diketahui besar biaya
3,046lebih besar dari nilai t-tabel sebesar pengeluaran dan selisih harga cengkeh
222
dengan biaya pengeluaran saat panen biaya tetap yang harus dikeluarkan petani
cengkeh berlangsung (Regina, 2014). responden rata-rata sebesar Rp 2.562.805,75.
Penerimaan Usahatani. Yang dimaksud Biaya Variabel. Biaya variabel yaitu biaya
dengan penerimaan dalam usahatani adalah yang jumlahnya selalu berubah-ubah
merupakan hasil perkalian antara hasil dipengaruhi oleh produksi yang akan
produksi cengkeh yang diperoleh petani diperoleh, biaya variabel yang dimaksud
dengan harga jual dari produksi tersebut. meliputi biaya tenaga kerja, pupuk ZA,
Oleh karena itu besarnya pendapatan pupuk Ponska dan transportasi.
ditentukan oleh jumlah hasil produksi Besarnya biaya variabel dalam
petani serta tinggi rendahnya harga jual dari usahatani cengkeh di Kecamatan Ogodeide
hasil produksi tersebut. rata-rata sebesar Rp17.282.995,27.
Rata-rata jumlah pohon produktif
berjumlah 215,80 pohon dapat menghasilkan Total Biaya. Total biaya merupakan hasil
produksi rata-rata sebesar 917,04 Kg dengan penjumlahan dari biaya tetap dan biaya
harga jual rata-rata yaituRp 85.000,00 per variabel yang dikeluarkan oleh petani
kg.Penerimaan petani responden rata-rata responden. Besarnya rata-rata biaya tetap
mencapai Rp77.948.400, 00. Rp 2.562.805,75 dan rata-rata biaya
variabel Rp 17.282.995,27 sehingga total
Biaya Tetap. Yang dimaksud dengan biaya biaya yang harus dikeluarkan oleh petani
tetap yaitu keseluruhan biaya-biaya yang cengkeh di Kecamatan Ogodeide adalah
dikeluarkan oleh petani dalam pelaksanaan sebesar Rp 19.845.801,02.
usahataninya dimana besar kecilnya biaya
tersebut tidak dipengaruhi oleh besar Pendapatan Usahatani. Ukuran yang
kecilnya hasil produksi. Biaya tetap yang digunakan untuk mengetahui besarnya
digunakan dalam penelitian ini meliputi pendapatan yang diperoleh petani dalam
pajak lahan dan penyusutan. usahataninya adalah selisih antara penerimaan
Harga penyusutan rata-rata sebesar yang diperoleh dengan jumlah pengeluaran
Rp2.525.091,46 sedangkan biaya pajak atau total biaya yang dikeluaran dalam satu
rata-rata sebesar Rp 37.714,29. Jadi jumlah kali musim tanam.

Tabel 4. Pendapatan Petani pada Usahatani Cengkeh Per musim Panen di Kecamatan Ogodeide
Kabupaten Tolitoli Tahun 2015.
No Uraian Usahatani Cengkeh (Rp)
1 Biaya :
a. Biaya Tetap :
Penyusutan Alat 2.525.091,46
Pajak Lahan 37.714,29
2 Sub Total 2.562.805,75
b. Biaya Variabel :
Pupuk Za 1.534.665,00
Pupuk Ponska 2.871.400,00
Tenaga Kerja 11.484.500,00
Transportasi 1.392.430,27
3 Sub Total 17.282.995,27
4 Total Biaya (2+3) 19.845.801,02
Produksi (Kg) 917,04
Harga (Rp/Kg) 85.000,00
5 Penerimaan 77.948.400,00
6 Pendapatan (5-4) 58.102.598,98
Sumber : Diolah dari data Primer, 2015

223
Berdasarkan penjelasan tersebut, produksi cengkeh di Kecamatan Ogodeide
hasil analisis perhitungan pendapatan Kabupaten Tolitoli.
usahatani cengkeh di Kecamatan Ogodeide Secara simultan (bersama-sama)
dapat dilihat pada Tabel 4. variabel independen X berpengaruh nyata
Berdasarkan Tabel 4 diatas, rata-rata terhadap variabel dependen Y. Selain itu
produksi petani sebayak 917,04 Kg dengan nilai koefisien determinasi (R²) sebesar 0,90
harga jual rata-rata sebesar Rp 85.000,00 menjelaskan bahwa kontribusi X terhadap
per kg, rata-rata penerimaan sebesar naik turunnya produksisebesar 90%
Rp.77.948.400,00. Total biaya yang dikeluarkan sedangkan sisanya 10% disebabkan oleh
rata-rata sebesar Rp. 19.845.801,02, sehingga faktor lain diluar model fungsi produksi
pendapatan rata-rata yang diperoleh petani yang dianalisis. Pendapatan usahatani
di Kecamatan Ogodeide Kabupaten Tolitoli cengkeh sebesar Rp 58.102.598,98/ Tahun.
sebesar Rp 58.102.598,98.
Saran
KESIMPULAN DAN SARAN Diharapkan bagi petani dapat lebih
memperhatikan penggunaan faktor-faktor
Kesimpulan produksi yang ada sehingga dapat lebih
Berdasarkan dari hasil penelitian, maka meningkatkan hasil produksi yang telah
dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : dicapai yang nantinya dapat lebih
Berdasarkan hasil analisis menunjukkan meningkatkan tingkat pendapatan petani.
bahwa terdapat 4 variabel yang berpengaruh Diharapakan hasil penelitian ini
nyata terhadap produksi cengkeh yaitu dapat menjadi tambahan referensi, dan
jumlah pohon produktif, penggunaan pupuk sebagai bahan kajian untuk penelitian-
ZA dan penggunaan pupuk ponska dan penelitian selanjutnya guna pengembangan
tenaga kerja, sedangkan variabel umur ilmu pengetahuan.
cengkeh berpengaruh tidak nyata terhadap

UCAPAN TERIMAKASIH

Dengan penuh rasa hormat penulis kepada pembimbing : Prof. Dr. Ir. Made Antara, M.P,
dan Prof. Dr. Ir. Saiful Darman, M.P, yang telah banyak meluangkan waktunya, memberikan
arahan dan bimbingan dalam penelitian hingga penulisan artikel ini dapat dipublikasikan.

DAFTAR PUSTAKA

Anggoro, N. 2011. Prospek Agribisnis Cengkeh. http://cybex.pertanian.go.id (25/03/2015).

Arikunto dan Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta Rineka
Cipta.

Arinda, W danM. R.Yantu.2015. Analisis Produksi Tanaman Cengkeh di Desa Tondo Kecamatan
Sirenja Kabupaten Donggala. JurnalAgrotekbis3(5) : 653-660.

Badan Pusat Statistik. 2014. Kabupaten Tolitoli dalam Angka. Tolitoli.

Badan Pusat Statistik. 2014. Sulawesi Tengah dalam Angka. Tolitoli

Bungin dan Burhan. 2006. Metode Penelitian Kuantitatif. Edisi 4, Cetakan Ke-2, Kencana, Jakarta..

Darmansyah, A. N. 2013. Analisis Efisiensi Teknis dan Faktor yang Mempengaruhi Efisiensi pada
Usahatani Kubis di Desa Talang Belitar Kecamatan Sindang Dataran Kabupaten Rejang
Lebong. JurnalAgrisep,12(2) : 177-194.

224
Departemen Pertanian. 2005. Prospek dan Arah Pengebangan Agribisnis Cengkeh.
http://www.deptan.go.id (05/02/15).

Dinas Perkebunan KabupatenTolitoli. 2015. Rekomendasi Kebutuhan Pupuk Tiap Pohon Komoditi
Perkebunan. Tolitoli.

Hendra, J. H. 2013. Strategi Pengembangan Agribisnis Komoditas Cengkeh Dalam Meningkatkan


Pendapatan Petani di Kabupaten Trenggalek. Jurnal Manajemen Agribisnis, 13(2) : 45-56.

Indra. 2011. Penentuan Skala Usaha dan Analisis Efisiensi Ekonomi Usahatani Kopi Rakyat di
Kabupaten Aceh Tengah. JurnalAgrisep12(1) : 1-8.

Nella, N. D. 2004. Perilaku Harga Dalam Pemasaran Cengkeh di Indonesia. Jurnal


EkonomiPertaniandanPembangunan, 1(1):22-28.

Ramli.2014. Peran Pertanian Terhadap Perekonomian Indonesia. http://blogspot.co.id/2014/01/ peran-


pertanian-terhadap-perekonomian.html (25/03/15).

Regina, S. 2014. Struktur Biya Panen Cengkeh di Desa Kaneyan Kecamatan Tareran Kabupaten
Minahasa Selatan. Jurnal Eugenia, 10(3) : 5-11.

Rinaldi J. 2013. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Produksi Kakao pada Perkebunan Rakyat di
Bali :Pendekatan Stochastic Frontier. Jurnal Sosial Ekonomi Pertanian Agribisnis, 10(1) : 47-
54.

Soekartawi. 2003. Teori Ekonomi Produksi dengan Pokok bahasan Analisis Fungsi Cobb-
Douglasss. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta

225

Anda mungkin juga menyukai